Anda di halaman 1dari 2

Hasil dan pembahasan

Pengaruh kompres pada jahe merah terhadap penurunan nyeri Osteoartritis, pada tabel 1
Karakteristik Responden menurut jenis kelamin didominasi lansia perempuan sebanyak 8
orang (80%) dan 6 orang (60%) pada kelompok kontrol umur responden 45-55 tahun sejumlah
6 orang (60%) pada kelompok perlakuan dan 9 orang (90%) pada kelompok kontrol. SD
menjadi mayoritas pendidikan responden dengan jumlah 7 orang (70%) pada kelompok
perlakuan dan 6 orang (60%) pada kelompok kontrol. Pada pekerjaan responden buruh
menjadi mayoritas yaitu 5 orang (50%) pada kelompok perlakuan dan 7 orang (70%) pada
kelompok kontrol.

Pada tabel 2 skala nyeri sebelum dilakukanatau diberikan terapi kompres jahe, dapat di
ketahui bahwa untuk kelompok perlakuan sebelum diberikannya terapi mengalami itensitas
nyeri ringan masing-masing 50% atau 5 orang dan untuk kelompok kontrol 60% atau 6 orang
yang mengalami nyeri ringan sebelum mendapatkan terapi kompres.

Pada tabel 3 skala nyeri sendi sesudah dilakukannya terapi kompres jahe, pada kelompok
perlakuan telah mengalami penurunan nyeri setelah dilakukannya terapi menjadi 90% atau 9
orang dan pada kelompok kontrol nyeri ringan berjumlah 80% atau 8 orang. Normalitas hasil
uji setelah dilakukannya tindakan terapi kompres dengan sahapiro wilk dengan nilai 0,421
pada kelompok perlakuan dan untukn kelompok kontrol dengan nilai 0,000 sehingga data
berdistribusi normal.

Pada tabel 4 Uji Paired Sampel T Test, pengaruh terhadap pemberian kompres jahe pada
terapi ini dalam menurunkan nyeri osteortritis pada lansia dengan p value 0,006 dan rata-rata
penurunan skala nyeri 3,16.

Pada tabel 5 yaitu uji Mann-Whitney, pada uji kali ini didapatkan hasil p value 0,000
dengan rata-rata penurunan nyeri pada kelompok intervensi 2,26 dan kelompok kontrol 1,16,
disini dapat kita artikan bahwa perbedaan setelah pemberian kompres jahe merah terhadap
penurunan nyeri osteortritis pada lansia.

Dari hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa kejadian osteoartritis sering tedjadi
pada lansia dengan jenis kelamin perempuan dengan rentan usia 45-55 tahun yang merupakan
usia pre menopouse . Hal ini sesuai dengan teori bahwa lansia terutama perempuan dapat
mengalami nyeri pada persendian sebagai tanda dan gejala penyakit musculoskeletal.
Penelitian yang dilakukan menggunakan kompres jahe merah sebanyak 20 gr, dengan cara
jahe segar dikupas dan dibersihkan kemudian diparut dan dilakukannya pengompresan pada
sendi yang terjadi nyeri selama 20 menit dan kemudian mengukur intensitas nyeri setelah 20
menit intervensi. Jahe merah sendiri memiliki efek farmakologis dan fisiologis seperti
memberi rasa panas, anti-inflamasi, analgesic, antioksidan, antitumor, antidiabetik,
antiobesitas, dan antimeatik.selain efek panas panas pada jahe, jahe juga memberikan efek
pedas karena terdapat kandungan gingerol dan shogol setelah didefinisikan sebagai anti
oksidan. Dimana pada saat kompres diletakkan di tempat yang terasa nyeri maka akan terjadi
rasa panas yang akan berpindah ketubuh atau ke kulit, sehinga dapat disebut dengan proses
konduksi yang terjadi pada tubuh dan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan
menurunkan otot yang tegang agar otot menjadi relaksasi dan rasa nyeri akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai