NAMA : MUSTAFA
NIM : 1923042005
KELAS : PTO 01
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Teknologi
Pembentukan Dasar ini.
Dan tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Teknologi
Pembentukan Dasar atas dukungan dan bimbingannya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, karena saya hanyalah manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan dan kesempurnaan hanyalah Milik sang Pencipta. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari Dosen Teknologi Pembentukan Dasar yang
membangun saya harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Mustafa
i
Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.Latar Belakang..............................................................................................1
B.Landasan Dasar.............................................................................................2
C.Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
KAJIAN TEORI......................................................................................................3
A.Peralatan praktek...........................................................................................3
1. Ragum...........................................................................................................3
2. kikir...............................................................................................................7
3. Mesin bor....................................................................................................10
4. Gergaji.........................................................................................................12
6. Mistar Baja..................................................................................................16
7. Mistar Siku..................................................................................................16
B.KESELAMATAN KERJA.........................................................................18
BAB III..................................................................................................................20
URAIAN PRAKTIK..............................................................................................20
A.MEMOTONG BENDA KERJA.................................................................20
B.MENGIKIR RATA DIAMETER BENDA KERJA...................................22
C.MENGIKIR RATA BENDA KERJA.........................................................24
D.MENGIKIR TIRUS....................................................................................26
E. MENGEBOR BENDA KERJA..................................................................28
LAMPIRAN...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknik kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
mengerjakan benda kerja. Kualitas pekerjaan terletak kepada pemahaman
seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi
tingkat keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang
dibuat dan tingkat kepresisian hasil kerja. Didalam praktikum Teknologi Pembentukan
Dasar, kita juga di latih kesabaran Kerja bangku tidak hanya menekankan pada pencapaian hasil
keja, tetapi juga pada prosesnya . Dimana pada proses tersebut lebih di tekankan pada etos
kerja yang meliputi ketekunan, di siplin,ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda
kerja dengan alat tangan dan di lakukan di bangku kerja. Praktikum kerja bangku di lakukan
untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar serta
mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja
yang di tentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan peraturan dan tatacara pengerjaan praktek kerja bangku.Pekerjaan
Teknologi Pembentukan Dasar meliputi menggergaji, mengikir, mengebor, dan lainnya.
Mahasiswa dituntut untuk selalu mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya guna
membentuk keterampilan yang berkualitas, profesional dan berwawasan luas.
1
B. Landasan Dasar
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu Teknologi Pembentukan Dasar:
1. Memotong benda kerja.
2. Mengikir rata diameter benda kerja.
3. Mengikir rata benda kerja.
4. Mengikir tirus.
5. Mengebor benda kerja
C. Tujuan
1. Tujuan pembuatan laporan praktik kerja bangku ini bagi Mahasiswa, yaitu:
a. Melaporkan hasil kerja praktik kerja bangku selama satu semester.
b. Memahami cara pengerjaan praktikum pembentukan dasar teknik dalam
membuat suatu alat sederhana.
c. Memahami alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembentukan
dasar.
d. Memahami cara penggunaan dari alat kerja yang digunakan.
e. Memahami masalah-masalah yang dihadapi selama praktikum pembentukan
dasar.
f. Memenuhi tugas dari mata praktikum pembentukan dasar.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peralatan praktek
Adapun peralatan yang digunakan pada saat praktikum antarlain:
1. Ragum
a. Pengertian tentang Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat,digergaji,di tap,di sney,dan lain lain.
Dengan memutar tangkai (handle) ragum,Maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus
dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir dan lain sebagainya.
gambar 1 Ragum
3
c. Fungsi ragum
Satu masalah yang timbul adalah bagaimana mencekam benda kerja dengan
kuat tanpa meninggalkan bekas kasar dari ragum; masalah lain yaitu bagaimana
memegang part kecil dengan ragum yang relatif besar. Ada solusi mudah untuk
masalah-masalah tersebut.
Terlepas dari alas penyelip atau jepitan lunak yang dapat digunakan untuk
melindungi benda kerja, seringkali hal ini cukup untuk memegang benda kerja
dengan kardus seperti pada kardus rokok. Karena ketipisannya dan disokong
dengan jepitan logam, hal ini akan memberikan cekaman yang lebih kuat pada
benda kerja daripada jepitan fiber yang tebal. Lembaran logam seperti alumunium
dan kuningan, serta semua material logam lunak juga dapat digunakan.
