Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOKIMIA

REKAYASA GENETIKA PADA TANAMAN

OLEH:

NAMA : RONIA APRIANI

NIM 1813081009

PROGRAM STUDI
KIMIA JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah Biokimia
yang membahas tentang “Rekayasa Genetika Pada Tanaman”.
Adapun makalah Biokimia ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai referensi buku dan referensi internet, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Rekayasa Genetika Pada Tanaman,
khususnya bagi penulis. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Lombok Tengah, 20 Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Pengertian Rekayasa Genetika.................................................................................2
2.2 Prinsip Dasar Rekayasa Genetika............................................................................3
2.3 Manfaat dan Tujuan Rekayasa Genetika Pada Tanaman.........................................4
2.4 Mekanisme Rekayasa Genetika Pada Tanaman......................................................4
2.5 Contoh Tanaman Hasil Rekayasa Genetika.............................................................6
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................9
3.1 Simpulan..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik dalam pemuliaan tanaman.
Perkembangan IPTEK menjadi salah satu fakta dan faktor yang jelas
mempengaruhinya. Proses yang berkelanjutan dan tiada henti bagi kehidupan manusia
dan global. Rekayasa genetika mengalami perkembangan yang signifikan dan meminta
perhatian yang cukup serius di kalangan manusia. Selain kontribusinya terhadap ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia, juga
memunculkan persoalan yang mendasar yang perlu diteliti dan dicermati lebih serius
guna mengawal perkembangan bioteknologi di masa mendatang melalui rekayasa
genetika. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai dewasa ini
seharusnya dapat menghasilkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Namun
banyak sekali penemuan genetika yang tidak masuk akal yang menyebabkan spesies
baru tercipta kehilangan nilai gunanya bagi kehidupan.
Rekayasa genetika dalam kehidupan sangat banyak manfaatnya, karena rekayasa
genetika ini bertujuan untuk menghasilkan tanaman dengan daya produksi tinggi,
kualitas nutrisi tinggi, daya tahan yang tinggi terhadap penyakit dan ramah lingkungan,
serta kebutuhan yang rendah akan pupuk dan bahan kimia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian rekayasa genetika?
b. Apa prinsip dasar rekayasa genetika?
c. Apa manfaat dan tujuan rekayasa genetika pada tanaman?
d. Bagaimana mekanisme rekayasa genetika pada tanaman?
e. Apa saja contoh tanaman hasil rekayasa genetika?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian rekayasa genetika;
b. Untuk mengetahui prinsip dasar rekayasa genetika;
c. Untuk mengetahui apa saja manfaat dan tujuan rekayasa genetika pada tanaman;
d. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme rekayasa genetika pada tanaman;
e. Untuk mengetahui apa saja contoh tanaman hasil rekayasa genetika.

1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika (genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan
genetika untuk kepentingan manusia. seperti pemuliaan hewan atau tanaman melalui
seleksi dalam populasi dan penerapan mutasi buatan tanpa target. Walaupun demikian,
masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu
penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam
kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan
tertentu.
Menurut Badan POM RI (2010) rekayasa genetika merupakan salah satu teknik
bioteknologi yang dilakukan dengan cara pemindahan gen dari satu makhluk hidup ke
makhluk hidup lainnya (dikenal juga dengan istilah transgenik). Tujuannya adalah
untuk menghasilkan tanaman/hewan/jasad renik yang memiliki sifat-sifat tertentu
sehingga mendatangkan keuntungan yang lebih besar bagi manusia. Gen merupakan
suatu unit biologis yang menentukan sifat-sifat makhluk hidup yang dapat diturunkan.
Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam
rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu
karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkombinasikan.
Melalui rekayasa genetika manusia menciptakan tanaman, hewan dan
mikroorganisme baru. Para ilmuwan telah berhasil mengungkapkan kode genetis yang
menentukan sifat-sifat khusus semua makhluk hidup dan kini telah mampu
mengkombinasikan gen-gen yang kalau secara alami, tidak akan pernah berkombinasi.
