2, Oktober 2015
*) Email: fajar.ramadhan@student.upi.edu
Abstrak
Gugus bintang terbuka M67 merupakan salah satu gugus bintang paling tua di Galaksi Bima Sakti. Studi
tentang gugus bintang terutama gugus bintang tua bertujuan untuk memahami hal-hal seperti struktur galaksi,
komposisi kimia, populasi bintang, evolusi dinamis dan proses pembentukan bintang-bintang baru di galaksi.
Dengan melakukan pengolahan citra gugus bintang terbuka M67 menggunakan metode fotometri bukaan
(aperture photometry), tujuan penelitian ini adalah menentukan besar nilai usia, pemerahan dan jarak gugus
bintang terbuka M67. Pengolahan citra gugus bintang terbuka M67 memanfaatkan citra yang diambil dengan
menggunakan dua pita yakni pita B dan V. Nilai magnitudo instrumen dalam dua pita diperoleh dengan
memanfaatkan perangkat lunak ImageJ. Transformasi ke sistem standar dilakukan dengan bantuan bintang
standar untuk membangun diagram H-R. Dengan mencocokkan hasil berdasarkan model Isochrone padova,
diperoleh usia gugus bintang terbuka M67 sebesar 3,2 milyar tahun, nilai pemerahan sebesar 0,06 dan jarak
sebesar 909 parsek.
Abstract
M67 is one of the oldest open cluster within Milky Way galaxy and known as the richest star cluster. Star
cluster studies especially old cluster help us to understand galaxy structure, chemical composition, star
population, dynamical evolution and star formation within galaxy. By employing photometric method, the
objective of this research is to determine the age, reddening and distance of M67. The instrumental magnitude
in B and V filter is obtained by using ImageJ software. Transformation to standard system has been done
based on the standard stars within the cluster to construct cluster’s H-R diagram. By employing model of
Padova isochrone for the curve fitting to H-R diagram, the age of M67 is found to be 3.2 billion years,
reddening is 0.06 and its distance 909 parsec.
10
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 16, No. 2, Oktober 2015
bintang terdekat dengan Bumi yakni Matahari berasal memiliki ukuran 256 x 256 piksel. Area langit yang
dari gugus bintang M67 dikarenakan lebih dari seratus terpotret merupakan bagian dari gugus bintang M67
bintang anggotanya memiliki kemiripan dengan berpusat pada α = 8° 41’ 14,62”, δ = 11° 47’ 25,54”
Matahari [3]. dan bukan merupakan keseluruhan gugus.
Salah satu parameter fisis fundamental gugus
bintang adalah usia dan jarak. Usia gugus bintang
dapat memberikan petunjuk formasi galaksi.
Contohnya, bintang dalam gugus bola merupakan
bintang paling tua dalam galaksi, sehingga dengan
mengetahui usia gugus, dapat diperkirakan pula usia
galaksi dan lebih jauh lagi usia alam semesta.
Sedangkan jarak gugus bintang merupakan besaran
fundamental yang dapat menggambarkan bahwa
mahaluas alam semesta sehingga lebih meyakinkan
manusia bahwa mahabesarnya sang pencipta.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
pemanfaatan studi bintang, gugus bintang dan obyek
astronomi lainnya, manusia akan semakin dekat
dengan misteri alam semesta. Alam semesta
merupakan hal yang masih merupakan misteri bagi
seluruh umat manusia, keberadaanya selalu
menimbulkan tanda tanya besar. Jika pengetahuan
tentang alam semesta dapat terpecahkan, maka hal itu Gambar 1. Area Pengamatan Gugus Bintang
merupakan salah satu pencapaian tertinggi dalam ilmu M67(Sumber: http://dss.nao.ac.jp)
pengetahuan.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada gugus bintang
yang dinamakan gugus bintang terbuka M67 (NGC
2682). Citra gugus terbuka M67 diperoleh dalam sesi
observasi yang dilakukan Dr. Hakim L. Malasan
dengan menggunakan teleskop berdiameter 65 cm,
pada tanggal 27 Januari 2000 dan berlokasi di Gunma
Astronomical Observatory (GAO).
