Anda di halaman 1dari 166

BAB I

KONSEP ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

Selesai mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa mendapat


pemahaman tentang ilmu, kebenaran ilmiah, wawasan penelitian serta
terjadinya proses pola pikir. Selanjutnya diikuti dengan latihan
memberikan suatu ide untuk mendapatkan sebuah topik atau judul
penelitian sesuai dengan bidang teknik industri.

Ilmu atau sains, adalah pengetahuan tentang fakta – fakta, baik natura atau sosial,
yang berlaku umum dan sistematis. Ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan yang sudah
terorganisir serta tersusun secara sistematis menurut kaidah umum.

1. ILMU DAN PROSES BERPIKIR


Dua buah definisi dari ilmu, adalah sebagai berikut:
“Ilmu, adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan darimana
dapat disimpulkan dalil – dalil tertentu menurut kaidah – kaidah yang umum.”
“Ilmu, adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta
menyeluruh dan sistematis.”
Menurut Manaron (1953) Ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua
aspek tentang progress manusia secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya pengetahuan
yang telah dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan. Tan (1954), berpendapat,
ilmu bukan saja merupakan suatu himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga
merupakan suatu metodologi.
Ilmu menemukan materi – materi alamiah serta memberikan suatu rasionalisme
sebagai hukum alam. Ilmu membentuk kebiasaan serta meningkatkan keterampilan
observasi, percobaan, klasifikasi, analisis serta membuat generalisasi.
Konsep antara ilmu dan berfikir, adalah sama. Dalam memecahkan masalah,
keduanya dimulai dari adanya rasa sangsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat
umum. Kemudian timbul suatu pertanyaan yang khas, dan selanjutnya dipilih suatu
pemecahan tentative untuk penyelidikan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


1
Proses berfikir, adalah suatu refleksi yang teratur dan hati – hati. Proses berpikir
lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan
yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas.
Bagaimana kira – kira proses yang terjadi ketika berpikir? Menurut Dewey (1933)
proses berpikir dari manusia normal mempunyai urutan berikut :
 Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat,
ataupun dalam menerangkan hal – hal yang muncul secara tiba – tiba.
 Kemudian rasa sulit tersebut diberi devinisi dalam bentuk permasalahan.
 Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka – reka, hipotesis,
inferensi, atau teori.
 Ide – ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi
dengan jalan mengumpulkan data.
 Menguatkan pembuktian tentang ide – ide diatas dan menyimpulkannya baik
melalui keterangan ataupun percobaan.
Menurut Kelly (1930) proses berpikir menuruti prises – proses berikut :
 Timbul rasa sulit
 Rasa sulit tersebut didefinisikan
 Mencari suatu pemecahan sementara.
 Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental
 Memberikan suatu pandangan kedepan atau gambaran mental tentang situasi yang
akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir secara nalar mempunyai
dua buah kriteria penting, yaitu :
 Ada unsur logis di dalamnya.
Tiap bentuk berpikir mempunyai logika sendiri. Dengan kata lain berpikir
secara nalar tidak lain dari berpikir secara logis.
 Ada unsur analitis di dalamnya.
Dengan logika yang ada ketika berpikir, maka kegiatan berpikir itu secara
sendirinya mempunyai sifat analitis, yang mana sifat ini merupakan konsekuensi
dari adanya pola berpikir tertentu. Berpikir secara alamiah berarti malakukan
kegiatan analitis dalam menggunakan logika secara ilmiah.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


2
2. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENELITIAN
Penelitian, adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research itu sendiri
berasal dari kata re yamg berarti “ kembali “ dan to search yang berarti mencari. Dengan
demikian , arti yang sebenarnya “ MENCARI KEMBALI “.
Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang
amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.Menurut ilmuwan Hillway penelitian tidak lain
merupakan suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-
hati dan sempurna terhadap suatu masalah , sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut. Whitney mengutip beberapa definisi tentang penelitian yang
diturunkan dibawah ini.
Penelitian, adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa
pencarian itu dilakukan tehadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
Penelitian, adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk
menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hokum (John,1949).
Penelitian, adalah transformasi yang terkendalikan dari situasi yang dikenal dalam
kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya seperti mengubah unsur dari
situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu (Dewey,1936).
Dari tanggapan serta definisi2 tentang penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah
suatu penyelidukan yang terorganisasi. Dalam definisi diatas penekanan diletakan dalam
system asuhan sebagai atribut yang mutlak.
Penelitian juga bertujuan : untuk mengubah kesimpulan2 yang telah diterima ataupun
mengubah dalil2 dengan adanya aplikasi baru dari dalil tersebut. Dari situ, Penelitian
dapat di artikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi artian yang terus menerus
terhadap sesuatu.
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Dalam
penelitian ilmiah ini, selalu ditemukan dua unsure penting yaitu :unsure observasi dan
nalar. Observasi merupakan kerja dengan mana pengetahuan mengenai fakta2 tertentu
yang diperoleh melalui kerja mata(pengamatan) dengan menggunakan persepsi,dan nalar
: adalah sesuatu kekuatan ,hubungan dengan interelasi terhadap pengetahuan yang timbul.
Sebegitu jauh dutetapkan sebagai pengetahuan yang sekarang.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


3
3. ILMU, PENELITIAN, DAN KEBENARAN
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya Ilmu, adalah suatu pengetahuan yang
sistematis dan terorganisasi. Penelitian adalah suatu penyelidikan yang hati2 adalah suatu
penyelidikan yang hati2 serta teratur dan terus menerus untuk memecahkan suatu
masalah.
Pertama-tama mari kita lihat hubungan antara ilmu dengan penelitian.Menurut Almack
hubungan antara ilmu dengan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah
proses dan hasil adalah ilmu.
Akan tetapi Whitney berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama2 proses
sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah
kebenaran. Kebenaran yang diperoleh melelui penelitian terhadap fenomene yang fana
adalah suatu kebenaran yang telah ditemukan melelui proses ilmiah, karena penemuan
tersebut dilakukan secara ilmiah. Sebaliknya banyak juga kebenaran terhadap fenomena
yang fana diterima tidak melalui proses penelitian. Umumnya, suatu kebenaran ilmiah
dapat diterima dikarenakan oleh 3 hal yaitu: 1) Adanya Koheren
2) Adanya Koresponden
3) Pragmatis
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren dengan pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Dasar lain untuk mempercayai kebenaran adalah: sifat
koresponden yang dprakarsai oleh Bertran Russel (1872-1970). Suatu pernyataan
dianggap benar jika, materi pengetahuan yang twrkandung dalam pernyataan tersebut
berhubungan dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

4. KEBENARAN NON ILMIAH


Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah . Kadangkala
kebenaran dapat ditemukan melalui proses non ilmiah. Seperti,:
a. Penemuan kebenaran secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Allah , walaupun
penemuan kebenaran secara kebetulan bukanlah kebenaran yang ditemukan secara
ilmiah ,tetapi banyak penemuan tersebut telah menggoncang dunia ilmu pengetahuan;
Misalnya : penemuan kristal urease oleh Dr. J.S. Summers. Akan tetapi tidak selalu
penemuan secara kebetulan merupakan kenenaran asasi. Adakalanya secara kebetulan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


4
dapat membuat seseorang menjadi tertipu karena hubunganya yang seakan-akan ada
artinya padahal hubungan tersebut berdiri sendiri.
b. Penemuan dengan cara akal sehat
Merupakan serangkaian konsep yang memuaskan untuk digunakan secara praktis. Akal
sehat dapat pula mengahasilkan kebenaran dan dapat pula menyesatkan. Karena
kebenaran yang diperoleh dengan cara akal sehat sangat dipengaruhi oleh kepentingan
yang menggunakannya, maka sering orang mempersempit pengamatan kepada hal2 yang
bersifat negative saja. Karena itu penemuan dengan cara akal sehat menjurus kepada
prasangka.
c. Penemuan kebenaran secara wahyu
Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu merupakan kebenaran mutlak,jika wahyu
datangnya dari Allah melalui Rosul dan Nabi. Kebenaran yang diterima sebagai wahyu
bukanlah disebabkan oleh hasil usaha penalaran manusia secara aktif.
d. Penemuan kebenaran secara intuitif
Kebenaran dapat juga diperoleh berdasarkan intuisi. Kebenaran dengan intuisi diperoleh
secara cepat sekali melalui proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses
berfikir, ataupun melalui renungan.
e. Penemuan kebenaran melalui trial dan error
Bekerja secara trial dan error adalah melakukan sesuatu secara aktif dengan mengulang-
ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan materi.
f. Penemuan kebenaran melalui Spekulasi
Penemuan kebenaran melalui spekulasi sedikit lebih tinggi tarafnya dari penemuan secara
trial dan error. Jika dalam penemuan secara trial dan error peneliti tidak mempunyai
paduan sama sekali , maka dengan penemuan melalui spekulasi seseorang dibimbing oleh
suatu pertimbangan, walaupun pertimbangan tersebut kurang dipikirkan secara masak2
tetapi dikerjakan dengan suasana penuh dengan resiko.
g. Penemuan kebenaran karena Wibawa
Kebenaran ada kalanya diterima karena dipengaruhi oleh kewibawaanb seseorang .
Kebenaran karena wibawa dianggap suatu kebenaran yang diperoleh tanpa prosedur
ilmiah.

5. PROPOSISI, DALIL, TEORI, DAN FAKTA


Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita. Proposisi yang sudah mempunyai
jangkauan cukup luas dan telah didukung oleh data empiris dinamakan dalil(scientific

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


5
law). Dengan perkataan lain dalil adalah singkatan dari suatu pengetahuan tentang
hubungan sifat2 tertentui yang bentiuknya lebih umum jika dibandingkan dengan
penemuan2 empiris pada mana dalil tersebut didasarkan.
Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis dalam gejala social
maupun natura yang i9ngin diteliti.
Fakta adalah pengamatan yang telah diveri fikasikan secara empiris. Fakta dapat menjadi
ilmu dapat juga tidak.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori.
Yaitu: 1) Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak yang sudah
didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur2 dalam set tersebut secara jelas
pula.
2) Teori menjelaska hubungan antar variable atau antar konstrak sehingga
pandangan yang sistematis dari fenomene2 yang diterangkan oleh variable dengan jelas
kelihatan.
3) Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable mana
yang berhubungan dengan variable mana..
Sebagai alat ilmu, teori mempunyai peranan sebagai berikut:
a. Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan
definisi terhadap jenis2 data yang akan dibuat abstraksinya.
b. Teori memberikan rencana (scheme) konsepsual, dengan rencana mana
fenomene2 yang relevan disistematiskan, diklasifikasikan, dihubung-hub
ungkan.
c. Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empi-
ris dan system generalisasi.
d. Teori memberikan prediksi terhadap fakta.
e. Teori memperjelas celah-celah di dalam pengetahuan kita.
Peranan fakta terhadap teori, sebagai berikut :
 Fakta menolong memprakarsai teori
 Fakta memberi jalan dalam mengubah atau memformulasikan teori baru.
 Fakta dapat membuat penolakan terhadap teori.
 Fakta dapat menukar fokus dan orientasi dari teori.
 Fakta dapat memperterang dan memberi definisi kembali terhadap teori.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


6
Penelitian dan teori juga mempunyai hubungan yang sangat erat. Teori memberi
dukungan kepada penelitian dan dilain pihak, penelitian juga memberi konstribusi kepada
teori.
Dapat disimpulkan bahwa teori memberikan konstribusi terhadap penelitian antara lain,
dengan jalan:
1. Teori meningkatkan keberhasilan penelitian karena teori dapat menghubungkan
penemuan-penemuan yang tampaknya berbeda ke dalam suatu keseluruhan serta
memperjelas proses2 yang terjadi didalamnya.
2. Teori dapat memberikan penjelasan terhadap hubungan-hubungan yang diamati dalam
suatu penelitian.
Makin banyak penelitian yang dituntun oleh teori, maka makin banyak pula konstribusi
penelitian yang secara langsung dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.

LATIHAN 1 :
1. Cobalah perhatikan kondisi sekitar anda atau berpikirlah tentang segala
peristiwa pengalaman yang telah anda alami dengan menggunakan pola
pikir secara ilmiah.
2. Setelah itu gunakan imajinasi anda untuk mencetuskan ide mendapatkan
sebuah judul penelitian.
3. Diskusikan topik atau judul itu dengan beberapa teman mahasiswa, apakah
judul yang anda dapatkan tersebut cukup layak untuk dijadikan bahan
penenelitian ?

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


7
BAB II
PERANAN DAN JENIS-JENIS
PENELITIAN

Selesai bab ini, diharapkan mahasiswa memahami tentang peranan


penelitian dan topik penelitian yang diambil termasuk jenis
penelitian yang mana.

1. KEGUNAAN DAN PERANAN PENELITIAN


Kegunaan Penelitian, adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk,
dan konsekuansi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja dikontrol
melalui percobaan ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang
peranan yang amat penting dalam memberikan pondasi terhadap tindak serta keputusan
dalam segala aspek pembangunan. Banyak studi menyimpilkan bahwa konstribusi dari
penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi di bandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan tersebut.
Ada 2 cara untuk menilai benefit dari penelitian,yaitu:
1. Menggunakan teknik Internal rate of return to Investment.
2. Menghitung nilai marginal dari out put per dolar modal yang ditanam-
kan dalam penelitian.

2. JENIS-JENIS PENELITIAN
Secara umum penelitian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu;
 Penelitian Dasar (basic research)
Penelitian dasar atau penelitian murni, adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada
perhatian dan rasa keingintahuan terhadap hasil suatu aktifitas. Penelitian dasar
dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar,
adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-
hukumnya.
 Penelitian Terapan
Penelitian terapan, adalah penyelidikan yang hati-hati dan sistematik dan terus menerus
terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


8
tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan
aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.
 Penelitian eksperimen, adalah penelitian untuk mengenalkan metoda baru, memajukan
cara-cara baru, mengembangkan prototype, ataupun menguji kebenaran.

Charters (1925) yang disiter oleh Whitney (1950) memberikan 5 buah langkah dalam
melaksanakan penelitian terapan. Kelima lamgkah tersebut adalah :
1. Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa kelemahannya.
2. Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh dipilih untuk penelitian.
3. Biasanya dilakukan pemecahan dalam laboraturium.
4. Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk
diterapkan.
5. Pemecahanya dipertahankan dan menempatkanya dalam sustu kesatuan sehingga ia
menjadi bagian yang permanent dari suatu system.

3. PENELITIAN ILMU SOSIAL VS ILMU NATURA


Ilmu-ilmu sosial seperti halnya dengan ilmu-ilmu natura merupakan suatu peng
tahuan yang bersifat umum, sistematik,dalam mana disimpulkan dalil-dalil ter -
tentu dalam hubungan manusia yang bersifat umum. Penelitian dalam ilmu sos-
ial seperti halnya dengan semua penelitian pada umumnya, merupakan suatu -
proses yang terus menerus kritis dan terorganisasi untuk mengadakan analisis -
dan memberikan intepretasi terhadp fenomena social yang mempunyai hubung
an yang kait mengait.

4. BEBERAPA SIFAT(CIRI) KHAS PENELITIAN


Terdapat 8 (delapan) kriteria atau ciri-ciri penelitian, sebagai berikut :

 Penelitian harus berkisar disekeliling masalah yang ingin dipecahkan


 Penelitian sedikit-dikitnya mengandung unsur-unsur orisinalitas.
 Penelitian harus didasarkan pada pandangan “ingin tahu”
 Penelitian harus berdasar asumsi, bahwa suatu fenomena mempunyai hukum
dan pengaturan.
 Penelitian berkehendak untuk menemukan generalisasi atau dalil.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


9
 Penelitian merupakan studi tentang sebab-akibat.
 Penelitian harus menggunakan pengukuran yang akurat.
 Penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar diketahui.

5. SYARAT UTAMA UNTUK BERHASILNYA PENELITIAN


Penelitian yang efektif tidak dapat terjadi seenaknya saja, tetapi harus didukung
oleh faktor-faktor penunjang serta sarana dan prasarana yang cukup.
Somers (1959) memberikan beberapa syarat agar pelaksanaan penelitian berjalan dengan
lancar. Syarat tersebut, adalah :
a. Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya penelitian untuk suatu negara
ataupun daerah
b. Harus ada sarana dan pembiayaan yang cukup.
c. Hasil penelitian harus dengan segera diterapkan.
d. Harus ada kebebasan dalam melekukan penelitian.
e. Peneliti harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan.
Kualifikasi peneliti harus didasarkan kepada intelegensi, kekuatan bekerja serta sifat jujur
dan rajin. Whitney (1960) memberikan beberapa criteria yang harus dipunyai oleh
peneliti,yaitu :
1. Daya Nalar
Seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tingg, yaitu adanya kemempuan untuk
memberi alasan dalam memecahkan masalah baik secar induktif maupun deduktif.
2. Orisinalitas
Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif.
3. Daya Ingat
Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat selalu ekstensf dan logis.
4. Kewaspadaan
Seorang peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan terhadap
perubahan yang terjadi atas sesuatu variabel atau atas suatu sifat fenomena
5. Akurat
Seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat perhitungan yang
akurat tajam serta beraturan.
6. Konsentrasi

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


10
Seorang peneliti arus mempunyai kekuatan konsentrasi yang tinggi, kemauan yang keras,
serta tidak cepat muak.
7. Dapat bekerja sama
Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat bekerja sama dengan siapapun
8. Kesehatan
Seorang peneliti harus sehat baik jiwa maupun fisik.
9. Semangat
Kesehatan peneliti harus ditunjang pula oleh adanya semangat untuk meneliti.
10.Pandangan moral
Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, mempunyai moral yang
tinggi,beriman dan dapat dipercaya.
Tingkat keterampilan dalam melaksanakan penelitian dapat dikategorikan atas 4
Tingkat yaitu :
 Keterampilan infentif
Merupakan sifat umum dari manusia
 Keterampilan teknis engineering
Keterampilan jenis ini sangat diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah terutama
dinegara2 berkembang.
 Keterampilan teknis-ilmiah
Keterampilan ini biasanyan diperoleh sesudah menamatkjan program magister pada
perguruan tinggi.
 Keterampilan ilmiah-konseptual
Keterampilan ini timbul bersamaan dengan meningkatnya derajat keilmuaun di dunui
yang dimiliki oleh bseseoarang yang mampu.

LATIHAN 2 :
1. Dalam latihan 1, anda telah mendiskusikan judul penelitian. Lanjutkan dengan
membuat estimasi apakah penelitian itu layak untuk dilaksanakan sampai
berhasil. Buatlah analisis singkat.
2. Selanjutnya dengan karakter dan materi penelitian itu, tentukan penelitian
anda termasuk jenis penelitian apa ? Berikan alasannya.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


11
BAB III
VARIABEL PENELITIAN

Diharapkan selesai membahas bab ini, mahasiswa dapat mengenal dan


memahami serta menggunakan berbagai variabel dalam penelitian.
Disamping itu dapat memeriksa hubungan antar variabel yang
independent maupun saling berpengaruh
1. KONSEP VARIABEL
Variabel, adalah semua ciri atau faktor yang mempunyai variansi nilai, yang
diukur dan diuji untuk menjelaskan hubungan (diungkapkan atau tidak diungkapkan
dalam hipotesis) guna pemecahan permasalahan penelitian. Eksistensi variabel
mempunyai kaitan dan bisa saling mempengaruhi. Jika hubungan antar variabel diketahui
maka dapat meramalkan dan menjelaskan fenomena teori. Variabel juga berarti : obyek
atau subyek yang memiliki karakter dengan nilai yang berbeda dan bervariasi.

2. KLASIFIKASI VAIABEL
Klasifikasi variabel yang benar memerlukan penguasaan dasar teori yang kuat dan
mendalam serta memerlukan model serta kerangka teoritis yang mantap.
Berdasarkan fungsi atau hubungannya, variabel dibedakan atas :
a. Variabel sebab atau disebut juga variabel pengaruh/ peubah/ variabel indikator/
variabel eksperimen/ variabel bebas (independent variable), adalah variabel yang menjadi
pokok permasalahan yang ingin diteliti.
b. Variabel penghubung (intervening variable) adalah variabel yang tidak dapat diamati
secara langsung peristiwanya tetapi dapat diamati hasilnya.
c. Variabel akibat atau variabel terikat atau variabel terpengaruh atau variabel
tergantung (dependent variable) adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel
bebas yang diukur untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh dari variabel bebas.
Berdasarkan keberadaannya dalam model analisis, variabel dapat
dibedakan atas :
a. Variabel endogen yakni variabel yang dimasukkan ke dalam model.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


12
b. Variabel eksogen yakni variabel yang tidak
dimasukkan ke dalam model.
Berdasarkan keberadaannya dalam model analisis, variabel dapat dibedakan
atas :
1. Variabel numerik atau kuantitatif, meliputi :
a. Variabel numerik kontinyu (bilangan pecahan)
 Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan.
 Variabel interval, yaitu variabel yang mempunyai jarak,jika dibandingkan
dengan variaable lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dnegan pasti.
 Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antar
sesamanya merupakan “ sekian kali”
b. Variabel numerik diskrit (bilangan bulat)
c. Variabel anumerik atau kuantitatif atau kategoris, meliputi :
- Variabel kategori perbedaan derajat (strata)
- Variabel kategori perbedaan jenis (klaster)

3. HUBUNGAN VARIABEL
Inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan dan kaitan pengaruh antar
variabel. Pada dasarnya terdapat tiga jenis hubungan antar variabel, yaitu :
a. Hubungan simetris, apabila variabel yanga satu tidak disebabkan/dipengaruhi oleh
variabel lainnya.
b. Hubungan timbal balik (reciprocal), apabila suatu waktu variabel X mempengaruhi
variabel Y dan diwaktu lain variabel Y mempengaruhi X.
c. Hubungan asimetris, dimana variabel independent tidak pernah menjadi dependent dan
sebaliknya. Disini terdapat beberapa hubungan asimetris, yaitu :
1. Hubungan stimulus-respons
2. Hubungan disposisi-respons
3. Hubungan prakondisi tertentu dengan akibat
4. Hubungan permanen antara dua variabel
5. Hubungan antara tujuan dengan cara tertentu.

4. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


13
Definisi Operasional Variabel, adalah suatu definisi mengenai
variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel
tersebut yang dapat diamati.
Cara merumuskan Definisi variabel dalam penilitian menurut Tuckman
1978, adalah sebagai berikut :
1.Definisi operasional dapat dirumuskan berdasarkan proses apa yang harus
dilakukan agar variabel yang didefinisikan itu terjadi.
Contoh :
Variabel “Kecemasan”dapat dioperasionalkan sebagai suatu keadaan akibat
subyek dihadapkan pada ancaman keselamatan.
Variabel “Lapar”dapat dioperasionalkan sebagai suatu keadaan bilamana
subjek tidak diperbolehkan makan apapun juga selama lebih dari 10 jam.
Variabel “Ekposi yang lama terhadap film kekerasan” dapat
dioperasionalkan sebagai situasi dimana subjek menonton hanya film-film
kekerasan setiap hari untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan.
Karena terbentuknya definisi operasional tergantung pada manipulasi atau
proses yang menyebabkan timbulnya variabel yang bersangkutan maka cara
definisi tipe ini sangat cocok untuk mengoperasionalkan variabel bebas.
2. Definisi operasional dibuat berdasarkan bagaimana cara kerja variabel
yang bersangkutan, yaitu apa yang menjadi sifat dinamiknya.
Sifat dinamik manusia diperlihatkan dalam bentuk perilaku, oleh karena itu
operasionalisasi dengan cara ini menggambarkan tipe manusia berdasarkan
perilaku yang nyata dan dapat diamati yang berkaitan dengan tipe atau
keadaan orang yang bersangkutan.
Contoh :
Konsep mengenai orang yang “Cerdas” dioperasionalkan sebagai orang yang
berhasil menjawab lebih dari 75% pada suatu tes kemampuan umum.
Orang yang “Rajin” dioperasionalkan sebagai yang datang kuliah dengan
frekuensi bolos tidak lebih dari 3 kali dalam satu semester.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


14
Dikarenakan cara pendifinisian variabel didasarkan pada sifat dinamis yang
ada pada subjeknya, maka cara operasionalisasi seperti ini sangat cocok
untuk mendefinisikan variabel tergantung.

3. Definisi operasional dibuat berdasarkan criteria pengukuran yang


diterapkan pada variabel yang didefinisikan.
Dalam hal ini angka atau skor pada alat ukur dianggap representasi dari
konsep mengenai variabel yang diukur.
Contoh :
Variabel “Kecerdasan” yang secara konseptual memiliki banyak sekali
definisi dapat dioperasinalkan sebagai IQ pada skala WAIS,atau
dioperasionalkan sebagai angka yang diperoleh pada tes SPM.
(Sumber : Saifudin Azwar, 2004, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta).
Demikianlah tentang pengertian definisi operasional variabel dan cara
merumuskan definisi operasional variabel dalam penelitian.
Pengertian Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi,yaitu
factor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.

Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variablesd)


Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk
menentukan adanya pengaruh variabel bebas,yaitu factor yang muncul,atau
tidak muncul,atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.
Contoh :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


15
Jika seorang peneliti ingin mengkaji hubungan antara dua variabel, misalnya
variabel waktu untuk belajar (A) dan prestasi belajarnya (B), maka apabila
waktu yang dipakai untuk belajar lebih banyak atau lebih sedikit ?”
Banyak sedikitnya waktu belajar yang dipakai oleh pembelajar
diidentifikasikan sebagai variabel bebas,sedangkan prestasi belajar sebagai
variabel terikat. Variabel ini (waktu belajar) dimanipulasi atau di ubah untuk
menyebabkan terjadinya perubahan pada variabel lainnya (prestasi belajar)

(Masih banyak lagi contoh-contoh yang dapat disesuaikan dengan disiplin


ilmu masing-masing).

5. ANALISIS REGRESI DAN ANALISIS KORELASI UNTUK


MENGETAHUI HUBUNGAN DAN KEKUATAN HUBUNGAN
ANTAR VARIABEL YANG SALING BERPENGARUH
Pengertian :
1. Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis
regresi, variabel yang mempengaruhi disebut Independent Variabel (variabel
bebas) dan variabel yang hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel
terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan jika
variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi
berganda.
2. Analisis Korelasi merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat
keeratan hubungan antara 2 variabel. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi
menjadi 3 kriteria, mempunyai hubungan positif, mempunyai hubungan
negative dan tidak mempunyai hubungan.
Analisis Regresi Sederhana : digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari variabel bebas terhadap variabel terikat atau dengan kata lain untuk
mengetahui seberapa jauh perubahan variabel bebas dalam mempengaruhi

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


16
variabel terikat. Dalam anilisis regresi sederhana, pengaruh pengaruh satu
varibel bebas terhadap variabel terikat dapat dibuat persamaan sebagai
berikut : Y = a + b X. Keterangan : Y : variabel terikat (Dependent
Variable); X : variabel bebas (Independent Variable); a : Konstanta; dan b:
Koefisien Regresi. Untuk mencari persamaan garis regresi dapat digunakan
berbagai pendekatan (rumus), sehingga nilai konstanta (a) dan nilai koefisien
regresi (b) dapat dicari dengan metode sebagai berikut :

a=[

b=[N

Contoh
Berdasarkan hasil pengambilan sampel secara acak tentang pengaruh lamanya belajar (X)
terhadap nilai ujian (Y) adalah sebagai berikut :
(nilai ujian) X(lama belajar) XY
40 4 16 160
60 6 36 360
50 7 49 350
70 10 100 700
90 13 169 1.170

Dengan menggunakan rumus diatas,nilai a dan b akan diperoleh sebagai


berikut :
a=[(

a=[310.370)-(40.2740)]/[(5.370)-402]=20,4
b=[N( ]

b=[(5.2.740)-(40.310]/[(5.370)-402]=5,4
Sehingga persamaan regresi sederhana adalah Y=20,4+5,2X
berdasarkan hasil penghitungan dan persamaan regresi sederhana tersebut
diatas, maka dapat diketahui bahwa: 1) Lamanya belajar mempunyai

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


17
pengaruh positif (koefisien regresi (b)=5,4) terhadap nilai ujian, artinya jika
semakin lama dalam belajar maka akan semakin baik atau lama belajar sama
dengan nol, maka nilai ujian adalah sebesar 20,4 dengan asumsi variabel-
variabel lain yang dapat mempengaruhi dianggap tetap.
Analisis Korelasi (r) : digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya derajat/
kekuatan hubungan antar variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya derajat
keeratan tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasinya. Koefisien korelasi
yang mendekati angka +1 berarti terjadi hubungan positif yang erat, bila
mendekati angka -1 berarti terjadi hubungan negative yang erat. Sedangkan
koefisien korelasi mendekati angka 0 (nol) berarti hubungan kedua variabel
adalah sangat erat atau sangat sempurna namun hal ini sangat jarang terjadi
dalam data riel. Untuk mencari nilai koefisien korelasi (r) dapat digunakan
rumus sebagai berikut :

r=[(N. Y)2]}

Contoh :
Sampel yang diambil secara acak dari 5 mahasiswa, didapat data nilai Statistik
dan Matematika Sebagai berikut :
Sampel X(statistik) Y(Matematika XY
)
1 2 3 6 4 9
2 5 4 20 25 16
3 3 4 12 9 16
4 7 8 56 49 64
5 8 9 72 64 81
Jumlah 25 28 166 151 186

r=[(N.

r=[(5.166)-(25.28)/ 0,94

Nilai koefisien korelasi sebesar 0,94 atau 94 % menggambarkan bahwa


antara nilai statistik dan matematika mempunyai hubungan positif dan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


18
hubungan erat, yaitu jika mahasiswa mempunyai nilai statistiknya baik maka
nilai matematikanya juga akan baik dan sebaliknya jika nilai statistik jelek
maka nilai matematikanya juga jelek.
Dari sini dapat diketahui, apabila salah satu variabel digunakan
sebagai variabel bebas atau terikat dalam suatu penelitian, maka keduanya
akan menghasilkan perhitungan yang baik dan akurat, karena hubungan
kedua variabel sangat kuat, yaitu sebesar : 94 %.

