Daftar isi
1Definisi
2Penentu sosial
3Kesehatan global
4Kesehatan mental
5Pemeliharaan
o 5.1Diet
o 5.2Latihan fisik
o 5.3Tidur
6Dalam bekerja
7Referensi
8Pranala luar
Definisi[sunting | sunting sumber]
Makna kesehatan telah berkembang seiring dengan waktu. Dalam perspektif model biomedis,
definisi awal kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh untuk berfungsi. Kesehatan
dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu oleh penyakit dari
waktu ke waktu.[2]
Visualisasi faktor-faktor penentu sosial kesehatan, yang meliputi perilaku individu, kondisi sosial, genetik
dan biologi, perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik.
Semakin banyak penelitian dan laporan yang meneliti keterkaitan antara kesehatan dan
berbagai faktor, termasuk gaya hidup, lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan kebijakan
kesehatan. Salah satu kebijakan spesifik yang dibuat banyak negara dalam beberapa tahun
terakhir adalah pengenaan pajak terhadap gula. Minuman manis juga mulai dikenakan pajak dan
mulai ditargetkan oleh gerakan antiobesitas akibat semakin banyaknya bukti yang menunjukkan
hubungan antara minuman bergula tinggi dengan kegemukan.[14]
Sebuah studi mengungkapkan bahwa seseorang dapat meningkatkan kesehatan mereka
melalui latihan fisik, tidur yang cukup, membatasi konsumsi alkohol, tidak merokok, menjaga
berat badan, dan sarapan dengan rutin.[15] Lingkungan sering disebut sebagai faktor penting yang
memengaruhi status kesehatan individu, termasuk lingkungan hidup, lingkungan binaan,
dan lingkungan sosial. Panduan tempat tinggal telah diterbitkan oleh WHO untuk memperbaiki
kondisi tempat tinggal sehingga dapat menyelamatkan jiwa, mencegah penyakit, meningkatkan
kualitas hidup, mengurangi kemiskinan, dan membantu mengurangi perubahan iklim.
[16]
Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya ruang rekreasi, termasuk lingkungan alam, akan
menurunkan tingkat kepuasan pribadi dan meningkatkan tingkat obesitas, dan dikaitkan dengan
rendahnya kesehatan dan kesejahteraan secara umum.[17] Sementara itu, semakin banyak waktu
yang dihabiskan di lingkungan alam akan berdampak positif pada kesehatan.[18]
Genetik, atau sifat bawaan dari orang tua, juga berperan dalam menentukan status kesehatan
individu dan populasi. Hal ini mencakup kecenderungan terhadap penyakit dan kondisi
kesehatan tertentu, serta kebiasaan dan perilaku yang dikembangkan oleh seseorang akibat
gaya hidup keluarga mereka.[19] Sebagai contoh, genetik dapat memengaruhi cara seseorang
mengatasi stres, baik mental, emosional, atau fisik. Misalnya, kegemukan adalah masalah
signifikan yang berkontribusi terhadap kesehatan mental yang buruk dan menyebabkan stres
dalam kehidupan banyak orang.[20]
Pemeliharaan[sunting | sunting sumber]
Diet[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Diet sehat dan Gizi manusia
Cara penting untuk menjaga kesehatan pribadi adalah memiliki diet dan pola makan yang
sehat. Diet sehat mencakup berbagai makanan nabati dan hewani yang
menyediakan nutrien bagi tubuh. Nutrien akan diubah menjadi energi untuk pertumbuhan,
perkembangan, perbaikan, dan pemeliharaan tubuh. Nutrien makro dikonsumsi dalam jumlah
yang relatif besar, yang mencakup protein, karbohidrat, dan lemak. Nutrien mikro,
seperti vitamin dan mineral, dikonsumsi dalam jumlah yang relatif lebih kecil tetapi sangat
penting untuk proses tubuh.[29] Panduan gizi seimbang merupakan panduan makanan sehat
berbentuk piramida yang dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian menunjukkan asupan
yang disarankan untuk setiap kelompok makanan (misalnya protein, lemak, karbohidrat, dan
gula). Konsumsi diet sehat dapat menurunkan risiko penyakit jantung, mencegah perkembangan
beberapa jenis kanker, dan menjaga berat badan yang sehat.[30] Diet mediterania umumnya
dikaitkan dengan meningkatnya kesehatan karena diet ini mengandung banyak senyawa bioaktif
seperti senyawa fenolik, isoprenoid, dan alkaloid.[31]
Tidur[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Tidur dan Kekurangan tidur
Tidur merupakan komponen penting untuk menjaga kesehatan. Bagi anak-anak, tidur juga
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan tidur dikaitkan dengan peningkatan
risiko beberapa masalah kesehatan kronis. Selain itu, kurang tidur terbukti berkorelasi dengan
peningkatan kerentanan terhadap penyakit dan memperlambat waktu pemulihan dari penyakit.
[34]
Dalam sebuah penelitian, orang dengan kekurangan tidur yang kronis, yaitu sebagai enam
jam tidur dalam semalam atau kurang, ditemukan empat kali lebih mungkin terserang pilek
dibandingkan dengan orang-orang yang melaporkan tidur malam selama tujuh jam atau lebih.
[35]
Karena tidur juga berperan dalam mengatur metabolisme, kekurangan tidur juga dapat
berperan dalam penambahan berat badan atau, sebaliknya, menghambat penurunan berat
badan.[36] Selain itu, pada tahun 2007, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, yang
merupakan lembaga penelitian kanker untuk WHO, menyatakan bahwa "jam kerja yang
melibatkan gangguan ritme sirkadian mungkin bersifat karsinogen bagi manusia."[37] Pada
2015, Yayasan Tidur Nasional menerbitkan rekomendasi terbaru tentang persyaratan durasi
tidur berdasarkan usia dan menyimpulkan bahwa, "Orang yang terbiasa tidur di luar kisaran
normal mungkin menunjukkan tanda atau gejala masalah kesehatan yang serius atau, jika
dilakukan atas kehendak sendiri, dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan
mereka."[33][38]