Manfaat Mutu RS
1. Untuk mengukur kinerja RS itu sendiri (self assessment)
2. Sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan
datang
Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, yang di satu pihak menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan penduduk, serta pada pihak lain, tata penyelenggaraannya dengan kode
etik dan standar pelayanan profesional yang telah ditetapkan (Depkes 1998).
Indikator Mutu RS akan mencerminkan mutu pelayanan dari rs tersebut. Fungsi dari
penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen
kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan
kegiatan untuk masa yang akan datang
3 Aspek Penilaian Mutu Pelayanan (Jonas & Rosenberg dalam buku Health Care
Delivery in The United States)
1. Aspek Pendekatan
Dapat dilakukan pendekatan secara umum atau pendekatan secara khusus.
Pendekatan umum : dengan menilai kemampuan rumah sakit dan atau petugasnya
dan membandingkannya dengan standar yang ada. Para petugas dapat dinilai tingkat
pendidikannya, pengalaman kerjanya, serta pengetahuan yang dimiliknya (biasanya
dengan cara tes tertulis/lisan). Dari sisi RS : dilihat dari bangunan fisiknya,
organisasi dan manajernya, kualifikasi SDM ditandai dengan licensing, akreditasi
dan sertifikasi
Pendekatan khusus : hubungan/interaksi antara pasien dengan pemberi pelayanan
di rumah sakit. Di Amerika Serikat, hal ini dilakukan komite medik di rumah sakit,
survei kepuasan pasien, penilaian malpraktek dan penilaian dari organisasi profesi
medik.
2. Aspek Teknik
Penilaian tiga komponen yaitu struktur, proses dan hasil.
a. Komponen struktur, menilai keadaaan fasilitas yang ada, keadaan bangunan
fisik, struktur organisasi, kualifikasi staf rumah sakit, dan lain-lain.
b. Komponen proses menilai apa yang terjadi antara pemberi pelayanan dengan
pasiennya. Tegasnya, menilai bagaimana aktivitas dokter dan petugas
kesehatan lainnya dalam menangani pasien.
c. Komponen hasil menilai hasil pengobatan (dengan berbagai kekurangannya).
Penilaian dapat dilakukan dengan menilai dampak pengobatan terhadap status
kesehatan dan kepuasan penderitanya.
3. Aspek Kriteria
Dibagi menjadi kriteria yang eksplisit dan implisit.
a. Kriteria eksplisit adalah kriteria yang nyata tertulis. Misalnya, bila ada aturan
bahwa setiap dokter harus menulis nama terang setiap selesai menulis status,
maka dalam proses penilaian akan dilihat tercantum tidaknya nama terang itu
dalam rekam medik.
b. Kriteria implisit adalah kriteria yang tidak tertulis yang ada di dalam benak
anggota tim penilai.
Pelanggan?
Konsep tradisional : seseorang yang membeli produk baik berupa barang atau jasa
Konsep modern : siapapun dalam sistem pelayanan kesehatan yang berinteraksi dengan
lainnya dalam sistem itu baik sementara maupun permanen (kaluzny et al, 1994)
Kepuasan pelanggan
Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara harapan atas pelayanan
dengan kenyataan yang dirasakan
Atau,
kenyataan
kepuasan = --------------------
harapan
Barang vs jasa
Barang Jasa
Ada sampel Mengalami langsung
Pulang bawa benda Pulang bawa kenangan
Kualitas : bandingkan barang dengan Kualitas : setiap interaksi antara
spesifikasi pelanggan dan provider
Pelanggan : the end user Pelanggan : the front user
Bentuk pengukuran
1. Directly reported satisfaction : bertanya langsung pada pelanggan
2. Derived satisfaction : pertanyaan harapan dan yang dirasakan pelanggan
3. Problem analysis : pertanyaan dan jawaban tertulis serta saran pelanggan
4. Importance / performance rating : pelanggan memberi peringkat pada elemen
pelayanan
Loyalitas pelanggan
“Suatu perilaku yang ditunjukkan dengan pembelian rutin berdasarkan proses
pengambilan keputusan”. (Griffin, 1997)
Tingkatan/tahapan loyal
1. Suspects. meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang/jasa perusahaan.
Karena kita yakin bahwa mereka akan membeli tetapi belum tahu apapun mengenai
perusahaan dan barang yang ditawarkan.
