Anda di halaman 1dari 11

PENGAJARAN SEJARAH KEPANDUAN UNTUK MI/SD MENGGUNAKAN

METODE KEPRAMUKAAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Kepanduan

Dosen Pengampu : Lukman Hakim,S.Pd.I. ,M.Pd.

Disusun oleh:

1. Ibra Stevani H.M (1810310019)


2. Emilia Safitri (1810310026)
3. Naila Sabila (1810310035)

PGMI-A/6

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

TAHUN AJARAN 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kepramukaan sebagaimana tercantum dalam Anggaran Gerakan Rumah
Tangga Pramuka (Bab II pasal 7) merupakan proses kegiatan belajar di luar
lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga yang dalam bentuk kegiatan yang
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan
Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan Metode Kepramukaan (MK) yang sasaran
akhirnya membentuk watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Peraturan pendidikan
kepramukaan sudah ditetapkan oleh mentri pendidikan dan kebudayaan RI pada tahun
2014. Dalam UU No. 63 tahun 2014 tentang pendidikan kepramukaan sebagai
ekstrakulikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah, peraturan ini bertujuan
terkait dengan hendak mewujudkan insan dan warga negara Indonesia dalam konteks
nilai dan moral Pancasila.
Tentunya dengan keluarnya UU No. 36 Tahun 2014 tersebut setiap sekolah
mewajibkan gurunya untuk mampu mengajarkan kepramukaan kepada peserta
didiknya. Pengajaran kepramukaan kepada peserta didik berbeda dengan pengajaran
pembelajaran pada umumnya dimana kepramukaan menggunakan metode
kepramukaan tersendiri yang menyatu dengan alam, sedangkan pengajaran biasa
terfokus pada menerangkan materi agar anak memahami dan mengerti materi yang
diajarkan.
Dalam makalah ini akan membahas tentang sejarah kepanduan di dunia hingga
sampai di Indonesia, serta bagaimana pengajaran sejarah kepanduan dengan metode
kepramukaan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, makalah ini mempunyai rumusan masalah, yakni :
1. Bagaimana sejarah kepanduan di dunia dan Indonesia?
2. Bagaimana proses pengajaran kepanduan dengan menggunakan metode
kepramukaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah kepanduan yang ada di dunia dan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan selama proses pengajaran kepanduan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kepanduan di Dunia dan Indonesia


1. Sejarah Kepanduan
Gerakan kepanduan merupakan sebuah gerakan pembinaan pemuda
yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai
organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk
melatih fisik mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk
melakukan kegiatan positif dimasyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program
latihan dan pendidikan non formal kepramukaan dan mengutamakan kativitas
praktis di lapangan. Pada Tahun 1910 Baden Powell pensiun dari tentara
denganpangkat terakhir Letnan Jendral. Pada tahun 1912 menikah dengan
Olave St. Clair Somaes dan di anugrahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel
Lord dan RajaGerorge pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8
Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untukacara
latihan kepramukaan dan dirintisnya kumpulan tulisannya dibuat buku dengan
judul "Scouting For Boys"1. Buku ini cepat tersebar di inggris dan negara
negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya
untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan
organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guedes yang
kemudian Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang
berusia 17 tahun.
Tahun 1922 beliau menerbitkan buku "Rovering To Succes"
(Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda
yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia
Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu

1
https://luthfillahahmad.wordpress.com/2012/11/30/sejarah-kepanduan-dunia/ (diakses pada 12 Maret
2021, pukul 21.32)
Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout ofThe
World).
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka
dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de
Bois Maclarran, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian
digunakan sebagai tempat pendidikanPembina Pramuka dengan nama Gilwell
Park.
Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggotanya
dan biro Kepramukaan sedunia di pindahkan dari London ke Ottawa Kanada.
Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi keGeneva,
Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 1968 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia
dipegang berturut-turut oleh Heberh Martin (Inggris), Kolonel J.S. Nilson
(Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T
Lund 1 Mei 1968 diganti oleh DR. Laszio Nagy sabagai Sekjen. Biro
Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica,
Mesir, Philipina, Swiss dan di Negeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia
Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik,
Arab, Afrika dan Amerika Latin.

2. Perintis Kepanduan Dunia


Robert Stephenson Smyth Baden Powell adalah bapak pandu dunia
yang lahir di kota London, Inggris, pada tanggal 22 Februari 1857. para pandu
(pramuka) biasa memanggil beliau dengan sebuta Baden Powell atau BP (bee-
pee/bipi). Nama kecil dari Baden Powell adalah Ste, Stepe atau Stephenson dan
beliau baru dipanggil Robert atau Sir Robert setalah mendapat gelar kesatria
dari Raja Inggris, yaitu Raja George V.
Perintis berdirinya gerakan kepanduan sedunia Lord Robert Baden
Powell of Gilwell. Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari
pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian
tumbuh berkembang menjadi gerakan pramuka. Ayahnya bernama Powell
seorang profesor Geometry di Universitas Ocford, yang meninggal ketika
Stephenson masih kecil. Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada
kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik di antaranya, riwayat
perjalanan bapak pandu dunia, karena ditinggal bapak sejak kecil, maka
mendapatkan watak dari ibunya. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan
berlayar, berenang, berkemah, olahraga dan lain-lainnya.

