Anda di halaman 1dari 61

1

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT


MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBEX (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN)
PADA PESERTA DIDIK KELAS 7 SMPN 07 MUKOMUKO

Oleh:

EMILDA HELMINA, S.Pd

NIM. 1932329929

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar adalah bukan suatu kegiatan yang statis, tetapi merupakan

interaksi dinamis antara kondisi sosial, tujuan pengembangan berpikir, teori-teori

belajar, dan teknologi pendukung terutama dengan aspek personal dan intelektual

peserta didik. Guru harus bisa mengintegrasikan semua faktor tersebut sehingga

diperoleh hasil pembelajaran sebaik mungkin, artinya bahwa metode

pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat memberikan peluang kepada

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya dan bermakna

bagi diri peserta didik.

Cara mengajar atau lebih dikenal dengan metode pembelajaran

menyangkut pada permasalahan kegiatan fisik apa yang harus diberikan kepada

peserta didik sehingga kemampuan intelektualnya dapat berkembang, dan belajar

dapat berjalan secara efisien serta bermakna (Mulyati Arifin, 2000: 118).

Sebagaimana banyak anggapan bahwa materi pelajaran eksak dalam hal

ini IPA memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan materi

pelajaran non eksak. Anggapan seperti ini tentu saja perlu disikapi oleh tenaga

pendidik sebagai upaya peningkatan penguasaan peserta didik dalam memahami

materi IPA yang disampaikan.

1
3

Proses pembelajaran IPA adalah proses yang kompleks dan saling

berhubungan antara materi satu dengan yang lainnya. Konsep awal yang diterima

peserta didik menjadi syarat untuk penguasaan konsep berikutnya. Pengetahuan

awal peserta didik pada setiap pengalaman belajarnya akan berpengaruh terhadap

bagaimana mereka kan belajar dan apa yang akan mereka pelajari selanjutnya

(Haryanto, 2000 : 24).

Kenyataan menunjukkan bahwa metode pembelajaran konvensional masih

mendominasi dalam proses belajar mengajar IPA. Pembelajaran konvensional

yang umum dilakukan adalah dalam bentuk ceramah, yaitu metode penyampaian

informasi oleh guru sebagai pembicara kepada peserta didik sebagai sekelompok

pendengar. Dalam situasi yang kurang menyenangkan, metode pembelajaran

konvensional dapat menyebabkan minat belajar peserta didik menjadi rendah,

karena metode ini kurang menarik, menghalangi respon peserta didik, dan

membatasi daya ingat peserta didik. Oleh karena itu, dibutuhkan suata metode

pembelajaran yang menarik, inovatif, serta memberikan iklim kondusif dalam

perkembangan daya nalar dan kreatifitas peserta didik.

Materi pelajaran yang berbeda-beda menuntut adanya variasi

pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik akan menghasilkan prestasi belajar

yang memuaskan dan sebaliknya metode pembelajaran yag kurang tepat akan

membuat peserta didik kurang termotivasi dan dampak selanjutnya bagi peserta

didik adalah menurunnya prestasi belajar.

Beberapa identifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini dan sering

terjadi dalam pembelajaran IPA, khususnya untuk peserta didik Sekolah

Menengah Pertama (SMP) adalah sebagai berikut : (1) Selama ini peserta didik

masih pasif dalam pembelajaran IPA, (2) Rendahnya pemahaman peserta didik

mengenai konsep Perubahan Zat, (3) Metode pembelajaran yang selama ini
4

digunakan kurang menarik, kurang inovatif dan kurang kondusif dalam

mengembangkan daya nalar dan kreatifitas peserta didik.

Salah satu alternatif metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar

mengajar IPA adalah metode pembelajaran Probex (Predict-Observe-Explain)

Metode pembelajaran Probex didasarkan atas teori pembelajaran konstruktivisme

yang memberi kesempatan peserta didik untuk menyadari apa yang telah menjadi

pengetahuan awal mereka. Mereka berinteraksi dengan alat bahan, membuat

prediksi (predict), menguji prediksi melalui pengamatan (observe), dan kemudian

mengemukakan penjelasan mengenai fenomena yang mereka hadapi (explain).

Setelah itu, mereka menguji dan menyempurnakan penjelasan itu, atau bahkan

memodifikasinya (Haryanto, 2000: 24).

Metode pembelajaran Probex memungkinkan peserta didik untuk

memformulasikan pengetahuan baru dan pengalaman yang telah mereka miliki

sebelumnya. Strategi ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memikirkan kembali dan mengubah miskonsepsi mereka terhadap suatu masalah.