2. Prospects, Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa
tertentu, dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para prospect ini, meskipun
belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan dan
barang/jasa yang ditawarkan
3. Disqualified prospects, Mereka adalah prospect yang telah mengetahui keberadaan
barang/jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang/jasa tersebut,
atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang/jasa tersebut.
4. First time customers, Mereka adalah konsumen yang membeli untuk yang pertama
kalinya. Mereka masih menjadi konsumen yang baru.
5. Repeat customers, Mereka adalah konsumen yang telah melakukan pembelian suatu
produk sebanyak dua kali atau lebih. Atau membeli dua macam produk yang berbeda
dalam dua kesempatan yang berbeda pula.
6. Clients, membeli semi- barang yang ditawarkan dan mereka butuhkan serta membeli
secara teratur. Hubungan dengan jenis konsumen ini sudah kuat dan berlangsung
lama, sehingga tidak terpengaruh oleh tarikan persaingan produk lain.
7. Advocates, membeli seluruh barang yang ditawarkan dan ia butuhkan, serta
melakukan pembelian secara teratur. Sebagai tambahan, mereka mendorong teman-
teman mereka yang lain agar membeli barang tersebut. Ia membicarakan tentang
barang tersebut, dan melakukan aktivitas pemasaran untuk perusahaan dan membawa
konsumen untuk perusahaan tersebut.
1. Pareto diagram
Digunakan untuk menemukan masalah utama kecacatan dan penyebab utama kecacatan
dengan cara mengklasifikasikan masalah mutu ke dalam sebab penting yang sedikit dan
sebab tidak penting yang banyak. Dalam banyak hal, kebanyakan rusak dan biaya yang
timbul didapat dari sejumlah kecil dari sebab.
Cara membuat diagram pareto :
Tipe Diagram Pareto :
2. Histogram
Suatu grafik yang mengidentifikasikan jumlah kemunculan setiap level keabuan pada
suatu citra
Ada beberapa indikasi yang bisa diambil dari histogram :
- Pada suatu citra gelap, level keabuan pada histogram mengelompok pada bagian sebelah
bawah
- Pada suatu citra terang dan seragam, level keabuan pada histogram mengelompok pada
bagian sebalah atas
- Pada suatu citra dengan kontras signifikan, level keabuan pada pada histogram akan
menyebar
Informasi yang terkandung dalam histogram
1. Nilai hi menyatakan peluang (probability) pixel, P(i), dengan derajat keabuan i.
2. Puncak histogram menunjukkan intensitas pixel yang menonjol. Lebar dari puncak
menunjukkan rentang kontras dari gambar.
Citra yang mempunyai kontras terlalu terang atau terlalu gelap memiliki
histogram yang sempit. Citra yang baik memiliki histogram yang mengisi daerah derajat
keabuan secara penuh dengan distribusi yang merata pada setiap nilai intensitas pixel.
Manfaat Histogram :
Sebagai indikasi visual untuk menentukan skala indikasi visual untuk menentukan skala
keabuan yang tepat sehingga diperoleh kualitas citra yang diinginkan
Normalisasi Histogram
Dilakukan agar tampilan histogram pada layar tidak melebihi batas layar,
dikarenakan jumlah piksel pada citra sangat besar (hingga ribuan piksel).
Contoh :
- Citra sebelumnya setalah digambarkan histogramnya terlihat kurva melebar sehingga
perlu dinormalisasi supaya tidak melebih batas layar. (penyelesaian normalisasi
Histogram ppt 11)
3. Scatter diagram (Diagram Pencar)
Tujuan :
Menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel,
Menentukan jenis hubungan dari dua variabel itu apakah positif, negatif dan tidak ada
hubungan
4. Run chart
Run chart adalah grafik yang menunjukkan variasi ukuran sepanjang waktu, kecenderungan,
daur dan pola pola lain dalam suatu proses. Misalnya perubahan dalam proses dan
memperbandingkan performasi beberapa kelompok tetapi tanpa menunjukkan sebab sebab
terjadinya kecenderungan, daur atau pola pola tersebut.
5. Control chart
Adalah grafik yang mempunyai runchart yang digunakan untuk menentukan apakah suatu
proses berada dalam keadaan in control atau off control.