LATIHAN 3 :
1. Carilah dua variabel atau lebih. Periksalah secara fungsional termasuk
jenis-jenis variabel apa ? Dan tetapkan mana variabel yang saling
berpengaruh.
2. Diskusikan secara kelompok variabel yang anda pilih itu apa sudah cocok
dengan judul/ topik yang ambil ? Dan termasuk hubungan apa ?
3. Dengan variabel yang anda tentukan, buatlah estimasi manfaat apa yang
anda dapatkan jika variabel itu di-treatment dengan suatu metode tertentu !
4. Carilah sejumlah variabel bebas dan terikat, selanjutnya ujilah hubungan
dan derajad/ kekuatan hubungan antar variabel-variabel tersebut !

TUGAS BESAR KHUSUS KELOMPOK :


Pilihlah skripsi teknik industri (di perpustakaan). Selanjutnya periksa
variabel bebas dan terikat dalam bab III./ Selanjutnya gunakan data-data
dalam bab IV skripsi itu, dan lakukan pengecekan dengan perhitungan
menggunakan analisis regresi dan korelasi untuk mengetahui berapakah
derajad/ kekuatan hubungan antar variabel bebas dan terikat yang saling
berpengaruh. Ini sebagai tugas besar kelompok (dikumpulkan paling lambat
dalam 2 minggu).

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


19
BAB IV
METODE ILMIAH

Dari bab ini, diharapkan mahasiswa mulai memahami dasar-dasar dari


metode ilmiah sebagai bekal untuk menetapkan metode penelitian yang
tepat untuk digunakan dalam penelitian

1. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN METODE ILMIAH


Metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan
menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.
Menurut Almack (1979) metode ilmiah, adalah cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.Sedangkan menurut
Ostle (1975) metode ilmiah, adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh
sesuatu interelasi. Dengan perkataan lain, secara umum metode ilmiah merupakan
pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis,
menjawab pertanyaan-pertanyaan, menemukan fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan yang sistematis. Sehingga antara penelitian dengan metosde ilmiah memilki
hubungan yang sangat dekat.

2. KRITERIA METODE ILMIAH


Suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah jika metode
tersebut mempunyai kriteria, sebagai berikut :
 Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisis haruslah berdasarkan fakta” yang nyata.
 Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebes prasangka,bersih dan jauh dari
pertimbangan subjektif.
 Menggunakan prinsip analisis

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


20
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks harus
digunakan prinsip analisis. Semua masalah harus divcari sebab-akibat serta pemecahanya
dengan menggunakan analisis yang logis.
 Menggunakan Hipotesis
Dalam menggunakan metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses
berpikir dengan menggunakan analisis.Hipotesis harus ada untuk menyelesaikan
persoalan serta memadu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil
yang akan diperoleh mengenai sasaran dengan tepat.
 Menggunakan ukuran objektif
Kerja peneliti dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran
tidak boleh dengan merasa-rasa atau menurut hati nurani.Pertimbangan” harus dibuat
secara objektif .
 Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan,
kecuali untuk atribut” yang tidak dapat di kuantifikasi.misalnya seperti
ton,ohm,kilogram,dll.

3. LANGKAH DALAM METODE ILMIAH


Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti
langkah” tertentu.
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode
ilmiah, yaitu:
 Pemilihan bidang topik
 Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah yang ingin dipecahkan .
 Membangun sebuah bibliografi
 Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
 Membeda-bedakan dan membuat out line dari unusur” permasalahan.
 Mengklasifikasikan unsur” dalam masalah menurut hubungannya dengan data, baik
langsung maupun tidak langsung.
 Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok” dasar
masalah.
 Menentukan apakah data / bukti yang diperlukan tersedia atau tidak.
 Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


21
 Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan .
 Mengatur data secara sistematis
 Menganalisi data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
 Mengatur data untuk presentase dan penampilan.
 Menggunakan citasi, referensi, footnote (catatan kaki)
 Menulis laporan penelitian.
Abelson (1933) memberikan langkah-langkah pelaksanaan penelitian secara
ilmiah, seperti berikut :
1. Tentukan judul. Judul dinyatakan secara singkat.
2. Pemilihan masalah, harus:
a. menyatakan apa yang disarankan oleh judul,
b. memberikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki
masalah menurut kepentingan umum,
c. sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi, situasi, dan
hal-hal lain menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah. Dalam pemecahan masalah harus diikuti hal-hal lain berikut:
a. Analisis harus logis
b. Prosedur yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c. Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
d. Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang
digunakan.
e. Tunjukkan cara data dikelola samapai mempunyai arti dalam memecahkan
masalah.
f. Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta hubungannya dalam berbagai
fase penelitian.
4. Kesimpulan
a. Berikan kesimpulan dari hipotesis. Nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang
mungkin diperoleh.
b. Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan beberapa implikasi dari produk
hipotesis dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan
masalah. Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat daan berikan referensi

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


22
bibliografi yang mungkin ada manfaatny asebagai model dalam memecahkan
masalah.

Berdasarkan pandangan para ahli tersebut di atas, penelitian dengan menggunakan


metode ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah
2. Mengadakan studi kepustakaan
3. Menformulasikan hipotesis
4. Menentukan model untuk menguji hipotesis
5. Mengumpulkan data
6. Menyusun, menganalisis, memberikan interpretasi
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
8. Membuat laporan ilmiah

LATIHAN 4 :
1. Setelah anda mengembangkan topik beserta analisisnya, buatlah urutan
langkah-langkah metode ilmiah penelitian tersebut dilengkapi uraiannya.
2. Selanjutnya pilihlah metode khusus yang sesuai untuk mengolah data sebagai
langkah menuju solusi terhadap permasalahan. Berikan alasan terhadap
pemilihan metode treatment yang anda gunakan sesuai dengan bidang teknik
industri. Untuk keperluan ini, anda perlu melakukan studi banding dengan
mempelajari hasil-hasil laporan penelitian teknik industri di perpustakaan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


23
BAB V
METODE PENELITIAN

Pada bab ini, diuraikan beberapa metode penelitian secara umum yang
digunakan dalam berbagai bidang penelitian. Diharapkan mahasiswa
dapat memahami konsep-konsep tentang metode penelitian. Tetapi
metode penelitian secara khusus yang digunakan dalam penelitian
bidang teknik industri jauh lebih banyak dari pada yang dibahas dalam
bab ini. Oleh sebab itu bagian ini merupakan pengantar yang dapat
diperluas dan diperdalam lagi pada kesempatan perkuliahan yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah metodologi penelitian

1. LANDASAN POLA PIKIR


Untuk membahas metode penelitian lebih dalam diperlukan pemahaman terlebih
dahulu, bahwa bagi seorang peneliti sebelum melaksanakan penelitian, terdapat 3
pertanyaan pokok sebagai landasan pola pikir yang perlu dijawab, yakni : 1) Urutan kerja
apakah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian ?; 2) Alat-alat apa yang
digunakakan dalam mengukur ataupun untuk mengumpulkan data ?; dan 3) Bagaimana
melaksanakan penelitian tersebut ?
Selain itu perlu juga mengetahui pengertian dari : prosedur penelitian, yakni
memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu
penelitian; Teknik penelitian, menunjukkan alat-alat pengukur apa saja yang diperlukan
dalam melaksanakan penelitian; dan metode penelitian, yakni memandu penelitian
tentang urutan-urutan langkah kegiatan bagaimana penelitian harus dilakukan.

2. PENGELOMPOKAN METODE PENELITIAN

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


24
Lebih luas lagi, untuk mengetahui lebih seksama tentang metode penelitian,
sebelumnya perlu menelaah tentang pengelompokan penelitian.
Dalam mengelompokkan metode-metode penelitian, kriteria yang dipakai adalah
teknik serta prosedur penelitian. Crawford (1928) membagi penelitian atas atas 14 jenis,
sebagai berikut :
1. Eksperimen 8. Interview
2. Sejarah 9. Questionair
3. Psikologis 10.Observasi
4. case study 11. Pengukuran
5. Survei 12. Statistik
6. Membuat kurikulum 13. Tabel dan grafik
7. Analisis pekerjaan 14. Teknik perpustakaan

3. DASAR PENGELOMPOKAN
Dewasa ini pengelompokan penelitian lebih banyak didasarkan, pada :
1. Sifat masalah yang dipecahkan
Pengelompokan berdasarkan sifat masalah membagi penelitian dengan
memperhatikan apakah masalah yang akan dipecahkan tersebaut, masalah yang dapat
dikontrol atau tidak.masalah social atau masalah natura atau alamiah,dan apa tujuan
dari penelitian tersebut.
2. Teknik dan alat yang digunakan
Pengelompokan dapat didasarkan pada alat yang digunakan dalam melaksanakan
penelitian. Alat apa serta teknik apa yang digunakan dalam mengumpulkan data serta
dalam data.
3. Tempat dimana penelitian dilakukan
Dalam pengelompokan penelitian, maka tempat penelitian juga cirri khas
penelitian.Apakah penelitian dilakukan dilaboraturium, dilapangan atau di tempat
lain..
4. Waktu jangkauan
Apakah penelitian yang dilakukan mengenai status dewasa ini, ataukah status dimasa
lampau. Apakah penelitian hanya menganalisis hasil penelitian dengan kesimpulan
dan generalisasi seperti data yang ada,ataukah juga memberikan prediksi untuk masa
yang akan datang.
5. Daerah penelitian

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


25
Pengelompokan juga didasarkan pada daerah atau area penelitian yang didukung oleh
bidang ilmu tertentu,seperti filsafat, sosiologi dll.

4. PENGELOMPOKAN UMUM METODE


Untuk dapat memberikan dengan jelas beberapa metode penelitian, maka
penelitian dikelompokkan menjadi 5 kelompok umum yaitu :
1. Metode sejarah.
2. Metode deskripsi / survey :
 Metode survey;
 Metode deskriptif berkesambungan;
 Metode studi kasus;
 Metode analisis pekerjaan dan aktivitas;
 Metode studi komparatif;
 Metode eksperimental;
 Metode studi waktu dan gerakan
3. Metode Eksperimental.
4. Metode Grounded Research.
5. Metode Penelitian Tindakan.
Kelima metode penelitian tersebut, masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Metode Sejarah
Penelitian dapat kita lihat dari segi perspektif serta waktu terjadinya fenomena-
fenomena yang diselidiki. Metode sejarah mempunyai perspektif historis. Metode sejarah
menggunakan catatan2 observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-
ulang kembali.Ini nyata sekali bedanya dengan metode penelitian eksperimen pada
fenomena natura, dimana data observasi dapat dikontrol dengan percobaan.
1.1 Definisi
Sejarah, adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang terjadi. Sejarah adalah
deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis
berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. (Nevins,1933).
Penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan yang kritis terhadap
keadaan-keadaan, perkembangan serta pengalaman dimasa lampau dan menimbang

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


26
secara khusus dan cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah
serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
1.2 Ciri-ciri metode sejarah
Beberapa ciri-ciri khas dari metode sejarah sbb :
 Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain
di masa lampau.
 Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan
data sekunder .
 Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih
tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standart.
 Sumber data harus dinyatakan secara difinitif, baik nama pengarang, tempat dan
waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan keuletannya.
1.3 Sumber data pada metode sejarah
Sumber sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan
metode sejarah dapat diklasifikasikan bermacam-macam. Antara lain:remain, dokumen,
sumber primer, sumber sekunder,materi fisik, materi tulisan,dll.
1.4 Kritik terhadap keaslian sumber
Kritik internal terhadap sumber sejarah, adalah melihat dan menyelidiki isi dari
bahan sejarah dan dokumen sejarah. Apakah pernyataan yang dibuat benar2 fakta
historis? Apakah isinya cocok dengan sejarah ? Kritik internal termasuk : isi, bahasa yang
digunakan, tata bahasa, situasi disaat penulisan ,dsb..
Walaupun suatu sumber telah lolos dalam kritikeksternal,belum tentu sumber tersebut
lolos dalam kritik internal.
1.5 Peranan hipotesis pada metode sejarah
Ada orang yang beranggapan bahwa hipotesis tidak diperlukan dalam metode sejarah.
Ini tidak benar. Seperti penelitian yang menggunakan metode-metode lain, metode sejarah
juga memerlukan adanya hipotesis sebagai jawaban sementara dalam memecahkan
masalah.
1.6 Jeni-jenis penelitian sejarah
Penelitian histories banyak sekali macamnya. Akan tatapi secara umum dibagi atasb
4 jenis, yaitu :
 Penelitian sejarah komparatif

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


27
Jenis penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor2 dari
fenomena sejenis pada sustu periode masa lalumaka penelitian tersebut dinamakan
penelitian sejarah komparatif.
 Penelitian yuridis atau legal
Jika dalam metode sjarah diinginkan untuk menyelidiki hal2 yang menyangkut dengan
hokum formal maupun tidak dalam masa yang lalu maka penelitian sejarah tersebut
digolongkan dalam penelitian yuridis.

 Penelitian biografis
Metode sjarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya
dengan masyarakat dinamakan penelitian biografis.
 Penelitian Bibliografis
Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari,menganalisis membuat interpretasi serta
generalisasi dari fakta2 yang merupakan ppendapat para ahli dalam suatu
masalah/organisasi dikelompokan dalam penelitian bibliografis.
1.7 Langkah-langkah pokok
Langkah2 pokok dalam penelitian sejarah adalah :
a. Definisi masalah
b. Rumusan tujuan penelitian
c. Rumusan hipotesis
d. Kumpulan data
e. Evaluasi data
f. Interpretasi dan generalisasai
g. Laporan

2. Metode Deskriptif
Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia,suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan
secara sistematis factual dan akurat mengenai fakta2 atau sifat2 serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


28
2.1 Definisi
Menurut Whitney( 1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah dalam masyarakat,serta tata cara
yang berlaku dalam masyarakat serta situasi2 tertentu,termasuk tentang hubungan
,kegiatan2,sikap2,dll
2.2 Ciri-ciri metode deskriptif
Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran
mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi
data dasar belaka.
2.3 Jenis-jenis penelitian deskriptif
Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam
meneliti, serta tempat dan waktu penelitian deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis :
a. Metode survey
Metode survey adalah penyalidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta2 dari gejala2
yang ada dan mencari keterangan2 secara factual baik tentang institusi social,ekonomi
dll.
b. Metode deskriptif berkesinambungan
Yaitu : kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu
objek penelitian.
c. Penelitian studi kasus
Yaitu penelitian tentang status subjek penelitian dengan suatu spase spesifik atau khas
dari keseluruhan personalitas(Maxfield.1930)
Langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus :
 Rumuskan tujuan penelitian
 Tentukan unit-unit studi, sifat mana yang akan diteliti
 Tentukan rancangan serta pendekatan dalam memeilih unuit2 dan
teknik pengumpulan data mana yang di gunakan .
 Kumpulkan data
 Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisis
untuk membuat interpretasi serta generalisasi.
 Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi
hasil penelitian

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


29
Studi atau penelitian komparatif
Penelitian komparatif adalah panelitian deskriptif yang ingin mencari jawab serta
mendasar tentang sebab akibat,dengan menganalisis faktor2 penyebab terjadinya suatu
fenomena tertentu.
Keunggulan metode ini adalah ;
 Dapat mensubtitusikan metode eksperimental
 Dapat mengadakan estimasi terhadap parameter2 hubungan kausal secara lebihb
efektif
Kelemahan metode ini :
 Tidak mempunyai control tehadap variabel bebas.
 Sukar memperoleh kepastian ,apakah faktor2 penyebab suatu hubungan kausal yang
diselidiki benar2 relevan.
 Interaksi antar faktor2 tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena
sukar diketahui
 Adakalanya dua atau lebih factor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu
bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-akibat.
 Mengkategoriskan subjek dalam dikhotomi.
Langkah2 pokok dalam studi komparatif adalah :
 Rumuskan dan definisikan masalah
 Jajaki dan teliti literature yang ada
 Rumuskan kerangka teoretis da hipotesis serta asumsi2 yang dipakai.
 Buat rancangan penelitian
 Uji hipotesis,buat interpretasi terhadap hubungan dan teknik statistic yang tepat
 Buat generalisasi,kesimpulan serta implikasi kebijakan
 Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah
d. Penelitian analisis pekerjaan dan aktifitas
Analisis kerja dan aktifitas
Analisis kerja dan aktifitas merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif
yang menyelidiki tentang aktivitas dan pekerjaan manusia .
e. Penelitian tindakan
Studi waktu gerakan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


30
Studi waktu dan gerakan adalah penelitian dengan metode deskriptif yang berusaha untuk
menyelidiki efisiensi produksi dengan mengadakan studi yang mendetail tentang
penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi.
f. Penelitian perpustakaan dan dokumenter
2.4 Langkah-langkah umum dalam metode deskriptif
 Memilih dan merumuskan masalah
 Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan
 Memberikan limitasi dari area atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan
dilaksanakan
 Merumuskan kerangka teori yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis untuk
diverivikasi
 Menelusuri sumber-sumber kepustakaan
 Merumuskan hipotesis2 yang akan diuji
 Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data
 Membuat tabulasi serta analisis statistik
 Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang
ingin diselidiki
 Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis yang akan di uji
 Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah

3. Metode Eksperimental
Definisi: Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang sering digunakan,
lebih2 dalam penelitian eksata.
Dimana eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut
dibuat dan diatur oleh sipeneliti.
Tujuan dati penelitian eksperimental dalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan
sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan
perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyadiakan control
untuk perbandingan.
a. Beberapa kriteria umum dari metode eksperimental
 Masalah yang dipilih harus masalah yang penting
 Faktor serta variabel dalam percobaan harus didefinisikan
 Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


31
 Ketelitian dan ketepatan dalam observasi sangat diperlukan.
 Metode,materian dan referensi harus dilukiskan seterang-terangnya.
 Interpretasi dan uji statistic harus dinyatakan dalam beda signifikan.
b. Merencanakan percobaan
Ada 2 hal penting yang harus memperoleh perhatian khusus dalam perencanaan
percobaan,yaitu :
1. Langkah- langkah yang digunakan
2. Desain dari percobaan
c. Syarat-syarat percobaan yang baik
1. Percobaan harus bebas dari bias
2. Percobaan harus punya ukuran terhadap error.
3. Percobaan harus punya ketetapan.
4. Tujuan harus didefinisikan sejelas jelasnya.
5. Percobaan harus punya jangkauan yang cukup.

4. Grounded Research
Grounded research, adalah sustu penelitian yang metodenya dicetuskan oleh
Gaser dan strauss (1967), yang mana penelitian dengan metode ini adalah lawan dari
penelitian secara verifikasi.
Dari definisi diatas maka terlihat bahwa metode yang digunakan dalam Grounded
research adalah reaksi terhadap metode penelitian yang asasnya verifikasi teori. Dalam
Grounded research, data merupakan sumber teori
Tujuan dari Grounded research: untik mengadakan generalisasi empiris, menetapkan
konsep, membuktikan teori, dan mengambangkan teori.
Metode yang digunakan dalam Grounded research adalah studi2 perbandingan
bertujuan untuk menentukan seberapa jauh suatu gejala berlaku umum.
Ciri-ciri Grounded research :
 Menggunakan data sebagai sumber teori
 Menonjolnya peranan datadalam penelitian
Langkah-langkah dalam Grounded research :
 Tentukan masalah yang akan diselidiki
 Kumpulkan data
 Analisis dan penjelasan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


32
 Membuat laporan penelitian
Kelemahan dari Grounded research :
 Menggunakan analisi perbandingan dan mensifatkan analisis perbandingan sebagai
penemuan yang baru.
 Akhir satu penelitian bergantung pada subjektivitas peneliti
 Teori yang diperoleh tidak didasarkan atas langkah2 sistematis.
 Dapat disamakan dengan pilot studi.
5. Metode Penelitian Tindakan (Action Research)
Definisi : Metode penelitian tindakan adalah penelitian yang dikembangkan
bersama2 antara peneliti dan decision maker tentang variabel2 yang dapat dimanipulasi
dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan.
Tujuan penelitian tindakan
 Untuk memperoleh keterangan yang objektif
 Untuk memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan
dan tindakan yang akan datang.
 Untuk membenarkan penundaan aksi, pengambilan tindakan
 Untuk menstimulasi pekerja2 pelaksanaan progam kearah yang lebih dinamis.
Kesukaran pelaksanaan penelitian tindakan
 Kesukaran evaluasi
 Kesukaran kerja sama
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan’
 Rumusan masalah dan tujuan penelitian bersama2 antara penelitian dan pekerja
praktis dan decision maker.
 Himpun data yang tersedia.
 Rumuskan hipotesis serta strategi pendekatan dan memecahkan masalah.
LATIHAN 5 :
 Buat desain penelitian.
1. Latihan 4, telah membawa anda pada dunia penelitian teknik industri melalui
laporan
Tentukan criteria penelitian
hasil-hasil evaluasi,teknik pengukuran,Dengan
di perpustakaan. teknik2bekal
analisis yang
studi digunakan.
banding tersebut,
arahkan
Kumpulkan data, anda
pola pikir analisis, berimencari
untuk interpretasi,serta
dan memilihgeneralisasi dan saran2.
metode penelitian yang cocok
dengan
Laporan penelitian
judul dengan
penelitian yangpenulisan
anda ambil.ilmiah
2. Cobalah untuk membuat dan menyediakan asumsi sejumlah data baik dari data
primer ataupun sekunder, selanjutnya terapkan metode penelitian tersebut sebagai
treatment terhadap data yang anda miliki. Sehingga dapat diperoleh gambaran yang
terarah terhadap langkah-langkah penyelesaian penelitian.
3. Tugas : Buatlah pra-proposal yang berisi materi bab I, dilengkapi dengan daftar 33
Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur
pustakanya. Sebagai pembanding untuk memperlancar tugas, anda dapat
melakukan studi literatur pada hasil laporan penelitian di perpustakaan.
BAB VI
DESAIN PENELITIAN

Pembahasan bab ini diharapkan memberi inspirasi dan wawasan tentang


desain atau perancangan penelitian. Selanjutnya konsep desain dapat
digunakan secara praktis oleh mahasiswa untuk membuat
dan menelaah rancangan penelitian
1. DEFINISI
Desain penelitian, adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian Dalam arti
sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja. Desain
penelitian mencakup proses – proses, berikut ini :
 Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
 Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan –
hubungan dengan penelitian sebelumnya.
 Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan,
luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji.
 Membangun penyelidikan atau percobaan.
 Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran – pengukuran variabel –
variabel.
 Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
 Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
 Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.
 Menganalisa data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi
sertainferensi statistik.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


34
 Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interprestasi
data, generalisasi, kekurangan – kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan
beberapa saran – saran dan kerja penelitian yang akan datang.

2. CIRI POKOK DESAIN PENELITIAN


Desain penelitian tidak pernah dilihat sebagai salah satu ilmiah atau tidak
ilmiah, tetapi dilihat dari segi baik atau tidak baik saja. Karena desain juga mencakup
rencana studi, maka didalamnya selalu ada trade off antara kontrol, objektifitas dan
subjektifitas.
3. DESAIN DALAM MERENCANAKAN PENELITIAN
Dalam merencanakan penelitian, desain dimulai dengan mengadakan
penyelidikan dan evaluasi tehadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui,
dalam memecahkan masalah. Dari penyelidikan itu, akan terjawab bagaimana hipotesis
dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh untuk memecahkan suatu masalah.
Dari sini pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang desain yang akan dibuat untuk
penelitian yang akan dikembangkan. Pemilihan desain biasanya dimulai ketika seorang
peneliti sudah mulai merumuskan hipotesis – hipotesisnya.

4. DESAIN PELAKSANAAN PENELITIAN


Suchman (1967) desain dalam pelaksanaan penelitian membagi atas :
1. Desain sampel,
2. Desain alat (instrumen ),
3. Desain administrasi, dan
4. Desain analisa

5. JENIS – JENIS DESAIN PENELITIAN


Shah (1972) mencoba membagi desain penelitian atas 6 jenis, yaitu :
a. Desain untuk penelitian yang ada kontrol
b. Desain untuk studi deskriptif dan analitis
c. Desain untuk studi lapangan
d. Desain untuk studi dengan dimensi waktu
e. Desain untuk studi evaluatif-nonevaluatif
f. Desain dengan menggunakan data primer atau sumber data sekunder
Masing-masing jenis desain penelitian tersebut secara memiliki karakter :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


35
a. Desain Penelitian Yang Ada Kontrol
Desain penelitian ini adalah desain percobaan atau desain bukan percobaan.
Kedua desain tersebut mempunyai kontrol.
b. Desain Penelitian Deskriptif-Analitis
Penelitian yang non-eksperimental dapat dibagi atas penelitian dskriptif dan
penelitian analitis. Penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan
intrerpretasi yang tepat.

Desain studi analitis lebih banyak dibatasi oleh keperluan – keperluan


pengukuran – pengukuran, dan menghendaki suatu desain yang menggunakan model
seperti pada desain percobaan.
c. Desain Penelitian Lapangan
Desain lapangan dapat dilihat dari kenyataan apakah suatu percobaan penelitian
menggunakan setting lapangan atau tidak. Misal penelitian sejarah lebih banyak
memanfaatkan dokumen dari musium atau perpustakaan.
d. Desain Penelitian Dalam Hubungan Dengan Waktu
Dalam desain survei, masalah waktu yang digunakan dalam mengumpulkan
data perlu sekali diperhatikan. Jika data dikumpulkan dengan cara cross section, maka
penelitian dinamakan one time sectional study. Akan tetapi jika data dikumpulkan untuk
suatu periode tertentu, dan responden yang digunakan pada periode lain adalah
kelompok yang tidak serupa dengan kelompok pada pengumpulan data pertama, maka
desain tersebut dinamakan desain study panel
e. Desain Dengan Tujuan Evaluatif atau Bukan
Suchman (1967) memberi definisi penelitian evaluatif sebagai penentuan
(apakah berdasarkan opini, catatan, data subjektif,atau objektif)hasil (apakah bai atau
tidak baik, sementara atau permanen, segera ataupun ditunda) yang diperoleh dengan
beberapa kegiatan (suatu program, sebagian dari program, dan sebagainya)yang dibuat
untu diperoleh suatu tujuan tentang nilai atau performance.
f. Desain Penelitian Dengan Data Primer / Sekunder
Jika data primer yang diinginkan, maka si peneliti dapat menggunakan teknik
dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsung, menggunakan informan,
menggunakan questionair, schedule atau interview guide dsb.
Desain yang ideal sekurang – kurangnya mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
 Dibentuk berdasarkan metode ilmiah

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


36
 Dapat dilaksanakan dengan data dan teknik yang ada
 Cocok untuk tujuan penelitian, dalam artian harus menjamin validitas penemuan
untuk memecahkan masalah.
 Harus ada orisinalitas dalam membuat desain yang inventif sifatnya
 Desain harus cocok dengan biaya penelitian, dan dengan kemampuan sumber daya
manusia.

