Penyelesaian :
Biaya
terkecil Tujuan (Kota) Perbedaan
Kapasitas
M O Baris
A 1,4 1,3 500 0,1
Biaya
terkecil Tujuan (Kota) Perbedaan
Kapasitas
M O Baris
Tujuan (Kota)
Kapasitas
M O
Pabrik B 1,5 1,4 6.000
Pilihan BM = 1.000
Permintaan 1.000 5.000
BO = 5.000
Ke
Dari Kota L Kota M Kota O Kapasitas
Z = 3.500 (1,2) + 500 (1,3) + 1.000 (1,5) + 5.000 (1,4) + 3.500 (1,3)
= Rp 17.900,-
Kesimpulan :
Sebaiknya perusahaan tersebut mengirim produk dari pabrik A ke kota L
sebesar 3.500 unit, pabrik A ke kota O sebesar 500 unit, pabrik B ke kota M sebesar
1.000 unit, pabrik B ke kota O sebesar 5.000 unit dan pabrik C ke kota M sebesar
3.500 unit karena akan memberikan total biaya pengangkutan yang minimum yaitu
sebesar Rp. 17.900,-.
3
Contoh 6 :
Suatu Perusahaan mempunyai tiga buah pabrik Minyak Goreng yang terletak
di kota K, L dan M dan dua kota yang merupakan pusat daerah yang perlu dikirim
minyak goreng tersebut adalah kota P dan Q. Kemampuan berproduksi pabrik di kota
K adalah 93.000 tangki, L adalah 110.000 tangki dan M adalah 77.000 tangki. Kota
P perlu dikirim sebesar 98.000 tangki minyak goreng dan kota Q sebesar 100.000
tangki.
Biaya transportasi per barrelnya adalah :
Pabrik K – kota P = Rp 4.000,- ; Pabrik K – kota Q = Rp 8.000,- ; Pabrik L – kota P
= Rp 16.000,- ; Pabrik L – kota Q = Rp 24.000,- ; Pabrik M – kota kota P = Rp
8.000,- dan Pabrik M – kota Q = Rp 16.000,-.
Buatlah rencana pengangkutan minyak goreng tersebut agar diperoleh total biaya
pengangkutan yang minimum!
Penyelesaian :
Iterasi I
Selisih
terbesar
Tujuan (Kota)
Kapasitas Perbedaan
P Q Semu
Baris
K 4.000 8.000 0 93.000 4.000
L 16.000 24.000 0 110.000 16.000
Pabrik
M 8.000 16.000 0 77.000 8.000
98.000
Permintaan 100.000 Pilihan MP = 77.000
Perbedaan Hilangkan baris M
4.000 8.000
Kolom
Biaya
terkecil Selisih
Kurangi 77.000 terbesar
menjadi 21.000
4
Biaya
terkecil
Tujuan (Kota) Perbedaan
Kapasitas
P Q Baris
Kurangi 93.000
Selisih menjadi 7.000
terbesar
Tujuan (Kota)
Kapasitas
P Q
Pabrik B 16.000 24.000 28.000
Pilihan LP = 21.000
Permintaan 21.000 7.000
LQ = 7.000
Ke
Dari Kota P Kota Q Kota Semu Kapasitas
4.000 8.000 0
Pabrik K 93.000
93.000
16.000 24.000 0
Pabrik L 110.000
21.000 7.000 82.000
8.000 16.000 0
Pabrik M 77.000
77.000
280.000
Permintaan 98.000 100.000 82.000
280.000
Kesimpulan :
Sebaiknya perusahaan tersebut mengirim minyak goreng dari Pabrik K ke
kota Q sebesar 93.000 tangki, Pabrik L ke kota P sebesar 21.000 tangki, Pabrik L ke
kota Q sebesar 7.000 tangki dan dari Pabrik M ke kota P sebesar 77.000 tangki karena
akan memberikan total biaya pengangkutan yang minimum yaitu sebesar Rp
1.864.000.000,-.