Probex menantang peserta didik untuk berpikir dan memberikan kepuasan tertentu

apabila prediksi peserta didik ternyata sesuai dengan hasil pengamatan (Tuwuh

Rustanto, 2001 : 3).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mencoba

menerapkan metode Probex dalam pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan

kelas yang berjudul : “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Zat

pada Mata Pelajaran IPA melalui Metode Pembelajaran Probex ( Predict-

Observe-Explain).” Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri

1 Mukomuko semester 2 tahun pembelajaran 2019/2020.


5

Ada beberapa alasan, mengapa peneliti memandang perlu dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas ini, yaitu: (1) Metode pembelajaran Probex merupakan

metode yang baru dalam pembelajaran, sehingga perlu dikaji keefektifannya; (2)

Mata Pelajaran IPA, khususnya Konsep Perubahan Zat sangat dekat dengan

kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga metode pembelajaran Probex sesuai

untuk diterapkan dalam pembelajaran; (3) Ketuntasan hasil belajar peserta didik

kelas VII SMP Negeri 07 Mukomuko secara klasikal pada mata pelajaran IPA

untuk konsep Perubahan Zat masih kurang dari 75%; dan (4) Metode

pembelajaran Probex dapat membantu peserta didik membentuk ide baru

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya, dan

(5) Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA untuk konsep

Perubahan Zat selama ini masih menggunakan metode konvensional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Bagaimanakah metode pembelajaran Probex (Predict-Observe-Explain) dapat

meningkatkan pemahaman peserta didik kelas VII SMP Negeri 07 Mukomuko

terhadap pembelajaran IPA untuk konsep Perubahan Zat?

C. Cara Pemecahan Masalah


6

Sebagai upaya meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep

Perubahan Zat pada pembelajaran IPA, maka dilakukan penelitian tindakan kelas

dengan memberikan tindakan pada peserta didik kelas VII SMPN 07

Mukomukosemester 2 tahun pembelajaran 2019/2020. Tindakan yang dilakukan

adalah dengan mengajarkan konsep Perubahan Zat menggunakan metode Probex

(Predict-Observe-Explain) melalui serangkaian prosedur dalam penelitian

tindakan kelas.

Kerangka pola pemecahan masalah dalam penelitian ini secara singkat

dapat diterangkan dalam skema berikut.

Keadaan Sekarang Alternatif Tindakan Hasil yang diharapkan

Pembelajaran IPA Menambah variasi Kualitas proses


kurang bervariasi, metode pembelajaran. pembelajaran IPA untuk
masih konvensional Menerapkan metode konsep Perubahan Zat
(ceramah). pembelajaran Probex meningkat, dengan
Siswa sulit memahami (Predict-Observe- ditunjukkan oleh
konsep Perubahan Explain). keaktifan dan
Zat. Mengembangkan daya peningkatan hasil
Siswa belajar secara nalar dan kreatifitas belajar siswa.
individual. siswa.
Siswa kurang aktif Mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran. dalam pembelajaran.
Ketuntasan hasil
belajar secara klasikal
kurang dari 75%.

Evaluasi Awal Evaluasi Proses Evaluasi Akhir


7

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran Probex dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1. Guru memberikan penjelasan singkat mengenai konsep Perubahan Zat, atau

meminta peserta didik membaca buku IPA pada materi Perubahan Zat.

2. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan percobaan terkait perubahan

zat, dengan terlebih dahulu peserta didik diminta memprediksikan hasil

percobaan yang akan dilakukan (predict).

3. Peserta didik melakukan pengamatan terhadap hasil percobaan yang dilakukan

(observe).

4. Peserta didik diminta membandingkan dan menjelaskan hasil prediksinya

dengan hasil pengamatan dari percobaan (explain). Selanjutnya guru

memberikan penguatan untuk menyamakan pemahaman peserta didik

terhadap konsep Perubahan Zat dari percobaan yang telah dilakukan.

Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh ketuntasan belajar, serta

meningkatnya keaktifan dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep

Perubahan Zat pada mata pelajaran IPA yang diajarkan menggunakan metode

Probex (Predict-Observe-Explain).

2. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA, yang

ditandai dengan keaktifan peserta didik secara menyeluruh dalam

pembelajaran.
8

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi

dunia pendidikan untuk mengembangkan strategi pembelajaran IPA, sehingga

kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

Sedangkan dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada pihak-pihak berikut.