Control limit yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower
control limit) dapat membantu kita untuk menggambarkan performasi yang diharapakan dari
suatu proses, yang menunjukkan bahwa proses tersebut konsisten. Dengan mengetahui
kondisi proses maka kita dapat mengetahui sumber variasi proses, apakah merupakan
common cause atau assignable cause.
Control Chart membedakan antara Common Cause dan Special Cause.
Common Cause ialah Penyebab yang agak susah untuk bisa dihilangkan (Natural
variation). Special Cause ialah Penyebab yang masih mungkin bisa dihilangkan, misalnya :
Kesalahan Operator, materialnya retak dan kotor, Operator masih baru, tidak ada Standard
Operasional Procedure untuk menjalankan suatu mesin produksi, dll.
Control chart dibuat dengan menggunakan pendekatan statistik. Aplikasi statistik pada
pengendalian kualitas dikenal sebagai Statistical Process Control atau Pengendalian Kualitas
Secara Statistik
Macam Flowchart
a. System flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan prosedur dan proses dari beberapa file dalam
media tertentu.
b. Program flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan proses dalam suatu program.
FLOWCHART (Diagram Alur)
Isi Flowchart :
START, berisi instruksi untuk persiapan peralatan yang diperlukan sebelum menangani
pemecahan persoalan
READ, berisi instruksi kegiatan untuk membaca data dari suatu peralatan input
PROSES, berisi kegiatan yang berkaitan dengan pemecahan persoalan sesuai dengan data
yang dibaca
Hindari pengulangan proses yang tidak perlu dan logika yang berbelit sehingga jalannya
proses menjadi singkat. Jalannya proses digambarkan dari atas ke bawah dan diberikan
tanda panah untuk memperjelas
Sebuah flowchart diawali dari satu titik START dan diakhiri dengan END
Input :
yang diperlukan pada suatu waktu secara satu per satu maupun secara keseluruhan,
biasanya input yang dimasukkan pada suatu waktu, dituliskan bersamaan secara keseluruhan
dengan tujuan efisiensi ruang gambar.
Proses :
digunakan untuk melambangkan kegiatan pemrosesan input. Dalam simbol ini, kita dapat
menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada input, maupun operasi lainnya.
Output :
Digunakan untuk melambangkan kegiatan proses output.
yang dihasilkan pada suatu waktu secara satu per satu maupun secara keseluruhan,
Percabangan :
Simbol ini digunakan untuk melambangkan percabangan, yaitu pemeriksaan terhadap suatu
kondisi. Dalam simbol ini, kita menuliskan keadaan yang harus dipenuhi.
Garis Alir :
Anak panah ini harus mempunyai arah dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
Terminator :
Digunakan untuk menghubungkan bagian flow chart. Biasa digunakan bila media gambar
tidak cukup luas
b. String
Syarat penamaan sama dengan numeric (untuk membedakan biasanya diakhiri dengan $)
Contoh: A$, Nama$
Kelulusan
Proses Akreditasi terdiri dari kegiatan survei oleh Tim Suveior & Proses
pengambilan keputusan pada Pengurus KARS(Komisi Akreditasi Rumah sakit)
Standar Manajemen RS
1. Peningkatan Mtu dan Keselamatan pasien (PMKP)
2. Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI)
3. Tata kelola kepemimpinan dan pengarahan (TKP)
4. Manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
5. Kualifikasi dan pendidikan staf (KPS)
6. Manajemen komunikasi dan informasi (MKI)
PMKP
Indikator :
11 area klinis
5 international JCI library
6 sasaran keselamatan pasien
Monev/ mengawasi :
Program PPI
Kontrak klinis dan manjerial
Ambulance
Penilaian kinerja
PPI
Menurunkan risiko terkait pelayanan kesehatan :
1. Pada pasien
2. Pada tenaga kesehatan
Mengidentidikasi dan menurunkan risiko infeksi yang di dapat dan ditularkan diantara
pasien, staff, tenaga professional kesehatan tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa
dan pengunjung.