LATIHAN 6 : Cobalah buat suatu jenis desain penelitian dengan suatu karakter
BABberdasarkan
tertentu yang anda tetapkan sendiri ataupun VII diskusi kelompok.
RANCANGAN PENELITIAN OBSERVASIONAL

Bagian ini membahas rancangan penelitian observasional. Penelitian


ini menitikberatkan pada pengamatan terhadap kejadian alamiah tanpa
adanya perlakuan oleh peneliti. Pengamatan dapat pula dilakukan
terhadap sejumlah responden yang menghasilkan sejumlah persepsi
maupun nilai-nilai untuk mengetahui suatu kondisi atau kinerja. Hal
ini cukup banyak dilakukan di bidang teknik industri. Diharapkan
secara kreatif, mahasiswa dapat mengembangkan observasi setelah
menyelesaikan bab VII ini, meskipun disini dibahas dengan
contoh materi yang bersifat umum.

1. PENELITIAN OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL


Suatu populasi mempunyai ciri awal (initial stage) A dapat berubah atau
berkembang menjadi populasi dengan ciri akhir (subsequent) A”. Perubahan atau
perkembangan tersebut, adalah akibat adanya perlakuan. Dalam disiplin teknik industri,
perlakuan yang dilakukan adalah terhadap data hasil survey baik melalui observasi,
wawancara, kuesioner ataupun data dokumen.
Jika perlakuan (P) tersebut dilakukan, dibuat atau diberikan dengan sengaja oleh
peneliti, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian Eksperimental. Tetapi jika
perlakuan tadi bukan karena ulah dari peneliti, tetapi semata-mata karena kejadian
alamiah belaka, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian Observasional.
Perbedaan prinsip antara penelitian Observasional dan Eksperimental adalah
sebagai berikut :
1) Pada penelitian Observasional :
Persoalan pokok penelitian, adalah fenomena atau kejadian yang telah ada atau
telah terjadi tanpa dapat dikontrol atau dikendalikan oleh peneliti. Maka penelitian ini

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


37
juga sering disebut penelitian “Ex post facto” . Perlakuan dalam ini misalnya :
Perubahan waktu (umur), perubahan iklim, adanya program pemerintah, urbanisasi
dan semacamnya.
2) Pada penelitian Eksperimental :
Persoalan pokok penelitian adalah kejadian atau fenomena yang akan terjadi,
akibat pemberian perlakuan atau manipulasi peneliti terhadap subyek penelitian.
Perlakuan dalam hal ini misalnya : Pemberian obat, pembedahan, penyuluhan dan
sebagainya.

2. OBSERVASIONAL PERUBAHAN WAKTU


Pada penelitian observasional dengan perlakuan dalam bentuk perubahan waktu,
dibedakan atas 3 bentuk yaitu :
1) Penelitian “Cross Sectional” (Transversal).
2) Penelitian “Longitudinal” (Follow-up).
3) Penelitian “Time series” (Trend).
Untuk menjelaskan 3 macam rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :

Initial Subsequent Ultimate


Stage Stage Stage

 Bila yang ingin diteliti adalah ciri populasi pada suatu waktu atau subsequent stage
tertentu maka penelitian ini disebut rancangan penelitian “Cross Sectional” atau
“Transversal”.
 Bila yang ingin diteliti adalah pola perubahan atau perbedaan antara Initial Stage
dengan Subsequent tertentu atau Initial Stage dengan Ultimate Stage maka disebut
dengan rancangan penelitian “Longitudinal” atau “Tranversal”.
 Bila yang diteliti adalah kecenderungan (Trend) perubahan yang terjadi atau korelasi
antara waktu dengan besarnya perubahan yang terjadi mulai dari Initial Stage sampai
Subsequent Ultimate Stage, maka ini disebut dengan rancangan penelitian “Time
Series” atau “Trend”.

3. OBSERVASIONAL CAUSE-EFFECT

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


38
Rancangan penelitian observasional dapat juga dibedakan atas arah pembuktian
adanya hubungan antara suatu causa (sebab) dengan effect (akibat).
Dalam suatu penelitian observasional yang ingin mengetahui hubungan antara causa
(exposure) dengan effect yang dihasilkan atau digunakan dengan 2 pendekatan, yaitu :
 Forward Study, arah “ke depan”
(Caused-effect : Prospective Study : Chorot Study)

 Backward Study, arah “ke belakang”


(Effect-cause Study : Retrospective Study : Trohog Study : Case-Control Study).
Beberapa contoh causa (exposure) dengan effect (Outcome) :
Causa (exposure) effect (Outcome)

Polusi udara kanker paru-paru

Asap rokok kanker paru-paru

“broken home” kenakalan, dsb.


Contoh dari aplikasi rancangan penelitian observasional :
 Restopective Study (TROHOC)
Permasalahannya apakah ada hubungan antara pemakaian kontrasepsi oral (pil
KB) dengan kematian yang disebabkan oleh tromboemboli dari pemakainya.
Untuk menjawab permasalahan ini maka dilakukan penelitian sebagai berikut :
- Dikumpulkan kasus- kasus (case) kematian wanita yang disebabkan oleh karena
tromboemboli. Korban ditelusuri masa lalunya (backward), lewat interview
dengan dokter pribadi mereka masing-masing atau keluarga terdekatnya, atau
dari catatan medic mereka apakah korban menggunakan pil KB atau tidak
kemungkinan ada sebagaian korban adalah pemakai pil KB dan bagian lainnya
bukan pemakai pil KB.
- Dikumpulkan kasus- kasus kematian wanita dengan umur, etnis, daerah asal dan
hal-hal lain yang kurang lebih sama. Kelompok ini dengan cara yang sama
ditelusuri masa lalunya, apakah menggunakan pil KB atau tidak.
- Dilakukan evaluasi atau analisa data atas data yang ditabelkan sebagai berikut :
Dengan uji “Chi-Square” atau uji statistik lain yang cocok, untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara pemakaian pil KB (Causa) dengan kematian akibat
tromboemboli (effect).

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


39
Dalam hal ini penelusuran data tentang causa menuju kearah “belakang”
atau kembali kemasa lalu, atas kejadian yang telah terjadi (Ex post facto).

LATIHAN 7 :
Tentukan sebuah penelitian dasar atau terapan. Selanjutnya cobalah buat dan
kembangkan penelitian yang bersifat observasional dalam bidang teknik industri
dan diskusikan secara tim work (kerja kelompok) dari beberapa aspek yang
anda ketahui, apakah penelitian itu nantinya layak dilaksanakan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


40
BAB VIII
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL

Bagian ini membahas rancangan penelitian eksperimental. Penelitian ini


menitikberatkan pada pengamatan terhadap kejadian akibat adanya
perlakuan peneliti. Dalam disiplin teknik industri kejadian akibat
perlakuan dengan sengaja oleh peneliti ini, digunakan untuk merancang
model, sistem, atau strategi, juga untuk meningkatkan performansi
dengan metode tertentu. Kreativitas dan semangat mahasiswa
diharapkan, untuk memahami konsep penelitian eksprimental setelah
menyelesaikan bab V ini, meskipun disini dibahas dengan contoh materi
yang bersifat umum seperti pada bab sebelumnya..

1. PRINSIP DASAR EKSPERIMENTAL


Pada penelitian eksperimental persoalan pokok penelitian, adalah kejadian yang
akan terjadi akibat adanya intervensi oleh peneliti terhadap kejadian yang telah ada di
alam.
Penelitian eksperimental pada, dasarnya adalah ingin menghubungkan antara
suatu sebab (cause) dengan akibat (effect). Dalam suatu sistem tertutup, yang
kondisinya terkontrol, kita buat 2 situasi dengan kondisi yang “identik”. Kepada salah
satu situasi kita berikan intervensi (perlakuan, treatment, exposure) sebagai “cause”
kemudian kita bandingkan kondisi antara situasi yang tidak dikenai intervensi
(kontrol) dan yang telah dikenai intervensi (uji). Jika ada perbedaan, maka perbedaan
tersebut (effect) adalah dikarenakan oleh adanya intervensi (cause).
Unsur dalam penelitian eksperimental yaitu adanya situasi (kelompok) kontrol
dan kelompok uji atau kelompok perlakuan serta adanya intervensi (perlakuan).

2. KEGUNAAN RANCANGAN EKSPERIMENTAL


Rancangan eksperimental adalah perencanaan eksperimentasi, sedemikian
sehingga diperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan
memungkinkan analisis yang obyektive untuk memperoleh kesimpulan yang valid.
Kegunaan dari rancangan eksperiment adalah : Mendapatkan informasi yang
relevan dengan permasalahan penelitian secara maksimal, dengan materi, waktu dan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


41
biaya yang minimal. Sehingga penelitian menjadi lebih efektif dan efisien dalam hal
waktu, dana, tenaga dan dalam “sense” statistika.

3. REPLIKASI, RANDOMISASI DAN PERLAKUAN KONTROL


Dalam rancangan penelitian eksperimental ada 3 prinsip yang harus dipenuhi,
yaitu adanya :
- Replikasi
- Randomisasi
- Kontrol atau perlakuan banding
Jika 3 prinsip tersebut dipenuhi maka disebut dengan eksperimental sungguhan
(True Eksperimental). Apabila hanya mengandung sebagian saja maka dinamakan
pra-eksperimental. Jika diusahakan untuk memenuhi 3 prinsip diatas , tetapi belum
dapat mencapai tingkat yang sebenarnya, dinamakan eksperimental semu (Quasi-
Eksperimental).

1) Replikasi
Unit eksperimen adalah unit material, kepada siapa suatu perlakuan (treatment)
diaplikasikan atau dikenakan. Perlakuan adalah suatu prosedur atau kondisi (dapat
berupa kombinasi dari beberapa faktor) yang efeknya akan diukur dan dibandingkan
dengan perlakuan yang lain. Unit eksperimen dapat berupa : Seorang pasien, sepetak
sawah, sekelompok pekerja dan sebagainya. Perlakuan yang dapat diberikan berturut-
turut, dapat berupa : Komposisi diet, jadwal dan dosis penyemprotan pestisida,
penyuluhan disiplin kerja dan sebagainya. Perlakuan dapat berupa satu macam
perlakuan, tetapi dapat juga kombinasi dari beberapa perlakuan.
Replikasi adalah banyaknya unit eksperiment, yang mendapat perlakuan sama
pada kondisi tertentu. Dengan kata lain replikasi adalah berapa kali suatu perlakuan
yang sama dijalankan atau diberikan pada unit eksperiment dengan kondisi tertentu.
Fungsi dari replikasi dalam eksperimental adalah sebagai berikut :
1. Diperlukan bentuk mengestimasi kesalahan eksperimental
2. Meningkatkan presisi hasil eksperiment
3. Meningkatkan dan memperluas jangkauan generalisasi hasil eksperiment.
Kesalahan eksperimental adalah perbedaan antara hasil 2 replikasi atau 2
eksperimen dasar yang identik terhadap 2 unit eksperiment. Kesalahan eksperimental
meliputi :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


42
1. Kesalahan pengukuran
2. Kesalahan cara melakukan prosedur eksperiment
3. Perbedaan antar unit eksperiment
4. Pengaruh faktor dari luar eksperiment
Kesalahan eksperimental dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kesalahan sistematik
dan kesalahan random.
 Kesalahan sistematik adalah kesalahan
yang sudah melekat pada prosedur eksperiment, sehingga bersifat : searah
terhadap harga benar (positif saja atau negatif saja), dapat diramalkan dan pada
replikasi akan berulang kembali.
 Kesalahan random adalah kesalahan
yang tidak searah terhadap harga benar, tidak dapat diramalkan dan pada
pengurangan akan saling mengeliminasi. Kesalahan random pada umumya lebih
dominan dari pada kesalahan sistematik.
Banyak replikasi makin tinggi tingkat informasi yang diperoleh dari presisi atau
sensitifitas eksperiment akan lebih tinggi juga sehingga dapat meningkatkan kuat uji
statistik dan mempersempit batas ketangguhan hasil eksperiment.

2) Randomisasi
Yang dimaksud random adalah keadaan dimana setiap unit eksperiment
mempunyai kesempatan (probabilitas) yang sama untuk mendapat perlakuan.
Randomisasi dilakukan dalam usaha menjaga validitas generalisasi hasil
eksperiment kepada populasinya. Disamping itu randomisasi juga merupakan asumsi
dasar yang harus dipenuhi agar statistik inferensial dapat digunakan.
Randomisaasi menjamin validitas estimasi kesalahan ekspermental, estimasi
harga hasil rata-rata perlakuan dan kemaknaan perbedaan antara perlakuan.

3) Kontrol atau Perlakuan Banding


Penelitian dikatakan eksperimental jika menggunakan perlakuan kontrol atau
perlakuan banding. Fungsi atau tujuan dari adanya kontrol adalah agar rancangan
eksperimental menjadi lebih efisien. Perlakuan kontrol dapat menghasilkan uji
kemaknaan menjadi lebih sensitif atau meningkatnya kuat uji (power-test). Hal
tersebut terjadi oleh karena perlakuan kontrol akan mengurangi besarnya kesalahan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


43
eksperimental, sedangkan kelompok kedua tidak diberi perlakuan atau diberi
perlakuan banding sebagai perlakuan standart.
True Experimental dianggap sebagai rancangan penelitian yang paling mantap,
karena mempunyai validitas eksternal dan validitas internal yang paling tinggi.
1. Validitas eksternal akan memberikan jawaban atas pertanyaan seberapa jauh atau
seberapa besar derajat representatifitas hasil penelitian dapat digeneralisasikan
(dianggap berlaku) untuk populasinya. Dalam True eksperimental hal itu telah ada
jaminannya yaitu adanya randomisasi.
2. Validitas internal akan memberikan jawaban atas pertanyaan apakah perlakuan
memang benar – benar menghasilkan perbedaan atas kemaknaan hasil. Apakah
adanya perbedaan effek bukan karena adanya kesalahan eksperimental atau faktor
dari luar eksperimen ? Hal ini telah dieliminasi oleh adanya replikasi dan adanya
perlakuan kontrol / banding.
Perlakuan kontrol dapat dihubungkan dengan balancing, blocking, grouping. Tiga
pengertian ini sebenarnya “serupa tapi tak sama”.
- Grouping atau pengelompokan adalah penempatan himpunan unit eksperimen yang
homogen menjadi kelompok-kelompok (Group), dimana tiap kelompok mendapat
perlakuan yang berbeda. Tiap kelompok jumlahnya tidak sama.
- Bloking atau pembentukan blok, adalah pembagian himpunan unit eksperiment yang
heterogen menjadi blok-blok, dimana tiap blok adalah homogen dan mendapat
perlakuan yang berbeda. Jadi tiap perlakuan akan dikenakan terhadap semua blok atau
setiap blok akan mendapat semua perlakuan.
- Balancing atau pengturan keseimbangan, adalah usaha untuk mengatur terwujudnya
jumlah yang seimbang antar kelompok atau blok.

LATIHAN 8 :
Tentukan sebuah penelitian dasar atau terapan. Selanjutnya cobalah buat dan
kembangkan penelitian yang bersifat eksperimental dalam bidang teknik
industri dan diskusikan secara tim work (kerja kelompok) dari beberapa aspek
yang anda ketahui, apakah penelitian itu nantinya layak dilaksanakan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


44
BAB IX
PENELITIAN STATIS DAN DINAMIS

Penelitian statis dan dinamis memiliki karakter tersendiri yang agak


rumit. Namun diharapkan mahasiswa memeriksa dengan seksama
mengenai perbedaan modelnya. Khususnya jika penelitian itu
menyangkut ekonomi-sosial dan ekonomi teknik. Model penelitian ini
dibahas, mengingat disiplin teknik industri sebagian mengandung ilmu
sosial, sehingga dapat melengkapi bekal keilmuan
khususnya dalam metodologi penelitian.

Penelitian yang menggunakan kuesioner lebih dominan bersifat sosial, karena


melibatkan sejumlah responden. Tetapi tidak tertutup kemungkinan data yang didapat
diubah menjadi data kuantitatif yang bersifat eksak. Penelitian ekonomi-sosial dalam
disiplin teknik industri telah banyak dilakukan, tetapi lebih diarahkan kepada ekonomi-
teknik. Penelitian ekonomi-teknik ini, antara lain bertujuan untuk mendapatkan nilai
atribut, faktor maupun variabel tertentu yang dapat dihubungkan dengan suatu
performansi. Sedangkan tujuan penelitian sosial atau ekonomi-sosial, adalah
menerangkan suatu fenomena sosial atau suatu peristiwa (event) sosial.
Untuk menerangkan fenomena atau peristiwa ekonomi-teknik maupun ekonomi-
sosial, peneliti memerlukan dua instrumen ilmu pengetahuan, yakni :
1) Logika atau rasionalitas ; dan
2) Observasi atas fakta-fakta empiris. Pemahaman ilmiah atas realitas sosial harus
logis, diterima oleh akal sehat, dan harus sesuai dengan apa yang diamati. Kedua unsur ini
harus ada dalam penelitian ilmiah.
Hubungan antara teori dan penelitian dalam ilmu sosial sebenarnya tidaklah
sederhana. Upaya untuk mencari logika hubungan untuk menerangkan suatu fenomena
sosial serta pengorganisasian data untuk mencari dukungan empiris terhadap logika
hubungan tadi jauh lebih rumit dalam penelitian sosial. Untuk menunjukkan kompleksitas
hubungan antara kedua unsur ini akan diuraikan dua model proses penelitian sosial, yakni
model proses penelitian statis dan model penelitian dinamis.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


45
Model Penelitian Statis
Model penelitian statis menggambarkan proses penelitian yang terdiri dari tiga
unsur pokok, yakni pemahaman teoritis, operasionalisasi, dan pengujian hipotesis.
Penelitian berawal dengan adanya gagasan atau minat peneliti terhadap suatu fenomena
sosial tertentu. Asumsi-asumsi serta perumusan hipotesa yang merupakan ramalan atau
harapan tentang hubungan antar variabel dalam kehidupan sosial yang nyata bila asumsi-
asumsi teoritis tadi benar.
Model penelitian statis ini dapat memberikan gambaran tentang bagaimana proses
penelitian sosial dilakukan. Tetapi model ini mempunyai beberapa kelemahan, yakni :
Pertama, dalam kenyataan proses penelitian tidak pernah mulus seperti yang
digambarkan tadi. Kedua, proses penelitian tidaklah se-mekanistis seperti yang
digambarkan.

Model Penelitian Dinamis


Dalam realitas, proses penelitian sosial tidaklah sekaku seperti yang digambarkan
dalam model statis diatas. Seringkali hubungan antara teori dan penelitian bersifat seperti
suatu siklus. Atas dasar teori, peneliti melakukan deduksi logika untuk menyusun
hipotesa. Induksi logika atas generalisasi empiris akan menjadi dasar bagi peneliti untuk
melakukan modifikasi atas teori.
Teori menghasilkan hipotesa : hipotesa menunjukkan bagaimana cara melakukan
observasi menghasilkan generalisasi , dan generalisasi akan menimbulkan dukungan atau
sanggahan atas teori. Teori baru ini menghasilkan hipotesa baru, hipotesa baru
menunjukkan bagaimana cara baru melakukan onservasi. Observasi baru ini
menimbulkan generalisasi baru, dan selanjutnya generalisasi baru ini akan menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan baru tentang teori. Dengan kata lain, proses penelitian adalah
proses yang tidak akan pernah berakhir. Sehingga disebut : penelitian dinamis.
Dalam penelitian survey untuk model penelitian dinamis, peneliti lebih dulu akan
merumuskan pemahaman teoritis atas masalah yang hendak diteliti. Baru kemudian dia
mengumpulkan data untuk mencari dukungan empiris bagi teorinya. Dengan
mengumpulkan data dan mengembangkan konsep-konsep atas dasar data atau observasi
tersebut. Setelah itu peneliti membuat generalisasi empiris, dan kemudian merumuskan
teori.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


46
Salah satu metode penelitian sosial yang amat luas penggunaannya, adalah
penelitian survey. Ciri khas penelitian ini adalah data dikumpulkan dari responden yang
banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Salah satu keuntungan utama dari
penelitian ini adalah memungkinkan pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar.
Penelitian survey menggambarkan suatu proses untuk mentransformasikan lima
komponen informasi ilmiah dengan menggunakan kontrol metodologis. Komponen-
komponen informasi ilmiah tersebut, adalah :
1) Teori
2) Hipotesa
3) Observasi
4) Generalisasi empiris
5) Penerimaan atau penolakan hipotesa.
Sedangkan kontrol metodologis, meliputi :
1) Deduksi logika
2) Interpretasi, penyusunan instrumen, penyusunan skala dan penentuan sampel
3) Pengukuran penyederhanaan data, dan perkiraan parameter
4) Pengujian hipotesa, inferensi logika, dan
5) Formulasi konsep, formulasi proposisi dan penataan proposisi.
Hipotesa memberikan informasi tentang variabel-variabel penelitian serta
hubungannya. Untuk mengumpulkan informasi yang cocok dengan variabel-variabel tadi,
maka serangkaian kontrol metodologis harus dilakukan oleh peneliti.
Dalam penelitian survey, populasi peneliti biasanya besar jumlahnya, sehingga
peneliti perlu menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik-teknik
penentuan sampel yang tersedia.
Karena itu perlu diadakan perkiraan tentang ketetapan statistik tersebut bagi
populasi. Informasi tentang populasi disebut “parameter” dan proses perbandingan antara
informasi tentang sampel dan informasi tentang populasi disebut “perkiraan parameter”.
Dalam penelitian verifikatif, atau penelitian untuk menguji teori, peneliti akan
mencoba menghasilkan informasi ilmiah baru, yakni status hipotesa, yang berupa
kesimpulan apakah suatu hipotesa diterima atau ditolak. Informasi ini diperoleh melalui
pengujian hipotesa.
Kalau penelitian lebih bersifat eksploratif, peneliti mungkin belum memiliki
hipotesa untuk pengujian secara ketat. Dalam keadaan seperti itu dari generalisasi peneliti

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


47
akan mencoba merumuskan konsep dan proposisi mengenai fenomena yang ditelitinya
sehingga dapat merumuskan teori yang baru.
Selain bertujuan untuk selalu mempertanyakan logika suatu hubungan, baik teori
maupun hipotesa, percobaan-percobaan tadi dapat mempertajam tujuan penelitian.
Penelitian survey, adalah proses yang dapat dimulai dari manapun tergantung dari
keahlian dan kemampuan peneliti. Yang jelas dapat dimulai dari adanya minat untuk
memahami suatu fenomena sosial. Setelah itu, imajinasi, kreativitas, dan kerja keras
penelitilah yang lebih menentukan baik tidaknya hasil penelitian

LATIHAN 9 :
Carilah model penelitian statis dan dinamis sebagai study kelompok. Berilah suatu
evaluasi karakter yang menonjol mengapa penelitian tersebut termasuk jenis
penelitian statis dan dinamis ? Buatlah analisis singkat.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


48
BAB X
STUDI KEPUSTAKAAN

Diharapkan selesai membahas bab ini mahasiswa dapat mengenal dan


mengutip berbagai sumber bacaan sebagai studi kepustakaan.
Selanjutnya dapat menyusun daftar pustaka sebagai acuan pendukung
tinjauan pustaka dengan sistematika urutan benar.

Menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun merupakan kerja
kepustakaan yang sangat diperlukan dalam mengerjakan penelitian, sebagai langkagjh
dalam metode ilmiah.

1. MENGENAL PERPUSTAKAAN
1.1 Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan perpustakaan secara umum dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
1. Sistem tertutup
2. Sistem terbuka

1.2 Sistem Klasifikasi

Dalam mengenal perpustakaan, si peneliti harus mengetahui sistem klasifikasi


buku/ literatur yang dianut oleh perpustakaam tersebut, dalam mengatur buku –
bukunya.
1.2.1 Sistem Library Congress
Pada klasifikasi dengan menggunakan sistem library of congress, klasifikasi besar
dinyatakan dengan huruf, sedangkan klasifikasi bawahnya dinyatakan dalam angka.
1.2.2 Sistem Dewey Decimal
Pada sistem dewey decimal, kode sebuah buku terdiri atas angka. Sistem dewey decimal
cukup baik untuk perpustakaan yang koleksi bahan bacaanya tidak terlalu banyak. Akan
tetapi, jika perpustakaan cukup besar, maka penggunaan klasifikasi sistem library of
congress lebih efisien.

1.3 Mengenal Pengaturan Ruang

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


49
Pengenalan terhadap ruangan yang digunakan pada perpustakaan juga penting
sekali bagi di peneliti yang ingin menggunakan sumber – sumber pada perpustakaan.
Ruangan perpustakaan biasanya terdiri atas ruang utuk meletakan buku teks, ruang
untuk jurnal, majalah – majalah ilmiah, ruang untuk leafleat serta ruang untuk buku
referensi ensiklopedia, thesis – thesis.