1. Bagi guru

a. Guru dapat mengenalkan metode pembelajaran yang tepat dalam rangka

memperbaiki dan meningkatkan system pembelajaran IPA.

b. Meningkatkan profesionalisme guru di bidang pendidikan.

2. Bagi peserta didik.

a. Peserta didik dapat meningkatkan prestasi belajar IPA, baik dari segi

kualitatif maupun kuantitatif melalui metode pembelajaran Probex

(Predict-Observe-Explain)

b. Meningkatkan sikap ilmiah peserta didik.

3. Bagi sekolah

Sebagai sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan pembelajaran IPA.

F. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah

penafsiran terhadap judul penelitian dan memberikan gambaran yang lebih jelas

kepada para pembaca. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam judul penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Pemahaman konsep IPA


9

Pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan

(Tim Penyusun Kamus, 1993 : 636). Konsep merupakan gambaran mental dari

objek (Tim Penyusun Kamus, 1993 : 456). Jadi pemahaman konsep IPA

adalah proses memahami gambaran mental dari IPA sebagai objeknya. Dalam

penelitian ini, konsep IPA yang diajarkan adalah Perubahan Zat untuk peserta

didik kelas VII Sekolah Menengah Pertama.

2. Pokok bahasan Perubahan Zat

Pokok bahasan Perubahan Zat adalah salah satu materi dalam Kurikulum

Satuan Tingkat Pendidikan SMP kelas VII dengan standar kompetensinya,

yaitu memahami berbagi sifat dalam perubahan fisika dan kimia. Pokok

bahasan ini terdiri dari empat kompetensi dasar, yaitu: (a) Materi dan

Perubahannya; (b) Perubahan fisika dan Perubahan Kimia; (c) Ciri-ciri Reaksi

Kimia, dan (d) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Kimia.

3. Pembelajaran Probex (Predict-Observe-Explain)

Pembelajaran Probex adalah metode pembelajaran yang membantu peserta

didik untuk membentuk ide baru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman

yang telah dimiliki sebelumnya. Metode ini melalui tiga tahap pembelajaran,

yaitu membuat prediksi (predict), melakukan pengamatan (observe), serta

diakhiri dengan membuat penjelasan (explain).


10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Pembelajaran

Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, bahwa belajar merupakan

suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, maka

pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru

sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang

lebih baik (Max Darsono dkk, 2000 : 2).

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks, membutuhkan

banyak keterampilan untuk membimbing anak didik dalam memperkembangkan

diri sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Mengajar bukan lagi suatu

penyampaian atau penerusan pengetahuan belaka. Namun lebih luas lagi bahwa

mengajar adalah suatu aktifitas perbuatan dalam rangka membimbing anak didik

menuju perubahan tingkah laku sesuai kebutuhan individu atau kebutuhannya

sebagai anggota masyarakat.

Pembelajaran secara umum adalah usaha sadar guru untuk membantu

peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

Guru berfungsi sebagi fasilitator yaitu orang yang menyediakan fasilitas dan

menciptakan situasi yang mendukung, agar peserta didik dapat mewujudkan

kemampuan belajarnya. Sedangkan pengertian pembelajaran secara khusus,

menurut Max Darsono dkk. (2000: 53), dapat dilihat dari berbagai aliran

pendidikan. Aliran Behaviouristik menjelaskan bahwa pembelajaran adalah usaha


11

guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

lingkungan (stimulus). Agar terjadi stimulus dan respon (tingkah laku yang

diinginkan) maka diperlukan latihan dan setiap latihan yang berhasil harus diberi

latihan dan penguatan. Aliran Kognitif mengemukakan bahwa pembelajaran

adalah cara guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir

agar dapat mengenal dan mempelajari apa yang sedang dipelajari. Aliran Gestalt

mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru untuk memberikan materi

pembelajaran sedemikian rupa, sehingga peserta didik lebih mudah

mengorganisasirnya menjadi suatu gestalt (pola bermakna). Bantuan guru

diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisir yang terdapat dalam diri

peserta didik. Sedangkan menurut aliran Humanistik menjelaskan bahwa

pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih

mata pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Tujuan pembelajaran yaitu membantu peserta didik agar memperoleh

berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku peserta didik akan

bertambah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Tingkah laku yang dimaksud,

meliputi : pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagi

pengendali sikap dan perilaku peserta didik. Unsur-unsur dinamis dalam

pembelajaran kongruen dengan unsur-unsur dalam belajar. Artinya, unsur-unsur

yang diperlukan dalam belajar dan keadaannya berubah-ubah juga terdapat dalam

diri guru (motivasi dan kesiapan membelajarkan peserta didik), dan pada upaya

guru menyiapkan bahan pembelajaran, alat bantu pembelajaran, suasana

pembelajaran, dan kondisi atau kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran,

baik secara fisik maupun psikologis.