3. Gagasan Pendidikan Kepramukaan


Sebagai wadah pendidikan non formal, Gerakan Pramuka
menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Proses
pendidikan Kepramukaan pada hakikatnya berbentuk kegiatan menarik yang
mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan, dilandasi nilai-nilai
pendidikan, dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah.2
Pendidikan Kepramukaan sesuai dengan gagasan penciptanya. Lord
Boden Powell, yang mula-mula dituangkan dalam buku Scouting For Boys,
pada dasarnya ditujukan kepada pembinaan anak-anak dan pemuda, bukan
untuk orang dewasa.  Namun untuk menunjang keberhasilan pembinaan peserta
didik itu, perlu adanya pendidikan untuk orang dewasa, yang akan bertindak
sebagai pamong dengan sikap sesuai dengan sistem among, membawa peserta
didik kepada tujuan Gerakan Pramuka.
1) Sistem pendidikan kepramukaan
Kepramukaan memiliki sistem pendidikan terorganisasi dan lengkap
dengan lima komponen utamanya yaitu:
a. Tujuan pendidikan
b. Peserta didik
c. Yang mendidik
d. Metode pendidikan
e. Materi pendidikan atau kurikulum
2) Sistem pendidikan bagi peserta didik
Proses pendidikan untuk peserta didik diatur melalui Syarat Kecakapan
umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK), serta Pramuka Garuda.
Tingkatan dalam Pramuka:
a. Untuk pramuka siaga usia 7 - 10 tahun
b. Untuk pramuka penggalang usia 11 - 15 tahun
2
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2011/11/40.html (diakses pada 12 Maret 2021, pukul
21.00)
c. Untuk pramuka penegak usia 16 - 20 tahun
d. Untuk pramuka pandega usia 21 - 25 tahun
3) Sistem pendidikan bagi orang dewasa
Pendidikan bagi orang dewasa dalam gerakan Pramuka ditunjukkan
kepada pemberian bekal kemampuan agar orang tersebut dapat
mengabdikan dirinya secara sukarela dan aktif menjalankan kewajibannya
sebagai pembantu pembina Pramuka, pembina Pramuka, pelatih pembina
Pramuka, anggota majelis pembimbing dan staf kwartir.

4. Berdirinya Kepanduan Nasional Indonesia


Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang
"Nederlandsche Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat
pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti
nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun
19163. Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah
Javaansche Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII
pada tahun 1916. Sementara itu, Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Dilihat
dari jumlah perkumpulan Kepanduan yang cukup banyak, akhirnya perkumpulan
tersebut melebur menjadi satu.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka
pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS
(Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).
Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang
berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada
tahun 1938.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi
kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan
Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri
Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia).
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan
nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).

3
https://pramukababel.or.id/sejarah-pramuka-indonesia (diakses pada 12 Maret 2021, pukul 22.07)
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih
lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak
komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara
komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan
dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan
Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei
1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno
sedang berkunjung ke Jepang. Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh
pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang
diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi
lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang
keberadaannya.

5. Sejarah Berdirinya Kepanduan Indonesia


Sejarah Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia dimulai sejak masa
kolonial Belanda. Pada tahun 1916, Mangkunegara VII di Surakarta memprakarsai
berdirinya Javaansche Padvinders Organisatie. Kemudian, tahun 1923 berdiri
Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung, disusul berdirinya Jong
Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) pada tahun yang sama di Jakarta. Pada
tahun 1926, kedua organisasi ini melebur menjadi satu dengan nama Indonesische
Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung.4
Dewan Perwakilan Rakyat secara resmi mengesahkan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pada 26 Oktober 2010. Dengan adanya
UU ini secara otomatis membuat Pramuka tidak lagi menjadi organisasi tunggal
untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Tetapi organisasi profesi juga
diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.
Gerakan Pramuka secara resmi lahir pada tahun 1961. Hal ini bermula dari
keinginan Presiden Soekarno untuk menyatukan oraganisasi kepanduan yang
jumlahnya sangat banyak sementara anggotanya hanya sedikit. Melalui Ketetapan
MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana, Soekarno kemudian menunjuk panitia
untuk membentuk Gerakan Pramuka dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
4
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/23/180000769/sejarah-pramuka-indonesia-organisasi-
kepanduan-sejak-era-belanda?page=all (diakses pada 13 Maret 2021 pukul 19.43)
Nama Pramuka dicetuskan HB IX terinspirasi dari kata Poromuko yang berarti
pasukan terdepan dalam perang. Kemudian, kata Pramuka tersebut diterjemahkan
menjadi Praja Muda Karana yang berarti “Jiwa Muda yang Gemar Berkarya”.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai Hari
Pramuka yang setiap tahun diperingati seluruh jajaran dan anggota Gerakan
Pramuka. Maka, setiap tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka. Misi
utama gerakan Pramuka adalah untuk mendidik pemuda dan pemudi Indonesia, dari
usia anak-anak, demi meningkatkan rasa cinta tanah air dan bela negara.
Sultan HB IX menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
pertama dan terpilih kembali sampai 4 periode selanjutnya hingga tahun 1974. Ia
berjasa melambungkan Pramuka Indonesia hingga ke luar negeri. Maka, gelar Bapak
Pramuka Indonesia disematkan kepada Raja Yogyakarta ini. Sementara itu, lambang
Pramuka berupa Tunas Kelapa disahkan dalam Keppres Nomor 238 Tahun 1961.

