Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

BAB 2

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Indonesia Power Unit pembangkit dan jasa pembangkitan


Perak-Grati (GRATI POMU) merupakan salah satu unit pembangkitan
yang di miiki oleh PT Indonesia Power Grati POMU secara operasional
berpusat di desa wates, Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Unit
Grati Menempati lahan seluas 73 Hektar yang terdiri dari 38 hektar lahan
pantai dan sekitar 35 hektar lahan reklamasi.

Unit pembangkit Listrik tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati


mampu menghasilkan produksi sebesar 1350 MW yang terbagi atas 3
blok. Blok 1 terdiri atas tigas Gasses Turbin(GT) dan satu Steam Turbin
dengan kapasitas 450 MW. Blok 2 terdiri atas 3 gasses Turbin (GT) dan
satu steam Turbin (ST) yang masih dalamtahap pembangunan dengan
kapasitas 450 MW dengan blok 3 terdiri atas dua Gasses Turbin (GT) dan
satu Steam turbin (ST) dengan kapasitas 450 MW.

Bahan bakar yang di gunakan untuk GT yaitu gas alam dan High
Speed Diesel (HSD). tahun 2010 penggunaan bahan bakar HSD dilarang
oleh Menteri BUMN pada saat itu yang di jabat oleh Dahlan Iskan dengan
alasan “Salah Makan”. Sehingga bahan bakar PLTGU saat ini adalah gas
alam yang di supply dari pulau madura melalui pipa gas bawah laut dan
menggunakan CNG (Compresh Natural Gas) sebagai tabung gas cadangan
yang di gunakan ketika beroperasi sore hari. Sedangkan HSD di simpan
dalam tangki berkapasitas 4 x 20.000 KL yang di gunakan sebagai
cadangan bahan bakar apabila terjadi kendala pada bahan bakar yang di
gunakan.
2.2 Sejarah Singkat
Pada awal 1990-an pemerintahan Indonesia mempertimbangkan perlunya
deregulasi pada sektor ketenaga listrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut
di awali dengan berdirinya Paiton Swasta I yang dipertegas dengan
dikeluarkannya keputusan Presiden no. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan
sumber dana swasta melalui pembangkit pembangkit listrik swasta. Kemudian
pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) menerbitkan
kerangka dasar kebijakan (Sasaran dan kebijakan Pengembangan Subsektor
Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukisasi sektor
ketenagalistrikan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya
dari Perum menjadi persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Oktober
1995, PT PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan yang tujuannya untuk
memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh badan usaha milik
negara tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT Pembangkitan Tenaga
Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini
ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listik
dan usaha-usaha lain yang terkait.
Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,
manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I
menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalisfrikan dan sebagai persiapan
untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Lebih dari
sekedar perubahan nama, langkah tersebut merupakan penegasan atas tujuan
perusahaan untuk menjadi perusahaan pembangkitan independen yang berorientasi
murni bisnis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di pasar
ketenagalistrikan Indonesia, termasuk meningkamya persaingan serta kebutuhan untuk
melakukan privatisasi melalui sebuah IPO (Initial Public Offering).
Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan
pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai jumlah aset berupa
pembangkit dan fasilitas-fasiltas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut
memanfaatkan teknologi modem berbasis komputer dengan menggunakan beragam
energi primer seperti air, batu bara, solar, gas bumi, dan sebagainya. Namun demikian,
dari pembangkit tersebut terdapat pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA
Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun
pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini dapat dipandang
bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya usia PT Indonesia Power sama dengan
keberadaan listrik di Indonesia.
PT Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listik terbesar di
Indonesia (9040 MW) dengan delapan unit bisnis pembangkitan utama di beberapa
lokasi sfrategis di pulau Jawa dan Bali serta unit bisnis yang bergerak di bidang jasa
pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP). Berikut ini disajikan
gambar lokasi unit bisnis pembangkitan utama yang dikelola PT Indonesia Power.