Ciri-ciri pembelajaran adalah perubahan khas yang tidak dimiliki oleh

perilaku lain dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian pembelajaran


12

yang telah dikemukakan, maka menurut Max Darsono dkk. (2000: 56), dapat

diidentifikasikan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut: (1) Pembelajaran

dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; (2) Pembelajaran dapat

menumbuhkan motivasi dan perhatian peserta didik dalam belajar; (3)

Pembelajaran dapat menyediakan bahan pelajaran yang menarik dan menantang

bagi peserta didik; (4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang

tepat dan menarik; (5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang

aman dan menyenangkan bagi peserta didik; dan (6) Pembelajaran dapat membuat

peserta didik siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.

Pembelajaran dapat berhasil, dan bermakna, apabila keaktifan peserta didik

diutamakan. Sehingga dalam pembelajarannya, dominasi guru perlu dikurangi dan

keaktifan peserta didik lebih ditingkatkan. Hal ini pada dasrnya sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh British Audio Visual (dalam Sudjarwo, 1985:

136). Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila proses pembelajaran dilakukan

hanya menggunakan metode membaca saja, pengetahuan yang diperoeh dapat

mengendap hanya 10%, sedangkan bila dengan mendengarkan saja, pengetahuan

hanya mengendap 20%. Melalui melihat saja, pengetahuan dapat mengendap

30%. Apabila melalui melihat dan mendengar, pengetahuan yang mengendap

dapat mencapai 50%. Dengan cara mengungkap sendiri, pengetahuan yang

diterima dapat mengendap sampai 80%. Lebih baik lagi apabila dengan

mengungkap sendiri dan mengulang pada kesempatan yang lain, pengetahuan

yang diterima tersebut dapat mengendap sampai 90%.

B. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang

dalam menyelesaikan sesuatu hal. Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai
13

seseorang setelah melakukan proses untuk mendapatkan perubahan tingkah laku

kognitif, afektif, serta psikomotorik (Tim MKDK, 1990: 29).

Tingkah laku disebut sebagai hasil belajar jika memenuhi syarat-syarat

bahwa belajar merupakan :

1. pencapaian tujuan belajar;

2. hasil dari proses yang disadari;

3. tindak-tanduk yang berfungsi efektif dalam kurun waktu tertentu;

4. fungsi operasional yaitu merupakan tindak-tanduk itu sendiri dan orang

lainnya.

(Tim MKDK, 1990: 30).

Secara garis besar, faktor-faktor mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai

berikut.

1. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar,

meliputi:

a. kondisi fisiologis, meliputi tinggi dan berat badan peserta didik;

b. kondisi psikologis, yang meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi,

emosi, dan kemampuan kognitif.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar peserta didik yang

dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar peserta didik meliputi:

a. faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial;


14

b. faktor instrumental, seperti kurikulum, sarana, dan prasarana, program

pendidikan dan pengajaran di sekolah, metode pembelajaran, serta tenaga

pengajar.

Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut akan mempengaruhi

keberhasilan anak dalam belajar. Agar prestasi belajar dapat berhasil dengan baik,

maka harus diupayakan secara optimal faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik.

C. Metode Pembelajaran

Berhasilnya proses pembelajaran ditentukan oleh perencanaannya. Semakin

baik perencanaannya, maka semakin baik proses pembelajaran yang akan

dihasilkan. Kemudian, dalam perencanaan pembelajaran perlu diperhatikan segi

kebutuhan peserta didik terhadap materi pelajaran, metode pembelajaran, media

pembelajaran, waktu kebutuhan materi keterampilan proses yang akan

ditimbulkan pada peserta didik, serta penilaian pembelajaran. Cara mengajar atau

lebih dikenal dengan metode pembelajaran menyangkut permasalahan fisik apa

yang harus diberikan kepada peserta didik sehingga kemampuan intelektualnya

dapat berkembang dan belajar dapat berjalan secara efisien dan bermakna bagi

peserta didik (Mulyati Arifin, 2000: 118).