Pengolahan data menggunakan metode
aperture photometry dengan bantuan perangkat lunak.
Aperture photometry adalah metode yang digunakan
untuk mengukur besar fluks atau intensitas cahaya.
Prinsip kerja metode aperture photometry adalah
menempatkan tiga buah lingkaran dengan diameter
beragam, dimana ketiga lingkaran tersebut
ditempatkan sedemikian rupa sehingga mengurung
sumber cahaya. Penggunaan tiga buah lingkaran
memiliki fungsi tersendiri, dimana lingkaran terdalam Gambar 2. Citra Obyek Gugus Bintang Terbuka M67
digunakan untuk mengukur besar intensitas dari Sebagai Obyek Penelitian
sumber, lingkaran tengah sebagai area pembatas agar
meyakinkan bahwa intensitas terukur merupakan Terdapat 10 bintang standar dalam area
intensitas sumber cahaya tanpa dikotori oleh pengaruh penelitian yang digunakan sebagai pembanding dan
lain, dan lingkaran terluar digunakan untuk mengukur koreksi ekstingsi atmosfer. Kesepuluh bintang
intensitas langit. Sistem fotometri yang digunakan tersebut disajikan dalam tabel berikut:
adalah sistem fotometri UBV dengan menggunakan
dua buah pita, yakni pita B dan V. Tabel 1. Data Bintang Standar dari Bruce Gary,
Waktu paparan (exposure time) untuk citra Hereford Arizona Observatory (Sumber:
dengan pita V selama 60 detik, sedangkan untuk citra brucegary.net/M67)
dengan pita B selama 120 detik. Pengambilan data
R.A.[deg] Dec.[deg] B V
dilakukan pada tanggal 27 Januari 2000. Area gugus
bintang terbuka M67 terpotret di langit memiliki 8°51'20.053" 11°46'42.51" 13,37 12,785
ukuran 5,8 menit busur, sedangkan pada citra obyek 8°51'19.865" 11°47'2.66 12,615 12,135
11
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 16, No. 2, Oktober 2015
12
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 16, No. 2, Oktober 2015
Gambar 4. Rajah grafik Vstd-Vobs versus (B-V)std Tabel 3. Parameter fisis Gugus bintang Terbuka M67
Usia Jarak
1.4 E(B-V) m-M Sumber
(Gyr) (pc)
1.2 y = 1.1331x - 1.1568 Montgomery,
1 0.05 9.6 - 774
1993
(B-V)std
Gambar 5. Rajah grafik (B-V)std versus (B-V)obs Diagram HR magnitudo baku dirajah
bersamaan dengan model isochrone guna
memprediksikan usia gugus bintang. Dengan
Terlihat dari gambar (4) dan (5) nilai C1, C2, C3 dan mencocokkan beberapa model isochrone berusia
C4 masing-masing adalah (-0,196), (0,58), (1,133) dan tertentu dengan data, akan terlihat seberapabesar
(-1,156). Selanjutnya dengan menerapkan persamaan kecocokan antara masing-masing model dengan data.
(3) dan (4) pada seluruh nilai magnitudo yang telah Berikut adalah rajah kurva isochrone dengan usia
dikoreksi ekstingsi atmosfer akan didapat nilai 5E8, 1,6E9, 3,2E9 dan 1E10 tahun yang disandingkan
magnitudo baku. Hasil perhitungan nilai magnitudo dengan data pengamatan.
baku ditampilkan bersamaan dengan nilai magnitudo
pada katalog guna melihat seberapa besar perbedaan
nilai antar keduanya pada tabel (2).
13
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 16, No. 2, Oktober 2015
6. Daftar Pustaka
4. Kesimpulan
5. Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada Dr. Hakim Luthfi Malasan
yang telah mengizinkan penulis menggunakan data
observasi yang telah diperolehnya.
14