B. Metode Kepramukaan
Metode adalah suatu proses atau cara sistematis yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu dengan efisiensi, biasanya dalam urutan langkah-langkah
tetap yang teratur. Dalam kepramukaan sendiri mempunyai metode kepramukaan
dalam menyampaikan atau mengajarkan tentang kepramukaan, terdapat beberapa
metode kepramukaan yakni5 :
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan
dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
Dari beberapa metode kepramukaan di atas, untuk mengajarkan sejarah
kepanduan untuk anak sekolah bisa menggunakan metode kegiatan
berkelompok, bekerjasama, dan berkompetensi. Pemandu meminta peserta untuk
5
https://pramukasolo.id/8-metode-kepramukaan-mk-dan-penjelasannya/ (diakses pada 13 Maret 2021 pukul
20.03)
berkelompok, kemudian berkompetensi untuk mencari referensi tentang sejarah
kepanduan di dunia maupun Indonesia dengan mencari beberapa referensi dari
buku maupun internet. Berikut ini merupakan langkah-langkah pelaksanaan
pengajaran sejarah kepanduan kepada peserta :
 Langkah Pertama (pembukaan)
Peserta dikumpulkan di ruang terbuka untuk bersama-sama berdo’a
sebelum melakukan kegiatan. Hal ini dilakukan dengan tujuan mewujudkan
kode kehormatan pramuka yang pertama, yaitu beribadah menurut
keyakinan agama dan kepercayaan masing-masing. Berdo’a merupakan
salah satu bentuk ibadah agar seseorang dekat dengan Sang penciptanya.
 Langkah Inti
Pada langkah ini, pemandu memberikan intruksi kepada peserta untuk
berkelompok. Kemudian meminta semua kelompok untuk saling
bekerjasama saat mengerjakan tugas. Setiap kelompok mencari tahu sejarah
kepanduan dunia sampai dikenal Indonesia dengan mencari di buku-buku
kepanduan atau juga melalui internet. Setiap kelompok menuliskan hasil
pencariannya ke dalam kertas untuk kemudia perwakilan dari kelompok
menyampaikan hasilnya ke depan.
 Langkah Terakhir (Penutup)
Setelah semua kelompok menyampaikan hasilnya ke depan, pemandu
memberikan rangkuman dari hasil yang telah disampaikan dari beberapa
kelompok, dan menambahkan informasi tentang kepanduan apabila terdapat
beberapa informasi yang belum disampaikan oleh semua kelompok (dengan
menggunakan metode ceramah).

Demikian metode serta langkah-langkah yang dapat digunakan untuk


menyampaikan sejarah tentang kepanduan untuk anak-anak SD/MI. Dapat
menggunakan metode berkelompok serta metode ceramah.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari paparan sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa kepanduan merupakan sebuah
gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia.Sejarah pramuka di Indonesia
tidak terlepas dari Gagasan Baden PowelI yang merupakan Bapak Pandu sedunia. Lord
Robert Baden-Powell Of Gilwell menuliskan pengalaman dalam pembinaan remaja di negara
lnggris, yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepanduan (kepramukaan).
Sejarah telah mencatat bahwa gerakan pramuka (kepanduaan) turut berperan aktif dalam
kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang mencetuskan sumpah pemuda sehingga
kepanduan Indonesia semakin berkembang.
Untuk mengajarkan sejarah kepanduan ini kepada peserta didik adalah dengan
menggunakan salah satu metode kepramukaan yakni metode berkelompok, setelah itu
dilanjutkan dengan pemandu menyampaikan materi sejarah tersebut (dengan metode
ceramah) untuk memberikan informasi tambahan kepada peserta.

Anda mungkin juga menyukai