2. SUMBER PADA PERPUSTAKAAN


2.1 Kartu katalog perpustakaan
Salah satu kunci untuk mengetahui bahan bacaan apa yang ada pada
perpustakaan adalah kartu katalog. Untuk tiap buku biasanya indeks yang mengurutkan
semua publikasinya yang dipunyai oleh perpustakaan.
2.2 Buku Referensi
Referensi berasal dari bahasa Inggris, references, kata sifat yang berasal dari to
refer, yang berarti menunjuk pada. Buku – buku referensi ini dapat brisi uraian singkat
atau penunjukan nama dari bahan bacaan tertentu. Buku – buku referensi pada
perpustakaan dapat dibagi dua jenis yaitu sebagai berikut :
 Yang memberikan informasi langsung
 Yang memberikan petunjuk pada sumber informasi

3. MEMBACA DAN MENCATAT BAHAN BACAAN


Membaca dan mencatat informasi merupakan bagian yang penting dalam studi
kepustakaan.
3.1 Membaca
Secara umum kegunaan membaca, sebagai berikut :
a) Untuk menghindarkan duplikasi yang tidak diperlukan dengan melihat apakah
masalah penelitian sudah pernah di uji ataukah masih diperlukan penelitian lebih
lanjut tentang masalah tersebut.
b) Untuk memperoleh ide, keterangan – keterangan, metode – metode yang berguna
dalam memecahkan masalah, ataupun dalam rangka memilih masalah – masalahnya
sendiri.
c) Untuk menunjukan data komparatif yang berguna dalam mengadakan interprestasi
hasil penelitian nantinya.
d) Untuk menambah pengetahuan umum si peneliti

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


50
3.2 Mengutip Informasi
Karena daya ingat seseorang selalu dibatasi oleh dimensi waktu, maka apa yang
penting dalam bacaan perlu dicatat.
3.2.1 Jenis – jenis Informasi
Kutipan – kutipan yang dibuat bisa dalam berbagai bentuk. Bentuk – bentuk
penting adalah : quotasi, paraphase, kesimpulan, dan praisi. Quoitasi adalah mengutip
secara langsung tanpa mengubah satu katapun dari kata – kata pengarang. Paraphrase
adalah mengutip seluruh isi bacaan dengan menggunakan kata – kata si peneliti atau si
pembaca sendiri. Ikhtisar atau sumary adalah mencatat sipnosois atau kependekan dari
keseluruhan pemikiran yang ada dalam bacaan dengan menggunakan kata – kata
sendiri.
3.2.2 Teknik Mencatat dan Mengutip
Dalam rangka membuat catatan tentang apa yang kita baca, maka perhatikan hal
– hal berikut ini :
o Sebelum membaca dan mengutip dari buku teks maka lihat dahulu daftar isi
dibelakang buku tersebut untuk mencari hal – hal yang berkenaan dengan materi
yang akan dikutip.
o Baca dahulu secara keseluruhan dari artikel yang ingin dikutip

4. SUMBER BACAAN
Sumber bacaan banyak sekali, dari buku teks sampai dengan surat kabar. Dalam
penelitian ilmiah, selain dari buku referensi, digunakan juga sumber – sumber sebagai
berikut :
4.1 Buku Teks
Buku teks adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan
interval yang tidak tentu. Eksperimental Design, Produceres for Behaviooral Sciences,
karangan Robert R.Kirk, diterbitkan oleh Brooks/Cole Publising Co, Belmont,
California, tahun 1968.
4.2 Jurnal
Jurnal, adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan atau hasil – hasil seminar yang
diterbitkan oleh Himpunan Profesi Ilmiah. Contoh :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


51
o Journal of Economic Entomology, diterbitkan oleh Entomology
Society America.
Jurnal berisi lebih dari satu artikel ilmiah dalam satu volume, yang dituliskan
banyak pengarang – pengarang ilmuwan.
4.3 Periodical
Periodical, adalah majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala oleh lembaga
– lembaga baik pemerintah atau swasta yang berisi hasil penelitian yang dikerjakan.
Contoh :
Ekonomi dan keuangan Indonesia, diterbitkan triwulan secara berkala oleh lembaga
penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
4.4 Yearbook
Yearbook adalah buku mengenai fakta – fakta dan statistik setahun yang
diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta, yang diterbitkan tiap tahun.
Contoh : U.N. Statistical yearbook for Asia and the Far East
4.5 Buletin
Buletin ialah tulisan ilmiah pendek yang terbit secara berkala berisi catatan –
catatan ilmiah ataupun peunjuk – petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan operasional.
Jika buletin berisi satu partikel mengenai hasil penelitian, sering disebut contributions
Contoh :
Technical Bulletin No. 526 dari University of Florida, Gainville, Florida, berisi artikel:
Soil Moisture Relations in the Coastal Citrus Area of Florida
4.6 Circular
Circular adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis, biasanya dikeluarkan oleh
Lembaga Negara atau swasta seperti Universitas, Lembaga Penelitian, Dinas – Dinas
dan sebagainya
Contoh :
Agricultural Extension Service, University of Florida Circular. Circular No.1945,April
1962 berisi artikel “ Pineaples in Florida “ oleh William H. Matheews.
4.7 Leafleat
Leafleat berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis.
Contoh : USDA Leatleaf, dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat.
USDA leatleaf No. 506, Mei, 1950, Membuat karangan “ Wind Erosion Control on
Irrigated Land” karangan Stephen J. Mech.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


52
4.8 Annual Review
Annual Review berisi ulasan – ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan
selama masa setahun atau beberapa tahun yang lampau.
Contoh :
Annual Review of Microbiology (sejak 1947)
4.9 Beberapa Sumber Bacaan Lain
4.9.1 Off Print
Adakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pengarang yang terlepas
dari majalah atau dari buku teks. Bahan demikian dinamakan off print.
4.9.2 Reprint
Jika satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah dan dicetak
ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul, bahan demikian dinamakan
reprint
4.9.3 Recent Advances
Recent Advances adalah sejenis majalah ilmiah yang berisi artikel – artikel yang
tidak diperoleh dalam review journalis
4.9.4 Biblografi
Bibloografi adalah buku yang berisi judul – judul artikel yang membahas bidang
ilmu tertentu.
4.9.5 Handbook
Handbook adalah buku kecil yang diterbitkan oleh Lembaga Negara swasta yang
biasanya berisi petunjuk- petunjuk tentang suatu masalah tertentu ataupun tentang
suatu fenomena yang bersifat umum.
5.9.6 Manual
Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesuatu secara
terperinci.
Contoh :
Productivity Measurement Manual karangan Shunsaku Nishikawi et.al,
diterbitkan oleh Asian Productivity Organization , Tokyo, tahun 1969

LATIHAN X :
Carilah berbagai sumber jenis-jenis kutipan untuk penelitian. Buatlah suatu susunan 53
Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur
daftar pustaka yang benar, baik berdasarkan abjad maupun urutan angka numerik
BAB XI
SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA

Kuesioner, adalah salah satu teknik survey untuk pengambilan data


melalui sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada para responden,
dan menjadi salah satu penentu keberhasilan penelitian yang baik,
khususnya untuk mendapatkan data primer. Bidang teknik industri
sudah lazim menggunakan kuesioner dalam penelitian, khususnya
untuk mengambil data primer. Diharapkan selesai bab ini mahasiswa
dapat membuat dan menerapkan kuesioner sebagai upaya nyata untuk
mendapatkan data primer dari perusahaan maupun di lapangan.
Pengalaman berlatih secara nyata mulai dari merancang,
menyebarkan, dan mengumpulkan kuesioner yang benar melalui
interaksi dengan responden langsung sangat bermanfaat menunjang
karir dalam pekerjaan.
Survey, adalah sebuah metode sistematis terstruktur yang digunakan untuk
mengambil data penelitian. Survey, dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan orientasi,
penelusuran, pemeriksaan, pemantauan, pengenalan, ataupun pendalaman terhadap obyek
maupun subyek penelitian untuk mengambil data awal penelitian baik primer maupun
sekunder dengan menggunakan teknik (cara dan alat ukur) tertentu. Untuk mengambil
data primer, dapat dilakukan dengan Kuesioner, Wawancara, dan observasi. Sedangkan
untuk data sekunder dengan dokumentasi yang telah tersedia dalam bentuk tertentu.
Dalam bagian ini akan dibahas lebih dalam tentang teknik untuk mendapatkan data
primer. Teknik pengambilan data sekunder tidak dibahas, karena sifat keberadaannya
yang sudah tersedia dan tinggal mengambil sesuai dengan rekomendasi dari yang
berwenang.
Terdapat perbedaan antara pengambilan data dan pengumpulan data, mengingat
pertimbangan, bahwa data dapat dikumpulkan apabila sudah dapat diambil dengan teknik
tertentu seperti tersebut di atas yang selanjutnya baru dapat dikumpulkan. Sebagai contoh,
buah mangga di pohon tidak dapat dikumpulkan jika tidak diambil terlebih dahulu dengan
sebuah alat. Terlebih lagi letak sumber dan lokasi data berbeda area, maka data itu
sesudah diambil dengan tekni tertentu barulah kemudian dikumpulkan. Oleh karena itu
bab ini menggunakan judul “Survey dan Pengambilan data”.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


54
KUESIONER

Salah satu alat untuk mengambil dan megumpulkan data, adalah daftar
pertanyaan, yang sering disebut secara umum dengan nama kuestioner. Pertanyaan-
pertanyaan cukup terperinci dan lengkap. Ini menyebabkan daftar pertanyaan dengan
interview dan lengkap. Jika yang menuliskan isian ke dalam kuentioner dalam responden.
Maka daftar pernyataan tersebut dinamakan kuestioner sedang jika yang menulis isiannya
adalah pencatat yang membawakan daftar isian dalam suatu tatap muka, maka daftar
persyaratan tersebut dinamakan schedule. Pencatat yang mengadakan wawancara sesuai
dengan daftar pertanyaan dinamakan enumerator.

11.1 KONSEPSI KUESIONER


Pada penelitian survey, penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk
pengumpulan data primer. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka,
table-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Analisa data
kuantitatif dilandaskan pada hasil kuesioner itu.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner, adalah untuk :
a) Memperoleh informasi yang relavan dengan tujuan survai, dan
b) Memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin.
Mengingat terbatasnya masalah dapat ditanyakan dalam kuesioner, maka pertanyaan –
pertanyaan tersebut langsung berkaitan dengan hipotesa dan tujuan penelitian tersebut.
Kalau variabel-variabel sudah jelas, maka pertanyanpun menjadi jelas. Ini
tentunya berkaitan pula dengan kemampuan teknis pembutan kuesioner,walaupun titik-
tolaknya adalah variable-variabel yang jelas dan relavan. Tiap pertanyaan dimaksudkan
untuk dipakai dalam analisa. Sebelum atau ketika membuat kusioner,ada baiknya
dipelajari kuesioner yang ada dan relavan dengan topik yang diperlukan.
Perlu ditambahkan bahwa data yang dihimpun melalui kuesioner hanyalah
merupakan satu dimensi dari penelitian. Hasil kuesioner senantiasa terbatas, maka dari itu
diperlukan informasi lainnya yang diperoleh dengan wawancara bebas, observasi, study
kasus, dll yang sangat membantu.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


55
11.1.1 Isi Pertanyaan
1) Pertanyaan tentang fakta
2) Pertanyaan tentang pendapat dan sikap
3) Pertanyaan tentang informasi
4) Pertanyaan tentang persepsi diri

11.1.2 Beberapa Cara Pemakaian Kuesioner


1) Kuesioner digunakan dengan wawancara tatap muka dengan responden.
2) Kuesioner diisi sendiri oleh kelompok, mengisi secara serentak.
3) Wawancara melalui telpon. Cara ini lebih mudah daripada wawancara tatap muka dan
ada kalamya orang tidak bersedia didatangi.
4) Kuesioner diposkan, dilampiri amplop yang dibubuhi prangko, untuk dikembalikan
oleh responden setelah diisi.

11.1.3 Jenis Pertanyaan


1) Pertanyaan tertutup. ~ kemungkinan jawabannya sudah ditentukan dahulu dan
responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain
2) Pertanyaan terbuka. ~ kemungkinan jawabannya tidak ditentukan dahulu dan
responden bebas memberikan jawaban.
3) Kombinasi tertutup dan terbuka. ~ jawabannya sudah ditentukan kemudian disusul
dengan pertanyaan terbuka.
4) Pertanyaan semi terbuka. ~ jawabannya sudah disusun tetapi ada kemungkinan
jawaban lain.

11.1.4 Petunjuk Membuat Pertanyaan


1) Gunakan kata-kata yang sederhana dan dimengerti oleh semua responden.
2) Usahakan supaya pertanyaan jelas dan khusus.
3) Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian.
4) Hindarkan pertanyaan yang memgandung sugesti.
5) Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


56
11.1.5 Bentuk Fisik Kuesioner
Kuesioner sebaiknya rapi, jelas, dan mudah digunakan. Menyusun kuesioner yang
baik memerlukan lebih banyak waktu tetapi secara keseluruhan akan menghemat waktu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan, adalah :
1) Ukuran kertas dan jenis kertas.
2) Diisi bolak-balik atau tidak.
3) Pembagian ruangan tidak sempit,sisi kiri dan sisi kanan cukup longgar.
4) Nomor diurutkan dari awal hinnga akhir.
5) Penggunaan hiruf besar,huruf kecil dan huruf miring (kalau ada)
6) Tanda panah dan kotak pertanyaan.
7) Kotak kolom. (Pembuatan kotak kolom akan menghemat waktumdan tenaga pada
tahap berikutnya )
8) Kuesioner dibuat berlainan warna untuk responden pria dan wanita.

11.1.6 Pedoman Pengisian Kuesioner


Pedoman pengisian kuesioner merupakan pegangan bagi pewawancara. Dalam
pengisian kuesioner, tiap pertanyaan yang diajukan diberi keterangan yang jelas dan
terinci.Juga dicantumkan jawaban yang diharapkan,terutama pada pertanyaan tertutup dan
pertanyaan semi terbuka.Kuesioner di Indonesia hamper seluruhnya menggunakan bahasa
Indonesia.Hal ini perlu ditinjau karena kebanyakan responden terutama dipedesaan tidak
dapat berbasa Indonesia dengan baik dan benar, dan pewawancara tidak dapat diharapkan
menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Pertanyaan memang terjawab,
tetapi sampai dimanakah reliabilitas dan validitas respon tersebut ? Distorsi-distorsi dalam
pengertian mudah terjadi karena pemilihan kata kurang tepat.Wawancara juga dapat
tersendat-sendat karena pewawancara kurang lancar dalam menerjemahkan dihadapan
responden.
Pada masyarakat dimana pemakaian bahasanya berhubungan dengan pelapisan
social, perlu diperhatikan penggunaan bahasa yang tepat. Apabila kuesioner tidak dapat
diterjemahkan,perlu didiskusikan bersama.

11.1.7 Susunan Pertanyaan Kuesioner

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


57
Kuesioner diawali dengan pengantar ringkas yang menjelaskan maksud dan tujuan
pengambilan data. Pertanyaan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian, dimulai
dengan identitas yang berisi:
1) Nama responden.
2) Tempat tinggal.
3) Nama pewawancara.
4) Tanggal wawancara
5) Materi kuesioner
Terserah kepada peneliti bagaimana mengelompokkan pertanyaan itu
dilakukan.Yang perlu diperhatikan, ialah urutan yang cukup runtut dan juga dimana
ditempatkan pertanyaan yang sensitif. Pertanyaan yang sensitive tidak ditempatkan
dibagian muka karena dapat segera mempengaruhi suasana wawancara. Biasanya
pertanyaan semacam ini ditempatkan dibelakang tetapi bukan dipenutup supaya
wawancara tidak diakhiri dengan perasaan yang tidak enak.

WAWANCARA

11.2 PENGAMBILAN DATA DENGAN WAWANCARA


Selain dari pengumpulan data dengan cara pengamatan, maka dalam ilmu sosial
data juga diperoleh dengan mengadakan interview atau wawancara. Dalam hal ini
informasi dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap.
11.2.1 Definisi
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
siwawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Walaupun wawancara, adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan
tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.
Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari antara lain :
Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal- mengenal sebelumnya.

11.2.2 Wawancara sebagai Proses Interaksi


Interview merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden.
Walaupun bagi pewawancara, proses tersebut adalah suatu bagian langkah-langkah

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


58
dalam penelitian. Sukses tidaknya pelaksanaan wawancara bergantung sekali pada proses
interaksi yang terjadi. Suatu elemen yang paling penting dari proses interaksi yang terjadi
adalah wawancara dan pengertian (insight).
Sasaran isi dari pernyataan atau keterangan yang ingin diperoleh dalam berjenis-
jenis banyaknya dan sifatnya, dan sukar dikelompokkan dalam jenis-jenis umum. Tetapi
Sellitiz (1964) mencoba mengelompokkan isi dari keterangan yang ingin dengan cara
wawancara sebagai berikut :
1) Sasaran isi untuk memperoleh atau memastikan suatu fakta
2) Isi yang mempunyai sasaran untuk memastikan kepercayaan tentang keadaan fakta.
3) Isi yang mempunyai sasaran untuk memastikan perasaan
4) Isi yang mempunyai saran untuk menemukan suatu standar kegiatan
5) Isi yang mempunyai sasaran untuk mengetahui perilaku sekarang atau perilaku
terdahulu.
6) Isi yang mempunyai sasaran mengetahui alasan-alasan

11.2.3 Menggali keterangan lebih dalam


Jika keterangan yang diberikan masih bersifat sangat umum, maka perlu digali
keterangan tentang hal tersebut tentang hal tersebut secara lebih mendalam. Bahkan
dalam banyak hal, jika banyak sekali jabatan “tidak tahu” peneliti perlu menggali
tentang jawaban “tidak tahun” tersebut pada akhirnya diperoleh jawaban yang jelas.
11.2.4 Melaksanakan Wawancara
Wawancara dilaksanakan setelah persiapan untuk itu dimantapkan dalam persiapan
wawancara, sampel responden kriteria-kriteria responden. Pewawancara serta interview
guide, telah disampaikan dahulu.
Interview guide sudah harus disusun dan pewawancara harus dapat mengerti sekali
akan isi akan isi serta makna dari interview guide tersebut. Segala peryataan yang
ditanyakan haruslah tidak menyimpang dari panduan yang telah digariskan dalam
interview guide tersebut. Latihan wawancara harus diadakan sebelum wawancara
diadakan.
Umumnya pewawancara memegang peranan yang amat penting dalam memulai
wawancara. Pewawancara harus dapat menggali keterangan-keterangan dari responden
untuk memberikan informasi, baik dengan jalan:

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


59
1) Membuat responden merasa bahwa dengan memberikan keterangan-keterangan
tersebut responden telah melepaskan kepuasannya karena suatu tujuan tertentu telah
tercapai.
2) Menghilangkan pembatas antara pewawancara dan responden sehingga pewawancara
dapat berjalan lancar
3) Keterangan diberikan karena kepuasannya bertatap muka dan berbicara dengan
pewawancara.
Umumnya urut-urutan prosedur dalam memenuhi wawancara adalah sebagai
berikut :
a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian
b. Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai
c. Menjelaskan institusia atau badan apa yang melakukan penelitian tersebut.
d. Menerangkan bahwa wawancara tersebut merupakan suatu yang confidensial.
Beberapa sikap wawancara dalam bertanya harus diperhatikan sikap-sikap
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Netral. Jangan memberikan reaksi terhadap jawaban, baik dengan kata-kata atau
dengan gerak-gerik.
b. Adil. Dalam wawancara, semua responden harus dianggap sama, jangan memihak
kepada sebagian responden sehingga responden merasa aman dalam memberikan
keterangannya.
c. Ramah. Tunjukkan keramahan yang wajar, tidak dibuat-buat, segar bermuka manis.

11.2.5 Beberapa Kualifikasi pewawancara


Sudah terang tidak sukar untuk menjawab pertanyaan “bagaimanakah atau ciri-ciri
seorang pewawancara yang ideal?” banyak sekali sifat –sifat kotroversial tentang ciri-ciri
pewawancara yang baik tetapi beberapa sifat-sifat pewawancara yang tidak kontroversial
adalah seperti di bawah ini :
1) Jujur
Seorang pewawancara harus jujur. Dalam pengerjakan bahwa pewawacara tidak
mengadakan manipulasi terhadap jawaban responden, apalagi memberi jawaban
sendiri tanpa melakukan wawancara.
2) Berminat
Minat untuk melakukan wawancara merupakan ciri-ciri yang penting. Kualitas
wawancara yang rendah, serta banyak kesalahan yang dibuat dalam melakukan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


60
wawancara, banyak disebabkan oleh karena pewawancara itu tidak berguna sama
sekali. Karena itu banyak ahli menganggap bahwa kerja mewawancarai tidak
boleh merupakan kerja tetap, tetapi sebaliknya kerja tidak rutin, untuk
menghindarkan kebosanan.

3) Akurat
Seorang pewawancara harus akurat, baik dalam mencatat jawaban dalam
mengaplikasikan definisi, dalam mengikuti intruksi serta dalam kerja administratif
lainnya. Memang tidak dapat dihindarkan bahwa banyak juga ketidakkakuan yang
terjadi, tetapi janganlah hal tersebut suatu kebiasaan atau bersifat pada seseorang
pewawancara.
4) Penyesuaian
Seorang pewawancara harus dapat menyesuaikan diri dengan sikon wawancara.
Sifat prasangka jangan sekali-kali dipunyai oleh seorang pewawancara.
Pewawancara harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan adat
istiadat, dengan jenis responden dan juga dengan jenis survei yang sedang
dikerjakan. Pewawancara harus selalu riang dalam situasi apa saja.
5) Personalitas dan Temperamen
Seorang pewawancara harus mempunyai personalia sendiri dan jangan over-
acting, baik dalam bentuk terlalu bersifat formal ataupun terlalu bersifat sosial.
Over – rapport tidak dianjurkan dalam melakukan wawancara. Tetapi
pewawancara harus bersifat wajar. Jangan mempunyai temperamen tinggi ataupun
terlalu emosional dengan responden.
6) Intelegensia
Intelegensia dan pendidikan memang diperlukan sebagai syarat, seorang
wawancara, tetapi intelegensi dan pendidikan tersebut tidaklah perlu terlalu tinggi.

OBSERVASI

11.3 PENGAMBILAN DATA DENGAN OBSERVASI


Pengambilan dan pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan barulah tergolong

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


61
sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai criteria sebagai
berikut :
a. pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan promosi
umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reabilitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai
beberapa keuntungan :
1) Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal,
perilaku, pertumbuhan dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau
sewaktu perilaku tersebut terjadi. Kejadian tersebut berlaku atau yang langsung
mengenai perilaku yang tipikal dari obyek dapat dicatat segera, dan tidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang.
2) Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subyek baik yang tidak dapat
berkomunikasi secara verbal.
Kelemahan yang penting dari pengamatan langsung, adalah :
1) Kadang kala diperlukan waktu menunggu yang lama untuk memperoleh
pengamatan langsung terhadap suatu kejadian.
2) Pengamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan secara
langsung.
3) Ada kejadian-kejadian yang tidak mungkin diperoleh datanya dengan pengamatan.
Secara umum, cara pengamatan langsung ini dapat dibagi dua yaitu :
- Pengamatan tidak berstruktur
- Pengamatan berstruktur
Untuk menentukan apakah suatu pengamatan yang dilakukan tidak berstruktur
atau berstruktur, maka terdapat 4 pernyataan dibawah ini harus dijawab oleh
sipeniliti :
- Apa yang akan diamati ?
- Bagaimana pengamatan tersebut dicatat ?
- Prosedur apa yang digunakan untuk memperoleh pengamatan yang akurat ?
- Bagaimana hubungan antara pengamat dengan yang diamati dan bagaimana
hubungan tersebut dibina ?

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


62
11.3.1 Pengamatan Yang Tidak Berstruktur
Pada pengamatan yang tidak berstruktur, si peneliti tidak mengetahui aspek-
aspek apa dari kegiatan-kegiatan yang dingin diamatinya relevan dengan
tujuan penelitiannya.
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam pengamatan yang tidak
berstruktur adalah :
1) Isi dari pengamatan
2) Mencatat pengamatan
3) Ketetapan pengamatan
4) Hubungan antara pengamat dan yang diamati.

11.3.2 Pengamatan Berstruktur


Pengamatan berstruktur berbeda dengan pengamatan tidak berstruktur
dalam sistematik tidaknya pengamatan yang dilakukan. Pada pengamatan
berstruktur, si peneliti telah mengetahui aspek dari apa aktivitas yang
diamatinya yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian, dengan
pengungkapan yang sistematik untuk menguji hipotesanya.

11.3.3 Beberapa Ciri Utama dari Pengamatan


Beberapa ciri umum dari metode observasi dalam mengumpulkan data
adalah sebagai berikut :
1) Harus secara jelas diketahui, apa yang ingin diamati
2) Perilaku dibuat dalam kategori-kategori
3) Unit yang digunakan dalam mengukur perilaku harus ada.
4) Derajat inferensi yang diinginkan harus jelas diketahui
5) Harus punya derajat serapan atau generalisasi.
6) Jenis atau besar sampel harus ditentukan
7) Pengamatan harus reliabel dan valid.

11.3.4 Pengamatan pada Penelitian Ilmu Natura


Dalam banyak hal, pengamatan juga dilakukan dalam penelitian ilmu-
ilmu natura. Misalnya dalam penelitian tentang pemupukan. Peneliti meneliti
“perilaku” serta pertumbuhan dari tanaman. Tetapi pengamatan dalam ilmu

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


63
natura lebih mudah. Karena pengakuan dapat dilakukan terhadap bagian-
bagian tertentu dari obyek dengan menggunakan ukuran yang cukup eksak.

11.4 PENETAPAN DAN PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL


Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel.
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel
(contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain sampel harus representatif.
Adapun cara-cara pengambilan sampel penelitian ini dapat dilakukan sebagai
berikut :

11.4.1 Sampel random atau sampel acak


Teknik sampling ini diberi nama demikian karena didalam pengambilan sampelnya,
peneliti “mencampur” subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek
dianggap sama. Pengabilan sampel ini hanya dapat dilakukan jika keadaan populasi
memang homogen.

11.4.2 Sampel berstrata atau stratified sample


Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau strata,
maka pengmabilan sampel tidak boleh dilakukan secara random. Adanya strata, tidak
boleh diabaikan, dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel.

11.4.3 Sampel wilayah atau area probability sample


Sampel ini dilakukan apabila ada perbedaan antara strata yang satu dengan strata
yang lain, sehingga dilakukan sampel wilayah apabila ada perbedaan ciri antara
wilayah yang satu dengan yang lain.

11.4.4 Sampel proporsi atau proportional sample


Teknik ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata
atau sampel wilayah.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


64
11.4.5 Sampel bertujuan atau purpose sample
Dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau
daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

11.4.6 Sampel quota atau quota sample


Teknik ini dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi
mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.

11.4.7 Sampel kelompok atau cluster sample


Dilakukan dengan mendasarkan diri pada kelompok-kelompok tertentu yang akan
dijadikan sumber penelitian.

11.4.8 Sampel kembar atau double sample


Sampel kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan
tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel
pertama.

11.5 TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENGUMPULAN DATA LAIN


Instrumen pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil
yang sesuai dengan kegunaannya, yaitu pengumpulan variabel yang tepat. Adapun Alat-
alat untuk pengambilan dan pengumpul data yang lain, adalah :

11.5.1 Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok.

11.5.2 Angket
Angket, adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Prinsipnya hampir sama dengan kuesioner.

11.5.3 Interview

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


65
Interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).

11.5.4 Skala bertingkat atau rating scale


Skala bertingkat adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala. Walaupun skala ini
meghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tetentu tentang program
atau orang.

11.5.5 Dokumentasi
Dari kata asalnya adalah barang-barang tertulis. Didalam melakukan penelitian, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.
Setelah pengumpulan data, secara singkat perlu segera dilakukan pengolajhan data
yang pada dasarnya meliputi pekerjaan : 1) Persiapan; 2) Tabulasi; 3) Penerapan metode
untuk mengolah data sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan.

LATIHAN 11 :
1. Rancanglah sebuah kuesioner dengan pengambilan data yang disesuaikan untuk
menunjang rencana penelitian sebagai skripsi pada tugas akhir anda. Kuesioner itu
dapat anda awali dengan pra-kuesioner atau langsung disebarkan kepada para
responden, berikan alasannya. Tentukan pula cara mengetahui berapa jumlah sampel
responden yang layak agar hasil penelitian signifikan.
2. Lakukan suatu wawancara dengan responden sebagai sumber data baik di
perusahaan atau di lapangan. Latihan ini berguna untuk melatih kepercayaan diri
menghadapi berbagai perilaku dari para responden atau sumber data. Gunakan
teknik wawancara yang telah diberikan. Persiapkan wawancara dengan baik untuk
mendapatkan data primer yang akurat. Catatlah setiap jawaban dari responden atau
nara sumber data secara jelas dan sistematis dengan model dan format yang kreatif
3. Cobalah buat suatu obeservasi untuk mendapatkan data yang bisa digunakan
untuk penelitian.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


66
BAB XII
HIPOTESA

Selesai bab ini diharapkan mahasiswa dapat mengenal, memeriksa,


membuat, dan menguji hipotesa sesuai metode dan kebutuhan penelitian

1. DEFINISI HIPOTESA
Hipotesa atau disebut juga hipotesis, tidak lain adalah dari jawaban sementara
terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesa
menyatakan hubungan apa yang dicari atau yang ingin dipelajari. Hipotesa, adalah
pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana
adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi. Hipotesa, dapat berarti pula keterangan sementara dari hubungan
fenomena-fenomena yang kompleks.
Trelease (1960) memberikan definisi, hipotesa sebagai “suatu keterangan
sementara dari suatu fakta yang dapat diamati”. Sedangkan Good dan Scates (1954)
menyatakan bahwa “Hipotesa, adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan
serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati
ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah
penelitian selanjutnya ?” Hipotesa, adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel (Kerlinger, 1973).
Secara garis besar, kegunaan hipotesa antara lain :
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
b. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-cerai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.
Tinggi rendahnya kegunaan hipotesa sangat bergantung dari :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


67
a. Pengamatan yang tajam si peneliti.
b. Imajinasi serta pemikiran kreatif dari si peneliti.
c. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
d. Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.
2. CIRI-CIRI HIPOTESA BAIK :
a. Hipotesa harus menyatakan hubungan.
b. Hipotesa harus sesuai dengan fakta.
c. Hipotesa harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan pertumbuhan ilmu
pengetahuan.
d. Hipotesa harus dapat diuji.
e. Hipotesa harus sederhana.
f. Hipotesa harus bisa menerangkan fakta.

3. JENIS-JENIS HIPOTESA
Hipotesa, yang isi dan rumusannya bermacam-macam dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, dan tergantung dari pendekatan kita dalam membaginya.
Hipotesa dapat dibagi menjadi :
1. Hipotesa tentang perbedaan vs hubungan.
2. Hipotesa kerja vs hipotesa nul.
3. Hipotesa common sense dan ideal.

3.1. Hipotesa Hubungan dan Perbedaan


Hipotesa tentang hubungan, adalah pernyataan rekaan yang menyatakan
tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, yang mendasari teknik
korelasi ataupun regresi. Sebaliknya, hipotesa yang menyatakan perbedaan
menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu disebabkan oleh adanya
pengaruh variabel yang berbeda-beda. Hipotesa ini mendasari teknik penelitian
komparatif.

3.2. Hipotesa Kerja dan Hipotesa Nul


Hipotesa nol (null hypothesis) biasanya diuji dengan menggunakan
statistika, dan seperti telah dinyatakan di atas, hipotesa nul biasanya ditolak.
Dengan menolak hipotesa nul, maka kita menerima hipotesa pasangan yang
disebut hipotesa alternatif.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


68
Hipotesa kerja biasanya diuji untuk diterima. Hipotesa kerja biasanya
dirumuskan oleh peneliti-peneliti ilmu sosial dalam desain yang
noneksperimental.