Perubahan genetis bukan sesuatu yang baru, karena secara alami dapat terjadi melalui
peristiwa yang disebut mutasi. Teknik yang paling dikenal untuk mengubah makhluk
hidup secara genetis adalah DNA rekombinan (rDNA), yaitu bentuk DNA buatan yang
dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih sekuen DNA yang tidak akan bisa terjadi
bersama.
Pada tahun 1978 beberapa ahli seperti Werner Arber, Hamilton Smith, dan
Daniel mendapatkan hadiah nobel untuk penemuannya tentang Endonuklease restriksi,
yaitu enzim yang dapat memotong DNA. Dengan enzim tersebut, kini manusia dapat
memotong dan mengeluarkan gen dari kromosom, dan memindahkannya ke sel individu
lain atau jenis makhluk lain, dan dapat bekerja normal dalam tubuh penerima atau yang
mengalami rekayasa itu.
Rekayasa genetika juga dapat diartikan sebagai suatu usaha memanipulasi sifat
genetik suatu makhluk hidup untuk menghasilkan makhluk hidup yang memiliki sifat
yang diinginkan. Rekayasa genetika dapat dilakukan dengan menambah, mengurangi,
atau menggabungkan dua materi genetik (DNA) yang berasal dari dua organisme
berbeda. Hasil penggabungan dua materi genetik yang berasal dari dua organisme yang
berbeda disebut DNA Rekombinan. Organisme hasil rekayasa genetika disebut
organisme transgenik.
Teknik DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan sifat
baru dengan cara merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom. Teknik DNA
rekombinan merupakan kumpulan bertujuan untuk merekombinasi gen dalam tabung
reaksi. Teknik DNA rekombinan meliputi isolasi DNA, teknik memotong DNA, teknik
menggbung DNA dan teknik untuk memasukan DNA ke dalam sel hidup. Teknologi
DNA rekombinan atau sering disebut juga rekayasa genetika ini adalah suatu ilmu yang
mempelajari pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan
molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya terjadinya integrasi
dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel
inang.
2.2 Prinsip Dasar Rekayasa Genetika
Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu memperbaiki
sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan terhadap gangguan hama
maupun lingkungan yang kurang menguntungkan. Proses rekayasa genetika telah
berhasil mengembangkan berbagai spesies tanaman baru dengan ketahanan terhadap
organisme pengganggu, seperti serangga, penyakit, dan gulma yang sangat merugikan
tanaman.
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika
meliputi pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), danseleksi,
screening, serta analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah dari rekombinasi genetik
meliputi:
(1) Identifikasi gen yang diharapkan;
(2) Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan;
(3) Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan
(4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya.
2.3 Manfaat dan Tujuan Rekayasa Genetika Pada Tanaman
Manfaat rekayasa genetika ini diantaranya adalah dimungkinkannya melakukan
isolasi dan mempelajari fungsi masing-masing gen dan mekanisme kontrolnya. Selain
itu, rekayasa genetika juga memungkinkan diperolehnya suatu produk dengan sifat
tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar daripada produksi secara
konvensional. Sejak jaman dahulu, nenek moyang kita telah mengetahui adanya
keanekaragaman makhluk hidup. Keanekaragaman makhluk hidup ini memungkinkan
manusia untuk memilih jenis makhluk hidup yang dikehendakinya. Salah satu upaya
nenek moyang kita dalam memilih jenis makhluk hidup yang unggul adalah dengan
breeding atau mengawinkan beberapa spesies unggul untuk didapatkan keturunan yang
unggul pula dan memiliki sifat dari kedua induknya.
Tujuan rekayasa genetika pada tanaman bertujuan meningkatkan produksi,
meningkatkan mutu produk agar tahan lebih lama dalam penyimpanan pasca panen,
meningkatkan kandungan gizi, tahan terhadap herbisida, serangga, bakteri, jamur,
kualitas aroma dan nutrisi, dan sebagainya. Contohnya :
a. Menghambat pematangan dan pelunakan buah pada tomat
b. Tahan terhadap serangan insektisida pada tanaman tomat, kentang, jagung
c. Tahan terhadap serangan ulat kapas
d. Tahan terhadap insekta dan virus kentang
e. Tahan terhadap virus squash pada buah pepaya
f. Tahan terhadap insekta dan herbisida
g. Toleran terhadap herbisida kedelai, kapas, jagung
h. Perbaikan komposisi nilai gizi
2.4 Mekanisme Rekayasa Genetika Pada Tanaman
Sistem dalam transformasi genetik memiliki tiga komponen utama, yaitu sebuah
mekanisme guna mengenalkan DNA asing dalam sel target; sebuah metode guna
mengidentifikasi dan menyeleksi sel berubah ataupun individu; sebuah sel maupun
jaringan yang cocok digunakan sebagai transformasi. Rekayasa genetika bermain pada
tingkat molekuler khususnya DNA. Beberapa tahapan yang digunakan dalam rekayasa
genetika yaitu isolasi DNA, manipulasi DNA, perbanyakan DNA, dan visualisasi hasil
manipulasi DNA, DNA rekombinan, dan kloning gen.
a. Pembuatan DNA rekombinan terhadap organisme tumbuhan baru
Secara alami, rekombinasi dapat terjadi sehingga memungkinkan suatu gen dapat
berpindah dari satu organisme ke organisme lainnya. Peristiwa tersebut biasanya terjadi
diantara organisme yang memiliki kekerabatan yang dekat. Dengan kemajuan
molekuler, perpindahan gen dapat terjadi meskipun antara organisme yang tidak
memiliki hubungan kekerabatan.
Untuk membuat DNA rekombinan digunakan dua macam enzim yaitu enzim
restriksi yang berfungsi memotong molekul DNA dan enzim ligase yang berfungsi
menggabungkan molekul DNA. Biasanya DNA rekombinan merupakan gabungan
antara DNA vektor dan DNA asing yang merupakan gen target. Selanjutnya adalah
memasukkan DNA vektor yang mengandung DNA asing ke dalam sel bakteri. Proses
masuknya DNA rekombinan ke sel bakteri disebut transformasi.
Transformasi tanaman ini dimediasi dengan Agrobacterium Tumefaciens dan
merupakan metode yang paling umum digunakan. A. Tumefaciens menginfeksi
tumbuhan dikotil dan menyebabkan tumor yang disebut „crown gall‟. Bakteri in
merupakan bakteri gram negatif yang menyababkan „crown gall‟ dengan mentransfer
bagian DNA nya (dikenal sebagai T-DNA) dari Tumour Inducing Plasmid (Ti Plasmid)
ke dalam inti sel dan berintegrasi dengan genom sehingga menyebabkan penyakit
„crown gall’. T-DNA mengandung z tipe gen, gen onkogenik yang menyandikanenzim
termasuk sintesis auksin dan sitokinin membentuk formasi tumor, serta gen yang
menyandikan sintesis opin, hasil dari kondensasi asam amino dan gula. Opin dihasilkan
dan di ekskresikan sel „crown gall‟ dan digunakan oleh A, Tumefaciens sebagai sumber
karbon dan nitrogen.
Agrobacterium Tumefaciens melakukan pelekatan pada permukaan sel tanaman
dengan membentuk mikrofibril sehingga menyebabkan terjadinya luka pada tanaman
yang akan mengeluarkan senyawa fenolik yaitu asetorisingone sebagai respon sinyal.
Sinyal tersebut mengaktifkan vir A yang merupakan protein kinase untuk mengaktifkan
vir G dan memfosforilasinya menjadi vir G-P. dengan aktifnya vir G-P in akan
mengaktifkan gen-gen vir lainnya untuk mulai dapat bersifat virulen dan melakukan
transfer vir D untuk memotong situs spesifik pada Ti Plasmid, pada sisi kiri dan
kanannya sehingga melepaskan T-DNA yang akan ditransfer dari bakteri ke tanaman.