Gambar 2.1 Lokasi Unit Bisnis Pembangkitan PT. Indonesia Power

Berdasarkan gambar 2.1 di atas dapat dilihat bahwa Unit Bisnis Pembangkitan yang
dikelola PT Indonesia Power terdiri dari 8 kota. Kedelapan unit tersebut terdiri dari Unit Bisnis
Pembangkitan (1) Suralaya, (2) Priok, (3) Saguling, (4) Kamojang, (5) Merica, (6) Semarang, (7)
Perak & Grati, dan (8) Bali.
Dengan identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan visi dan misi yang terintegrasi
dengan rencana baru untuk menjadi perusahaan publik dan meningkatkan diri menjadi
pembangkit kelas dunia. Untuk mendukung terealisasinya keinginan tersebut, Indonesia Power
dan seluruh unit bisnisnya telah berbenah diri. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya
berbagai penghargaan nasional dan internasional antara lain ISO 14001 (Sistem Manajemen
Lingkungan), ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), SNfK3 dari Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Indonesia, Penghargaan Padma untuk bidang Pengembangan Masyarakat, dan
ASEAN Renewable Energy Award.
Kiprah PT Indonesia Power dalam pengembangan usaha penunjang di bidang
pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT Cogindo
Daya Perkasa (saham 99,9 %) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan manajemen
energi dengan penerapan konsep cogeneration, juga PT Indonesia Power mempunyai saham
60 % di PT Arada Daya Coalindo yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan batubara.
Akdvitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan
pendapatan perusahaan di masa yang akan datang.
PLTGU Grati ini didesain dengan menggunakan 2 macam bahan bakar, yaitu solar dan
gas alam. Untuk saat ini bahan bakar yang digunakan adalah gas alam yang dikirim dari PT.
SANTOS. Daya listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke interkoneksi Jawa-Bali melalui
sutet 150 KV dan sutet 500 KV. Saat ini PLTGU Grati memainkan peranan penting sebagai
pembangkit yang dibutuhkan untuk sistem kelisfrikan Jawa-Bali.
Gambar2.2 GRATI POMU

PT. Indonesia Power GRATI POMU merupakan salah satu Unit Pembangkitan yang dimiliki oleh
PT. Indonesia Power. Unit bisnis ini awalnya berkantor di dalam area Pelabuhan Tanjung
Perak, di Jalan Nilam Barat nomor 2- 4 Surabaya. Alasan pemilihan lokasi tersbut sebagai
tempat PLTGU dan sebagai kantor adalah:
1. Dekat dengan pusat pemakaian listrik.
2. Kebutuhan air pendingin (air laut) cukup memadahi.
3. Pengadaan spare part dan material pendukung mudah
4. Penyaluran bahan bakar mudah.
5. Tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk.

Pada tanggal 20 Mei 2000, kantor GRATI POMU menempati lokasi baru di area unit PLTGU
Grati yang beralamat di Jalan Raya Surabaya - Probolinggo Km 73 desa Wates kecamatan
Lekok Pasuruan. Menempati lahan seluas 73 hektar yang terdiri dari 38 hektar lahan pantai
dan 35 hektar lahan reklamasi. Alasan pemilihan lahan ini adalah:
1. Penanganan langsung pembangkit yang berkapasitas lebih besar.
2. Lokasi milik sendiri.
3. Lokasi yang terletak di Perak berstatus sewa dan memiliki biaya sewa yang mahal, sehingga
sebagian dikembalikan kepada PT Pelindo dan sebagian tetap disewa untuk unit PLTU.
Unit Bisnis Pembangkitan ini menggunakan dua macam bahan bakar yaitu solar dan gas
alam. Karena gas alam belum masuk, unit ini sekarang menggunakan bahan bakar solar yang
dikirim dari fasilitas pantai kapal tanker (sekitar 4 Km dari lokasi) ke tangki PLTGU berkapasitas
4 x 20.000 KL.
Daya yang dihasilkan kemudian disalurkan ke interkoneksi Jawa Bali melalui SUTET 150
KV dan SUTET 500 KV. Saat ini PLTGU Grati memainkan peranan penting sebagai pembangkit
yang dibutuhkan untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali.
GRATI POMU sampai saat ini mempunyai pembangkit dengan kapasitas terpasang total
950 MW walaupun dalam pengoperasiannya tdak mencapai nilai tersebut, dengan rincian:
1. Pembangkit List-ik Tenaga Uap (PLTU) Perak
Unit 1 buatan Westing House USA n 25 MW sejak 1964 (sudah tidak beroperasi)
Unit 2 buatan Westing House USA n 25 MW sejak 1964 (sudah tidak beroperasi)
Unit 3 buatan Mitsubishi Japan beroprasi 50 MW sejak 1978
Unit 4 buatan Mitsubishi Japan beroprasi 50 MW sejak 1978 Sejak awal beroperasi,
PLTU Perak telah mengalami beberapa kali proses perbaikan untuk mengoreksi deefisiensi
yang terjadi terhadap rancangan dari pabrik. Dalam kondisinya sekarang, unit 3 mengalami
penurunan kapasitas menjadi 45 MW, sedangkan unit 4 mengalami penurunan kapasitas
menjadi 43 MW. Unit PLTU Perak berada di atas permukaan tanah seluas 6 ha di kawasan
indusfri dan bisnis dekat pelabuhan Tanjung Perak di bagian utara Surabaya, Jawa Timur.

