Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FADIL RAHMAT DHANI

NIM : 4183341012

KELAS : PSPB 2018 E

CIRI-CIRI UTAMA DAERAH TROPIKA

A. Siklus cuaca hariannya

Adanya data cuaca di kawasan tropis pada umumnya berguna untuk analisa, prakiraan,
penelitian dan pengembangannya. Beberapa pusat prakiraan cuaca kawasan tropis sangat
mmbutuhkan data suhu muka laut ketika akan menyusun prakiraaan cuaca jangka panjang. Hal
ini dikarenakan suhu 7 Rangkuman Meteorologi Tropis Semester 3 muka laut atau SST (Sea
Surface Temperature) berubah sangat lambar, sehingga kompilasi data dari pengamatannya juga
perlu dibandingkan dengan hasi pengamatan lain seperti menggunakan satelit dan pengamatan di
tengah laut menggunakan Buoy.

Kawasan tropis merupakan kawasan yang paling banyak terdapat cuaca buruk,
seperti contoh :
 Hujan Badai (RainStorm)
 Angin Badai (WindStorm)
 Bada Guntur (ThunderStorm)

B. Curah hujan

Pengaruh fenomena IOD terhadap intensitas curah hujan dan suhu permukaan laut terjadi secara
bersamaan pada bulan Juli sampai bulan November. Saat IOD positif nilai suhu permukaan laut 23,949
0C - 29,179 0C sedangkan intensitas curah hujan 0,250 mm/hari - 14,308 mm/hari. Saat IOD negatif nilai
suhu permukaan laut 26,425 0C - 30,036 0C sedangkan intensitas curah hujan 0,586 mm/hari -14,982
mm/hari. Korelasi curah hujan dan suhu permukaan laut menunjukkan korelasi searah yang sangat kuat.
Hasil penelitian menunjukkan jika penurunan suhu permukaan laut saat IOD positif akan berpengaruh
terhadap penurunan intensitas curah hujan dan peningkatan suhu permukaan laut saat IOD negatif
berpengaruh terhadap peningkatan intensitas curah hujan

C. Musim hujan dan kemarau

Pola hujan di Indonesia di bagi menjadi tiga region yaitu region A, region B dan Region C. Setiap
region memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Region A memiliki satu puncak hujan dan satu puncak
kemarau. Region B memiliki dua kali puncak hujan yaitu pada bulan Oktober-November dan pada bulan
Maret- Mei. Kedua puncak tersebut terkait dengan pergerakan selatan dan utara dari inter tropical
convergence zone (ITCZ). Region C memiliki satu puncak hujan yaitu pada bulan Juli sampai Juni dan satu
puncak kemarau pada bulan November sampai Februari.

D. Moonson

Monsoon adalah kondisi angin yang bergerak secara periodik pada suatu periode tertentu
pada suatu arah dan berlawanan arah pada periode selanjutnya. Untuk kawasan tropis seperti
Indonesia, monsoon sangat penting karena sangat erat hubungannya dengan perubahan curah
hujan.

Kawasan yang terpengaruh oleh monsun adalah Barat Afrika, Asia-Austalia, dan kini masih
dalam perdebatan ilmuan di kawasan Amerika utara dan Selatan.

Monsoon dapat terjadi karena daratan menghangat dan menyejuk lebih cepat daripada lautan.
Hal ini pula yang menyebabkan suhu di darat lebih panas daripada di laut saat musim panas.
Monsoon terjadi karena gerak semu dari matahari, pergerakan semu matahari menyebabkan
angin yang dikenal dengan Monsun dan melewati wilayah Indonesia. Angin ini merupakan angin
yang bertiup dari benua Asia menuju Australia dan juga sebaliknya dan menyebabkan musim
kemarau dan musim hujan di Indonesia

Pada bulan Mel - September, matahari saat itu berada di bagan bumi utara, akibatnya tekanan
udara di wilayah utara khatulistiwa menjadi rendah sehingga udara akan bergerak dari daerah
selatan khatulistiwa ( Australia ) menuju utara Khatulistiwa (Asia). Angin yang terjadi saat itu
adalah Monsun Australia. Angin ini merupakan angin yang bergerak dari Australia menuju Asia
dan melewati wilayah Indonesia. Angin ini membawa udara yang bersifat kering dan dingin,
oleh sebab itu saat terjadi angin ini maka Indonesia mengalami musim kemarau.