T-DNA utas tunggal akan diikat oleh protein vir E yang merupakan single strand
binding protein sehingga terlindung dari degradasi. Bersamaan dengan itu, protein vir B
membentuk saluran trans membran yang menghubungkan sel A. Tumefaciens dan sel
tanaman sehingga T-DNA dapat masuk ke sel tanaman. Gen pada T-DNA yang
meliputi gen auksin, sitokinin, dan opin ikut terekspresi sehingga memacu pertumbuhan
sel tanaman menjadi banyak tumor.
Dengan adanya teknologi transformasi yang dimediasi oleh A. Tumefaciens in
berperan dalam menghasilkan tanaman transgenik, seperti tanaman tembakau yang
tahan terhadap antibiotik tertentu. Resistensi terhadap antibiotik ini didapatkan dari
bakteri yang turut menyisip pada T-DNA A. Tumefaciens.
b. Pembuatan Klon DNA terhadap organisme tumbuhan baru
Untuk memproduksi tanaman klon dilakukan dengan cara membuat potongan. Potongan
adalah bagian kecil dari tanaman, seperti daun atau batang yang dipotong dari tanaman.
Tanaman dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang utuh. Tanaman baru identik secara
genetik terhadap tanaman yang dipotong.
2.5 Contoh Tanaman Hasil Rekayasa Genetika
Contoh tanaman yang telah menggunakan teknologi rekayasa genetika yaitu:
a. Kedelai Transgenik
Kedelai merupakan produk Genetikally Modified Organism terbesar yaitu sekitar
33,3 juta ha atau sekitar 63% dari total produk GMO yang ada. Dengan rekayasa
genetik, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tahan terhadap
herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini secara global telah
dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai toleran herbisida dan kedelai
dengan kandungan asam lemak tinggi
b. Jagung Transgenik
Di Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetik melalui
teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus thuringiensis
(Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga yang disebut corn borer
sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Gen Bacillus thuringiensis yang dipindahkan
mampu memproduksi senyawa pestisida yang membunuh larva corn borer tersebut.
Berdasarkan kajian tim CARE-LPPM IPB menunjukkan bahwa pengembangan
usaha tani jagung transgenik secara nasional memberikan keuntungan ekonomi sekitar
Rp. 6,8 triliyun. Keuntungan itu berasal dari mulai peningkatan produksi jagung,
penghematan usaha tani hingga penghematan devisa negara dengan berkurangnya
ketergantungan akan impor jagung.
Dalam jangka pendek pengembangan jagung transgenik akan meningkatkan
produksi jagung nasional untuk pakan sebesar 145.170 ton dan konsumsi langsung
225.550 ton. Sementara dalam jangka panjang, penurunan harga jagung akan
merangsang kenaikan permintaan jagung baik oleh industri pakan maupun konsumsi
langsung. Bukan hanya itu, dengan meningkatkan produksi jagung Indonesia juga
menekan impor jagung yang kini jumlahnya masih cukup besar. Pada tahun 2006, impor
jagung masih mencapai 1,76 juta ton. Secara tidak langsung, penggunaan tanaman
transgenik juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Kapas Transgenik
Kapas hasil rekayasa genetik diperkenalkan tahun 1996 di Amerika Serikat. Kapas
yang telah mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan jumlah penggunaan
insektisida. Diantara gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin) dari
Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen
yang menunda pemasakan buah. Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan
kapas transgenik adalah menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma
tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga
merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat menurunkan
produksi, serangan serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas.Saat ini lebih dari
50 persen areal pertanaman kapas di Amerika merupakan kapas transgenik dan
beberapa tahun ke depan seluruhnya sudah merupakan tanaman kapas transgenik.
Demikian juga dengan Cina dan India yang merupakan produsen kapas terbesar di dunia
setelah Amerika Serikat juga secara intensif telah mengembangkan kapas transgenik.
d. Tomat Transgenik
Pada pertanian konvensional, tomat harus dipanen ketika masih hijau tapi belum
matang. Hal ini disebabkan akrena tomat cepat lunak setelah matang. Dengan demikian,
tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan penanganan yang sulit.