Unit pembangkitan ini terdiri dari 3 tahap pembangunan:


a) Tahap pertama adalah PLTU Perak I dan Il berkapasitas 2x25 MW telah beroperasi sejak
1964 sampai 1995. Karena situasi ekonomi yang kurang menguntungkan, unit pembangkitan
ini dikeluarkan dari sistem kelistrikan Jawa-Bali pada tahun 1996.
b) Tahap kedua adalah PLTG Perak yang berkapasitas Ix29 MW yang telah beroperasi sejak
1975 sampai 1996. Sejak tahun 1996, PLTG Perak direlokasikan ke Cilacap, Jawa Tengah dan
masuk ke jajaran UPJP Semarang.
c) Tahap ketiga adalah PLTU Perak Ill dan IV yang berkapasitas 2x50MW yang telah beroperasi
sejak tahun 1978 sampai sekarang. Tenaga list-ik yang dihasilkan kemudian disalurkan melalui
trafo utama ke system jaringan SUTET 150KV. PLTU Perak memanfaatkan bahan bakar yang
disuplai melalui pipa dari Pertamina ke tangki PLTU dengan total kapasitas 17.570 Klt dan
BBM HSD untuk pengoperasian selama proses start sampai berbeban 25%.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati Pasuruan


Blok 1 (Combine Cycle) dioperasikan sejak bulan Oktober 1997 3 x 100 MW, Turbin Gas 1 x
160 MW Turbin Uap, 3 Unit 1--IRSG (Heat Recovery Steam Generator)
Blok 2 (Open Cycle) 3 x 100 MW Turbin Gas
Blok 3 (Open cycle) 2 x 150 MW Turbin Gas
Blok 1 beroprasi secara komersial sejak Oktober 1997. PLTU Grati dibangun oleh tiga
kontraktor, antara lain:
• Turbin Gas dan Turbin Uap oleh Mitsubishi HI Jepang
• Heat Recovery Steam Generator (HRSG) oleh Cockeril Mechanical Industries (CMI) Belgia
• Generator dan perlengkapan listik oleh Siemens Jerman

PLTGU Grati dilengkapi dengan alat bantu seperti:


A. Auxiliary Boiler yang memproduksi uap untuk proses desalinasi bila HRSG tidak bekerja.
B. Desalination Plant untuk menyuling air laut menjadi raw water 1-12 Plant untuk memproduksi 1-12
guna mendinginkan generator .
C. Waste Water Treatment Plant untuk mengolah kualitas air limbah sebelum dibuang ke laut.
D. Water Treatment Plant untuk memproduksi air murni sebagai air make up dan pengisi HRSG,
cooling system di PLTGU Grati.

PLTGU Grati berada di atas lahan seluas 70 ha (35 ha lahan pantai dan 35 ha lahan reklamasi)
di Lekok, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, 80 Km dari Surabaya. Pembangkitan ini terdiri dari Blok I
(Combined Cycle) dengan total daya terpasang 500 MW, Block Il (Open Cycle) dengan total daya
terpasang 300 MW, mulai dibangun tahun 1995 dan selesai bulan April 1997. Daya yang dihasilkan
kemudian disalurkan ke interkoneksi Jawa-Bali melalui SUTET 150 KV dan SUTET 500K V. Saat ini
PLTGU Grati memainkan peranan penting sebagai pembangkit yang dibutuhkan untuk sistem
kelistrikan Jawa-Bali.

