Tekanan Darah Tinggi
Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi
hipertensi arterial (menunjukkan tekanan darah
ICD-10 I10,I11,I12,
I13,I15
ICD-9-CM 401
OMIM 145500
DiseasesDB 6330
MedlinePlus 000468
eMedicine med/1106 ped/1097 emerg/267
MeSH D006973
[sunting di Wikidata]
Daftar isi
1Klasifikasi
o 1.1Dewasa
o 1.2Neonatus dan bayi
o 1.3Anak dan remaja
2Gejala
o 2.1Hipertensi sekunder
o 2.2Krisis hipertensi
o 2.3Kehamilan
o 2.4Bayi dan anak
3Komplikasi
4Penyebab
o 4.1Hipertensi primer
o 4.2Hipertensi sekunder
5Patofisiologi
6Diagnosis
7Pencegahan
8Penatalaksanaan hipertensi
o 8.1Perubahan gaya hidup
o 8.2Pengobatan
o 8.3Pasien usia lanjut
o 8.4Hipertensi resisten
9Kemungkinan terkena penyakit ini
o 9.1Anak
10Sejarah
11Masyarakat dan budaya
o 11.1Kesadaran
o 11.2Segi ekonomi
o 11.3Kesadaran
12Lihat pula
13Referensi
Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Tekanan sistolik Tekanan diastolik
Klasifikasi (JNC7)[2]
mmHg kPa mmHg kPa
Prahipertensi (normal 120–
16,0–18,5 80–89 10,7–11,9
tinggi) 139
140–
Hipertensi Derajat 1 18,7–21,2 90–99 12,0–13,2
159
Hipertensi sistolik
≥140 ≥18,7 <90 <12,0
tersendiri
Dewasa[sunting | sunting sumber]
Pada orang berusia 18 tahun ke atas, hipertensi didefinisikan sebagai pengukuran
tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang terus-menerus melebihi nilai normal
yang dapat diterima (saat ini sistolik 139 mmHg, diastolik 89 mmHg: lihat tabel —
Klasifikasi (JNC7)). Bila pengukuran diperoleh dari pemantauan ambulatori 24 jam
atau pemantauan di rumah, digunakan batasan yang lebih rendah (sistolik
135 mmHg atau diastolik 85 mmHg).[3] Beberapa pedoman internasional terbaru
tentang hipertensi juga telah membuat kategori di bawah kisaran hipertensi untuk
menunjukkan risiko yang berkelanjutan pada tekanan darah yang lebih tinggi dari
kisaran normal. JNC7 (2003)[2] menggunakan istilah pra-hipertensi untuk tekanan
darah dalam kisaran sistolik 120–139 mmHg dan/atau diastolik 80–89 mmHg,
sedangkan Pedoman ESH-ESC (2007)[4] dan BHS IV (2004)[5] menggunakan kategori
optimal, normal, dan normal tinggi untuk membagi tekanan sistolik di bawah
140 mmHg dan diastolik di bawah 90 mmHg. Hipertensi juga digolongkan lagi
sebagai berikut: JNC7 membedakan hipertensi derajat I, hipertensi derajat II, dan
hipertensi sistolik terisolasi. Hipertensi sistolik terisolasi mengacu pada peningkatan
tekanan sistolik dengan tekanan diastolik normal dan umumnya terjadi pada
kelompok usia lanjut.[2] Pedoman ESH-ESC (2007)[4] dan BHS IV (2004),
[5]
mendefinisikan hipertensi derajat ketiga (derajat III) untuk orang dengan tekanan
darah sistolik di atas 179 mmHg atau tekanan diastolik di atas 109 mmHg.
Hipertensi tergolong “resisten” bila obat penurun tekanan darah tertentu tidak
mengurangi tekanan darah (menjadi normal) dan perlu mencoba obat yang lain. [2]
Disamping klasifikasi di atas, terdapat juga:
Hipertensi gestasional atau tekanan darah tinggi yang terjadi pada saat
kehamilan di atas 20 minggu dan protein pada air seni adalah negatif dan
harus dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali dengan selang waktu
lebih dari 6 jam dan keduanya menunjukkan tekanan darah lebih besar
dari 140/90.
Hipertensi orthostatik atau hipertensi postural adalah kejadian
meningkatnya tekanan darah secara tiba-tiba ketika bangun berdiri, jika
tekanan sistolik meningkat lebih dari 20mmHg dinamakan hipertensi
orthostatik sistolik dan jika tekanan diastolik meningkat hingga 98 mmHg
atau lebih dinamakan hipertensi orthostatik diastolik. Hal ini lebih banyak
terjadi, ketika kita tiba-tiba bangun dari tidur yang pulas, oleh karenanya
pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan 15 sampai 30 menit
sesudah kita bangun tidur, tetapi belum melakukan aktivitas apa pun,
kecuali misalnya buang air kecil dan minum air putih saja.
Neonatus dan bayi[sunting | sunting sumber]
Hipertensi pada neonatus jarang terjadi, dan hanya terjadi pada sekitar 0,2 sampai
3% neonatus. Tekanan darah tidak diukur secara rutin pada bayi baru lahir yang
sehat.[6] Hipertensi lebih umum terjadi pada bayi baru lahir berisiko tinggi. Berbagai
faktor, seperti usia gestasi, usia pascakonsepsi, dan berat badan lahir perlu
dipertimbangkan ketika memutuskan apakah tekanan darah termasuk normal pada
neonatus.[6]
Anak dan remaja[sunting | sunting sumber]
Hipertensi cukup umum terjadi pada anak dan remaja (2–9% bergantung pada usia,
jenis kelamin, dan etnisitas)[7] dan dikaitkan dengan risiko jangka panjang mengalami
kesehatan yang buruk.[8] Rekomendasi saat ini adalah agar anak di atas usia tiga
tahun diperiksa tekanan darahnya kapanpun mereka melakukan kunjungan atau
pemeriksaan rutin. Tekanan darah tinggi baru dipastikan setelah kunjungan berulang
sebelum menyatakan seorang anak mengalami hipertensi. [8] Tekanan darah
meningkat seiring usia pada masa kanak-kanak, dan pada anak, hipertensi
didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang pada tiga atau
lebih waktu yang berbeda, sama dengan atau lebih tinggi dari persentil ke-95 yang
sesuai untuk jenis kelamin, usia, dan tinggi badan anak. Prahipertensi pada anak
didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih besar
atau sama dengan persentil ke-90, tapi lebih kecil dari persentil ke-95. [8] Pada
remaja, diusulkan bahwa hipertensi dan prahipertensi didiagnosis dan digolongkan
dengan menggunakan kriteria dewasa. [8]
Gejala[sunting | sunting sumber]
Hipertensi jarang menunjukkan gejala, dan pengenalannya biasanya
melalui skrining, atau saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan
yang tidak berkaitan. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit
kepala (terutama di bagian belakang kepala dan pada pagi hari),
serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan
penglihatan atau pingsan.[9]
Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati
hipertensi pada pemeriksaan fundus optik di belakang mata dengan
menggunakan oftalmoskop.[10] Biasanya beratnya perubahan retinopati hipertensi
dibagi atas tingkat I-IV, walaupun jenis yang lebih ringan mungkin sulit dibedakan
antara satu dan lainnya.[10] Hasil oftalmoskopi juga dapat memberi petunjuk berapa
lama seseorang telah mengalami hipertensi.[9]