STANDAR KESELAMATAN PASIEN STANDAR AKREDITASI RS VERSI
PMK 1691 TH. 2011 2012
HAK PASIEN Hak Pasien & Keluarga
MENDIDIK PASIEN & KELUARGA Pendidikan Pasien dan Keluarga
KP DALAM KESINAMBUNGAN APK,AP,PP,PAB
PELAYANAN
PROGRAM PENINGKATAN KP PMKP
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PMKP
MENINGKATKAN KP
MENDIDIK STAF TENTANG KP PMKP
KOMUNIKASI UNTUK MENCAPAI KP APK,AP,PP,PAB
Biaya kesehatan tidak dapat ditanggung sendiri oleh individu atau keluarga.
Agar terjadi subsidi antara yang sehat dengan yg sakit, antara yg muda dg yg tua, antar
individu, dan antar daerah.
1. Nirlaba
2. Kehati-hatian
3. kegotong royongan
4. keterbukaan
5. peserta wajib
6. dana amanat
7. portabilitas
9. akuntabilitas
Setiap penduduk wajib menjadi peserta JKN. Untuk menjadi peserta, harus membayar
iuran kepada BPJS Kesehatan terdekat.
Bagi yang tidak mampu, iuran dibayar Pemerintah sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Peserta PBI ditetapkan oleh Pemerintah, bukan mendaftarkan dirinya menjadi peserta PBI.
Bukan pekerja :
Investor, pemberi kerja, penrima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan
1. pemerintah mendaftarkan PBI jaminan kesehatan sebagai peserta kepada PJS Kesehatan
2. Pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri sebagai peserta
kepada BPJS
3. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta
kepada BPJS Kesehatan
Hak peserta :
Kewajiban Peserta :
a. Membayar iuran
(1) Untuk pertama kali setiap peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada satu faskes tingkat
pertama yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasi Dinkes
Kabupaten/Kota.
(2) Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta berhak memilih faskes
tingkat pertama yang diinginkan.
(3) Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada faskes tingkat pertama tempat Peserta
terdaftar.
(4) Dalam keadaan tertentu, ketentuan no (3) tidak berlaku bagi peserta yang:
a. berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat peserta
terdaftar; atau
(5) Jika peserta memerlukan layanan rujukan, maka Faskes tk pertama harus merujuk ke Faskes
rujukan tk lanjut yg terdekat, sesuai sistem rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan yg
berlaku.
Adalah salah satu bentuk perlindungan sosial di bidang kesehatan untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalui penerapan sistem kendali biaya dan
kendali mutu, dan diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas bagi seluruh
penduduk di wilayah Republik Indonesia.
• Dapat diterima dan wajar : yankes tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan,
keyakinan, kepercayaan masyarakat
Sistem Rujukan :
Menurut SK. Menteri Kesehatan RI No.32 tahun 1972, yaitu suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit secara vertikal dalam arti dari unit yang
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti
antara unit-unit yang setingkat kemampuannya.
1. Rujukan Kesehatan
2. Rujukan Medis
Stratifikasi YANKES :
Pelayanan medik
• Adanya Integrasi data antara peserta yang tergolong Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan
Non-PBI.
• Penegak hukum harus memberi sanksi tegas bagi perusahaan yang tidak
mengikutsertakan pekerjanya agar universal coverage dapat terealisasi
Keselamatan pasien RS
Keselamatan pasien RS adalah suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Konsep Hippocrates
Primum, non nocere first, do no harm
Prinsip tidak merugikan (non maleficence)
Jika kita tidak bisa berbuat baik kepada seseorang, paling tidak kita tidak merugikan
orang itu
Safety First
Patient safety seharusnya sudah menyatu dengan proses pengobatan kepada pasien
itu sendiri
Patient safety adalah isu terkini, global, dan penting dalam pelayanan RS
Patient safety di RS
Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien menjadi lebih aman
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil
Solusi mencakup :
a. Penjabaran ulang sistem
b. Oenyesuaian pelatihan staf dan kegiatan klinis
c. Penggunaan instrumen yang menajmin patient safety
Lakukan umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan
Pemantauan Mutu : Upaya sistematis untuk mengumpulkan data mengenai kualitas atas
dimensi pelayanan tertentu
Penilaian Mutu : Upaya sistematis untuk menganalisis dan menginterpretasikan atas
data yang telah terkumpul
Tujuan Pengukuran :
Untuk mengetahui:
1. Adanya diskriminasi
Melihat kesenjangan pelayanan kesehatan antar individu atau antar kelompok.