PERBANDINGAN PLTG dan PLTU

PLTU dan PLTG mempunyai perbedaan yang mengarah pada keuntungan dan kerugian masing
— masing. Berikut ini perbandingan antara PLTU dan PLTG mengenai faktor — faktor yang penting
seperti dalam Tabel 2.1. Asal mula GRATI POMU adalah PLN sektor Perak, karena semua
pembangkitan berada di PLTU atau PLTG Perak Surabaya yang terdiri dari PLN Eksploitasi IX, PLN
Wilayah Xll di Jawa Timur, PLN Disfribusi dan Pembangkitan I Jawa Tengah, serta PLN Pembangkitan
dan Penyaluran Jawa bagian Timur dan Bali (KJT).
Sejak tanggal 3 Oktober 1995, Unit Pembangkitan ini mulai masuk dalam jajaran PT. Indonesia
Power dengan kantor induk di Jakarta. Tahun 1996, PLTG Perak Surabaya direlokasikan ke Cilacap,
Jawa Tengah dan menjadi bagian jajaran UPJP Semarang. UPJP Perak dan Grati menggunakan bahan
bakar berbeda yaitu PLTGU Grati menggunakan gas dan HSD, HSD diperoleh dari fasilitas lepas pantai
kapal tanker (sekitar 4 Km dari lokasi) ke tangki PLTGU berkapasitas 4x20.OOO kilo liter. Sedangkan
PLTU Perak menggunakan bahan bakar MFO.
2.2.1 Kapasitas
PT Indonesia Power mengelola 4 Power Generation Unit (PGU), 12 Operation and
Maintenance Unit (OMU) serta 5 Power Generation and O&M Services Unit (POMU).

TABEL KAPASITAS

2.2.2 Site Plan


Unit Grati Menempati lahan seluas 73 hektar yang terdiri dari 38 hektar lahan
pantai dan 35 hektar lahan reklamasi.

Gambar site plan


2.3 Profil Perusahaan
Dalam kajian tentang profil PT Indonesia Power ini pokok pembahasan dibagi
menjadi 6, yaitu paradigma, visi, misi, motto, tujuan, dan logo perusahaan. Berikut ini
dijelaskan keenam topik tersebut.
2.3.1 Paradigma
PT Indonesia Power memiliki sebuah paradigma yang digunakan dalam
membangun dan mengelola perusahaan. Paradigma tersebut dituangkan dalam
kalimat yang berbunyi "Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih
baik dari hari ini".
2.3.2 Visi
PT. Indonesia Power memiliki visi yang sangat mulia dalam mengembangkan
dan mengelola perusahaan. Visi tersebut adalah menjadi perusahaan energi terbaik
yang tumbuh berkelanjutan.
2.3.3 Misi
Berdasarkan visi yang dimiliki, PT Indonesia Power mempunyai misi yang juga
mulia. Misi tersebut, yaitu menyelenggaran bisnis solusi energi yang handal, inovatif,
ramah lingkungan dan melampaui harapan pelanggan.
2.3.4 Motto
PT Indonesia Power memiliki sebuah motto yanng diterapkan dalam setiap
kegiatan pengelolaan dan pengembangan perusahaan. Motto tersebut berbunyi
"Energy of things".
2.3.5 Tujuan Indonesia Power
Berdasarkan paradigrna, visi, misi, dan motto PT. Indonesia Power memiliki 5
tujuan dalam membangun, mengembangkan, serta mengelola perusahaan. Kelima
tujuan tersebut dijelaskan berikut ini:
(1) Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam
penggunaan sumber daya perusahaan.
(2) Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang
berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
(3) Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.
(4) Mengoperasikan pembangkit tenaga listik secara kompetitif serta mencapai
standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian
lingkungan.
(5) Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai
antarkaryawan dan mifra serta mendorong terus kekokohan inteyitas pribadi dan
profesionalisme.
2.3.6 Makna Bentuk dan Warna Logo
PT Indonesia Power memiliki logo yang didominasi oleh warna merah,
biru, dan kuning. Berikut ini disajikan gambar logo PT Indonesia Power.