5
Penyelesaian :
Ke
Dari Kota L Kota M Kota O Kapasitas
Z = 3.500 (1,2) + 500 (1,3) + 1.000 (1,5) + 5.000 (1,4) + 3.500 (1,3)
= Rp. 17.900,-
Pengujian biaya transportasi :
Segi empat AM = AM – AO + BO – BM
= 1,4 – 1,3 + 1,4 – 1,5 = 0
Segi empat BL = BL – BO + AO – AL
= 1,5 – 1,4 + 1,3 – 1,2 = 0,2
Segi empat CO = CO – CM + BM – BO
= 1,5 – 1,3 + 1,5 – 1,4 = 0,3
6
Segi empat CL = CL – CM + BM – BO + AO – AL
= 1,2 – 1,3 + 1,5 – 1,4 + 1,3 – 1,2 = 0,1
Kesimpulan :
Sebaiknya perusahaan tersebut mengirim produk dari pabrik A ke kota L
sebesar 3.500 unit, pabrik A ke kota O sebesar 500 unit, pabrik B ke kota M sebesar
1.000 unit, pabrik B ke kota O sebesar 5.000 unit dan pabrik C ke kota M sebesar
3.500 unit karena akan memberikan total biaya pengangkutan yang minimum yaitu
sebesar Rp 17.900,-.
Contoh 8 :
Suatu Perusahaan mempunyai tiga buah pabrik Minyak Goreng yang terletak
di kota K, L dan M dan dua kota yang merupakan pusat daerah yang perlu dikirim
minyak goreng tersebut adalah kota P dan Q. Kemampuan berproduksi pabrik di kota
K adalah 93.000 tangki, L adalah 110.000 tangki dan M adalah 77.000 tangki. Kota
P perlu dikirim sebesar 98.000 tangki minyak goreng dan kota Q sebesar 100.000
tangki.
Biaya transportasi per barrelnya adalah :
Pabrik K – kota P = Rp 4.000,- ; Pabrik K – kota Q = Rp 8.000,- ; Pabrik L – kota P
= Rp 16.000,- ; Pabrik L – kota Q = Rp 24.000,- ; Pabrik M – kota kota P = Rp
8.000,- dan Pabrik M – kota Q = Rp 16.000,-.
Buatlah rencana pengangkutan minyak goreng tersebut agar diperoleh total biaya
pengangkutan yang minimum!
Penyelesaian :
Iterasi I
biaya terkecil biaya terkecil
kedua, dst pertama
Ke
Kota P Kota Q Kota Kapasitas
Dari Semu
4.000 8.000 0
Pabrik K 93.000
(2) 11.000 (1) 82.000
16.000 24.000 0
Pabrik L 110.000
(4) 10.000 (5) 100.000
8.000 16.000 0
Pabrik M 77.000
(3) 77.000
280.000
Permintaan 98.000 100.000 82.000
280.000
= Rp 3.220.000.000,-
Ke
Kota P Kota Q Kota Semu Kapasitas
Dari
4.000 8.000 0 93.000
Pabrik K
21.000 11.000 (+) (-) 82.000 72.000
Iterasi III
Ke
Kota P Kota Q Kota Semu Kapasitas
Dari
4.000 8.000 0
Pabrik K 93.000
21.000 72.000 (+) (-) 72.000
16.000 24.000 0
Pabrik L 110.000
28.000 100.000 (-) (+) 10.000 82.000
8.000 16.000 0
Pabrik M 77.000
77. 000
280.000
Permintaan 98.000 100.000 82.000
280.000
Ke Kota
Kota P Kota Q Kapasitas
Dari Semu
4.000 8.000 0
Pabrik K 93.000
21.000 (-) (+) 72.000 93.000
16.000 24.000 0
Pabrik L 110.000
21.000 (+) (-) 28.000 7.000 82.000
8.000 16.000 0
Pabrik M 77.000
77. 000
280.000
Permintaan 98.000 100.000 82.000
280.000
= Rp 1.864.000.000,-
Kesimpulan :
Sebaiknya perusahaan tersebut mengirim minyak goreng dari Pabrik K ke
kota Q sebesar 93.000 tangki, Pabrik L ke kota P sebesar 21.000 tangki, Pabrik L ke
kota Q sebesar 7.000 tangki dan dari Pabrik M ke kota P sebesar 77.000 tangki karena
akan memberikan total biaya pengangkutan yang minimum yaitu sebesar Rp
1.864.000.000,-.