Menurut pendapat W.S. Winkel (1989: 178), metode pembelajaran atau

prosedur didaktik adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tenaga pengajar

selama proses belajar mengajar berlangsung, agar peserta didik mencapai tujuan

intruksional dengan cara seefektif mungkin.


15

Jelaslah bahwa metode pembelajaran merupakan alat untuk mencapai

tujuan. Semakin tepat memilih metode, diharapkan makin efektif dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Sehingga perlu diperhatikan bagi seorang guru atau calon

guru dalam memilih metode pembelajaran agar tidak keliru dalam menentukan

metode pembelajaran yang berakibat kurang efektifnya pengajaran di sekolah.

D. Metode Pembelajaran Probex (Predict-Observe-Explain)

Metode pembelajaran Probex didasarkan atas teori pembelajaran

konstruktivisme yang memberi kesempatan peserta didik untuk menyadari apa

yang telah menjadi pengetahuan awal mereka, mereka berinteraksi dengan alat

dan bahan, membuat prediksi, menguji prediksi, dan kemudian mengemukakan

penjelasan mengenai fenomena yang mereka hadapi. Setelah itu mereka menguji

dan menyempurnakan penjelasan itu atau bahkan memodifikasinya (Haryanto,

2000: 24).

Metode pembelajaran Probex adalah metode pembelajaran yang lebih

memungkinkan peserta didik untuk merumuskan pengetahuan barunya

berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki

sebelumnya. Kelebihan dari metode pembelajaran Probex ini adalah memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir kembali terhadap suatu masalah

dan mengubah miskonsepsi mereka (Haryanto, 2000: 25).

Probex juga membantu mengembangkan keterampilan proses yang lain bagi

peserta didik, seperti kemampuan untuk menyusun hipotesis, melakukan

eksperimen, mengamati dengan akurat, dan memberikan pemecahan secara


16

lengkap terhadap suatu masalah. Probex menantang peserta didik untuk berpikir

dan memberikan kepuasan dalam taraf tertentu apabila prediksi peserta didik

sesuai dengan hasil yang diharapkan (Tuwuh Rustanto, 2001: 3).

Secara ringkas, metode pembelajaran Probex dilaksanakan melalui tiga

tahap sebagai berikut.

1. Membuat Prediksi (Predict)

Dalam kegiatan Probex, peserta didik diharapkan pada suatu situasi dan

diminta untuk memprediksi apa yang akan terjadi jika dilakukan perubahan

terhadap situasi tersebut. Peserta didik hendaknya merasa mampu dan

didorong untuk mengambil resiko dalam membuat prediksinya serta

membicarakan alasan-alasannya. Ketika peserta didik membuat prediksi dapat

ditulis di papan tulis atau lembar kerja yang sudah disediakan.

2. Melakukan Pengamatan (Observe)

Saat peserta didik melakukan prediksi, kemudian dilakukan perubahan

terhadap situasi itu. Saat perubahan berlangsung, peserta didik diminta untuk

mengamati secara seksama proses dan hasil perubahan itu. Kegiatan

pengamatan dapat dilakukan terhadap kegiatan demonstrasi guru atau berupa

kegiatan peserta didik (eksperimen). Hasil pengamatan kemudian ditulis di

papan tulis atau lembar kerja yang sudah disediakan.

3. Membuat Penjelasan (Explain)

Pada tahap ini peserta didik merundingkan prediksi dan pengamatan mereka.

Peserta didik diminta untuk menyebutkan dan menjelaskan perbedaan-

perbedaan antara hasil yang mereka harapkan dengan apa yang sesungguhnya
17

terjadi. Tugas guru selanjutnya adalah memberikan komitmen untuk

menyamakan pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep sains yang

mungkin berbeda dengan yang mereka prediksikan.

Struktur pembelajaran Probex dapat dijelaskan sebagai berikut.


Prediksi (Predict)
Diskusi

Observasi (Observe)
Percobaan,
pengamatan

Penjelasan (Explain)
Pemecahan Masalah

Aplikasi
Diskusi Lanjut

E. Tinjauan tentang Konsep IPA

IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman melalui

serangkaian proses mengamati kejadian, mencoba apa yang diamati,

menggunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, serta

menguji kebenaran hipotesis tersebut. Tujuan utama pembelajaran IPA adalah

agar peserta didik memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu

menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Pencipta alam (Darliana, 1997:

2).

Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda-benda

yang sesungguhnyadan atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan


18

sudah dikonfirmasikan secara objektif (Iskandar, 1997: 3). Suatu ide yang

mempersatukan fakta-fakta IPA tersebut, selanjutnya disebut dengan konsep IPA.

Penguasaan konsep dalam pembelajaran IPA diperlukan untuk mencegah

diajarkannya fakta-fakta yang terlepas sehingga menjadi kurang bermakna.

Menurut Herlen (1987: 86), ada sembilan aspek ilmiah yang perlu

dikembangkan oleh guru dalam melakukan pembelajaran IPA, yaitu: (1) sikap

ingin tahu (curiousity), (2) sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru

(originality), (3) sikap kerja sama (cooperation), (4) sikap tidak putus asa

(perseverance), (5) sikap tidak berprasangka (open mindedness), (6) sikap mawas

diri (self criticism), (7) sikap bertanggung jawab (responsibility), (8) sikap

berpikir bebas (independence in thinking), dan (9) sikap kedisiplinan diri (self

discipline). Sembilan aspek ilmiah tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Sikap ingin tahu

Sikap ingin tahu adalah suatusikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban

yang benar dari suatu objek yang diamati. Kata benar di sini artinya rasional,

masuk akal, dan objektif, atau sesuai dengan kenyataan. A.T. Bawden dalam

Hendro dan Kaligis (1992: 45), memberikan gambaran bahwa orang

curiousity adalah orang yang selalu mencari kebenaran atas dasar sebab dan

akibat. Anak usia sekolah akan mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan

jalan bertanya pada guru, teman, atau dirinya sendiri. Tugas guru adalah

memberikan kemudahan jawaban atas pertanyaan peserta didik.

2. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru

Orang yang mempunyai sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru adalah

orang yang ingin menguak “tembok ketidaktahuannya” itu untuk memperoleh


19

sesuatu yang original meskipun dia tahu akan sampai ke tembok

ketidaktahuan berikutnya. Sikap tersebut, untuk anak sekolah menengah

pertama (SMP), dapat ditanamkan dengan cara mengajak peserta didik

melakkukan suatu eksperimen dan pengamatan langsung pada hasil

eksperimen. Data yang peroleh akan dapat memberikan sesuatu yang baru

bagi dirinya tentang objek yang diamati tersebut.

3. Sikap kerja sama

Seseorang yang bersikap kooperatif menyadari bahwa pengetahuan yang

dimiliki orang lain adalah mungkin lebih banyak dan llebih sempurna daripada

apa yang dia miliki. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuannya dia

merasa membutuhkan kerja sama dengan orang lain. Anak usia sekolah perlu

dipupuk sikapnya untuk dapat bekerja sama satu dengan yang lain. Kerja sama

itu dapat berbentuk kerja kelompok, pengumpulan data, maupun diskusi untuk

menarik simpulan dari suatu observasi.

4. Sikap tidak putus asa

Seseorang yang tidak putus asa, dia akan tetap yakin bahwa kegagalan yang

dialami setidaknya memberikan petunjuk yang berguna bagi orang lain untuk

tidak mengambil jalan yang serupa. Tugas guru adalah memberikan motivasi

bagi anak didik yang mengalami kegagalan dalam upaya menggali ilmu di

bidang IPA.

5. Sikap tidak berprasangka


20

Sejak awalnya, IPA mengajarkan untuk menetapkan kebenaran berdasarkan

dua kriteria, yatu rasionalitas dan objektivitas. Munculnya factor objektivitas

dalam menetapkan kebenaran menjadikan orang tidak lagi berprasangka.

Sikap tidak berprasangka dapat dikembangkan secara dini pada anak usia

SMP dengan jalan melakukan observasi dan eksperimen untuk mendapatkan

ilmu.

6. Sikap mawas diri

Objektivitas tidak hanya ditunjukkan di luar diri seseorang, tetapi juga

terhadap dirinya sendiri. Itulah sikap mawas diri untuk menjunjung tinggi

kebenaran. Anak usia SMP harus dikembangkan sikapnya untuk jujur pada

diri sendiri, menjunjung tinggi kebenaran, dan berani melakukan koreksi

terhadap dirinya sendiri.

7. Sikap bertanggung jawab

Berani mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat merupakan sikap

mulia. Sikap ini bukan monopoli ilmuwan dalam mencari kebenaran, namun

tidak ada seorang pun yang tidak setuju bahwa anak didik perlu dibina

menjadi manusia yang bersikap tanggung jawab. Sikap bertanggung jawab

harus dikembangkan sedini mungkin, misalnya dengan membuat dan

melaporkan hasil pengamatan kepada teman sejawat, guru, atau orang lain

dengan sejujur-jujurnya.