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannnya


dalam penelitian. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesisi alternatif,
disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adakalanya hubungan antara variabel X
dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Sedangkan Hipotesis nol
(null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesisi nol sering juga disebut hipotesis
statistis. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel,
atau tidak adanya variabel X terhadap variabel Y.

3.3. Hipotesa tentang Ideal vs Common Sense


Hipotesa acapkali menyatakan terkaan tentang dalil dan pemikiran
bersahaja dan common sense (akal sehat). Hipotesa ini biasanya menyatakan
hubungan keseragaman kegiatan terapan.
Sebaliknya, hipotesa yang menyatakan hubungan yang kompleks
dinamakan hipotesa jenis ideal. Hipotesa ini bertujuan untuk menguji adanya
hubungan logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Hipotesa
ideal adalah peningkatan dan hipotesa analitis.

4. MENGGALI DAN MERUMUSKAN HIPOTESA


Menemukan suatu hipotesa memerlukan kemampuan si peneliti dalam
mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur dengan
menggunakan suatu kerangka analisa yang dibentuknya. Menggali dan merumuskan
hipotesa mempunyai seninya tersendiri. Si peneliti harus sanggup memfokuskan
permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka. Dalam
menggali hipotesa, si peneliti harus :
a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan
jalan banyak membaca literatur-literatur, yang ada hubungannya dengan penelitian
yang sedang dilaksanakan.
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat,
objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang
sedang diselidiki.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


69
c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan
yang lain yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Goode dan Hatt (1952) memberikan empat buah sumber untuk menggali
hipotesa :
a. Kebudayaan dimana ilmu tersebut dibentuk.
b. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori dan teori memberi arah kepada
penelitian.
c. Analogi juga merupakan sumber hipotesa. Pengamatan terhadap jagad raya yang
serupa atau pengamatan yang serupa pada ilmu lain, merupakan sumber hipotesa
yang baik.
d. Reaksi individu dan pengalaman. Reaksi individu terhadap sesuatu ataupun
pengalaman-pengalaman sebagai suatu konsekuensi dari suatu fenomena dapat
merupakan sumber hipotesa.
Goode dan Scates (1954) memberikan beberapa sumber untuk menggali
hipotesa, yaitu :
- Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu.
- Wawasan, serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan.
- Imajinasi atau angan-angan.
- Materi bacaan dan literatur.
- Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
- Data yang tersedia.
- Analogi atau kesamaan.
Merumuskan hipotesa bukanlah hal yang mudah. Seperti sudah disinggung,
penyebab kesukaran dalam memformulasikan hipotesa, yaitu :
1) Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori
yang terang.
2) Kurang kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
3) Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat
merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesa secara benar.
Hipotesa dibentuk dengan suatu pernyataan tentang frekuensi kejadian atau
dari hubungan antar variabel-variabel. Dapat dinyatakan bahwa sesuatu terjadi dalam
suatu bagian dari seluruh waktu atau sesuatu gejala diikuti oleh gejala lain, atau
sesuatu lebih besar atau lebih kecil dari yang lain. Bisa juga dinyatakan tentang
korelasi satu dengan yang lain.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


70
Sebagai kesimpulan, maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesa
dapat diberikan seperti berikut :
- Hipotesa harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik.
- Hipotesa sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
- Hipotesa sebaiknya menyatakan hubungan antar dua atau lebih variabel yang
dapat diukur.
- Hipotesa hendaknya dapat diuji.
- Hipotesa sebaiknya mempunyai kerangka teori.

5. MENGUJI HIPOTESA
Fungsi hipotesa adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang hubungan
tentatif antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tentatif ini
akan diuji validitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian.
Untuk menguji hipotesa diperlukan data atau fakta-fakta. Kerangka pengujian
harus ditetapkan lebih dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data. Pengujian hipotesa
memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teori, kerangka teori, penguasaan
penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-teknik pengujian. Cara pengujian
hipotesa bergantung dari metode dan desain penelitian yang digunakan.
5.1 Menguji Hipotesa dengan Konsistensi Logis
Penggunaan logika memegang peranan penting dalam menguji hipotesa
dengan konsistensi logis. Logika adalah ilmu yang mempelajari cara memberi alasan.
Karena cara memberi alasan dengan berpikir tentang berpikir. Secara lebih luas logik
adalah studi tentang operasional memberi alasan, dengan mana fakta-fakta diamati,
bukti-bukti dikumpulkan dan kesimpulan yang wajar diambil. Dengan demikian,
logik tidak lain dari metode memberi alasan. Cara penarikan kesimpulan dengan
berpikir secara valid dinamakan berpikir secara logik.
Logik adalah cara menalar dimana data diamati dan dibagi-bagi, buktinya
dicari dan dipertimbangkan, dan kemudian kesimpulan diambil. Ada dua cara dalam
memberi alasan, yaitu cara deduktif (dari umum menuju spesifik), dan cara induktif
(dari spesifik menuju umum).
5.1.1 Alasan deduktif
Alasan deduktif adalah cara memberi alasan dengan berpikir dan bertolak
dari pernyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


71
khusus atau spesifik. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya dengan jalan
menggunakan pola berpikir yang disebut sillogisma.
Dalam program berpikir secara deduktif, ada tiga jenis sillogisme yang
dapat digunakan, yaitu :
a. Sillogisme alternatif
b. Sillogisme hipotetis
c. Sillogisme kategori
Sillogisme hipotetik, adalah suatu argumentasi dengan tiga proposisi,
yaitu :
- Premis major, yang merupakan proposisi hipotetik
- Premis minor, yang merupakan proposisi kategori
- Kesimpulan yang merupakan proposisi kategori
Sillogisme kategori adalah alat argumentasi yang banyak digunakan oleh
Aristoteles, yang dinyatakan secara bebas sebagai “apa saja yang dapat
dikukuhkan atau disalahkan dari satu kelas, dapat dikukuhkan atau ditolak oleh
tiap anggota kelas tersebut”.
5.1.2 Alasan Induktif
Alasan induktif adalah cara berpikir untuk memberi alasan yang dimulai
dengan pernyataan-pernyataan yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi
yang bersifat umum. Alasan secara induktif banyak digunakan untuk menjajaki
aturan-aturan alamiah dari suatu fenomena.
5.1.3 Canon dari Mill
Dalam hubungannya dengan alasan induktif ada beberapa aksioma yang
sering dipakai dalam proses berpikir, yaitu :
- Apa saja yang terjadi, ada penyebabnya.
- Jika ada perbedaan dalam efek atau pengaruh maka ada perbedaan dalam
sebab.
- Tiap sebab adalah pengaruh dari efek sebelumnya dan tiap efek adalah
penyebab dari efek posterior.
John Stuart Mill adalah ahli mantik pertama yang berhasil membuat desain yang
dapat memberikan implikasi untuk pengujian hipotesa. Metode yang
dikembangkannya disebut Canon dari Mill atau hukum Mill. Canon Mill ini
merupakan embrio dari desain percobaan. Ada 5 buah canon dari Mill yaitu :
a. Canon I : Metode kesesuaian (methods of agreement)

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


72
b. Canon II : Metode perbedaan (methods of difference)
c. Canon III : Metode bersama kesesuaian dan perbedaan (methods of
agreement and difference)
d. Canon IV : Metode per tinggal (methods of residue)
e. Canon V : Metode variasi yang beriringan (methods of concomitant
variations)
5.2 Menguji Hipotesa Dengan Mencocokkan Fakta
Satu cara lagi menguji hipotesa adalah dengan mencocokkan dengan fakta.
Hal ini sering dilakukan pada penelitian dengan metode percobaan.
Kontrol dalam suatu percobaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Dengan manipulasi fisik
2) Dengan pemilihan bahan atau desain
5.3 Pengembangan Hipotesis
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama
serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang
kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis. Oleh karena itu
dalam merumuskan hipotesis peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji.
Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.
Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang
dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis,
apabila ternyata tidak terbukti.
Hal yang sangat perlu diperhatikan oleh peneliti, adalah bahwa ia tidak boleh
mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data
yang hanya bisa membantu keinginannya, atau memanipulasi data sedemikian rupa
sehingga mengarah ke terbuktinya hipotesis. Peneliti harus bersikap obyektif terhadap
data yang sudah terkumpul.
Secara khusus hipotesa ditetapkan berdasarkan teori. Oleh karena itu dalam
penelitian hipotesa biasa diletakkan setelah tinjauan pustaka dan ada pula yang
meletakkannya dalam bab I. Ada hipotesa penelitian, dan ada pula hipotesa statistik.
Dalam statistik deskriptif tidak diperlukan hipotesa karena sudah jelas. Misalnya mencari
rata-rata, modus, median, dll. Dalam statistik inferensial memerlukan suatu hipotesa.
Contoh dalam menetapkan distribusi normal, statistik F, dll Tetapi tidak setiap hipotesis
diselesaikan dengan cara statistik.

LATIHAN XII :
Cari
Buku atau
Ajar buatlah
Metodologi beberapa
Penelitian TI - hipotesis dan tentukan
FT UPN “Veteran” jenisnya. Selanjutnya berikan
Jawa Timur
73
deskripsi ringkas bagaimana cara mengujinya ?
BAB XIII
KARYA TULIS ILMIAH DAN KERANGKA
PENULISAN LAPORAN

Dari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menyusun pra-proposal,


karena terdapat beberapa konsep dasar yang memberi arah dan
landasan untuk mengembangkannya menjadi proposal.

1. PENGERTIAN DAN BENTUK KARYA TULIS


Proses penulisan karya tulis ilmiah dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:tahap pra
penulisan (pra-writing), tahap penulisan (writing), dan tahap perbaikan (revision). Tahap
pra penulisan, penulisan membuat suatu rancangan tulisan. Tahap penulisan, penulisan
mulai mewujudkan rancangan tertulis yang telah dibuatnya. Perbaikan, penulis membaca
kertas kerja pertama, dan mulai menyempurnakannya.bentuk karya tulis ilmiah itu,yang
biasa digunakan, adalah : makalah (paper), laporan (report), skripsi (thesis), dan disertasi.
1.1 Makalah (paper)
Makalah,adalah karya tulis ilmiah yang ditulis untuk memenuhi tugas tertentu, dan harus
dipertanggung jawabkan pada seminar ilmiah. Merupakan karya ilmiah yang dibuat para
mahasiswa di Perguruan Tinggi dalam rangka proses belajar atau penyelesaian studinya.
1.2 Laporan (report)
Laporan, adalah segala bentuk dokumen dan catatan resmi maupun tidak resmi baik
dalam bentuk tulisan maupun audio visual yang disusun secara sistematis. Dalam hal ini
laporan yang dimaksudkan, adalah tulisan sebagai hasil penelitian.
1.3 Skripsi dan tesis
Skripsi dan tesis, adalah karya tulis ilmiah yang merupakan tulisan wajib
mahasiswa untuk mencapai jenjang akademis tertentu (S-1/ S-2)
Penulisan skripsi harus memperhatikan beberapa hal berikut :
- Berdasarkan penelitian yang dilakukan mahasiswa sendiri
- Menghasilkan kesimpulan dari masalah yang dibahas atau diteliti
- Memberikan sumbangan nyata bagi kemajuan ilmu pengetahuan
Skripsi, merupakan karya ilmiah mahasiswa program S1 yang ditulis dan
dipersiapkan pada akhir program studinya sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


74
Tesis, merupakan karya ilmiah mahasiswa program S2 yang ditulis dan
dipersiapkan pada akhir program studinya sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar.
1.4 Disertasi
Disertasi, adalah hasil tulisan ilmiah yang disusun untuk mencapai gelar tertinggi
(doktor) dalam bidang akademis.
Disertasi, merupakan karya ilmiah mahasiswa program S-3 yang ditulis dan dipersiapkan
pada akhir program studinya sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar.
Secara keseluruhan, hasil penelitian merupakan karya ilmiah yang dibuat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menguji kebenaran ilmu, dan dapat
meningkatkan kesejahteraan umat manusia..

2. PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH


2.1 Syarat penulisan karya tulis ilmiah
Prinsip-prinsip yang menjadi syarat penulisan karya tulis ilmiah :
a. Objektivitas
b. Pola berpikir deduktif-induktif
c. Sistematika
d. Petunjuk umum penulisan Judul
e. Kutipan
2.2 Kutipan dalam karya tulis ilmiah
a. Kutipan langsung
b. Kutipan tak langsung
d. Catatan kaki
Catatan kaki dapat berisi : sumber kutipan atau penjelasan tambahan yang membantu
penjelasan tulisan.penjelasan sumber kutipan yang muncul berulang kali dapat di
singkat dengan beberapa istilah
- ibid
Ibid merupakan singkatan dari kata latin ibidem, yang berarti pada tempat
yang sama. Digunakan juga pada halaman yang sama terdapat 2 kutipan atau
lebih, dari sumber yang sama dan penulisannya tidak diselingi oleh sumber
kutipan lain
- op.cit.
Opcit merupakan singkatan dari kata latin operecitato yang berarti dalam karya
yang telah dikutip terdahulu. Digunakan apabila pada halaman yang sama

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


75
terdapat 2 kutipan atau lebih, dari sumber yang sama tetapi penulisannya
diselingi oleh sumber kutipan lain
- loc.cit
Loc. Cit merupakan singkatan dari kata latin yang berarti pada tempat yang
telah disebut. Digunakan apabila pada halaman lain terdapat kutipan yang
pernah dikutip dengan nomer halaman kutipan yang sama.

3. PENULISAN LAPORAN PENELITIAN


Sebelum seorang peneliti memulai kegiatannya meneliti, harus memulai membuat
rancangan terlebih dahulu. Rancangan tersebut diberi nama disain penelitian. Ada yang
menyebutnya dengan istilah proposal penelitian atau usulan penelitian. Desain penelitian,
merupakan rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar
kegiatan, yang akan dilaksanakan.
Di dalam disain penelitian sekurang-kurangnya termuat : Judul penelitian,
penegasan masalah, alasan mengadakan penelitian, tujuan meneliti, kegunaan hasil
penelitian, landasan teori, penelaahan kepustakaan, metodologi (meliputi teknik sampling,
metode pengumpulan data dan metode analisa data), langkah-langkah, jadwal kerja, dan
pembiayaan.
Proposal atau usulan penelitian dibuat oleh peneliti apabila ia membutuhkan
bantuan dana. Terkecuali skripsi mahasiswa, umumnya biaya bersifat mandiri. Agar pihak
yang akan memberi bantuan memahami betul apa yang dilakukan peneliti dan besar
manfaat hasil penelitian yang diharapkan, maka harus membuat proposal atau usulan
secara lengkap. Disamping disain, dicantumkan pula perperincian rencana kebutuhan dan
penggunaan dana. Oleh karena pada umumnya penelitian itu disponsori oleh pihak yang
memberi bantuan dana, maka setiap akan meneliti, membuat prposal terlebih dahulu.
Itulah sebabnya maka pengertian disain dan proposal kemudian dikacaukan atau
cenderung disamakan.
Bagi rancangan penelitian yang dibuat oleh mahasiswa dalam rangka penulisan
skripsi atau tesis, perlu dilengkapi dengan beberapa penjelasan, agar permasalahan yang
dirumuskan dapat dipahami oleh orang lain.
Dalam memberi penjelasan ini calon peneliti berpikir seolah-olah tugas
penelitiannya dapat diteruskan oleh orang lain, sehingga segala sesuatunya harus
dituliskan secara lengkap.
Adapun penjelasan tentang permasalahan yang akan diteliti ini meliputi :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


76
1. Penegasan judul
2. Alasan pemilihan judul
3. Problematik
4. Tujuan penelitian
5. Kegunaan hasil penelitian
Penjelasan seperti ini, selain dicantumkan dalam rancangan penelitian juga
dituliskan pada permulaan laporan penelitian, yaitu pada bab pendahuluan.
Di dalam menulis laporan penelitian, haruslah secara sistematis. Penelitian
merupakan sebuah karya ilmiah, maka laporan yang dibuat harus mengikuti aturan-aturan
penulisan karya ilmiah.
Pertama : penulis laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu ditujukan.
Kedua : penulis laporan harus menyadari bahwa pambaca laporan tidak mengikuti
kegiatan proses penelitian.
Ketiga : penulis laporan menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan
minat pembaca laporan tidaklah sama.
Keempat : laporan penelitian merupakan elemen yang pokok dalam proses kemajuan ilmu
pengetahuan.

4. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN


Langkah-langkah esensial atau yang biasa disebut kerangka dalam suatu penelitian
dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Menetapkan obyek atau pokok persoalan
Penetapan obyek tidak hanya berarti memberi isi dan meletakkan arah untuk kegiatan-
kegiatan dalam penyelenggaraan suatu penelitian, tetapi yang tidak kurang pentingnya
adalah dalam banyak hal obyek mendiktekan metodologi tertentu yang khususunya
dipandang paling cocok untuk memecahkan persoalan. Atau dapat juga dikatakan
bahwa penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan atau tantangan.
2) Merumuskan masalah
Sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan dan alternatif cara untuk
pemecahan masalah.
3) Menetapkan hipotesis
Hipotesis ditetapkan sebagai titik tolak mengadakan tindakan menentukan alternatif
pemecahan yang dipilih.
4) Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


77
Artinya mengumpulkan data secara empiris untuk menguji benar tidaknya hipotesis.

5) Mengolah data dan menarik kesimpulan


Mengolah berarti menyaring dan mengatur data atau informasi yang sudah masak. Jika
maksudnya yang semula penelitian akan dilanjutkan ke taraf inferensial, maka
penganalisaan, penginterpretasian, dan penarikan kesimpulan harus melengkapi taraf
pengolahan ini.
6) Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut
serta implikasinya di masa yang akan datang.
Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, ini disebut refleks dan bertujuan untuk menilai
pemecahan-pemecahan baru dari segi-segi kebutuhan-kebutuhan di masa mendatang.
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Memilih Masalah
2. Studi Pendahuluan
3. Merumukan Masalah
4. Merumuskan Anggapan Dasar atau merumuskan Hipotesis
5. Memilih Pendekatan
6. Menentukan Variabel dan Sumber Data
7. Menentukan dan Menyusun Instrumen
8. Mengumpulkan data
9. Analisis Data
10.Menarik Kesimpulan
11.Menyusun Laporan
Dari ke-11 langkah-langkah tersebut diatas dapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


78
Langkah 1
Memilih masalah

Langkah 2
Studi pendahuluan

Langkah 3
Merumuskan masalah

Langkah 4-a
Merumuskan anggapan dasar
Langkah 4-b
Rms Hipotesis
Langkah 5
Memilih pendekatan

Langkah 6-a Langkah 6-b


Menentukan variabel Menentukan sumber data

Langkah 7
Menentukan dan menyusun instrumen

Langkah 8
Mengumpulkan data

Langkah 9
Analisis data

Langkah 10
Menarik kesimpulan

Langkah 11
Menyusun laporan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


79
Gambar : Bagan Prosedur Penelitian

5. KERANGKA UMUM PENULISAN LAPORAN PENELITIAN


Secara umum kerangka penelitian dapat dibagi dalam tiga bagian, sebagai
berikut :
a. Bagian pendahuluan
- Halaman judul
- Halaman pengesahan
- Kata pengantar
- Halaman abstrak
- Daftar isi
- Daftar tabel
- Daftar gambar dan grafik
b. Bagian isi
- Pendahuluan
Pendahuluan memaparkan :
 Latar belakang masalah
 Perumusan masalah
 Tujuan dan kegunaan penelitian
 Hipotesis penelitian
 Penjelasan istilah
 Metode penelitian
- Landasan teori
- Hasil penelitian
- Kesimpulan dan saran
c. Bagian penutup
- Daftar kepustakaan
Secara umum pada dasarnya, cara penulisan daftar kepustakaan, adalah :
- Nama penulis disusun berurutan sesuai abjad
- Disusun satu spasi dengan baris pertama dimulai dari margin kiri dan
baris berikutnya diketik mulai pada ketukan kelima
- Dicantumkan : nama pengarang, tahun, judul, edisi, nama penerbit, dan
kota

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


80
- Lampiran (perhitungan lengkap, tabel, dan diagram/ grafik)
- Indeks
6. KERANGKA KHUSUS TATA CARA ATURAN LAPORAN PENELITIAN
Di lingkungan Jurusan Teknik Industri FTI UPN “Veteran” Jawa Timur,
digunakan kerangka khusus sebagai bagian tata cara aturan penulisan proposal dan
laporan penelitian dengan urutan seperti berikut :
Halaman judul
Lembar persetujuan
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar/ grafik
Daftar lampiran
Abstraksi
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan
1.4 Tujuan
1.5 Asumsi
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Sistematika Penulisan
Bab II : Tinjauan Pustaka
1. Penelitian terdahulu
2. Landasan teori
3. Hipotesis
Bab III : Metodologi Penelitian
1. Tempat dan waktu penelitian
2. Identifikasi dan definisi operasional variabel
3. Langkah-langkah pemecahan masalah (flowchart)
4. Metode pengumpulan data
5. Metode analisis data
Baab IV : Hasil dan Pembahasan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


81
1. Pengumpulan Data
2. Pengolahan Data
3. Perancangan
4. Pembahasan (meliputi analisis/ untuk perancangan diberikan interpretasi)
Bab V : Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar pustaka
Lampiran
Catatan :
Pada penyusunan pra-proposal hanya sampai dengan bab I dilengkapi dengan
daftar pustaka. Sedangkan proposal terdiri dari bab I s/d bab III dilengkapi dengan daftar
pustaka ataupun lampiran yang dianggap perlu. (Contoh proposal sebagai pembahasan
lihat bab XV).

LATIHAN 13 :
Tugas : Buatlah sebuah proposal lengkap dengan daftar pustakanya yang nantinya
dapat dilanjutkan menjadi penelitian. Tugas ini dapat pula menindaklanjuti pra-
proposal dalam latihan 5, pada akhir pembahasan bab V. Selanjutnya diskusikan
proposal tersebut secara kelompok, apakah layak dapat ditindak-lanjuti menjadi
penelitian. Diharapkan dari sini mahasiswa telah memiliki landasan awal yang dapat
dikembangkan menjadi tugas akhir sebagai skripsi.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


82
BAB XIV
PENJABARAN TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI

Sebagai pelengkap bekal pembuatan proposal secara praktis, selesai


membahas bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan membuat
materi proposal secara terarah, selaras, dan lebih mandiri

1. PENDALAMAN KERANGKA DASAR SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI


Setiap penyusunan skripsi untuk membuat laporan penelitian memiliki kerangka
dasar sistematika penulisan tertentu. Tiap instansi dan lembaga dapat memiliki
sistematika penyusunan laporan penelitian yang berbeda-beda dengan maksud dan tujuan
yang berbeda pula. Tetapi secara prinsip memiliki kerangka dasar hampir sama. Dengan
demikian kerangka dasar sistematika penulisan skripsi sebagai laporan penelitian
memerlukan pemahaman yang jelas dan terarah, sehingga memudahkan para mahasiswa
untuk menyelesaikan tugas akhir secara efektif dan efisien.
Dalam disiplin ilmu teknik industri terdapat kerangka dasar sistematika penulisan
skripsi yang memuat 5 sampai 6 bab, terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari sub judul, antara lain : 1) Latar Belakang; 2) Rumusan masalah; 3)
Tujuan; 4) Batasan; 5) Asumsi; 6) Manfaat; 7) Sistematika Penulisan. Urutan sub judul
tersebut dapat ditukar sesuai dengan prosedur institusinya. Adakalanya ditambah dengan
runag lingkup dan hipotesis. Hipotesis sangat penting dalam penelitian, tetapi tidak selalu
digunakan dalam jenjang Strata 1 (S-1). Kecuali berkaitan dengan penggunaan metode
statistik yang digunakan dalam penelitian dan menuntut adanya suatu hipotesis.
Adakalanya hipotesis dimunculkan dalam bab III untuk membantu memberi arah
penyelesaian penelitian.

BAB II : STUDI PUSTAKA


Studi pustaka berfungsi untuk memperkuat argumen secara ilmiah dan
mendukung metode maupun formula yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian
sebagai landasan operasional. Oleh sebab itu kajian pustaka lebih banyak menguraikan
tentang teori dasar dari metode yang digunakan dalam penelitian.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


83
Dalam istilah lain studi pustaka ini sering disebut juga sebagai : Tinjauan Pustaka
atau kajian pustaka.
BAB III : METODE PENELITIAN
Metode penelitian, adalah langkah-langkah yang dipergunakan untuk menjalankan
penelitian. Biasanya langkah-langkah ini merupakan urutan pemecahan masalah secara
kronologis (berurutan). Didalamnya sudah memuat metode treatment (perlakuan) yang
digunakan langsung untuk mengolah data yang didapat dari survey. Dengan perkataan
lain, metode penelitian merupakan rancangan desain penelitian yang membantu arah
penelitian. Dalam hal ini metode penelitian mempunyai 2 arah pengertian, sebgai berikut :
1) Metode Penelitian secara keseluruhan berarti : langkah-langkah solusi untuk
pemecahan masalah dalam bentuk flow chart, diagram, atau gambar skema urutan
pelaksanaan penelitian ; dan 2) Metode Penelitan secara khusus berarti : Suatu tool (alat)
tertentu satu atau lebih untuk treatment terhadap data hasil survey. M
Metode penelitian sebagai langkah-langkah solusi dibuat dengan mengacu pada :
1) Sistematika penulisan; dan 2) Logika urutan kegiatan atau urutan proses. Dengan
demikian kronologi mengalir secara jelas dan sistematis dari satu langkah ke langkah
berikutnya. Pada umumnya mahasiswa sebagai peneliti pemula kurang memahami benar
tentang urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam metode penelitian.
Terdapat 2 persepsi mengenai penggunaan kata : Metode penelitian untuk bab III
ini. Pertama : Penulisan “BAB III dengan judul : Metode Penelitian”, yang berarti desain
(rancangan) penelitian yang berisi langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang sudah
mencakup metode treatment sebagai tool pengolah data hasil survey. Kedua, “BAB III
dengan judul : Metodologi Penelitian”, yang berarti ilmu yang membahas tentang
berbagai metode untuk treatment penelitian sebagaimana pengertian untuk ilmu sosiologi,
ilmu demografi, ilmu ergonomi, dll. Namun dapat berarti pula, ilmu untuk merancang
(desain) penelitian yang mencakup seluruh langkah-langkah pemecahan masalah.
Terlepas dari perbedaan penulisan kedua judul tersebut, bukan merupakan
masalah prinsip sehingga kedua cara penulisan itu masih digunakan oleh berbagai
institusi. Karena hal itu tidak berpengaruh pada arah jalannya pelaksanaan penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab IV ini, terjadi 2 cara penulisan judul. Pertama, ditulis “BAB IV : HASIL
DAN PEMBAHSAN” seperti tersebut di atas. Kedua, bab IV dipecah menjadi 2 bab,
yakni : “BAB IV dengan judul PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA” dan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


84
“BAB V dengan judul ANALISIS DAN PEMBAHASAN atau ANALISIS DAN
INTERPRETASI” untuk penelitian yang berorientasi pada perancangan. Pada Jurusan
Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur, bab IV ditulis dengan judul HASIL DAN
PEMBAHSAN” yang sudah mencakup : pengumpulan dan pengolahan data sampai
dengan analisis dan pembahasan. Pembahasan lebih jauh diberikan pada bab tersendiri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bagian terakhir dari sistematika penulisan penelitian, adalah bab V berisi
kesimpulan dan saran. Kadang-kadang bila diperlukan, “SARAN” bisa diganti dengan
REKOMENDASI.
Perlu diingat, bahwa di dalam penyusunan sistematika penelitian secara
keseluruhan yang seringkali cukup sulit dihadapi oleh mahasiswa, adalah memunculkan
sub-sub judul dalam bab II (tinjauan pustaka) dan bab IV (hasil dan pembahasan). Seperti
diketahui, telah lazim dikenal 3 (tiga) sistematika penulisan, yakni : 1) Sistem angka;
2) Sitem huruf; dan 3) Gabungan sistem angka dan huruf (yang banyak diikuti berbagai
kalangan instansi pemerintah maupun swasta, baik di lingkungan pendidikan,
pemerintahan, dan perusahaan). Oleh sebab itu setiap sub-sub judul dalam bab tertentu
harus jelas termasuk dalam materi sub judul mana. Untuk hal ini diperlukan kreativitas
dan ketrampilan serta ketelitian untuk memunculkan sub-sub judul atau anak-anak sub
judul yang menjadi bagian dari induk judul tertentu.
Untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana cara mengisi dan membahas
setiap sub-sub judul dalam setiap bab selanjutnya akan diuraikan lebih lanjut pada bab
tersendiri seperti berikut.