Jika bagian utama dari benda kerja mengalami permesinan atau akan
mengalami kerusakan akibat dari jepitan ragum standar, sepasang permukaan
halus dari baja lunak akan mengubah bangku ragum, untuk fungsi ini, menjadi
sebuah mesin ragum tetap.
Saat ini, memegang sebuah mesin ragum lebih nyaman dilakukan pada
bagian dasar/kaki bangku ragum, dengan menggunakan mesin ragum untuk
memasang benda kerja, dan berdasar prinsipnya, ragum kecil tertentu, atau
penjepit ragum, dan bahkan tempa pembuat perkakas dapat dipasang untuk benda
kerja kecil.
4
d. cara penggunaan ragum
1. Cara penggunaan Ragum yang benar,yaitu:
-Memilih tinggi ragum yang sesuai
-Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan anda :
1. berdiri tegak di ragum
2. tempelkan kepalan tangan pada dagu
3. sukut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan,sikut
jangan sampai menyentuh bibir mulut ragum.
Bila kita menjepit bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari
mulut ragum janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan benda kerja itu
terbuat dari logam tipis.Bila memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari
mulut ragum harus lebih kecil daripada bagian yang terjepit.
Gunakan pelat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan gigi ragum.Pelat pelapis bisa
dibuat dari bahan plat tipis yang rata, plat siku dll.
Kikir ditekan dan pada waktu didorong ke depan dengan tekanan dari
tangan kiri yang seimbang,sedangkan pada waktu kikir ditarik ke belakang harus
bebas dari tekanan namum tidak berarti kikir harus diangkat dari permukaan
benda kerja.
Kedudukan kaki pada pada saat mengikir kedua telapak kaki seolah-olah
membentuk sudut kurang 45°.
5
e. Jenis-jenis ragum
Secara umum Ragum dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Ragum catok
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan
kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum
dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a) Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan
biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.
b) Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk
sudut terhadap spindle(poros putar ). Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa
tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360 derajat.
c) Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur
letaknya secara datar dan tegak.
6
2. kikir
Gambar 2. Kikir
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan di
sesuaikandengan ukuran panjang, bentuk, jenis, dan gigi pemotongnya. Tang
kainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka
hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi
untuk mencegah patah. Kikir diklasifikasikan
menurut jenis gigi, kekasaran gigi, penampang, dan panjang.
Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat
halus. Kemudian guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam
lunak. Guratan ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat
umum. Satu set guratan membuat sudut 45°, yang lain 70°, kedua-
duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan
untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium.
7
a. Jenis-jenis Kikir
Adapun tipe kikir berdasarkan bentuknya antara lain adalah :
1) Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya
menirus kikir.Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan
tegak lurus.
8
3) Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara
bidang satu dengan bidang lainnya.
4) Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga,segitiga kikir pada bagian
ujungnya mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang
berbentuk sudut 60 atau lebih besar.
5) Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau,fungsinya untuk meratakan dan
menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih kecil
6) Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan,meratakan
dan membuat bidang cekung.
9
3) Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang
benda kerja
3. Mesin bor
10
tangkai dan sarung berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan,
ia akan saling mengunci. Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut
tirus morse, yaitu ketrirusan menurut standar internasional (Daniel,
2012).
Meja Mesin Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya
dilakukan apabila benda kerja tidak mungkin di jepit oleh ragum.
Teknik penjepitan benda kerja menggunakan baut pengunci T yang
mana baut ini dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor.
Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang
dihitung berdasarkan putaran mesin per menit. Atau secara defenitif
dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah panjangnya bram
yang terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam
11
2.Dalam pengeboran ada 3 tahap yang dilakukan dalam praktikum ini.
3.Hal yang penting diperhatikan dalam praktikum ini adalah
keselamatan kerja praktikum.
4.Tahap pertama adalah pentitikan, tahap kedua pengeboran dengan
mesin bor tangan, dan tahap ketiga adalah pengeboran dengan mata
bor berdiameter besar.
4. Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang selanju
tnya untuk dikerjakan kembali. Bingkai/Sengkang terbuat dari pipa bajaya
ng kuat dan kaku, sengkang yang dapat diatur digunakanuntuk bermaca
m-macam panjang dari daun gergaji.
12
Daun gergaji terdiri dari dua macam letak gigi pemotong yaitu gig
i pemotong satu sisi (single cut) dan dua sisi (double cut). Sedangkan bentu
k gigi gergaji ada yang silang dan ada yang lurus.
Tabel 1 Ukuran Mata (Gigi) Gergaji
13
Jangka sorong (Vernier Caliper) dapat digunakan untuk mengukur dimensi
benda bagian dalam dan luar, ditinjau dari cara pembacaannya vernier caliper
dapat di bagi dua, yaitu vernier caliper manual, dan digital. Pengukuran
menggunakan vernier caliper manual lebih sulit bila dibandingkan dengan yang
digital, karena hasil pengukuran diinterpretasi dari skala oleh pengguna,
sedangkan hasil pengukuran menggunakan yang digital dapat dibaca langsung
pada layar LCD. Versi manual memiliki dua skala imperial (skala dalam inci) dan
metrik (skala dalam milimeter). Vernier manual masih bisa dibeli dan tetap
populer karena jauh lebih murah daripada versi digital. Juga, versi digital
membutuhkan baterai kecil sedangkan versi manual tidak membutuhkan sumber
listrik.
14
e. Ukuran sekunder
Sama dengan ukuran utama tetapi dengan satuan inch.
f. Patokan pembacaan skala utama berfungsi sebagai patokan pembacaan skala
dengan satuan cm.
g. Patokan pembacaan skala sekunder (inch) berfungsi sebagai patokan
pembacaan skala dengan satuan inch.
h. Pengunci untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.
15
i) Untuk mencegah karat, bersihkan jangka sorong dengan kain yang dibasahi
oleh oli setelah dipakai.
6. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat. Permukaan
dan bagian sisinya rata dan halus, di atasnya terdapat guratan-guratan ukuran, ada
yang dalam satuan inchi, sentimeter dan ada pula yang gabungan inchi dan
sentimeter atau milimeter.
Fungsi lain dari penggunaan mistar baja antara lain: mengukur lebar,
mengukur tebal serta, memeriksa kerataan suatu permukaan benda kerja. Di
samping itu mistar baja (steelrule) dapat dipergunakan untuk mengukur dan
menentukan batas-batas ukuran juga biasa dipergunakan sebagal pertolongan
menarik garis pada waktu menggambar pada permukaan benda pekerjaan.
Mistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara
kasar. Dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain
seperti jangka bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka
kaki.
7. Mistar Siku
Mistar Siku adalah salah satu alat yang sangat penting dalam pertukangan. Siku
ukur merupakan salah satu yang sering dipakai dalam dasar pekerjaan dan juga
saat penguran bagian bagian yang sangat berhubungan dalam kesikuan bahan
16
maupun ruang yang akan dikerjakan. Tidak hanya itu mungkin siku ukur adalah
alat tercepat dan termudah untuk menandai garis persegi untuk pemotongan ,
tetapi dapat digunakan untuk dengan cepat menandai setiap sudut hingga 45
derajat dan 90 derajat dan juga alat yang paling sering dipergunakan untuk
mengukur sampai enam inci (20 cm).
Siku Ukur L adalah alat ukur yang dirancang untuk membuat tanda persegi atau
sudut pada suatu benda. Biasanya Siku Ukur tersedia dalam berbagai macam
ukuran tetapi secara umum yang sering dipakai terdiri dari 2 model yaitu Siku
Ukur Kecil dengan panjang ukur 6 inchi dan Siku Ukur besar dengan panjang
ukur 12-inci.
a. Siku Ukur paling sering digunakan untuk membuat tanda ataupun sebagai
penggaris pada suatu objek atau benda.
b. Siku Ukur memiliki tanda sehingga mudah untuk menentukan sudut
perkiraan ataupun bidang potong. Dengan menempatkan pojok siku ukur pada
titik di mana sudut memenuhi sumbu panjang dan maka dapat dilihat besaran
sudut pada suatu garis yang akan diukur.
c. Dengan siku ukur memungkinkan pengguna untuk mengukur maupun
membuat ukuran dalam ukuran kecil karena tersedia tanda ukuran panjangg.