Gambar 2.3 Logo PT. Indonesia Power


1. Bentuk
Dalam logo perusahaan, bentuk yang ditampilkan terdiri dari dua, yaitu berupa
bentuk huruf dan simbol. Berikut ini penjelasan tentang kedua bentuk tersebut.
(1) Nama INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan jenis huruf
(font) yang tegas dan kuat, yaitufutura book/regular dan futura bold.
(2) Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf "O" melambangkan tenaga listrik yang
merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
(3) Titik atau bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bemama PT PLN PJB I. Titik ini
merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan.
Dengan simbol yang kecil ini diharapkan identitas perusahaan dapat langsung
terwakili.
2. Warna
Berdasarkan logo perusahaan yang ditampilkan dalam gambar 2.2 dapat
dilihat bahwa warna yang digunakan ada dua, yaitu warna merah dan biru.
Berikut ini penjelasan tentang kedua warna tersebut.
(1) Merah
Warna merah diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas
yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga
listik, guna dimanfaatkan di Indonesia, danjuga di luar negeri.
(2) Biru
Warna biru diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana. Dengan aplikasi pada kata power,
maka warna ini menunjukkan produksi tenaga listrik yang dihasilkan
perusahaan memiliki ciri-ciri:
• Berteknologi tinggi
• Efisien
• Aman
• Ramah lingkungan

2.3.7 Indonesia Power Tray


Indonesia power way adalah budaya perusahaan yang mengandung panduan
dalam keseharian indonesia power berbisnis. Indonesia power way diluncurkan pada
tanggal 3 oktober 2011. Indonesia power way memuat cara berpikir dan bertindak
insan indonesia power, serta penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan bisnia
indonesia power. Di dalamnya tercantum arahan-arahan perilaku yang perlu
dimunculkan seluruh insan di indonesia power dalam menjalankan pekerjaanya.
Ringkasnya indonesia power way merupakan budaya yang ingin dibangun dan
dimiliki bersama dala rangka mewujudkan long run sustainable company. Sebagai
kelengkapan indonesia power way, insan indonesia power juga dibekali dengan
arahan-arahan yang lebih rinci menyangkut suatu hal yang lebih spesifik, misalnya
peraturan, manual, SOP, instruksi kerja, peraturan-peraturan kepegawaian, dan
sebagainya.

Alasan-alasan terbentuknya indonesia power way:


1. Indonesia power sudah mempunyai IP-HaPPPI yang didefinisikan sebagai nilai-
nilai perusahaan yang telah ditetapkan sejak tahun 2004 dan sejak Tahun 2012
menjadi IP AKSI
2. Dewan komisaris indonesia power sebagai pengawas merasa perlu agar indonesia
power mempunyai budaya yang merupakan ciri khas perusahaan yang dapat
mempromosikan indonesia power kepada stakeholder di luar perusahaan dan jua
menginspirasi serta memotivasi seluruh insan indonesia power.
3. Ciri khas indonesia power dibentuk berdasarkan success story perusahaan sejak
KJB, PJB 1 sampai dengan indonesia power.
4. Success story tersebut digali dari senior leader, pegawai bahkan pensiunan
perusahaan yang kemudian di kristalkan menjadi indonesia power setelah melalui
berbagai penggalian data dari pegawai dan diskusi dalam tim, direksi, dan dewan
komisiaris.
5. Success story yang terkumpul perlu dirumuskan,dibakukan, dan disosialisasikan

Peran pegawai dalam implementasi indonesia power way:


1) Berpartisipasi aktif menerapkan indonesia power way dalam setiap aktivitas kerja
sehari-hari.
2) Bertanya kepada narasumber dan atau mencari referensi yang relevan jika
membutuhkan informasi terkait indonesia power way.
3) Memberikan dukungan dan respon positif ketika insan indonesia power
menunjukkan komitmennya untuk menerapkan indonesia power way.

2.3.8 Nilai Budaya Perusahaan


IP AKSI merupakan nilai-nilai budaya perusahaan yang harus dimiliki oleh
setiap insanlndonesia Power yaitu:
1. Integritas
Insan Indonesia power senantiasa bertindak sesuai efika perusahaan serta
memberikan yang terbaik bagi perusahaan
2. Profesional
Insan Indonesia power senantiasa menguasai pengetahuan, keterampilan dan
kode etik bidang pekerjaan serta melaksanakannya secara akurat dan
konsisten.
3. Proaktif
Insan Indonesia power senantiasa peduli dan cepat tanggap melakukan
peningkatan kinerja untuk mendapatkan kepercayaan stakeholder
4. Sinergi
Insan Indonesia power senantiasa membangun hubungan kerjasama yang
produktif atas dasar saling percaya untuk menghasilkan karya unggul.

2.4 Struktur Organisasi

Anda mungkin juga menyukai