2. TEKNIK PENYUSUNAN MATERI PROPOSAL BAB I – BAB III


Pada dasarnya teknik untuk membuat dan menyusun materi proposal diawali
dengan pengertian dan pemahaman terhadap setiap isi bab maupun sub-sub judul, dan
cara pembuatannya akan dibahas mulai dari judul atau topik, sebagai berikut :

MEMBUAT DAN MEMAHAMI JUDUL ATAU TOPIK


Pemahaman terhadap judul penelitian sangat menentukan keberhasilan dan
kelancaran penelitian. Dalam memahami pengertian kerangka dasar sistematika penulisan
penelitian, perlu dikemukakan pentingnya membuat dan memahami judul atau topik yang
ditetapkan untuk penelitian. Seringkali judul, tujuan, metode, dan kesimpulan tidak

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


85
selaras sehingga arah dan tujuan penelitian tidak sesuai. Membuat judul penelitian
memerlukan pemahaman dengan seksama melalui rangkaian kata demi kata dan
menghubungkannya sebagai kalimat secara keseluruhan sebagai judul penelitian. Untuk
keperluan tersebut seorang peneliti pemula atau mahasiswa bisa membutuhkan waktu
beberapa hari atau beberapa minggu untuk mendapatkan beberapa judul yang pasti,
dipahami, dan benar-benar diminati. Selanjutnya perlu dipilih satu judul yang tepat sesuai
dengan rumusan masalah, tujuan, dan kesimpulan yang akan didapatkan. Dengan
perkataan lain, seolah-olah peneliti sudah memiliki estimasi gambaran menyeluruh
tentang penelitian yang akan dikerjakannya, meskipun baru sebatas ide dan konsep
penelitian.
Ide untuk mendapatkan judul bisa berasal dari berbagai sumber multi media baik
elektronik seperti jurnal dari internet maupun media cetak seperti bulletin, jurnal, literatur
laporan penelitian, hasil pengamatan dan pengalaman.
Selanjutnya secara ringkas dibahas mengenai pengertian terhadap setiap bab dan
sub-sub judulnya. Tujuan utama pembahasan ini membantu mahasiswa untuk
memperlancar pembuatan proposal secara terarah dengan hasil yang optimal.

CARA MEMBUAT BAB I PENDAHULUAN


Bab I – Pendahuluan, adalah bagian yang berisi uraian yang menggambarkan tentang
beberapa langkah awal penelitian yang berisi sub-sub bagian, terdiri dari :
1.1 Latar Belakang
Latar belakang, adalah uraian yang berisi (minimal) 3 aspek pokok, antara lain
tentang : 1) Alasan-alasan atau pertimbangan-pertimbangan tentang mengapa
penelitian itu dilakukan. Disini berisi uraian sebab-sebab atau dasar-dasar yang digunakan
sebagai alasan untuk penelitian. Dapat juga berisi suatu ide tentang motivasi atau hal-hal
yang mendorong atau memberi inspirasi penelitian. Sehingga alasan ini dapat
berkembang menjadi pertimbangan dasar filosofis penelitian. 2) Tentang masalah-
masalah yang timbul, yang berkembang, atau yang dihadapi dan dipandang perlu untuk
dilakukan peneltian. Disini diberikan gambaran atau uraian mengenai sumber
permasalahan, dan berbagai seluk-beluk masalah yang terkait. 3) Solusi. Disini
disinggung metode yang digunakan sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang
diteliti. Pemilihan metode yang cocok dan tepat akan menentukan arah dan kelancaran
jalannya penelitian. Sehingga untuk menetapkan metode penelitian memerlukan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


86
pemikiran cermat dan pemahaman dengan memperhatikan kemudahan mendapatkan
literatur sebagai pendukung teori untuk mengisi bab II – tinjauan pustaka.
Dengan memahami pokok-pokok isi latar belakang tersebut diharapkan dapat
membantu mahasiswa untuk membuat dan menyusun sub judul : Latar Belakang. Secara
singkat latar belakang penelitian itu minimal berisi : Alasan, permasalahan, dan solusi
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah, adalah formula singkat, padat, dan jelas yang dapat
memberikan arah penelitian dan menggambarkan situasi dan kondisi yang sedang
dihadapi dan akan diselesaikan dengan suatu metode penelitian. Rumusan masalah ada
yang ditulis : Perumusan Masalah. Rumusan masalah sebaiknya diawali dengan kata
tanya verbal, misalnya : Bagaimana atau Apakah, dan tidak menutup kemungkinan bisa
pula dengan kalimat biasa tanpa diawali kata tanya terlebih dahulu. Tetapi penggunaan
kata tanya lebih lazim dan sangat membantu dalam merumuskan permasalahan yang
dihadapi. Tidak dianjurkan membuat rumusan masalah lebih dari satu item. Rumusan
masalah disarikan dan dibuat berdasarkan uraian latar belakang dan merupakan inti
masalah yang perlu diselesaikan dengan suatu metode. Jadi rumusan masalah
memerlukan keselarasan dengan metode yang digunakan. Hindarkan membuat beberapa
item rumusan masalah. Untuk jenjang strata 1 (S-1), satu rumusan masalah sudah cukup
sebagai problematika skripsi. Contoh rumusan masalah :
” Bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan customer perusahaan sehingga dapat
tercapai kepuasan yang diharapkan ? ”
1.3 Tujuan
Tujuan, adalah uraian yang memberi arah kepada kondisi-kondisi atau hal-hal
yang ingin dicapai, dibuktikan, diukur, diidentifikasi, dianalisis, dievaluasi, dibandingkan,
dirancang, diperbaiki, atau ditingkatkan.
Dalam membuat tujuan patut ditekankan, bahwa hubungan antara judul atau topik,
rumusan masalah, tujuan, dan kesimpulan harus selaras sehingga perlu mendapat
perhatian, pemahaman, dan pemikiran dengan seksama agar arah penelitian menjadi jelas
dan tidak menyimpang.
Cara paling mudah dan sederhana untuk membuat tujuan, adalah dengan
menghilangkan kata tanya “bagaimana” pada rumusan masalah di atas, maka sudah
menjadi tujuan penelitian. Sehingga kalimat tujuan menjadi : Meningkatkan kualitas
pelayanan customer perusahaan sehingga dapat tercapai kepuasan yang diharapkan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


87
Perlu diperhatikan, bahwa tujuan yang ingin dicapai bisa lebih dari satu sesuai
dengan kebutuhan penyelesaian masalah, dan hasil yang dicapai akan ditunjukkan pada
kesimpulan. Dengan perkataan lain, jika terdapat beberapa tujuan penelitian, maka tujuan
satu harus sesuai dengan kesimpulan satu, tujuan dua harus sesuai dengan kesimpulan dua
dst. Jika jumlah kesimpulan lebih dari jumlah tujuan maka selebihnya itu sebagai
pelengkap yang mendukung kesimpulan di atasnya (kesimpulan satu atau dua dst).
Dapat pula sebelum menulis butir tujuan didahului oleh batasan, sehingga
urutan sistematika penulisan sub judul bab I, menjadi : latar belakang – rumusan
masalah – batasan masalah – tujuan – asumsi – manfaat – sistematika penulisan. Akan
tetapi bisa juga urutan penulisan bab I : Latar belakang – rumusan masalah – tujuan –
batasan masalah – asumsi – manfaat – sistematika penulisan.
1.4 Batasan
Batasan, adalah kondisi-kondisi yang dapat diterima kebenarannya yang berfungsi
untuk memberi arah penelitian sehingga penelitian dapat dijalankan secara efektif dan
efisien. Sehingga batasan penelitian ini ibarat rambu-rambu yang mengantarkan pemakai
jalan sampai di tujuan secara efektif dan efisien.
Adakalanya sebelum batasan diberikan pula ruang lingkup penelitian, yaitu suatu ranah
atau cakupan materi yang dikaji dalam penelitian sesuai dengan metode treatment yang
digunakan sebagai solusi.
Contoh beberapa batasan :
Untuk penelitian dengan rumusan masalah dan tujuan di atas dapat menggunakan
batasan, antara lain :
1. Konsumen yang dilibatkan dalam penelitian ialah konsumen yang sedang dan
pernah menginap di Hotel Novotel Surabaya.
2. Pesaing yang dilibatkan hanya pesaing pada level hotel atau tingkatan bintang yang
sama.
3. Dalam penelitian ini, penggunaan metode hanya sampai pada tahap perencanaan
produk (product planning).
4. Perencanaan strategi peningkatan kualitas layanan tidak memperhitungkan segi biaya
(Catatan : Batasan butir 4 dapat digunakan jika memang biaya tidak berpengaruh).
1.5 Asumsi
Asumsi, adalah anggapan-anggapan yang dapat diterima kebenarannya tetapi
kontinuitas dan konsistensinya tidak menuntut fakta. Jadi asumsi bukan merupakan fakta-

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


88
fakta tetapi suatu pendekatan yang berguna untuk membantu metode treatment dalam
menjalankan fungsinya. Contoh beberapa asumsi :
Asumsi yang dipakai sesuai rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, misalnya :
1. Data yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan, diasumsikan dapat mewakili
pendapat pelanggan.
2. Dalam melakukan respon teknis, mahasiswa dibantu oleh staff dari perusahaan.
3. Atribut-atribut kepentingan dan kepuasan yang disusun dapat mewakili kepentingan
dan kepuasan pelanggan.
1.6 Manfaat
Manfaat, adalah kontribusi dari hasil penelitian yang dapat memberi nilai tambah
baik bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun peningkatan kesejahteraan
manusia. Manfaat penelitian bersifat spesifik atau khusus sebagai hasil penelitian. Tidak
sedikit mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam memunculkan manfaat.
Salah satu teknik untuk memunculkan manfaat, adalah dengan melihat pada efek
ataupun akibat perlakuan/ treatment metode terhadap variabel-variabel penelitian.
Variabel-variabel itu jika di treatment dengan metode tertentu akan menjadi seperti apa.
Jadi, item butir banyaknya manfaat seharusnya sesuai dengan banyaknya variabel yang
di treatment. Manfaat nampak lebih jelas bilamana ditulis dalam beberapa item yang
lebih terinci dari pada berupa satu uraian saja.
Contoh beberapa manfaat :
Memperhatikan rumusan masalah, tujuan, batasan, dan asumsi serta yang
terpenting dengan melihat variabel yang digunakan dalam penelitian (lihat contoh studi
kasus bab XV), maka manfaat yang diberikan dari penelitian dapat ditunjukkan, sebagai
berikut :
1. Menambah wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu teknik
industri untuk memecahkan masalah-masalah nyata (riel) dalam dunia industri terutama
industri jasa pariwisata yang mengutamakan kualitas pelayanan dengan menggunakan
metode Quality Function Deployment dan Servqual untuk merencanakan peningkatan
kualitas pelayanan hotel.
2. Penelitian ini juga bermanfaat bagi pihak hotel, antara lain :
- Memberikan informasi tentang keinginan Customer.
- Memberikan informasi tentang kepuasan pelanggan
- Memberikan informasi tentang kondisi pesaing.
- Memberikan suatu usulan strategi yang menyeluruh mengenai perencanaan dan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


89
implikasi terhadap usaha perbaikan, performansinya.
3. Memberikan usulan pada perusahaan untuk memperbaiki pelayanan yang akan
datang.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ditulis berurutan sesuai dengan pelaksanaan penelitian yang
saling berhubungan satu sama lain. Pada umumnya dibagi menjadi 5 – 6 bab. Sistematika
penulisan hanya menunjukkan gambaran garis besar penelitian secara singkat tanpa
melupakan aspek khusus dari penelitian yang bersangkutan meskipun ditulis secara
umum.
Contoh sistematika penulisan terdiri dari 5 bab :
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi, dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan tentang industri jasa, konsep kualitas jasa, akreditasi
perhotelan, serta teori perancangan menggunakan Quality Function
Deployment (QFD).
Bab III Metode Penelitian
Urutan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian diuraikan dalam bab
ini beserta penjelasan dalam pemilihan metode yang akan digunakan dan dapat
dilihat dalam bentuk diagram alir (flowchart).
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam bab ini berisi kumpulan data kebutuhan atau keinginan customer
terhadap pelayanan yang diberikan oleh Hotel Novotel Surabaya, dan data
lainnya yang kemudian di lakukan pengolahannya. Serta penyusunan rumah
kualitas ( HOQ) hotel Novotel Surabaya dan akan dibahas mengenai analisa
yang di lakukan terhadap hasil pengolahan data.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Berisi penarikan kesimpulan yang di dapat dari penelitian yang telah
dilakukan. Selain itu juga berisi saran-saran yang dapat diberikan pada pihak
perusahaan untuk perbaikan kualitas layanan dimasa datang maupun saran
untuk peneliti selanjutnya.
Daftar Pustaka

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


90
Lampiran
CARA MEMBUAT BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka atau ada yang menulis studi pustaka, adalah uraian yang
berisi konsep dan teori-teori yang sesuai dengan judul penelitian, yang bersumber dari
berbagai literatur maupun jurnal sebagai daftar pustaka yang tercantum di bagian akhir
laporan penelitian sebelum kesimpulan – saran yang disusun secara sistematis
berdasarkan abjad atau urutan angka numerik. Tinjauan pustaka lebih banyak berisi uraian
untuk mendukung landasan teori mengenai metode yang digunakan dalam penelitian.
Banyaknya daftar pustaka yang digunakan dalam penelitian biasanya
mencerminkan kualitas dan bobot kualifikasi suatu penelitian. Semakin banyak
kepustakaan yang digunakan dalam penelitian semakin akurat dan kompleks pula
penelitian itu. Terkecuali materi penelitian merupakan masalah baru yang sulit
mendapatkan buku referensi pendukung.
Salah satu cara efektif untuk membuat uraian studi pustaka, adalah dengan
membagi-bagi dalam berbagai bagian sub judul secara berurutan dengan mengacu pada
topik atau judul penelitian. Tidak ada aturan urutan yang pasti untuk menyusun sub-sub
judul dalam bab II ini. Tetapi secara singkat dapat dikatakan, bahwa urutan sub-sub judul
yang dibahas dalam bab II pada umumnya mengikuti konsep kalimat yang terkandung
dalam judul penelitian. Pembahasan sub judul bab II dimulai dari konsep dan definisi
pengertian kata-kata awal yang terdepan dari judul penelitian sampai dengan pemahaman
dan uraian tentang metode maupun formula yang digunakan untuk penelitian. Semua
uraian itu mengacu pada daftar pustaka atraupun referensi yang digunakan sebagai dasar
teori pendukung penelitian. (Lihat contoh). Adakalanya dalam bab II dilengkapi pula
dengan hasil penelitian lain yang berkaitan atau pendukung sebagai pembanding dan
memperkuat landasan teori maupun pentingnya penelitian.
Dengan perkataan lain studi pustaka menjelaskan tentang teori-teori pendukung
metode penelitian, meliputi uraian tentang : Konsep pengertian metode, definisi metode,
tujuan, fungsi dan kegunaan metode, formula metode, langkah-langkah cara penggunaan
metode untuk treatment data beserta skema atau diagram alir (bilamana ada). Seringkali
dalam studi pustaka diberikan teori mengenai beberapa metode dari beberapa pakar atau
penemu metode itu sebagai pembanding dan pertimbangan pemilihan metode sebagai
alternatif terbaik. Sehingga uraian tentang teori pendukung metode secara singkat
menjelaskan pula alasan pemilihan metode, kelebihan dan kelemahan dari sebuah metode.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


91
Teori-teori pendukung metode itu dicuplik dari berbagai buku referensi ilmiah
termasuk jurnal ilmiah. Jumlah daftar pustaka sebagai dasar kajian pustaka, tidak ada
ketentuan tetapi untuk jenjang S-1, pengalaman menunjukkan rata-rata dibutuhkan
sedikitnya 5 – 10 literatur sebagai acuan daftar pustaka sudah dianggap cukup memadai.
Tetapi untuk penelitian yang bersifat profesional jumlah daftar pustaka jauh lebih banyak.

CARA MEMBUAT BAB III – METODE PENELITIAN


Pada umumnya tidak sulit bagi mahasiswa membuat dan mengisi materi bab III.
Yang perlu diwaspadai, adalah membuat bagian materi sub judul : Identifikasi dan
definisi operasional variabel. Terdapat banyak jenis variabel seperti diuraikan dalam bab
III. Tetapi dalam disiplin teknik industri secara ringkas dapat disebutkan variabel dapat
berupa : 1) Variabel murni, yaitu apabila dapat ditentukan secara langsung variabel bebas
(independent) dan tak bebas/ tergantung (dependent); 2) Variabel faktor, yakni adanya
beberapa faktor yang menjadi variabel karena masing-masing mengalami perlakuan
(treatment); 3) Variabel atribut, yakni adanya penggunaan beberapa atribut yang menjadi
variabel karena masing-masing diberikan perlakuan (treatment); 4) Variabel yang berupa
faktor-faktor tanpa treatment dalam beberapa kondisi tetapi tetap mendapatkan iterasi
(satu perlakuan atau berulang-ulang dalam satu kondisi) atau simulasi untuk mendapatkan
optimasi; dan 5) Variabel yang berupa atribut-atribut tanpa treatment dalam beberapa
kondisi tetapi tetap mendapatkan iterasi (satu perlakuan atau berulang-ulang dalam satu
kondisi) atau simulasi untuk mendapatkan optimasi.
Jadi terdapat 2 (dua) kelompok variabel. Yang pertama, variabel yang mengalami
perlakuan dengan berbagai kondisi terdiri dari butir 1) – 2) – 3). Dan yang kedua, variabel
berupa faktor atau atribut terdiri dari butir 4) dan 5) yang hanya diberikan perlakuan
dalam satu kondisi. Misalnya memanaskan larutan dalam beberapa suhu/ temperatur
untuk mencari suhu penguapan terbaik. Yang cukup sulit, adalah mengukur persepsi-
persepsi.
Secara umum urutan materi metode penelitian dalam bab III pada disiplin Teknik
Industri, terdiri dari : 3.1 Lokasi dan waktu penelitian; 3.2 Identifikasi dan definisi
operasional variabel; 3.3 Variabel (yang digunakan); 3.4 langkah-langkah penelitian; dan
3.5 flow chart (diagram) pemecahan masalah atau disebut : metode penelitian.

LATIHAN XIV :
Tugas : Buatlah handout berupa slide ringkas dari proposal yang anda buat pada
latihan 13, selanjutnya presentasikan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


92
BAB XV
CONTOH PROPOSAL PENELITIAN
SEBAGAI LATIHAN STUDI KASUS DAN DISKUSI

Sebagai penunjang aplikasi dari buku ajar metodologi peneltian secara


konkrit, berikut ini diberikan contoh isi dari sebuah proposal penelitian
dari skripsi tugas akhir mahasiswa Jurusan Teknik Industri FTI UPN
“Veteran” Jawa Timur. Periksalah proposal ini dengan seksama.
Selanjutnya dapat dilakukan diskusi, analisis dan pembahasan sebagai
latihan guna mendalami penerapan prinsip-prinsip metodologi penelitian
yang telah dibahas. Disamping itu untuk mengetahui bagaimana
kebenaran penyusunan proposal ini dapat dipertanggung-jawabkan
secara ilmiah.

JUDUL PENELTIAN :

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN JASA


PERHOTELAN DENGAN MENGGUNAKAN
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN SERVQUAL
(STUDI KASUS HOTEL “X” SURABAYA)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas diikuti dengan kemajuan teknologi,
maka banyak perusahaan industri didirikan baik industri yang bergerak pada bidang
manufaktur maupun industri yang bergerak pada bidang jasa. Maka setiap perusahaan
berusaha menghadapi persaingan yang ketat dan tanpa sengaja menciptakan persaingan.
Dengan meningkatnya persaingan menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan
kualitas produk yang dihasilkan, dengan mengerti kebutuhan dan keinginan konsumen
serta berusaha untuk memenuhi apa yang mereka harapkan. Dengan demikian kepuasan
konsumen dapat tercapai sehingga kesetiaan/loyalitas konsumen kepada perusahaan
tersebut tercipta.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


93
Perusahaan harus mampu memberikan kualitas produk maupun jasa yang terbaik
bagi konsumen dan pelanggan, perusahaan perhotelan harus dapat memberikan kualitas
terbaik bagi konsumen dalam pelayanan/service. Dengan banyaknya hotel maka
persaingan antar jasa perhotelan semakin ketat, maka pihak hotel harus mengerti
kebutuhan dan keinginan konsumen dan pelanggan, kualitas pelayan ditingkatkan dan
dipertahankan agar mampu menghadapi persaingan antar jasa perhotelan khususnya hotel
yang berbintang sama.
Perusahaan dituntut untuk dapat mengerti keinginan dari pelanggan, bukan hanya
memikirkan mencari pelanggan yang baru tanpa pernah mau memikirkan suatu cara
untuk mempertahankan pelanggan padahal biaya untuk mencari pelanggan baru, jauh
lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan. Dengan tujuan memberikan
kepuasan kepada pelanggan, mempertahankan dan mencari konsumen/pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan kunci utama kesuksesan untuk semua perusahaan
termasuk juga Hotel Novotel, dimana mereka dituntut untuk dapat memberikan kualitas
Pelayanan yang baik sesuai dengan keinginan dari tamu. Kepuasan dari tamu yang
diharapkan tidak terlepas dari inti jasa perhotelan tersebut berupa pelayanan menginap
dan produk lainnya berupa fasilitas hiburan dalam hotel. Aktivitas pendukung yang
diberikan hotel adalah memberikan suasana nyaman, bersih, lingkungan yang asri,
pelayanan yang cepat dan ramah serta berbagai aktivitas lainnya.
Dalam aktivitas-aktivitas yang terlibat itu, perusahaan dituntut untuk memberikan
pelayanan atau service yang bisa memenuhi keinginan pelanggan bahkan dapat
memberikan nilai lebih sehingga dapat berkompetisi dengan perusahaan lainnya.
Pelayanan yang baik dapat mengurangi biaya untuk mencari pelanggan baru dan
membuat loyalitas pelanggan terhadap perusahaan meningkat. Dengan meningkatnya
loyalitas pelanggan akan membuat pelanggan tersebut akan menggunakan jasa
perusahaan tersebut kembali.
Untuk dapat mewujudkan kepuasaan pada konsumen secara sempurna perusahaan
harus memberikan pelayanan yang bermutu tinggi, mengingat kualitas pelayanan yang
baik berdasarkan sudut pandang konsumen, karena konsumen yang menikmati jasa.
Sebelum menikmati jasa konsumen, mempunyai harapan terhadap jasa yang akan
diberikan. Harapan ini merupakan keyakinan konsumen sebelum mencoba atau membeli
suatu jasa, yang dijadikan standard atau acuan dalam menilai kinerja jasa tersebut.
Untuk meningkatkan kepuasan pelayanan pelanggan, Hotel Novotel Surabaya
memerlukan suatu desain pengembangan kualitas layanan di dalam membenahi pelayanan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


94
yang ada selama ini. Dengan memperhatikan keinginan dari tamu dan komplin pelanggan
hotel yang ada, seperti keramahan karyawan, kebersihan ruangan, dan fasilitas hotel.
Peningkatan kepuasan pelanggan/tamu hotel di kembangkan melalui suatu desain kualitas
layanan yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan saat ini.
Dengan berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan pada Hotel Novotel, Surabaya, untuk mengantisipasi ketidakpuasan
pelanggan dengan meningkatkan layanannya. Dengan peningkatan kualitas layanan
diharapkan dapat memberikan kepuasan pelanggan sehingga pelanggan tetap
setia/loyalitas dan tidak berpindah Hotel.

1.2. Batasan Masalah


Untuk membatasi serta menyederhanakan permasalahan agar sesuai dengan
tujuan penelitian maka ditetapkan batasan- batasan permasalahan yang digunakan, yaitu :
1. Konsumen yang dilibatkan dalam penelitian ialah konsumen yang sedang dan pernah
menginap di Hotel Novotel Surabaya.
2. Pesaing yang dilibatkan hanya pesaing pada level hotel atau tingkatan bintang yang
sama.
3. Dalam penelitian ini, penggunaan metode hanya sampai pada tahap perencanaan
produk (product planning).
4. Perencanaan strategi peningkatan kualitas layanan tidak memperhitungkan segi biaya.

1.3. Perumusan Masalah


Masalah yang akan dipecahkan dalam tugas akhir ini dirumuskan sebagai
berikut :
” Bagaimana meningkatkan Pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan perhotelan
Hotel Novotel Surabaya sehingga tercapai kepuasan pelanggan ? ”

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah
Merencanakan strategi peningkatan kualitas jasa pelayanan sehingga dapat memberikan
kepuasan yang optimal kepada pelanggan dengan menggunakan metode Quality Function
Deployment dan Servqual.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


95
1.5. Asumsi Asumsi
Asumsi yang dipakai dalam pembahasan penelitian ini adalah, sebagai berikut :
1. Data yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan, diasumsikan dapat mewakili
pendapat pelanggan.
2. Dalam melakukan respon teknis, mahasisiwa dibantu oleh staff dari perusahaan.
3. Atribut-atribut kepentingan dan kepuasan yang disusun dapat mewakili kepentingan
dan kepuasan pelanggan.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diberikan dapat di peroleh dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Menambah wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu teknik
industri untuk memecahkan masalah-masalah nyata (riel) dalam dunia industri terutama
industri jasa pariwisata yang mengutamakan kualitas pelayanan dengan menggunakan
metode Quality Function Deployment dan Servqual untuk merencanakan peningkatan
kualitas pelayanan hotel.
2. Penelitian ini juga bermanfaat bagi pihak hotel, antara lain :
- Memberikan informasi tentang keinginan Customer.
- Memberikan informasi tentang kepuasan pelanggan
- Memberikan informasi tentang kondisi pesaing.
- Memberikan suatu usulan strategi yang menyeluruh mengenai perencanaan dan
implikasi terhadap usaha perbaikan, performansinya.
3. Memberikan usulan pada perusahaan untuk memperbaiki pelayanan yang akan
datang.

1.7 Sistematika Penulisan


Dalam penelitian ini, sistematika penulisan diusahakan berurutan menurut
pelaksanaan penelitian yang saling berhubungan satu sama lain. Penulisan ini dibagi 5
tahapan umum yang tiap tahapan dikelompokkan dalam bab dan masing-masing bab akan
di bagi lagi dalam tahapan yang lebih detail. Tahapan umum tersebut adalah :
Bab I Pendahuluan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


96
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi, dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan tentang industri jasa, konsep kualitas jasa, akreditasi
perhotelan, serta teori perancangan menggunakan Quality Function
Deployment (QFD).
Bab III Metode Penelitian
Urutan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian diuraikan dalam bab
ini beserta penjelasan dalam pemilihan metode yang akan digunakan dan dapat
dilihat dalam bentuk diagram alir (flowchart).
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam bab ini berisi kumpulan data kebutuhan atau keinginan customer
terhadap pelayanan yang diberikan oleh Hotel Novotel Surabaya, dan data
lainnya yang kemudian di lakukan pengolahannya. Serta penyusunan rumah
kualitas ( HOQ) hotel Novotel Surabaya dan akan dibahas mengenai analisa
yang di lakukan terhadap hasil pengolahan data.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Berisi penarikan kesimpulan yang di dapat dari penelitian yang telah
dilakukan. Selain itu juga berisi saran-saran yang dapat diberikan pada pihak
perusahaan untuk perbaikan kualitas layanan dimasa datang maupun saran
untuk peneliti selanjutnya.
Daftar Pustaka
Lampiran

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


97
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jasa
2.1.1 Definisi jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit, karena kata jasa
mempunyai banyak arti dari mulai pelayanan personal (personal service) sampai jasa
sebagai suatu produk. Kotler (1994) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun, produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
Perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah mereka yang memberikan
konsumen produk jasa baik yang berwujud atau tidak seperti hiburan, transpotasi, restoran
dan pendidikan. Jadi jasa selalu mempunyai aspek interaksi antara pihak konsumen dan
pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa juga
merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktivitas dan aktivitas-aktivitas tersebut
tidak berwujud.
2.1.2 Karakteristik Jasa
Produk jasa memilki karakteristik yang berbeda dengan barang (produk fisik).
Griffin (1996), menyebutkan karakteristik jasa, sebagai berikut :
1. Intangibility (Tidak Berwujud)
Jasa bersifat intangibility, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar
atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah tidak berwujud
yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman
2. Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi sedangkan
jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi
secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri
khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dalam
hubungan penyedia jasa dan pelanggan, efektivitas individu yang menyampaikan
jasa (contact-personel) merupakan unsur penting.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


98
3. Variability
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandarized out-put,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan
dimana jasa tersebut dihasilkan.
4. Perishability
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
Kondisi diatas tidak akan menjadi masalah jika permintaannya konstan. Tetapi
kenyataannya permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi dan
dipengaruhi faktor musiman, misalnya permintaan akan jasa transpotasi antar kota
akan melonjak menjelang Lebaran, Natal dan Tahun Baru, permintaan akan jasa
rekreasi dan hiburan meningkat selama liburan dan sebagainya.
Menurut Stanton, etzel dan Walker (1991), ada pengecualian dalam karakteristik
perishability dan penyimpanan jasa. Dalam kasus tertentu, jasa bisa disimpan, yaitu dalam
bentuk pemesanan (misalnya, reservasi tiket pesawat dan kamar hotel), peningkatan
permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi (misalnya minivacation weekends
di hotel-hotel tertentu) dan penundaan penyampaian jasa (misalnya asuransi) sebagai
contoh jasa asuransi dibeli oleh pelanggan, kemudian jasa tersebut ditahan oleh
perusahaan asuransi sampai saat dibutuhkan oleh pemegang polis atau ahli waris klien
yang bersangkutan. Dengan demikian hal ini bisa dianggap sebagai suatu bentuk
penyimpanan.

