DOSEN PENGAJAR :
OLEH KELOMPOK 1 :
NATALITA SAGITARI TAMBING (20111101178)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat, akal, pikiran, serta karunianya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan,
makalah ini, yang berjudul “Urgensi dan Problematika Sumber serta Metode Pembelajaran
Kewarganegaraan di Pendidikan Tinggi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Kewarganegaraan.
Selesainya penyusunan makalah ini merupakan hasil kerja yang didukung oleh
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, kami
sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca dan memperbaiki makalah ini. Kami
sangat mengharapkan semoga dari makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan dapat menginspirasi para pembaca.
PENYUSUN
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat untuk menambah pemahaman kepada pembaca atri dari pendidikan
kewarganegaraan menurut para ahli dan tujuan pendidikan kewarganegaraan serta
problematika pendidikan dan metode pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di
pendidikan tinggi.
1.4.MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Penulis
Manfaat nya, yaitu sebagai acuan dalam membuat karya tulis, sehingga dalam penyusunan
karya tulis menjadi baik. Kemudian, ditingkatkan dan jika ada yang salah dapat
diperbaiki, serta menambah wawasan mengenai urgensi dan problematika sumber serta
metode pembelajaran kewarganegaraan di pendidikan tinggi.
2. Bagi Pembaca
Manfaat nya, yaitu pembaca dapat mengetahui bagaimana urgensi dan problematika sumber
serta metode pembelajaran kewarganegaraan di pendidikan tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENURUT PARA AHLI
Menurut (Azra dalam ICCE, 2003) bahwa istilah Pendidikan Kewargaan pada satu sisi identik
dengan Pendidikan Kewarganegaraan, namun disisi lain istilah Pendidikan Kewargaan secara
substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan
hak dan kewajibanannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan
penekanan dalam istilah Pendidikan Kewarganegaraan, melainkan juga membangun kesiapan
warga negara menjadi warga dunia (global society). Dengan demikian, orientasi Pendidikan
Kewargaan secara substantif lebih luas cakupannya daripada istilah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Sejalan dengan itu, (Zamroni dalam ICCE, 2003) berpendapat bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran
kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling
menjamin hak-hak warga masyarakat
Menurut Soedijarto (dalam ICCE, 2003) mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga negara
yang secara politik dewasa dan ikut serta dalam membangun sistem politik yang demokratis.
Sementara itu, Pendidikan Kewarganegaraan keberadaannya secara yuridis cukup kuat, hal ini
dapat dilihat dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 37 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat tentang Pendidikan
Kewarganegaraan yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan telah dituangkannya Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, ini berarti bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam pembentukan
nation and character building.
PENUTUP
KESIMPULAN