Jenis mistar Siku Ukur
Siku ukur ada dua jenis yaitu dengan alat pengukur derajat sudut dan tanpa
alat pengukur derajat sudut. Untuk tanpa pengukur derajat berbentuk segitiga dan
yang tanpa pengukur derajat sudut berbentuk L. Alat ini biasanya tersedia dari
bahan aluminium dan stainles steel dan juga dari bahan plastik. Siku Ukur dari
bahan aluminium dan stainles steel adalah alat yang paling baik diperguankan
karena tahan lama dan tidak mudah pecah. Siku Ukur yang terbuat dari plastik
sedikit lebih murah, tetapi tidak terlalutahan terhadap benturan sehingga muda h
pecah.
17
Gambar 8. Mistar Siku
Siku Ukur paling sering digunakan untuk membuat tanda ataupun sebagai
penggaris pada suatu objek atau benda.
Siku Ukur memiliki tanda sehingga mudah untuk menentukan sudut
perkiraan ataupun bidang potong. Dengan menempatkan pojok siku ukur pada
titik di mana sudut memenuhi sumbu panjang dan maka dapat dilihat besaran
sudut pada suatu garis yang akan diukur.
Dengan siku ukur memungkinkan pengguna untuk mengukur maupun
membuat ukuran dalam ukuran kecil karena tersedia tanda ukuran panjang.
B. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah masalah penting yang harus selalu diperhatikan guna
mencapai sukses menyeluruh dalam praktik kerja bangku dan plat. Sehingga dapat
meminimalkan/mencegah kecelakaan saat praktik berlangsung yang dilakukan oleh para
mahasiswa. Kemudian upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah kecelakaann kerja adalah
sebagai berikut :
18
1. Semua mahasiswa diwajibkan memakai pakaian praktik, yaitu wear pack untuk kemudahan
dan kenyamanan saat melakukan praktik serta melindungi tubuh dari segala percikan serbuk besi
yang dihasilkan dari pengikiran logam baja ataupun saat mengebor benda kerja.
3. Semua mahasiswa diwajibkan memakai sepatu guna melindungi kaki dari kontak langsung
dengan benda tajam, serbuk besi yang dihasilkan dari pengikiran logam baja, dan benturan
benda keras yang mengarah ke kaki pada saat melakukan praktik pengikiran.
4. Setelah selesai praktik mahasiswa membersihkan tempat praktik guna menjaga kebersihan
tempat praktik dari sisa-sisa benda kerja seperti serbuk-serbuk besi dan yang lainnya.
19
BAB III
URAIAN PRAKTIK
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Menggunakan gergaji dengan baik dan benar
b. Melakukan prosedur menggergaji dengan tepat.
c. Membaca alat ukur benda dengan tepat.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan keselamatan
kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja berupa besi poros diameter 25 mm.
3. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum agar dapat dilakukan
pemotongan.
20
4. Ukur benda kerja dan berilah tanda pada panjang 105 mm
5. Kemudian lakukan proses penggergajian pada benda kerja dengan
menggergaji pada bagian yang terlebih dahulu telah ditandai
6. Gergajilah dengan menggunakan teknik menggergaji yang baik dan benar
dengan cara memegang handle bagian belakang dengan tangan kanan dan
handle bagian depan dengan tangan kiri.
7. Lakukan penggergajian dengan baik yakni apa bila gergaji bergerak
kedepan maka disertai dengan tekanan disebabkan mata dari gergaji besi
manual yang hanya memotong apabila bergerak ke depan.
8. Apa bila gergaji bergerak ke belakang maka tidak perlu disertai dengan
tekanan dikarenakan dalam keadaan mundur pada saat ini terjadi proses
pembuangan geram-geram besi hasil dari pemotongan.
9. Lanjutkan pemotongan dengan memperhatikan kelurusan potongan agar
hasil pemotongan tidak miring.
10. Setelah terpotong maka lepaskan sisa benda kerja dari bibir ragum.
11. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja
12. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.
21
B. MENGIKIR RATA DIAMETER BENDA KERJA
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Menggunakan kikir dengan baik dan benar.
b. Melakukan prosedur mengikir dengan tepat.
c. Membaca alat ukur benda dengan tepat.
d. Melati kesabaran, ketelitian, dan pengembangan karakter lainnya.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan keselamatan
kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja berupa besi poros diameter 25 mm panjang 105 mm
3. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum agar dapat dilakukan
pengikiran.
4. Ukur benda kerja dan berilah tanda pada panjang 100 mm
5. Kemudian lakukan proses pengikiran pada benda kerja dengan mengikir
pada bagian kedua alas benda kerja.
22
6. kikirlah dengan menggunakan teknik mengikir yang baik dan benar dengan
cara memegang handle bagian belakang dengan tangan kanan dan handle
bagian depan dengan tangan kiri.
7. Lakukan pengikiran dengan baik yakni apa bila kikir bergerak kedepan
maka disertai dengan tekanan disebabkan mata dari kikir besi manual yang
memotong kearah depan dan belakang
8. Apa bila kikir ke belakang maka juga perlu disertai dengan tekanan
dikarenakan dalam keadaan mundur pada saat ini terjadi pula proses
pengikisan.
9. Lanjutkan pengikiran dengan memperhatikan kelurusan kikir agar hasil
pengikiran tidak miring.
10. Sambil mengikir gunakan siku untuk melihat kerataan dan kemiringan
benda kerja yang telah dikikir.
11. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja.
12. Setelah selesai lepaskan benda kerja dari ragum.
13. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.
23
C. MENGIKIR RATA BENDA KERJA
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Menggunakan kikir dengan baik dan benar.
b. Melakukan prosedur mengikir dengan tepat.
c. Menggunakan alat ukur dan mengukur benda kerja dengan benar..
d. Melati kesabaran, ketelitian, dan pengembangan karakter lainnya.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan keselamatan
kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja berupa besi poros diameter 25 mm panjang 100 mm.
3. Mengukur benda kerja dengan diameter 20 mm dan panjang 100 mm.
4. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum agar dapat dilakukan
pengikiran.
5. Ukur benda kerja dan berilah tanda pada panjang 20 mm
24
6. Kemudian lakukan proses pengikiran pada benda kerja dengan mengikir
pada bagian sisi benda kerja hingga menjadi empat sisi.
7. kikirlah dengan menggunakan teknik mengikir yang baik dan benar dengan
cara memegang handle bagian belakang dengan tangan kanan dan handle
bagian depan dengan tangan kiri.
8. Lakukan pengikiran dengan baik yakni apa bila kikir bergerak kedepan
maka disertai dengan tekanan disebabkan mata dari kikir besi manual yang
memotong kearah depan dan belakang
9. Apa bila kikir ke belakang maka juga perlu disertai dengan tekanan
dikarenakan dalam keadaan mundur pada saat ini terjadi pula proses
pengikisan.
10. Lanjutkan pengikiran dengan memperhatikan kelurusan kikir agar hasil
pengikiran tidak miring.
11. Sambil mengikir gunakan siku untuk melihat kerataan dan kemiringan
benda kerja yang telah dikikir.
12. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja.
13. Setelah selesai lepaskan benda kerja dari ragum.
14. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.
25
D. MENGIKIR TIRUS
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Menggunakan kikir dengan baik dan benar.
b. Melakukan prosedur mengikir dengan tepat.
c. Menggunakan alat ukur dan mengukur benda kerja dengan benar.
d. Melati kesabaran, ketelitian, dan pengembangan karakter lainnya.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan keselamatan
kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja berupa besi poros diameter 20,24 mm panjang 99,33
mm.
3. Mengukur benda kerja dengan panjang 40 mm
4. Memberi tanda diameter dengan ukuran 5 mm
26
5. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum agar dapat dilakukan
pemotongan dan pengikiran.
6. Potonglah benda kerja pada bagian yang telah ditandai.
7. Kemudian lakukan proses pengikiran pada benda kerja dengan mengikir
pada bagian sisi benda yang telah di potong tirus.