2.2. Konsep kualitas


2.2.1 Definisi Kualitas
Dalam kehidupan kita seringkali mendengar orang membicarakan masalah
kualitas, misalnya mengenai kualitas produk buatan luar negeri yang lebih baik dari pada
produk dalam negeri. Kualitas mempunyai banyak kreteria yang berubah secara terus-
menerus karena setiap pribadi seseorang akan menilai dengan kreteria yang berlainan.
Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa
yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


99
Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas
kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau
spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas
yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa
kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :
 Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
 Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
 Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah
Dengan berdasarkan elemen-elemen tersebut, Goetsch dan Davis (1994, p.4)
membuat definisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya, adalah kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

2.2.2 Kualitas Layanan


Pengertian kualitas layanan menurut Valerie Zeithaml et.al (1990), hal 19)
adalah :
“Service quality as preceived by customer, can be defined as the extent of discrepancy
between customer’s expectation or desires and the perception”
Dengan pengertian kualitas layanan menurut, Zeithaml mengembangkan alat untuk
mengukur mutu layanan yang di sebut Servqual, yang terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Bagian harapan, yang berisi pernyataan untuk mengetahui harapan umum konsumen
yang berhubungan dengan pelayanan.
2. Bagian persepsi, yang berisi pernyataan yang sesuai/sama dengan bagian harapan
untuk mengukur penilaian konsumen berdasarkan pengalaman, observasi dan kesan
yang ditimbulkan terhadap badan usaha yang ingin diteliti dalam kategori pelayanan.
Apabila pelanggan menerima layanan sesuai atau melebihi harapannya, maka
pelanggan tersebut akan merasa puas dan cenderung untuk melakukan pembelian atau
menggunakan layanan tersebut kembali. Sebaliknya, apabila pelanggan merasa tidak
puas, maka pelanggan tersebut akan enggan untuk melakukan pembelian ulang.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


100
2.2.3 Pandangan Konsumen Tentang Kualitas Layanan
Kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai perbedaan ekspektasi (harapan)
konsumen dengan persepsi yang ada, pandangan konsumen terhadap kualitas pelayanan
di kemukakan Valerie A.Zeithaml, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini

Dimension of Servise Word of mouth Personal need Past External


Quality experience Communications

Tangibles

Reliability

Responsiveness
Competence
Courtesy
Expected Service
Communication
Credibility Perceived
Security Service Quality
Access
Perceived Service
Understanding to customer
need
Gambar 2.1 Pandangan Konsumen Tentang Kualitas Layanan

Pandangan konsumen dalam mengharapkan kualitas yang baik di pengaruhi oleh


adanya :
1. Komunikasi antar pelanggan
2. Kebutuhan pelanggan sendiri
3. penyampaian pesan langsung/tidak langsung dari media promosi
Beberapa pakar pemasaran seperti Parasuraman, Zethaml dan Berry melakukan
penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasi sepuluh
faktor utama yang menentukan kualitas jasa. Kesepuluh faktor tersebut meliputi
( Parasuraman, et, al 1985 ) :
1. Tangibles (Bukti Fisik)
Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal, penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan
dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


101
oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dsb.) perlengkapan
dan peralatan yang dipergunakan (teknologi) serta penampilan pegawainya.

2. Reliability (Keandalan)
Keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai
yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan keakuratan yang tinggi.
3. Responsiveness (Daya tanggap)
Kemauan atau kesiapan karyawan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian
informasi yang jelas.
4. Competence (Kompetensi)
Setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki ketrampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu.
5. Courtessy (Sopan santun)
Meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian dan keramahan yang dimiliki
para contact personal, seperti resepsionis, operator telepon, dll.
6. Credibility (Kredibilitas)
Sifat jujur dan dapat di percaya. Kredibilitas mencakup nama perusahaan,
reputasi perusahaan, karakteristik pribadi contact personal dan interaksi dengan
pelanggan.
7. Security (Keamanan)
Aman dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Aspek ini meliputi keamanan
secara fisik (physical safety), keaamanan finansial (financial security) dan kerahasiaan
(confidentiality).
8. Access
Meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti lokasi
fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama, saluran
komunikasi perusahaan yang mudah dihubungi, dll.
9. Communication (Komunikasi)
Memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka
pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


102
10. Understanding / Knowing The Customer (Mengerti Keinginan Pelanggan)
Berusaha untuk memahami kebutuhan pelanggan.
Kesepuluh dimensi tersebut dapat dirangkum menjadi 5 dimensi Servqual
yang digunakan oleh Pelanggan untuk menilai suatu kualitas pelayanan yang diberikan
kepadanya karena adanya harapan dan kenyataan terhadap yang diberikan oleh pemberi
pelayanan dengan mempertimbangkan ukuran atau dimensi kualitas layanan (Dimensions
Of Service Quality) menurut (Fandy Tjiptono,2002:69), yaitu :
1. Tangible (bukti langsung)
Berkaitan dengan fasilitas fisik, peralatan, penampilan personal dan alat-alat
komunikasi yang dapat ditangkap panca indera konsumen.
2. Reliability (keandalan)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan kepada pelanggan
dengan segera, akurat dan memuaskan.
3. Responsiveness (daya tanggap)
Rasa tanggung jawab dari pemberi jasa untuk membantu konsumen dan
memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance (jaminan)
Berkaitan dengan pengetahuan, kesopanan dan kemampuan personil untuk
menimbulkan rasa percaya, aman dan yakin kepada pelanggan.
5. Emphati (empati)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian
pribadi, dan memahami keinginan pelanggan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Original Ten Dimension Tangible Reliability Responsiveness Assurance Emphaty


Evaluating Servqual
1. Tangibles
2. Reliability
3. Responsiveness
4. Competence
5. Courtessy
6. Credibility
7. Security
8. Access
9. Communications
10. Understanding

Gambar 2.2 10 Dimensi yang disederhanakan menjadi 5 Dimensi SERVQUAL


Sumber : Valerie A. Zeithaml, A. Parasuraman, Leonard L. Berry, 1990, Delivering Quality

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


103
Service Balancing Customer Perception and Expectation, The Free Press, New York.

Dari gambar 2.2 dapat dilihat bahwa Competence, Courtesy, Credibility, dan
Security dapat dijadikan satu dimensi yaitu Assurance. Dan begitu pula Access,
Communication, dan Understanding dapat dijadikan satu dimensi Emphaty. Sedangkan
dimensi yang lain tetap.

2.2.3.1. Harapan
Kunci utama dari kualitas layanan adalah menyesuaikan atau melebihi kualitas
layanan yang diharapkan pelanggan. Schiffman dan Kanuk berpendapat (Schffman dan
Kanuk. 1994;173) ” In the marketing context, people tends to perceived products and
product attributes according to their own expectation”.
ini berarti bahwa sebelum membeli sesuatu produk atau jasa, konsumen tentunya
mempunyai harapan dalam dirinya dan harapan inilah yang dapat dijadikan standard
untuk menilai kualitas layanan dari suatu perusahaan.
Tingkat kepuasan konsumen yang satu akan berbeda dengan tingkat kepuasan
konsumen lain karena harapan setiap konsumen terhadap kualitas layanan yang berbeda-
beda, beberapa faktor yang mempengaruhi harapan meliputi pengalaman masa lalu,
perkataan orang lain, komunikasi eksternal dan kebutuhan pribadi konsumenmemilih para
penyedia jasa atas dasar faktor-faktor tersebut. Dari keempat faktor tersebut yang paling
sulit untuk dikendalikan atau dikontrol oleh perusahaan adalah kebutuhan pribadi.
Konsumen yang memiliki harapan yang terlalu tinggi akan lebih sulit untuk
merasa puas dibandingkan dengan konsumen yang harapannya akan suatu kualitas
layanan lebih rendah.
Expectation (harapan) merupakan keinginan atau kebutuhan dari konsumen.
Servis Expectation tidak menggambarkan layanan yang akan ditawarkan tetapi layanan
yang seharusnya ditawarkan.

2.2.3.2. Persepsi
Definisi persepsi menurut menurut Leon G Schiffman & Leslie L Kanuk
( Schiffman & Kanuk,1983 : 136) adalah
”Process by which an individual select, organizes and interprets stimuli into a
meaningful and current picture of the world”.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


104
Artinya persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih
mengorganisasi dan menginterpretasikan rangsangan (stimuli) dari luas yang diterimanya
ke dalam suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu rangsangan dapat
berbeda terhadap persepsi orang lain, karena setiap orang tidak sama dalam kebutuhan,
nilai, harapan dan kesukaannya.
Perbedaan persepsi terhadap objek-objek rangsangan tiap orang menurut Henry
assael ( Henry assael,1983 : 115-116 ) disebabkan karena empat proses yang berhubungan
dengan persepsi, yaitu :
A. Selective Exposure
Kepercayaan konsumen dipengaruhi oleh pilihan dari apa yang didengar
dan dibaca.
B. Selective Attention
Persepsi timbul karena adanya kesadaran yang tinggi terhadap dukungan
informasi yang ada dan menghindari dari informasi yang berlawanan.
C. Selective Comprehension
Persepsi dipengaruhi oleh adanya penafsiran informasi, karena itu harus
konsisten dengan kepercayaan.
D. Selective Retention
Proces dimana seseorang akan mengingat pada informasi yang relevan
dengan keputusan atau sesuai dengan kepercayaan dan sikap yang ada.

2.2.4 Model Kualitas Pelayanan


Definisi tentang service quality adalah segala yang memfokuskan pada usaha
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen disertai dengan ketepatan dalam
menyampaikannya sehingga tercapai kesesuaian yang seimbang dengan harapan
konsumen. (Parasuraman A. Valerie. Zeithmal & Berry L. Leonard, 1990).
Sedangkan yang dimaksud dengan kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya. Adapun faktor utama yang mempengaruhi kualitas adalah :
 Layanan yang diharapkan (Expected Service)
 Layanan yang diterima (Perceived service)

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


105
Kualitas layanan dapat dikatakan baik bila layanan yang diterima sesuai dengan
yang diharapkan dan dikatakan buruk bila layanan yang diterima rendah dibandinmgkan
dengan yang diharapkan. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada
kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. Harapan
pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut
serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan jasa, kemudian dibandingkannya.
Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1993) membentuk model kualitas jasa yang
menyoroti syarat-syarat utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Adapun
model dibawah ini mengidentifikasikan lima kesenjangan yang mengakibatkan kagagalan
penyampaian jasa, yaitu :
1. Kesenjangan antara konsumen dan persepsi manajemen
Gap ini terjadi karena pihak manajemen tidak mengetahui apa yang diharapkan
oleh konsumen. Faktor-faktor penyebab terjadinya gap ini adalah :
- Kurangnya interaksi dan komunikasi antara manajemen dan konsumen.
- Tingkatan manajemen yang terlalu banyak
- Tidak adanya orientasi manajemen yang jelas, hal ini disebabkan karena riset
pemasaran yang tidak mencukupi, penggunaan hasil riset pemasaran yang tidak
memadai dan kurangnya hubungan timbal balik antara konsumen dan pihak
manajemen.
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa
Gap ini terbentuk karena adanya penyimpangan dalam penetapan spesifikasi
kualitas produk. Faktor-faktor penyebabnya antara lain yaitu :
- Kurangnya komitmen dari pihak manajemen dalam hal kualitas pelayanan
- Adanya persepsi pihak manajemen bahwa kualitas pelayanan yang diinginkan
oleh konsumen tidak mungkin dilaksanakan.
- Kurangnya standarisasi tugas
- Ketidakjelasan tujuan yang ingin dicapai
3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa
Terjadinya gap ini karena adanya ketidaksesuaian antara spesifikasi kualitas
pelayanan yang ditetapkan dengan performansi pelayanan yang diberikan. Faktor-
faktor penyebabnya meliputi :
- Role Ambiguity yaitu terjadinya kebingungan pada bagian pelaksana dalam
melakukan pekerjaannya karena tidak memiliki informasi dan keterampilan yang
dibutuhkan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


106
- Role Conflict yaitu adanya persepsi pada karyawan bahwa mereka tidak dapat
memenuhi keinginan pelanggannya. Ini disebabkan karena banyaknya jumlah
pelanggan yang menginginkan pelayanan pada waktu yang sama.
- Kurangnya adaptasi karyawan terhadap lingkungannya.
- Tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh karyawan dalam
melakukan tugasnya.
- Pengawasan yang kurang dan tidak efektif
- Tidak adanya rasa kebersamaan sebagai satu tim dari pihak pelaksana dan pihak
manajemen.
4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal
Gap ini terjadi karena apa yang dijanjikan penyedia jasa tidak sesuai dengan
pelaksanannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan, yaitu :
- Pihak manajemen tidak banyak memberikan janji pada pelanggan
- Kurangnya komunikasi horizontal yang disebabkan oleh :
a. Kurangnya komunikasi antara pihak pelaksana dan bagian promosi
b. Bagian penjualan dan bagian operasi
c. Bagian sumber daya manusia, pemasaran dan operasi
d. Perbedaan kebijakan dan prosedur di dalam departemen atau cabang-cabang
5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan
Gap ini terjadi ketika satu atau beberapa gap yang telah dijelaskan diatas terjadi.
Adapun secara konseptual kualitas pelayanan dapat dimodelkan sebagai berikut :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


107
Komunikasi Dari Kebutuhan Pengalaman
Mulut ke Mulut Pribadi Masa Lalu

Jasa Yang
Diharapkan

Kesenjangan 5

Jasa Yang
Dialami
KONSUMEN

PEMASAR Penyampaian Jasa Komunikasi


Kesenjangan 4
(sebelum dan Eksternal ke
sesudah kontak) Pelanggan

Kesenjangan 3

Translasi Persepsi
Kesenjangan 1 Menjadi Spesifikasi
Kualitas Jasa

Kesenjangan 2

Persepsi
Manajemen Tentang
Harapan Konsumen

Gambar 2.3. Model Kualitas Jasa (Gap Model)

Sumber: Parasuraman, Valarie A. Zeithaml dan Leonard L. Berry,


A Conceptual Model of Service Quality and Implication for Future Research Journal of Marketing,
Fall 1985, hal 44.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


108
2.3 Hotel
2.3.1 Pengertian Hotel
Pengertian hotel menurut Grolier Electronic Publishing Inc. (1995), menyebutkan
bahwa hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan dan
pelayanan-pelayanan lain untuk umum. Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging
Industry bahwa, yang utama hotel terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan jenis tamu
yang menginap sebagaian besar untuk urusan bisnis dan turis.
2. Resident Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk
apartemen dengan kamar-kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan.
3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi ditempat-tempat wisata, dan
menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konfrensi untuk
tamu-tamunya.
Dengan mengacu pada pengertian-pengertian tersebut diatas, dan untuk
menertibkan perhotelan di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan
dalam surat Keputusan Menparpostel No. KM 37/PW.340/MPT-86, tentang Peraturan
Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I, pasal 1, Ayat (b) dalam SK tersebut menyatakan
bahwa, hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagaian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa
penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Dalam Surat Keputusan
tersebut menganggap perlu untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan ’akomodasi’.
Penjelasan itu tercantum dalam Bab I, Pasal I, Ayat (a) sebagai berikut: Akomodasi
adalah wahana untuk menyediakan pelayanan jasa penginapan yang dapat di lengkapi
dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya adalah :
1. Suatu jenis akomodasi.
2. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada.
3. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya.
4. Disediakan bagi umum.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


109
5. Dikelola secara komersial, yang diamaksud dengan dikelola secara komersial adalah,
dikelola dengan memperhitungkan untung atau ruginya serta yang utama adalah
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.

2.3.2 Karakterstik Usaha Pelayanan Hotel


Tujuan dari setiap usaha perhotelan adalah mencari keuntungan dengan
menyewakan fasilitas dan menjual pelayanan kepada para tamunya, berdasarkan
pengertian hotel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hotel dalam menjalankan
usahanya selalu melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Penyewaan Kamar
Kegiatan utama dari suatu usaha hotel adalah menyewakan kamar kepada
tamu, Untuk memberikan kepuasan kepada tamu. Untuk dapat memberikan kepuasan
kepada tamu, keadaan kamar yang disewakan harus berada dalam keadaan bersih,
nyaman, menarik dan aman (terbebas dari berbagai kemungkinan terjadinya
kecelakaan, pencurian dan penyakit).
Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu pada kamar hotel pada dasarnya bisa
dibedakan, atas :
a. Single Room : Kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan
satu buah tempat tidur berukuran Single untuk satu orang.
b. Twin Room : Kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah
tempat masing-masing berukuran Single.
c. Double Room : Kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur
berukuran Double (untuk dua orang).
d. Double-Double : Kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua
kamar tamu, dan dengan tempat tidur berukuran Double
(untuk dua orang).
Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing-masing jenis kamar tersebut
adalah, sebagai berikut :
 Kamar mandi private (bath room)
 Tempat tidur (jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis)
 Ruang tidur
 Almari pakaian (cupboard)

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


110
 Telepon
 Radio dan televisi
 Meja rias / tulis (dressing table)
 Rak untuk menyimpan koper (luggage rack)
 Asbak, korek api, handuk, alat tulis (stationaries)
Jenis-jenis kamar menurut fasilitas yang tersedia berbeda dari satu hotel dengan
hotel yang lain, hal ini disebabkan karena harga kamar selalu dikaitkan dengan
kelengkapan fasilitas kamar, makin lengkap fasilitasnya makin mahal pula harganya.
2. Penjualan makanan dan minuman
Bagian makanan dan minuman merupakan salah satu bagian yang terdapat di
hotel, yang mempunyai fungsi melaksanakan penjualan makanan dan minuman.
Sekalipun melakukan fungsi menjual makanan dan minuman, tetapi dibalik itu semuanya
terdapat kegiatan-kegiatan yang sangat komplek. Kegiatan-kegiatan itu adalah
melaksanakan usaha pengembangan produk makanan dan munuman, merencanakan
usaha pengembangan produk makanan dan minuman, merencanakan kegiatan-kegiatan
yang menarik tamu untuk makan dan minum di restoran hotel, melakukan pembelian
bahan-bahan makanan dan minuman, penyimpanan bahan-bahan makanan dan minuman,
melakukan pengolahan, penyajian makanan dan minuman serta perhitungan produk yang
digunakan.
Karena aktivitas-aktivitasnya yang berkaitan dengan penyediaan pelayanan
makanan dan minuman, maka bagian makanan dan minuman ini dapat dikatakan suatu
bagian hotel yang paling kompleks dalam arti jumlah karyawan yang dibutuhkan,
perhitungan pendapatan dan biaya, dan pengendalian yang harus dilakukan oleh
manajemen perusahaan.

3. Penyediaan pelayanan-pelayanan penunjang lain yang bersifat komersial.


Penyediaan pelayanan hotel yang bersifat komersial merupakan bagian fasilitas
hotel yang dapat memberikan kepuasan dan kelengkapan dari kebutuhan tamu hotel.
Seperti penyewaan gedung yang dapat digunakan acara-acara ataupun keperluan bisnis
perkantoran, penyewaan kendaraan, dan sebagainya yang dapat memberikan pelayanan
bagi tamu

2.3.3 Kualitas Pelayanan dan Harapan Tamu

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


111
Kunci untuk memberikan kepuasan kepada tamu adalah berusaha untuk
mengetahui terlebih dahulu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh tamu yang akan
atau sedang menginap di hotel. Harapan tamu adalah sesuatu ( barang atau jasa
pelayanan) yang diminta / dibutuhkan dan diinginkan oleh tamu, umumnya barang atau
jasa pelayanan yang diminta / diinginkan dikaitkan dengan nilai barang atau jasa yang
sama, yang pernah diterima sebelumnya. Maka dapat disimpulakan bahwa kepuasan yang
merupakan harapan tamu, adalah tingkat kesesuaian antara barang / jasa pelayanan yang
diinginkan dengan kenyataan barang / jasa pelayanan yang diterima. Tingkat kesesuaian
tersebut merupakan hasil, penilaian yang dilakukan oleh tamu didasarkan pada
penegetahuan dan pengalamannya.
Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan tamu yang dijadikan sebagai tolak ukur pelayanan yang baik, maka
perlu dijelaskan tentang kualitas pelayanan. Penilaian terhadap kualitas pelayanan
ditentukan oleh tamu sebagai pemakai jasa pelayanan tersebut. Oleh sebab itu kualitas
pelayanan dapat diciptakan dengan terlebih dahulu mengidentifikasikan harapan tamu
tentang pelayanan yang dibutuhkan dan diinginkan, kemudian disesuaikan dengan
pelayanan yang akan disediakan oleh hotel.
Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang komplek, oleh James A. Fitzsimmons dan
Mona J. Fitzsimmons dijelaskan bahwa tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui
lima prinsip demensi pelayanan sebagai tolak ukurnya, yaitu :
1. Reliabilitas (Reliability), adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan
benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu.
2. Responsif (Responsiveness), adalah kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak
membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu.
3. Kepastian / jaminan (Assurance), adalah pengetahuan dan kesopanan serta
kepercayaan diri para pegawai. Memiliki ciri yaitu berkompetensi untuk meberikan
pelayanan, sopan dan memiliki sifat respek terhadap tamu.
4. Empati (Empathy), memberikan perhatian individu tamu secara khusus. Memiliki ciri
yaitu memberikan kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan
dan usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu.
5. Nyata (Tangibles), sesuatu yang nampak atau nyata.
Seperti penampilan para pegawai dan fasilitas phisik lainnya seperti peralatan dan
perlengkapan yang menunjang pelaksanaan pelayanan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


112
2.4 Kepuasan Pelanggan
2.4.1 Pengertian Kepuasan Pelangggan
Pada dasarnya tujuan bisnis adalah menciptakan dan mempertahankan pelanggan.
Dengan memahami proses dan pelanggan maka organisasi dapat menyadari dan
menghargai makna kualitas. Semua usaha manajeman diarahkan pada satu tujuan utama,
yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. Apapun yang dilakukan manajemen tidak akan ada
gunanya bila akhirnya tidak menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan dapat memberi beberapa manfaat, diantaranya (Fandy
Tjiptono, 1994, p.9):
1. Hubungan antara perusahaaan dan para pelanggannya menjadi harmonis.
2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.
3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.
4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-month) yang
menguntungkan bagi perusahaan.
5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan.
6. Laba yang diperoleh dapat meningkat.
Kepuasan pelanggan sendiri tidak mudah didefinisikan, berbagai macam
pengertian yang diberikan oleh para pakar. Day (dalam Tse dan Wilton,1998, p.204)
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah respons pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya)
dan kinerja aktual produk yang dirasakan pemakainnya. Engel, et al. (1990, p.545)
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif
yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan
ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. Sedangkan Kotler
(1994, p.40) menandaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.
Dari definisi-definisi tersebut ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian
kepuasan pelanggan mencakup perbedaaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang
dirasakan, pengertian ini didasarkan pada disconformation paradigm dari Oliver (dalam
Engel, et al.,1990, pp.545-547).
Kepuasan pelanggan merupakan prioritas paling utama dalam organisasi, maka
organisasi semacam ini haru memiliki fokus pada pelanggan. Kunci untuk membentuk
fokus pada pelanggan adalah menempatkan para karyawan untuk berhubungan dengan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


113
pelanggan dan memberdayakan mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memuaskan para pelanggan. Jadi unsur yang paling penting dalam pembentukan fokus
pada pelanggan adalah interaksi antara karyawan dan pelanggan.

2.4.2 Pengukuran Kepuasan Pelanggan


Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencangkup perbedaan antara
harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan dan dapat diukur dengan berbagai macam
metode dan teknik. Beberapa macam metode pengukuran kepuasan pelanggan adalah
sebagai berikut (Kotler,1994, pp.41-43) :
1. Sistem keluhan dan sasaran
Organisasai yang berpusat pelanggan memberikan kesempatan yang luas kepada para
pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan.
2. Ghost shopping
Mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli
potensional, kemudian melaporkan temuan - temuannya mengenai kekuatan dan
kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam
pembelian produk-produk tersebut.
3. Lost customer analysis
Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah
pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi.
4. Survei keputusan pelanggan
Umumnya penelitian mengenai keputusan pelanggan dilakukan dengan penelitian
survai., baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung.

2.4.3 Harapan dan Kepuasan Pelanggan


Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor, diantaranya
pengalaman berbelanja dimasa lampau, opini, teman dan kerabat, serta informasi dan
janji-janji perusahaan dan para pesaing (Kotler dan Amstrong, 1994). Faktor-faktor
tersebutlah yang menyebabkan harapan seseorang biasa saja atau sangat kompleks.
Menurut Fandy Tjiptono (1996), harapan pelanggan dapat didefinisikan sebagai perkiraan
atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan di terimanya bila ia membeli atau
mengkonsumsi suatu produk atau jasa.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


114
Diantara beberapa faktor penyebab tersebut ada yang bisa dikendalikan oleh
penyedia jasa. Dengan demikian penyedia jasa bertanggung jawab untuk meminumkan
miskomunikasi dan misinterpretasi yang mungkin terjadi dan menghindarinya dengan
cara merancang jasa yang mudah dipahami dengan jelas.

Beberapa penyebab utama tidak terpenuhinya harapan pelanggan dapat di lihat


pada gambar 2.3

Pelanggan keliru
mengkomunikasikan jasa
yang diinginkan

Pelangganm keliru
menafsirkan signal Harapan Kinerja karyawan
(harga, positioning,dll) Tidak perusahaan yang buruk
Terpenuhi

Miskomunikasi
rekomendasi mulut ke Miskomunikasi
mulut penyediaan jasa oleh
pesaing

Gambar 2.4 Penyebab Utama Tidak Terpenuhinya Harapan Pelanggan


Sumber : Manajemen Jasa, fandy Tjiptono, Penerbit Andi Yogyakarta.

2.4.4 Riset Kepuasan Pelanggan


Riset kepuasan pelanggan berkaitan dengan penentuan jenis produk atau
pelayanan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan. Keinginan dan kebutuhan ini
menciptakan harapan. Terpenuhinya harapan pelanggan menghasilkan kepuasan dan
menciptakan pelanggan yang setia. Sebaliknya tidak terpenuhinya harapan menghasilkan
ketidak puasan.
Harapan dinyatakan dalam beberapa atribut dimana atribut ini mewakili hal
penting mengenai bagaiaman pelanggan menilai suatu produk atau perusahaan. Atribut
yang menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan dikembangkan dangan
memperhatikan dua hal, yaitu :
1. Atribut haruslah penting bagi pelanggan.
2. Atribut harus di bawah kontrol dan mempengaruhi perusahaan secara langsung.
2.5 Quality Function Deployment ( QFD )

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


115
Quality Fuction Deployment (QFD) merupakan praktik untuk merancang suatu
proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD menerjemahkan apa yang
dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi (Services Marketing :213).
QFD memungkinkan organisasi untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan,
menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses
hingga tercapai efektifitas maksimum. QFD juga merupakan praktik menuju perbaikan
proses yang dapat memungkinkan organisasi untuk melampaui harapan pelanggannya.
Menurut Fandy T. dan Anastasia D.,2001:113 QFD sendiri terdiri atas beberapa aktifitas
berikut :
a. Penjabaran persyaratan kualitas pelanggan (kebutuhan akan kualitas)
b. Penjabaran karakteristik kualitas yang dapat diukur
c. Penentuan hubungan antara kebutuhan kualitas dan karakteristik
d. Penerapan nilai-nilai berdasarkan angka tertentu terhadap masing-masing karakteristik
kualitas
e. Penyatuan karakteristik kualitas ke dalam produk
f. Perancangan, produksi, dan pengendalian kualitas produk

2.5.1 Definisi Quality Fuction Deployment (QFD)


Quality Function Deployment merupakan metodologi yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan prioritas kebutuhan dan keinginan
konsumen kedalam produk atau jasa yang disediakan bagi konsumen.
Beberapa definisi umum tentang QFD antara lain :
a. Menurut Cohen,1995 QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam
proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas
suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
b. Menurut Besterfield. Et. Al,1995 QFD adalah suatu alat dalam perencanaan yang
dipergunakan untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Tujuan dari QFD tidak hanya memenuhi sebanyak mingkin harapan-harapan


pelanggan tapi juga berusaha melampaui harapan-harapan pelanggan sebagai cara untuk
berkompetisi dengan saingannya.