Sebaliknya saat bulan November - Maret, matahari berada di bagian bumi selatan. Tekanan
udara di wilayah selatan khatulistiwa akan rendah sehingga angin akan bergerak dari wilayah
utara khatulistiwa (Asia) menuju selatan khatulistiwa (Australia). Angin yang terjadi adalah
Monsun Asia. Angin ini melewati wilayah Indonesia dengan membawa massa udara yang
bersifat basah dan lembab, oleh karena itu pada bulan bulan tersebut Indonesia akan mengalami
musim hujan.

E. El-nino dan La-nina

El nino adalah fenomena alam dan bukan termasuk badai. Secara ilmiah, el nino dapat
diartikan sebagai meningkatnya suhu muka laut pasifik tengah dan timur di sepanjang equator
dari nilai rata-ratanya. Fenomena ini baru terkenal pada tahun 1991 hingga 2010. Fenomena
sebaliknya, yaitu menurunnya suhu muka laut di Pasifik Tengah dan Timur sepanjang equator
dinamakan La Nina. Adanya fenomena El Nino dan La Nina akan berdampak pada bencana alam
berupa kondisis ekstrem, baik kekeringan yang berkepanjangan, kebakaran hutan, maupun
kondisi banjir bandang dan tanah longsor (Saat La Nina).

El Nino berasal dari bahasa sepanyol yang berarti "Anak Lelaki". Kisahnya bermula pada
abad ke 19 dimana nelayan peru menyadari adanya kondisi yang naik pada suhu muka laut di
pantai Amerika Selatan, di dekat equator dan meluas hingga wilayah Peru. Hal ini terjadi di
sekitar Natal setiap tahunnya.

Pada keadaan normal, air laut memiliki suhu yang rendah da kaya akan nutrisi yang bergerak
naik ke permukaan di wilayah pantai (Upwelling). Ketika terjadi El Nino, upwelling akan
melemah, sehingga panen raya para nelayan akan berkurang.

Peneliti bernama Gilbart Walker mengemukakan tentang siklus angin Timur-Barat di


kawasan Pasifik equator saat terjadi El Nino. Sirkulasi tersebut terjadi karena perbedaan
temperatur yang ada di permukaan laut. la mengemukakan bahwa :

 Perbedaan temperatur di lautan akan menyebabka perbedaan tekanan di tempat tersebut.


 Udara akan bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di
wilayah lautan yang leih dingin. Dan itulah yang menyebabkan aliran udara di lapisan
permukaan akan bergerak dari Timur ke Barat.

Saat terjadi El Nino, wilayah Pasifik Tengah dan Timur akan memiliki suhu muka laut yang
cenderung tinggi. Akibatnya angin pasat yang bergerak dari Timur ke Barat akan melemah.
Artinya awan-awan hujan yang seharusnya muncul di kawasan Pasifik Barat, wilayah Indonesia
dan Australia Utara akan bergeser ke wilayah Pasifik Tengah dan Timur sepanjang equator.
Itulah mengapa saat terjadi El Nino, wilayah Indonesia akan mengalami penurunan curah hujan,
kebakaran hutan, serta kekeringan di berbagai tempat.

Saat kondisi La Nina adalah hampir sama dengan kondisi normalnya. Namun ada sedikit
perbedaan yaitu dengan turunnya suhu muka laut di Pasifik tengah dan timur sepanjang equator.
akibatnya dari penyimpangan ini, maka angin pasat timur akan menguat dan menyebabkan awan
awan hujan akan muncul di wilayah Indonesia dan sekitarnya. Dampak dari peristiwa La Nina
adalah meningkatnya jumlah curah hujan di wilayah Pasifik Barat, Indonesia dan Australia
Utara.
Daftar Pustaka

Richard M. 2015. Meteorologi Tropis. Jakarta. Learmonth

I Wayan Andi Yuda. 2015. PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN MENGGUNAKAN


PRINCIPAL COMPONENT REGRESSION DAN SST EOF INDONESIA DI STASIUN
KLIMATOLOGI NEGARA. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol.2 No. 2

Nofiana Dian Rahayu, Bandi Sasmito, Nurhadi Bashit. 2018. ANALISIS PENGARUH
FENOMENA INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) TERHADAP CURAH HUJAN DI PULAU
JAWA. Jurnal Geodesi Undip. Volume 7, Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai