Nim : 19101101019
B. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan suatu ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif
parsial dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan mempunyai sepasang elektron bebas
dengan oktet lengkap seperti O,N,F. Ikatan hidrogen terjadi pada senyawa yang memiliki gugus-
gugus seperti OH...O, NH...O, NH...H, OH...N, NH...F, OH...F. Ada dua ikatan hidrogen yakni
ikatan hidrogen intramolekul (terjadi dalam suatu molekul) dan ikatan hidrogen intermolekul
(terjadi antar molekul-molekul). Kekuatan ikatan intermolekul lebih lemah dibandingkan dengan
intramolekul.
Struktur kimia adalah suatu pemodelan struktur senyawa kimia yang memberikan informasi
tentang bagaimana suatu atom yang berbeda membentuk suatu molekul, atau agregat atom.
Informasi ini termasuk geometri molekul, konfigurasi elektron dan, jika sesuai, struktur kristal.
Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini menyatakan bahwa
ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam
orbitalyang tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan.
Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang berbentuk
bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s – s relatif lemah. Sub kulit “p” dapat bertindih
dengan sub kulit “s” atau sub kulit “p” lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan
sub kulit “p” terkonsentrasi pada arah tertentu.
Contoh:
Tumpang tindih terjadi antara sub kulit 1s dari atom H dengan orbital 2pz dari aton, F.
Pertindihan demikian disebut pertindihan sp.
b. Molekul H2O: - konfigurasi atom H : 1s1
sp 2 Linier
sp3 4 Tetrahedron
Dengan menggunakan teori VSEPR maka kita dapat meramalkan bentuk geometri
suatu molekul. Dalam artikel ini maka akan di contohkan menentukan bentuk
geometri molekul XeF2, XeF4, dan XeF6. Diantara molekul-molekul tersebut ada
yang memiliki pasangan elektron bebas dan ada yang tidak, jadi molekul-molekul
tersebut adalah contoh yang bagusuntuk lebih memahami teori VSEPR.
Pertama kita harus mementukan struktur lewis masing-masing molekul. Xe memiliki
jumlahelektron valensi 8 sedangkan F elektron valensinya adalah 7.(lihat gambar dibawah)
Struktur Lewis XeF2 seperti gambar sebelah kiri, dua elektron Xe masing-masing
diapakai untuk berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga meninggalkan 3
pasangan elektronbebas pada atom pusat Xe. Hal yang sama terjadi pada molekul
XeF4 dimana 4 elektron Xe dipakai untuk berikatan dengan 4 elektron dari 4 atom F,
sehingga meninggalkan 2 pasanganelektron bebas pada atom pusat Xe.
Lihat gambar diatas XeF2 memiliki 2 pasangan elekktron terikat (PET) dan 3
pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada
XeF2, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF2
adalah trigonal bipiramid. Karena terdapat 3 PEB maka PEB ini masing masing akan
menempati posisi ekuatorial pada kerangka trigonal bipiramid, sedangkan PET akan
menempati posisi aksial yaitu pada bagian atas dan bawah. Posisi inilah posisi yang
stabil apabila terdapat atom dengan 2 PET dan 3 PEB sehingga menghasilkan bentuk
molekul linear. Jadi bentul molekul XeF2 adalah linier.(lihat gambar dibawah).
Lihat gambar strutur lewis XeF4 memiliki 4 pasangan elekktron terikat (PET)
dan 2 pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 6 pasangan elektron yang terdapat
pada XeF4, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar
molekul XeF4 adalah oktahedral. Karena terdapat 2 PEB maka PEB ini masing
masing akan menempati posisi aksial pada kerangka oktahedral, sedangkan PET akan
menempati posisi ekuatorial. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom
dengan 4 PET dan 2 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul yang disebut
segiempat planar. Jadi bentul molekul XeF2 adalah segiempat planar.(lihat gambar
dibawah).
1. Definisi
Sifat Fisika: Sifat fisika adalah sifat yang dapat diukur tanpa mengubah komposisi kimia
materi.
Sifat Kimia: Sifat kimia adalah sifat yang dapat diukur dengan mengubah komposisi
kimia suatu zat.
2. Komposisi kimia
Sifat Fisika: Sifat fisika dapat diukur tanpa mengubah identitas suatu zat.
Sifat Kimia: Sifat kimia diukur dengan mengubah identitas suatu zat.
3. Ikatan kimia
Sifat Fisika: Sifat fisika tidak memiliki hubungan langsung dengan ikatan kimia suatu
zat.
Sifat Kimia: Sifat kimia memiliki hubungan langsung dengan ikatan kimia.
4. Jumlah Zat
Sifat Fisika: Sifat fisika mungkin atau mungkin tidak tergantung pada jumlah zat.
Sifat Kimia: Sifat-sifat kimia tidak tergantung pada jumlah zat.
5. Contoh
Sifat Fisika: Contoh untuk sifat fisika meliputi massa, kepadatan, warna, volume, dll.
Sifat Kimia: Contoh untuk sifat kimia termasuk reaktivitas bahan kimia, tingkat oksidasi,
jumlah koordinasi, dll.
3. Stereokimia
Stereokimia: studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni bagaimana
atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang lain.
Stereoisomer: senyawa berlainan yang mempunyai struktur sama, berbeda hanya dalam hal
penataan atom-atom dalam ruangan
Isomer geometrik atau isomer cis-trans : stereoisomer yang berbeda karena gugus-gugus
berada pada satu sisi atau pada sisi-sisi yang berlawanan terhadap letak ketegaran molekul
Konformasi : penataan atom atau gugus-gugus yang terikat oleh ikatan sigma dalam ruang
secara berlainan akibat rotasi atom/ gugus tersebut mengelilingi ikatan tersebut.
Obyek apa saja yang tak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya dikatakan kiral,
sebaliknya obyek yang dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya disebut akiral.
Sebuah molekul akiraldan molekul bayangan cerminnya yang dapat diimpitkan adalah yang
sama, tetapi sebuah molekul kiral tidak dapat diimpitkan pada bayangannya cerminnya,
merupakan dua senyawa berlainan yang disebut enantiomer.
Atom karbon kiralatau atom karbon asimetrik: atom karbon yang mengikat empat gugus
yang berlainan.
Proyeksi Fischer : rumus proyeksi untuk menunjukkan penataan ruang dari gugus-gugus
disekitar atom kiral.
sifat tersebut bersamaan. tetapi ada yang bersifat koloid hidrofilik dan koloid hidrofobik.
Koloid hidrofobik ialah koloid yang tak menyukai air, sedangkan koloid hidrofilik ialah
koloid yang menyukai air. Sifat hidrofilik dan hidrofobik ini biasanya didasari oleh
kepolaran. Senyawa yang polar akan menyukai air sedangkan senyawa yang non polar
tidak menyukai air, kerjasama antara koloid hidrofobik dan hidrofilik terjadi didalam
tubuh. misalnya pada koloid hidrofobik yang menyimpan substrat penting seperti enzim
dan antibodi, dibiarkan tetap tersuspensi dengan air. koloid hidrofilik akan mengelilingi
koloid hidrofobik di permukaan dan berinteraksi dengan air
Koloid hidrofobik dapat berada dalam air hanya jika mereka distabil dengan beberapa
cara. Jika tidak,
Kestabilan koloid
kurangnya mereka afinitas terhadap air menyebabkannya terpisah dari air. Koloid
hidrofobik dapat distabilkan dengan adsorpsi ion pada permukaannya, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar . Ion-ion teradsorpsi dapat berinteraksi dengan air, sehingga
menstabilkan koloid. Pada saat yang sama, Tolakan antara partikel koloid dengan ion
teradsorpsi dari muatan yang sama Mencegah partikel bertabrakan untuk menjadi lebih
besar.
5. Ikatan Kimia
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini
selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena
unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stbil yaitu struktur
elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam tabel 3.1 berikut.
Unsur No Atom K L N M O P
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8
Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah
elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan
kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom
untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar
disebut kaidah oktet.
Contoh: Br + Br Br Br Atau Br - Br
Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai
dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah
Duplet.
Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron
valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom lain.
Contoh elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.
Unsur – unsur dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk menyapai kestabilan
cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif . unsnr – unsnr yang
mempunyai kecendrungan membentuk ion positif termasuk unsur elektro positif . unsnr – unsur
dari golongan halogen dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap elektron untuk
mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negative. Unsur - unsur yang demikian termasuk
unsur elektronnegative .