2.5.2 Konsep dan Manfaat Quality Function Deployment (QFD)

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


116
Dikembangkan untuk menjamin bahwa produk yang memasuki tahapan produksi
benar-benar akan dapat memuaskan kebutuhan para pelanggan dengan jalan membentuk
tingkat kualitas yang diperlukan dan kesesuaian maksimum pada setiap tahap
pengembangan produk.
Selain itu ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari QFD bagi perusahaan
yang berusaha meningkatkan daya saingnya melalui perbaikan kualitas dan produktifitas
secara berkesinambungan. Menurut Fandy T. dan Anastasia D., 2001:114. Manfaat-
manfaat tersebut antara lain:
a. Fokus pada pelanggan
QFD memerlukan pengumpulan masukan dan umpan balik dari pelanggan
yang berupa informasi yang kemudian diterjemahkan kedalam sekumpulan
persyaratan pelanggan spesifik.
b. Efisiensi waktu
QFD dapat mengurangi waktu pengembangan produk karena memfokuskan
pada persyaratan pelanggan yang spesifik dan telah diidentifikasi dengan jelas.
c. Orientasi kerja sama tim
QFD merupakan pendekatan kerja sama tim, karena semua keputusan dalam
proses didasarkan pada consensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan
brainstorming.
d. Orientasi pada dokumentasi
Dokumentasi komprenhensip mengenai semua data yang berhubungan dengan
segala proses yang ada dan perbandingannya dengan persyaratan pelanggan.

2.5.3 Rumah Kualitas (House Of Quality)


Penerapan metodeQFD dalam proses perancangan produk atau jasa diawali
dengan pembentukan Rumah Kualitas atau desibut House Of Quality (HOQ). Rumah
Kualitas merupakan sebuah matrik yang menunjukkan hubungan antara kebutuhan-
kebutuhan pelanggan dan sifat-sifat rekayasa teknik.
Gambar 2.4 menunjukkan bentuk umum dari Rumah Kualitas.
Bagian A : Berisi data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar tentang
kebutuhan konsumen.
Bagian B : Berisi tiga jenis data, yaitu :
 Tingkatan kepentingan dan kebutuhan konsumen

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


117
 Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan dan produk pesaing.
 Tujuan strategi Untuk produk baru yang akan dikembangkan.
Bagian C : Berisi persyaratan-peryaratan Untuk produk atau jasa yang akan
dikembangkan. Data ini diperoleh dari kebutuhan konsumen.
Bagian D : Berisi penilaian manajemen mengenai kekuatan hubungan antar elemen
yang terdapat pada bagian respon teknis yang dinyatakan dengan simbol
tertentu.
Bagian E : Berisi tiga jenis informasi, yaitu :
 Urutan tingkat kepentingan respon teknis
 Informasi hasil perbandingan kinerja teknis produk atau
jasa yang dihasilkan terhadap kinerja pesaing.
 Target kinerja respon teknis produk atau jasa yang baru di
kembangkan.

E
Korelasi respon teknis

C
Respon Teknis

A D B
Customer Need Relationship Planning Matrix

F
Matrix persyaratan Teknis
( urutan tingkat kepentingan daya saing dan target
Untuk respon teknis).

Gambar 2.5 House Of Quality (HOQ)


Sumber : Cohen,Lou, 1995, QFD : How to Make QFD Work For You, Addison-Wesley Publishing Company,
Massachuset

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


118
2.5.3.1 Tahap Membangun Rumah Kualitas
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membangun rumah kualitas adalah
sebagai berikut :
1. Menyusun Customer Needs (WHATs)
Dari survei yang dilakukan pada tahap sebelumnya, selanjutnya
atribut-atribut tersebut disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hirarkinya
dan ditempatkan pada bagian A pada gambar 2.4
2. Membuat daftar Technical Responses (HOWs)
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat suatu pemecahan
masalah secara teknis dari kebutuhan pelanggan seperti tercantum dalam matrix
customer requirement, sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan.
3. Membuat Relationship Matrix
Langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat hubungan antara matrik
WHATs dan HOWs. Masing-masing atribut dalm matrik WHATs ditentukan
hubungannya dengan isi matrix HOWs. Apakah ada hubungan antara kebutuhan
dengan tindakan pemenuhan kebutuhan dan seberapa kuat hubungan antar keduanya.
Tingkat hubungan ini dinyatakan dengan simbol dan nilai tertentu seperti pada tabel
2.1. dalam QFD dikenal dengan 4 kemungkinan hubungan, yaitu (Cohen, 1995)
a. Performance kepuasan customer tidak ada hubungannya dengan technical
response
b. Performance kepuasan customer mungkin ada hubungannya dengan technical
response.
c. Performance kepuasan customer memiliki hubungan dengan technical response.
d. Performance kepuasan customer sangat kuat hubungannya dengan technical
response.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


119
Tabel 2.1 Simbol dalam Relationship Matrik

Simbol Nilai Numerik Pengertian


(kosong) 0 Tidak ada hubungan

 1 Mungkin ada hubungan

3 Hubungannya sedang
9 Sangat kuat hubungannya

Sumber : Cohen,Lou, 1995, QFD : How to Make QFD Work For You,
Addison-Wesley Publishing Company, Massachuset

4. Membuat Technical Correlations (hu bungan antar matriks HOWs)


Pada bagian atap rumah kualitas merupakan suatu matriks yang berisi tingkat
hubungan antara korelasi teknis. Bagian ini berguna untuk mengidentifikasi apakah
antara technical correlations saling mendukung atau sebaliknya, maka perlu dipahami
agar konsumen tidak dirugikan karena bisa terjadi menaikkan kualitas layanan tertentu
tetapi akan menurunkan kualitas layanan yang lain.
Tingkat hubungan ini dinyatakan dengan simbol-simbol tertentu. Simbol
tingkat hubungan dan deskripsinya tercantum dalam tabel 2.2. (Cohen, 1995)

Tabel 2.2 Derajat hubungan korelasi teknis

Simbol Pengertian
Pengaruh positif sangat kuat
Pengaruh positif cukup kuat
(kosong) Tidak ada pengaruh

* Pengaruh negatif cukup kuat

< Pengaruh negatif sangat kuat

Sumber : Cohen,Lou, 1995, QFD : How to Make QFD Work For You,
Addison-Wesley Publishing Company, Massachuset

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


120
5. Membuat Planning Matrix
Planning matrix terdiri dari tujuh tipe data yang sangat berbeda, dimana
masing-masing harus dideskripsikan secara terpisah. Tujuh tipe data itu antara lain
adalah Importance to Costomer, Customer Satisfaction Performance, Competitive
Satifaction Performance, Goal, Improvement Ratio, Sales Point, Raw Weight dan
Normalized Raw Weight.
1. Importance to Customer
Pada bagian ini ditempatkan hasil survey mengenai tingkat kepentingan
masing-masing kebutuhan yang diinginkan konsumen. Terdapat tiga cara dalam
menentukan tingkat kepentingan (Cohen, 1995) yaitu: Tingkat kepentingan Absolut
(Absolute Importance), Tingkat Kepentingan Relatif (Relative Importance), Tingkat
Kepentingan Ordinal.
a. Absolute Importance
Pada absolute importance tingkat kepentingan dinyatakan dengan skala
tertentu. Biasanya digunakan dalam lima skala, sebagai berikut :
1. Tidak penting sama sekali bagi responden
2. Kurang penting bagi responden
3. Cukup penting bagi responden
4. Sangat penting bagi responden
5. Paling penting bagi responden
b. Relative Importance
Relative importance menyatakan tingkat kepentingan suatu kebutuhan
adalah n kali tingkat kebutuhan yang lain. Nilai kepentingan ini biasanya
dalam 100 skala atau dalam prosentase. Skala 100 menyatakan tingkat
kepentingan tertinggi bagi konsumen. Relative importance (kadang kala
disebut ‘ratio-scale importance’) diukur dengan meneliti konsumen untuk
membandingkan suatu atribut dengan atribut yang lain dan menentukan
tingkat kepentingannya (Cohen,1995).
c. Ordinal Importance
Ordinal importance, seperti relative importance, menyatakan urutan
tingkat kepentingan. Perbedaannya, pada relative importance menyatakan

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


121
nama atribut yang lebih penting atau kurang penting bila dibandingkan dengan
atribut yang lain, sedangkan ordinal importance hanya menyatakan suatu
atribut lebih atau kurang penting dari atribut lain.
Nilai tertinggi pada ordinal importance menyatakan tingkat
kepentingan tertinggi bagi konsumen. Biasanya ordinal importance
menggunakan urutan yang berlawanan yaitu angka `I` menyatakan tingkat
kepentingan paling tinggi dan angka yang paling besar menunjukkan tingkat
kepentingan terendah. Tetapi dalam QFD selalu dipakai angka terbesar untuk
menunjukkan tingkat kepentingan tertinggi.

2. Customer Satisfaction Performance


Customer Satisfaction Performance adalah persepsi konsumen mengenai
bagaimana suatu produk atau jasa mampu memuaskan kebutuhannya. Metode yang
umumnya dipakai untuk memperkirakan nilainya adalah dengan mengsurvei
konsumen tentang apa yang dirasakan selama ini terhadap suatu produk atau jasa,
apakah sudah mampu memenuhi kebutuhannya. Nilai-nilai Customer Satisfaction
Performance dapat dihitung dengan rumus :

Customer Satisfaction Performance

=
{( Skala tingkat kepuasan i ).( Jumlah responden i )}
Total jumlah responden

3. Competitive Satisfaction Performance

Dalam rangka memenangkan kompetisi, tim pengembangan harus paham

akan kompetisi. Pada tahap ini dilakukan penilaian mengenai performansi perusahaan

dan performansi pesaing dengan yang dirasakan konsumen, dengan menggunakan

skala yang telah ditentukan.

Competitive Satisfaction Performance

=
 {( Skala tingkat kepuasan i ).( Jumlah responden i )}
Total jumlah responden

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


122
4. Goal
Goal merupakan tujuan yang harus dicapai oleh perusahaan setelah
memperhatikan keinginan konsumen dan kemampuan teknis yang dimiliki oleh
perusahaan.

5. Improvement Ratio
Improvement Ratio menunjukkan perbandingan antara goal dengan tingkat
kepuasan yang diperoleh konsumen. Improvement Ratio dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Goal
Improvement Ratio = Current Satisfaction Performance

6. Sales Point
Kolom Sales Point bersifat informasi mengenai kemampuan menjual produk
atau jasa berdasarkan kebutuhan konsumen.
Nilai Sales Point secara umum ditentukan :
1 No Sales Point
1.2 Medium Sales Point
1.5 Strong Sales Point
Sales Point tidak terlalu ditekankan di dalam planning matrix seperti
importance to customer atau satisfaction performance , goal. Hal ini terjadi karena
kemampuan untuk menjual produk tidak sama pentingnya daripada kemampuan
untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

7. Raw Weight
Kolom Raw Weight berisi perhitungan nilai data serta keputusan-keputusan
yang dibuat pada planning matrix. Raw weight mencakup customer need berdasarkan
importance to customer, improvement ratio yang disusun oleh tim pengembang, serta
nilai sales point yang ditentukan oleh tim pengembang. Nilai dari raw weight untuk
tiap-tiap kebutuhan customer adalah :
Raw Weight = Impotance to customer x improvement ratio x sales point

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


123
Dengan menggunakan formula konvensional untuk improvement ratio
nilainya adalah :

Goal
Improvement ratio = Current Satisfaction Performance

Rumus tersebut berubah menjadi :

Raw Weight = (Importance to customer)

Goal
X Current Satisfaction Performance x (Sales Point)

8. Normalized Raw Weight


Kolom normalized raw weight berisi nilai raw weight yang diberi skala 0
sampai 1 atau dinyatakan dalam persen. Sebelum menghitung normalized raw weight,
jumlahkan terlebih dahulu raw weights untuk mendapatkan raw weight total.
Raw weight total =  Raw weight
Raw Weight
Nilai dari normalized raw weight = Raw Weight Total

6. Menentukan Technical Matrix


Technical Matrix terdiri dari tiga jenis informasi yang berbeda. Tiga macam
informasi tersebut antara lain adalah Prioritized Response, Competitive Benchmarking
dan Targets.
1. Prioritized Technical Response
Tahap ini merupakan tahap mencari urutan kepentingan dari respon teknis dimana
dengan diketahuinya urutan ini maka apabila terdapat batasan waktu dan biaya
maka respon teknis yang lain dapat dipertimbangkan.
Prioritas diletakkan dibagian bawah dari rumah kualitas, mendekati dasar rumah.
Prioritas berisi penjumlahan dari relationship of technical response dan nantinya
dapat diketahui technical response mana yang paling penting.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


124
2. Competitive Benchmarking
Adalah suatu proses menguji daya saing produk atau jasa berdasarkan standar
spesifikasi dan membandingkan dengan produk atau ja0sa mereka disertai
peningkatan kualitas produk atau jasa mereka. Jadi, pada dasarnya Benchmarking
yaitu membandingkan respon teknis perusahaan dengan respon teknis yang
dilakukan pesaing.
3. Targets
Seperti yang telah dikemukakan diatas dengan pertimbangan konsep persaingan
konsumen maka penentuan target value berdasarkan pertimbangan nilai harapan
dari responden atau pelanggan. Jika pihak manajemen perusahaan menginginkan
kebijakan pemenuhan kepuasan pelanggan maka sebisa mungkin pihak
manajeman perusahaan menghilangkan gap antara tingkat kepuasan harapan dan
tingkat kepuasan persepsi.
2.5.3.2 Tahap Lanjutan dari Rumah Kualitas
Pada kelanjutan House Of Quality, secara bebas bisa memilih kelanjutannya
berupa pembuatan matrik tambahan. Dalam prakteknya banyak tim pengembang yang
tidak memakai matrik tanbahan setelah pembuatan House Of Quality. Keuntungan dari
pembuatan rumah kualitas adalah penting untuk proses pengembangan setelah dilakukan
penginisialan fase perancangan.
Langkah-langkah penyelesaian tahap lanjutan rumah kualitas adalah :
1. Tahap perencanaan produk
Dimana WHATs ditempatkan disebelah kiri matrik. WHATs adalah kondisi
yang menggambarkan keuntungan atau obyek yang ingin dicapai konsumen. Untuk
prioritas WHATs ditempatkan di bagian kanan matrik. Sedangkan HOWs
ditempatkan di bagian atas pada matrik. HOWs adalah sejumlah respon potensional
dari WHATs. Prioritas dari HOWs ditempatkan di bawah HOQ. Dimana ini
merupakan hasil prinsip dari proses HOC.
2. Tahap penyebaran desain
Pada tahap ini tim pengembang menempatkan semua atau yang paling penting
dari HOQ, HOWs, pada sebelah kiri matrik, kemudian prioritasnya di sebelah kanan.
Untuk menemukan HOWs, tim pengembang membutuhkan pembaharuan teknis atau
yang lebih detail dari WHATs. Seperti sebelumnya prioritas dari WHATs dan
estimasi mereka dari derajat hubungan antara WHATs dan HOWs untuk mencapai
prioritas dari HOWs

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


125
3. Tahap perencanaan proses
HOWs dari matrik dua di transferkan ke bagian kiri dari matrik tiga menjadi
WHATs, untuk prioritasnya berada disebelah kanan matrik. Dan menyusun HOWs
baru, yaitu parameter proses yang ditempatkan pada bagian atas matrik perencanaan
proses.

4. Tahap perencanaan operasi produksi


Tahap tabel ini bukanlan matrik, tetapi tetapi sebuah topic yang harus
dipertimbangkan pada langkah perencanaan produksi. Kesamaan topik ini diletakkan
pada atas table, dimana parameter proses berada pada sisi table. Perencanaan produksi
diisi pada table komentar, target value atau bahasa lain yang sesuai. Dengan jalan ini
perencanaan produksi berhubungan kembali pada Voice Of Customer, 3 level QFD
lainnya.

Manufacturing Production Planning


Product Design Deploymen
Planning (Produktion Operations
Planning (Part Deployment)
(HOC) (Process Planning) Planning)

Karakteristik Parameter Operasi


SQcs
Bagian Proses Prodksi

VOC

Tampilan Teknik Kepentingan Proses


Pengkuran Karakteristik Parameter
Kepentingan Bagian Kepentingan

Gambar 2.6 Empat Fase QFD Model


Sumber Cohen,Lou, 1995, QFD : How to Make QFD Work For You, Addison-Wesley Publishing
Company, Massachuset

2.6 Kuesioner

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


126
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
(Dr. Irawan,2000)
2.6.1 Kegunaan Kuisioner
Ada beberapa kegunaan dari pada kuisioner, akan tetapi dua kegunaan pokok,
adalah :
1. Memungkinkan untuk menyusun pertanyaan secara sistematis sehingga memudahkan
untuk diolah.
2. Membantu para pembuat kuisioner untuk memperoleh data yang obyektif dengan
tafsiran yang sama, sehingga dengan demikian bisa dipertimbangkan.
2.6.2 Komponen Inti Kuisioner
Ada empat komponen inti dari kuisioner, yaitu :
1. Adanya subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian.
2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut serta
mengisi secara aktif dan obyektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia.
3. Adanya petunjuk pengisian kuisioner yang mudah dimengerti.
4. Adanya pertanyaan maupun pertanyaan beserta tempat mengisi jawaban.
2.6.3 Tipe Pertanyaan
Mengenai tipe pertanyaan yang biasanya digunakan dalam pembuatan kuisioner,
adalah :
1. Pertanyaan Terbuka (Open Question)
Adalah suatu pertanyaan yang memberikan kebebasan kepada pihak responden untuk
memberikan jawaban (boleh menjawab dengan mempergunakan kata-katanya
sendiri).
2. Pertanyaan dengan pilihan berganda (Multiple Choice Question)
Pertanyaan dengan pilihan berganda, pihak responden diberikan alternatif jawaban
untuk dipilih oleh responden. Informasi-informasi yang didapatkan melalui dua
metode diatas. Selanjutnya perlu dilakukan pengujian terhadap informasi, masukan
dan jawaban dari konsumen itu untuk mengetahui keabsahan dan kekonsistenan
jawaban tersebut.
3. Kombinasi tertutup dan terbuka
Jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian disusul pertanyaan terbuka.
4. Pertanyaan Semi Terbuka

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


127
Pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.

2.7 Teknik Pengambilan Sampel


2.7.1 Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki cirri-ciri atau
karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek / obyek yang lain, dan
kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono,2002).
Penentuan ciri dan karakteristik ini sangat penting dalam mengetahui besarnya
ukuran populasi, mengetahui keanekaragaman populasi. Siapa saja yang menjadi sasaran
generalisasi hasil penelitian.
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakterstik
yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan
representative (mewakili) dari sebuah populasi. (Sumarsono,2002)
Banyaknya anggota dalam sebuah sample disebut sebagai ukuran sample yang
dilambangkan sebagai huruf n. Secara umum semakin besar ukuran sample maka sample
akan semakin representative (mewakili). Mengingat bahwa analisis penelitian didasarkan
pada sample sedangkan kesimpulan penelitian nantinya digeneralisasikan kepada populasi
maka tingkat representative (mewakili) sebuah sample terhadap populasinya menjadi
semakin penting. Proses memilih sebagian dari anggota populasi disebut sebagai sample
(Sampling).
2.7.2 Syarat Sampel Yang Baik
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel,
yaitu sampel harus representative(mewakili) dan besarnya sampel harus memadai. ( Dr.
Irawan S.2000)
Suatu sampel dikatakan representative (mewakili) apabila ciri-ciri sampel yang
berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya.
Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya
memadai untuk dapat menyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang
memadai untuk bergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian.

2.7.3 Penentuan Jumlah Sampel

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


128
Untuk menentukan jumlah sampel penelitian, maka digunakan perhitungan
Bernoulli. Ukuran sampel minimum yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dihitung
sebagai berikut :

( Z  / 2 ) 2 pq
n
e2

Dimana :
N = Jumlah sampel minimum
 = Taraf keberartian = 0,95
Z = nilai distribusi normal
e = nilai tingkat kesalahan = 0,05
p = proporsi jumlah kuesioner yang kembali
q = proporsi jumlah kuesioner yang tidak kembali / tidak sah

2.7.4 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel terdiri atas dua cara yaitu, secara probabilitas dan non

probabilitas. Menarik sampel secara probabilitas berarti setiap anggota populasi memiliki

peluang yang besarnya suadah diketahui untuk terpilih sebagai sampel dan peneliti bisa

memperkirakan besarnya sudah diketahui untuk terpilih sebagi sampel, dan peneliti bisa

memperkirakan besarnya kesalahan dalam penarikan sampel (Sampling error). Jika setiap

anggota sampel mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel,

maka sampel tersebut dikatakan sama untuk terpilih menjadi anggota sampel maka

sampel tersebut dikatakan sebagai sampel yang ditarik secara random. Secara probabilitas

dibedakan menjadi dua yaitu, random sampling dan restricted random sampling.

Dalam penarikan sampel secara non probabilitas, penentuan ukuran sampel

didasarkan pada pertimbangan atau penilaian yang sifatnya subyektif dan tidak

berdasarkan teori probabilitas, sehingga setiap anggota populasi tidak mempunyai

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


129
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan non probabilitas

terdiri dari quota sampling purposive dan snowball sampling.

Secara singkat teknik penarikan sampel dapat diringkas, sebagai berikut :

Teknik Penarikan Sampel

Cara Probabilitas Cara Non Probabilitas

Unrestricted Restricted
Random Random

Snowball Sampling
Purposive Sampling
Sampling Sampling

Quota Sampling
Stratified Ramdom
Sampel Ramdom

System Random

Cluster Random
Sampling
Sampling

Sampling

Sampling

Gambar 2.7 Teknik Penarikan Sampel


(Sumber Sumarsono ” Metode Penelitian Akutansi ” 2002)

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


130
2.8 Pengujian Data
Langkah yang paling penting dalam penelitian tersebut merupakan pengujian data.
Yang bertujuan untuk mengetahui apakah atribut penelitian benar-benar layak diuji,
maka dilakukan uji validitas dan uji realibilitas.
2.8.1 Uji Validitas
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan
fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu variable maka tes tersebut semakin
mengenai sasarannya dan semakin menunjukkan apa yang harus ditunjukkannya.
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara validitas internal yaitu
kriteria yang dipakai berasal dari dalam tes itu sendiri dimana masing-masing variable
pelayanan dikorelasikan dengan nilai totalnya sehingga diperoleh koefisien korelasi
produk momen. Rumus korelasi produk momen adalah sebagai berikut :

N ( XY )  ( X  Y )
r =
[N  X 2
 ( X ) 2 ]  [ N  Y 2  ( Y ) 2 ]

Dimana:
X = Skor tiap variable
Y = Skor total tiap variable
N = Jumlah responden

2.8.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas dapat didefinisikan sebagai indeks yang menunjukkan sejauh mana
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Keandalan disini dapat berarti
berapa kalipun variabel-variabel pada kuesioner tersebut ditanyakan kepada responden
yang berlainan maka hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban
responden untuk variabel tersebut.atau dengan kata lain realibilitas dapat menunjukkan
suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap hasil pengukuran selalu
merupakan kombinasi antara hasil pengukuran yang sesungguhnya ditambah dengan
kesalahan pengukuran. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


131
X0 = Xt +Xe

X0 = Angka yang diperoleh


Xt = Angka yang sebenarnya
Xe = Kesalahan pengukuran

Selain itu realibilitas juga dapat dinyatakan dalam perbandingan variansi yang
diperolah dari data-data yang dikumpulkan terdiri dari dua komponen yaitu variansi
sebenarnya dan variansi error. Menurut Alpha Cronbach, realibilitas ialah perbandingan
antara variansi sebenarnya denga variansi yang diperoleh.
Rumus alpha :

r11 = [
k
] [1 -
 2
b
]
( k  1)  12

Dengan keterangan sebagai berikut :


r11 = realibilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknys soal
 b2 = jumlah varians butir

 12 = varians total

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


132
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan proses yang panjang berawal dari minat untuk mengetahui
fenomena tertentu dan selanjutnya menjadi gagasan konseptualisasi dan seterusnya. Tiap
tahap merupakan penentuan tahap berikutnya karena itu harus dilaksanakan secara cermat
kritikal dan sistematik. Bab ini memberikan gambaran mengenai langkah-langkah
penelitian yang sistematik sehingga akan memudahkan dalam melaksanakan penelitian.

3.1 Tempat dan waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Hotel Novotel, Surabaya yang berlokasi di Jl.
Ngaggel, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2003 sampai
dengan data yang diperlukan terpenuhi.

3.2 Identifikasi Variabel Dan Operasional Variabel


Pada tahap ini dilakukan identifikasi variabel penelitian. Karena dalam penelitian
ini adalah kualitas layanan jasa, maka variabelnya berbentuk atribut kepuasan pelanggan
yang didasarkan pada lima dimensi kualitas yang dikembangkan oleh Parasuraman.
Kelima dimensi tersebut adalah :
1. Tangible (bukti langsung)
Berkaitan dengan fasilitas fisik, peralatan, penampilan personal dan alat-alat
komunikasi yang dapat ditangkap panca indera konsumen.
2. Reliability (keandalan)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan kepada pelanggan
dengan segera, akurat dan memuaskan.
3. Responsiveness (daya tanggap)
Rasa tanggung jawab dari pemberi jasa untuk membantu konsumen dan
memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance (jaminan)
Berkaitan dengan pengetahuan, kesopanan dan kemampuan personil untuk
menimbulkan rasa percaya, aman dan yakin kepada pelanggan.

Buku Ajar Metodologi Penelitian TI - FT UPN “Veteran” Jawa Timur


133
5. Emphati (empati)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang
baik, perhatian pribadi, dan memahami keinginan pelanggan.
Tabel 3.1 Atribut penelitian sesuai dimensi kualitas

Dimensi Atribut
Desain interior ruangan hotel
Kualitas penyejuk ruangan/AC
Kebersihan ruangan, kamar & fasilitas hotel
Tangible (termasuk furniture, toilet, tempat parkir, dsb)
Kenyamanan Kamar & fasilitas hotel
(termasuk ruang tunggu, taman dsb)
Penerangan kamar dan ruangan
Fasilitas perlengkapan kamar mandi
Pusat layanan bisnis
Toko serbaneka
Fasilitas restaurant/bar
Pemesanan kamar
Pemesanan makanan & minuman
Reliability
Kemudahan membayar
Pelayanan kedatangan tamu hotel
Check-in
Pelayanan keberangkatan tamu hotel
Responsiveness Check-out
Kecekatan & kesigapan karyawan
Pelayanan makanan & minuman
(restaurant, bar and cafe)
Keramahan & kesopanan karyawan
Keamanan hotel & parkir kendaraan
Assurance (Petugas keamanan/Security)
Kredibilitas & reputasi hotel
Penampilan karyawan
Operator telepon
Kemudahan mendapatkan informasi hotel
Bagi tamu, pelanggan ataupun masyarakat
Emphaty Penguasaan bahasa asing oleh karyawan
Komunikasi tamu hotel dan karyawan
3.3 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Langkah-langkah pemecahan masalah diperlukan sebagai pedoman pelaksanaan
penelitian agar proses penelitian dapat berjalan secara sistematis dan terarah. Adapun
langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan dapat dilihat di bawah ini :

Buku