Tomat pada umumnya mengalami hal tersebut karena memiliki gen yang menyebabkan
buah tomat mudah lembek. Hal ini disebabkan oleh enzim poligalakturonase yang
berfungsi mempercepat degradasi pektin.
Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang
memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesa enzim
poligalakturonase sehungga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi produksi
enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan tomat. Varietas
baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk waktu yang lebih
lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat sebelumnya, tomat
jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap penanganan dan
ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak selama pemrosesan lebih
sedikit.
e. Kentang Transgenik
Mulai pada tanggal 15 Mei 1995, pemerintah Amerika menyetujui untuk
mengomersialkan kentang hasil rekayasa genetika yang disebut Monsanto sebagai
perusahaan penunjang dengan sebutan kentang “New Leaf”. Jenis kentang hybrid
tersebut mengandung materi genetik yang memnungkinkan kentang mampu melindungi
dirinya terhadap serangan Colorado potato beetle. Dengan demikian tanaman tersebut
dapat menghindarkan diri dari penggunaan pestisida kimia yang digunakan pada
kentang tersebut. Selain resisten terhadap serangan hama, kentang transgenik ini juga
memiliki komposisi zat gizi yang lebih baik bila dibandingkan dengan kentang pada
umumnya. Hama beetle Colorado merupakan suatu jenis serangga yang paling
destruktif untuk komoditi kentang di Amerika dan mampu menghancurkan sampai 85%
produksi tahunan kentang bila tidak ditanggulangi dengan baik.
Daya perlindungan kentang transgenik tersebut berasal dari bakteri Bacillus
thuringiensis sehingga kentang transgenik ini disebut juga dengan kentang Bt. Sehingga
diharapkan melalui kentang transgenik ini akan membantu suplai kentang yang
berkesinambungan, sehat dan dalam jangkauan daya beli masyarakat.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan:
a. Rekayasa genetika dapat diartikan sebagai suatu usaha memanipulasi sifat
genetik suatu makhluk hidup untuk menghasilkan makhluk hidup yang memiliki
sifat yang diinginkan.
b. Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu memperbaiki
sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan terhadap
gangguan hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan.
c. Tujuan rekayasa genetika pada tanaman bertujuan meningkatkan produksi,
meningkatkan mutu produk agar tahan lebih lama dalam penyimpanan pasca
panen, meningkatkan kandungan gizi, tahan terhadap herbisida, serangga,
bakteri, jamur, kualitas aroma dan nutrisi, dan sebagainya.
d. Mekanisme rekayasa genetika pada tanaman dapat dilakukan dengan:
1) Pembuatan DNA rekombinan terhadap organisme tumbuhan baru
2) Pembuatan klon DNA dari tumbuhan baru
e. Contoh tanaman hasil rekayasa genetika yaitu, kedelai transgenik, jagung
transgenik, kapas transgenik, tomat transgenik, dan kentang transgenik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Rekayasa Genetika Pada Tanaman. Diakses dari
http://biosbetter.blogspot.com/2015/12/makalah-biotek.html pada tanggal 18
Juni 2020.
Mas‟amah, Lilik. 2017. Rekayasa Genetika Pada Tumbuhan. Diakses dari
https://www.kumpulanmateripendidikan.com/2017/01/rekayasa-genetika-pada-
tumbuhan.html pada tanggal 20 Juni 2020.
Sutarno. 2016. Rekayasa Genetik dan Perkembangan Bioteknologi di Bidang
Peternakan. ISSN: 2528-5742. Universitas Sebelas Maret.
Syahriani. 2013. Makalah Rekayasa Genetika. Diakses dari
http://syahrianibio.blogspot.com/2013/10/makalah-rekayasa-genetika.html pada
tanggal 18 Juni 2020.

Anda mungkin juga menyukai