Misal : perbedaan cakupan imunisasi antara masyarakat miskin dan bukan miskin
2. Prediksi kebutuhan di masa depan
Untuk mengidentifikasi permasalahan pada tahap dini.
Misal : screening test dan tes perkembangan anak
3. Monitoring dan evaluasi
Melihat besar perubahan atas individu atau kelompok atas dimensi yang diinginkan.
Misal : mengetahui efektifitas proyek HP IV dalam peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan
TINGKAT PENGUKURAN
1. SKALA NOMINAL
Tingkat pengukuran terendah. Terdiri dari identifikasi sistematis dan labelling kelas
atas obyek atau peristiwa tertentu
Misal : jenis kelamin, international classification of diseases
2. SKALA ORDINAL
Terdapat perbedaan antar kelas tetapi tidak dapat menentukan seberapa jauh antar
kelas
Misal : Sakit : parah – sedang – ringan
Kepuasan : sangat tidak puas – puas – sangat puas
3. SKALA INTERVAL
Tidak hanya ranking antar kelas tetapi juga jarak antar poin dalam suatu skala. Tidak
mempunyai nilai 0 absolut (skala tidak dapat dikali atau dibagi)
Misal : suhu tubuh
4. SKALA ORDINAL
Tingkat pengukuran tertinggi dengan semua kriteria yang dimiliki skala nominal,
ordinal, dan interval ditambah skala dapat dibagi atau dikali
Misal : waktu tunggu
Validitas : adalah tingkatan dimana instrumen mampu mengukur apa yang ingin diukur.
Efek dari non-random error atau kesalahan sistematik.
1. Validitas Muka (face validity)
Validitas muka menunjukkan sejauh mana suatu instrumen tampak pada
permukaan mampu mengukur kualitas variabel yang diinginkan/ Validitas muka
mempersoalkan kemampuan item pertanyaan suatu alat ukur untuk dipahami atau
ditafsirkan dengan benar oleh subyek penelitian. Contoh, pertanyaan “Berapa menit
yang Anda perlukan untuk pergi dari rumah ke Puskesmas Lebakwangi?” Pertanyaan
tersebut akan dapat dipahami oleh responden yang mengerti tentang konsep waktu
dengan baik.
Reliabilitas
Reliabilitas (reproducibility, repeatability, consistency, stability) adalah tingkatan
dimana suatu instrumen memberikan hasil yang sama jika digunakan berkali-kali pada
populasi atau fenomena yang tidak berubah (unchanged) pada situasi yang berbeda.
Situasi yang berbeda maksudnya adalah kesempatan (waktu) yang berbeda tetapi
pengamat sama, pengamat yang berbeda, atau tes-tes yang serupa atau pararel.
Jenis – jenis reliabilitas :
1. Test-retes reliability
Diukur dengan menerapkan pengukuran pada populasi yang sama namun diukur
pada saat yang berbeda tapi dengan kondisi yang sama. Reliabilitas seperti ini
memiliki beberapa kesulitan dikarenakan:
• terjadi perubahan pada populasi diantara dua pengukuran
• subyek mengalami proses pembelajaran atau mengingat respon yang diberikan saat
pengukuran pertama.
2. Inter-rater reliability
Tingkat konsistensi antara beberapa pengamat atau pengguna instrumen tertentu.
Idealnya, pengukuran ini dilakukan oleh pengamat yang berbeda pada responden
yang sama dengan selang waktu yang pendek. Namun, umumnya persyaratan ini
sulit terpenuhi. Pada kenyataannya, pengukuran yang dilakukan oleh sejumlah kecil
pengamat yang terlatih dengan baik akan memberikan hasil reliabilitas yang lebih
baik daripada banyak pengamat tapi tidak terlatih.
Merancang Kuesioner
Menulis pertanyaan
c. Memastikan pertanyaan dipahami oleh responden
d. Beberapa pertimbangan:
• Tidak menuliskan singkatan atau kata-kata tidak lengkap
• Gunakan kata-kata sederhana, sesuai karakteristik responden
• Hindarkan kata-kata yang berarti ganda
• Hindari pertanyaan bias atau meleading
• Kalimat pertanyaan pendek (maks. 20 kata per pertanyaan)
Urutan pertanyaan
a. Pertanyaan awal sebaiknya menyenangkan, menarik dan mudah
b. Mulai dari umum ke spesifik
c. Pertanyaan transisi