8. Sikap berpikir bebas

Dalam dunia ilmu pengetahuan, objektivitas merupakann unsur yang mutlak

diperlukan karena objektivitas merupakan salah satu kebenaran kriteria ilmu.

Tugas guru adalah mengembangkan pikiran bebas dari anak dan bukan
21

mendiktekan pendapatnya agar sesuai dengan buku teks. Mencatat atau

merekam hasil sesuai fakta dan membuat simpulan dengan hasil kerja mereka

sendiri merupakan saat penting bagi anak untuk mengembangkan sikap

berpikir bebas.

9. Sikap kedisiplinan diri

Kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat

mengontrol atau pun mengatur dirinya sendiri menuju tingkah laku yang

dikehendaki dan dapt diterima oleh masyarakat (Wingo dalam Hendro dan

Kaligis, 1992: 10). Tugas guru untuk dapat mengatur kapan dia harus

melakukan pengontrolan secara bertahap dan tepat guna yang kesemuanya

ditujukan kepada terbentuknya kedisiplinan diri pada anak didik.

IPA dipandang suatu produk karena berisi prinsip-prinsip, teori, hokum,

konsep maupun fakta yang kesemuanya ditujukan untuk menjelaskan tentang

berbagai gejala alam. Tetapi yang lebih penting dalam pembelajaran IPA adalah

peserta didik mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan

kekuasaan Pencipta alam semesta (Hadiat, 1996: 2). Melalui sikap dan proses

tersebut, maka produk IPA akan terbentuk.

IPA merupakan suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai

gejala alam. Oleh karena itu, diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya

analitis, cermat, lengkap, serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan

gejala alam lain, sehingga keseluruhannya membentuk sudut pandang yang baru

terhadap objek yang diamati. Metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan

berkesinambungan pada peserta didik sekolah, dengan harapan bahwa pada

akhirnya akan terbentuk suatu paduan yang lebih utuh bagi anak untuk melakukan

penelitian.
22

Beberapa keterampilan dalam sebuah penelitian, menurut Hendro dan

Kaligis (1992: 13) meliputi: (1) keterampilan mengobservasi, merupakan

keterampilan menggunakan semua pancaindera untuk memperoleh data atau

informasi; (2) keterampilan mengklasifikasi, adalah keterampilan untuk

menggolongkan objek pengamatan berdasarkan perbedaan dan persamaan sifat

yang dimiliki; (3) keterampilan menginterpretasi, adalah keterampilan untuk

menafsirkan data apabila data sudah ditata dan diklasifikasi secara teratur; (4)

keterampilan memprediksi, adalah keterampilan untuk memperkirakan atau

meramalkan yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan pola hubungan yang

terdapat dalam data; (5) keterampilan membuat hipotesis, adalah keterampilan

membuat dugaan tentang kejadian alam melalui serangkaian proses pemikiran; (6)

keterampilan mengandalkan variable, yaitu kemampuan untuk mengendalikan

factor-faktor yang berpengaruh; (7) keterampilan menyimpulkan (inferensi),

adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan dari data yang sudah terkumpul

berdasarkan hasil pemikiran deduktif; (8) keterampilan mengaplikasikan, adalah

keterampilan menerapkan konsep atau pengetahuan yang dimiliki peserta didik ke

dalam situasi yang baru; (9) keterampilan mengkomunikasikan, merupakan

keterampilan untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan

kepada orang lain, baik secara lisan maupun secara tertulis.

F. Tinjauan tentang Konsep Perubahan Zat


23

Perubahan Zat adalah salah satu materi IPA dalam Kurikulum Satuan

Tingkat Pendidikan SMP kelas VII semester 2. Standar kompetensi dari konsep

perubahan zat adalah memahami berbagi sifat dalam perubahan fisika dan kimia,

dengan empat kompetensi dasar yang ingin dicapai, yaitu: (1) Membandingkan

sifat fisika dan sifat kimia zat; (2) Melakukan pemisahan campuran berdasarkan

sifat fisika dan sifat kimia; (3) Menyimpulkan perubahan fisika da perubahan

kimia berdasarkan hasil percobaan sederhan, dan (4) Mengidentifikasi terjadinya

reaksi kimia melalui percobaan sederhan Tujuan dari konsep Perubahan Zat

adalah setelah mempelajarinya, diharapkan peserta didik dapat: (1)

membandingkan sifat fisika dan sifat kimia zat; (2) menyimpulkan terjadinya

perubahan fisika dan perubahan kimia melalui percobaan sederhana; (3)

memisahkan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat

kimia zat; (4) mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan

sederhana; dan (5) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan

reaksi kimia melalui percobaan sederhana. Alokasi waktu yang disediakan dalam

pembelajaran konsep Perubahan Zat adalah 3 x 40 menit atau tiga kali pertemuan

(Tim IPA Terpadu SMP Kelas VII, 2007: 4).