8. kikirlah dengan menggunakan teknik mengikir yang baik dan benar dengan
cara memegang handle bagian belakang dengan tangan kanan dan handle
bagian depan dengan tangan kiri.
9. Lakukan pengikiran dengan baik yakni apa bila kikir bergerak kedepan
maka disertai dengan tekanan disebabkan mata dari kikir besi manual yang
memotong kearah depan dan belakang
10. Apa bila kikir ke belakang maka juga perlu disertai dengan tekanan
dikarenakan dalam keadaan mundur pada saat ini terjadi pula proses
pengikisan.
11. Lanjutkan pengikiran dengan memperhatikan kelurusan kikir agar hasil
pengikiran tidak miring.
12. Sambil mengikir gunakan siku untuk melihat kerataan dan kemiringan
benda kerja yang telah dikikir.
13. Lakukan pembersihan pada area kerja dan alat kerja.
14. Setelah selesai lepaskan benda kerja dari ragum.
15. Posisikan kembali seluruh alat kerja pada tempatnya semula.
27
E. MENGEBOR BENDA KERJA
1. Tujuan
Agar mahasiswa terampil dalam:
a. Mengoperasikan bor dengan benar.
b. Menggunakan alat ukur dan mengukur benda kerja dengan benar.
c. Melati kesabaran, ketelitian, dan pengembangan karakter lainnya.
3. Keselamatan kerja
a. Menggunakan pakaian praktik.
b. Memperhatikan ukuran benda kerja.
c. Menggunakan gergaji dengan baik.
4. Langkah kerja
1. Persiapkan alat, benda, kerja, dan diri dengan menggunakan keselamatan
kerja yang baik.
2. Siapkan bahan kerja
3. Jepitkan benda kerja tersebut pada bibir ragum yang ada pada mesin bor
agar dapat dilakukan pengeboran.
4. Beri tanda pada bagian yang akan dibor.
5. Bor benda dengan diameter 6 dilanjutkan dengan mata bor 8 mm
6. Pengeboran 2 kali dengan diameter yang berbeda
28
BAB IV
29
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata kuliah praktikum pembentukan dasar melatih mahasiswa teknik otomotif dalam
ketelitian dimana dalam hal ini adalah mengukur kerataan sisi dari sebuah benda, kesikuan dan
juga dimensi dari benda, serta tepat waktu dimana dalam hal ini adalah para mahasiswa harus
bisa menyelesaikan atau membuat benda kerja sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh
dosen mata kuliah Praktik Pembentukan Dasar Otomotif. Kemudian, persyaratan kompetensi
mahasiswa teknik mesin dan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman dalam praktik
kerja bangku dan pelaksanaannya atau proses pengerjaanya di tempat kerja yang meliputi tingkat
ketrampilan dasar penguasaan alat tangan, teknik-teknik atau langkah-langkah yang digunakan,
tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja.
B. Saran
Dalam proses melaksanakan praktik ada sebagian mahasiswa yang belum begitu mahir
menggunakan alat dan belum begitu menguasai cara pembuatan bahan.Oleh sebab itu saya
memberikan saran agar Bapak Pengampu lebih memerhatikan dan memberikan mahasiswanya
tata cara dan proses membuat bahan dengan benar dan baik . Dan saya harap alat-alat yang
digunakan dalam kondisi baik, soalnya kebanyakan alat sudah tidak layak pakai.
30
LAMPIRAN
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5771374/PRAKTIKUM_KERJA_BANGKU
doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/.../PENGENALAN+ALAT+BANGKU
http://teknikcivil2.blogspot.co.id/2013/11/jenis-jenis-kikir-dan-kegunaanya.html
http://aris-perkuliahan.blogspot.co.id/2011/12/laporan-kerja-bangku.html
http://arfanblogs.blogspot.co.id/2012/01/gergaji-tangan.html
http://imanktheharoker.blogs.uny.ac.id/2015/11/12/cara-mengikir-besi-logam-yang-baik-dan-
benar/
http://makalahragum.blogspot.co.id/2011/11/makalah-ragum.html
http://adepras.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-mesin-bor.html
https://rikadiantoro.wordpress.com/2013/05/27/makalah-jangka-sorong/
32