G. Hipotesis Tindakan

Sesuai dengan tinjauan pustaka yang sudah diuraikan, maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Dengan menggunakan metode Probex (Predict-Observe-Explain) pada

pembelajaran IPA, akan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik kelas VII

B SMPN 1 Mukomuko terhadap konsep Perubahan Zat.


24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 07 Mukomukopada

peserta didik kelas VII B tahun pembelajaran 2019/2020. Peneliti memilih SMP

Negeri 07 Mukomuko sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa

sekolah tersebut merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga peneliti dapat

terlibat secara langsung dalam penelitian. Penelitian dilaksanakan secara

kolaborasi dengan melibatkan kepala SMP Negeri 07 Mukomuko (Lena zaikrti,

S.Pd.) dan seorang rekan guru (Retno sigit, S.Pd.). Tim kolaborasi tersebut

berfungsi sebagai observer selama peneliti melaksanakan penelitian. Selain

melaksanakan pengamatan terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan

metode pembelajaran Probex, tim kolaborasi juga melakukan analisis dan refleksi,

untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan pada setiap tindakan.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII B SMPN 07

Mukomuko tahun pembelajaran 2019/2020, dengan jumlah 25 peserta didik, yang

terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 15 peserta didik perempuan.

Pertimbangan peneliti memilih peserta didik kelas VII B sebagai subjek penelitian

karena nilai rata-rata ulangan IPA untuk konsep Perubahan Zat pada kelas tersebut

lebih rendah dibanding lima kelas VII yang lain .


23
C. Variabel Penelitian
25

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1990 : 3). Terdapat empat variabel dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Pengembangan kegiatan pembelajaran IPA pada konsep Perubahan Zat

dengan menggunakan metode Probex (Predict-Observe-Explain), meliputi

persiapan, pelaksanaan pengajaran, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Aspek yang diamati adalah kemampuan guru dalam menyusun rencana

pembelajaran, dan kemampuan guru mengelola kegiatan belajar mengajar.

Pengamatan dilakukan oleh observer dari pertemuan pertama sampai

pertemuan terakhir.

2. Sikap ilmiah dan keterampilan proses peserta didik dalam pembelajaran IPA

Terpadu pada konsep Perubahan Zat melalui metode Probex. Sikap ilmiah dan

keterampilan proses peserta didik diamati oleh observer dalam lembar

pengamatan.

3. Respon peserta didik dan observer setelah dilaksanakn pembelajaran IPA pada

konsep Perubahan Zat dengan menggunakan metode pembelajaran Probex.

4. Pemahaman peserta didik terhadap konsep Perubahan Zat yang diajarkan

dengan metode pembelajaran Probex, yang ditunjukkan oleh hasil tes evaluasi

dan hasil pengerjaan Lembar Kegiatan Peserta Didik


26

D. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah berjenis penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Dirjen

Pendidikan Dasar dan Menengah, 1993: 3). PTK dilaksanakn dengan tujuan untuk

memperbaiki dan/atau meningkatkan praktek pembelajaran secara

berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi

professional pendidikan yang diemban oleh guru. Prinsip pelaksanaan PTK,

menurut Kurt Lewin dalam Kasihani Kasbolah E.S. (1999), meliputi empat tahap,

yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Visualisasi gambar proses

penelitian tindakan kelas ini tampak sebagai berikut.

Rencana Rencan Renc


a ana
Refleksi Tindakan Refleksi Tindaka Refle Tind
n ksi akan
Observasi Observ Obse
asi rvasi
Siklus 1 Siklus Sikl
2 us 3

(Kasihani Kasbolah E.S, 1999 : 36)


27

E. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dinyatakan kualitatif karena

berupaya untuk menghasilkan deskripsi dalam hal pemahaman konsep Perubahan

Zat pada peserta didik kelas VII B SMP Negeri 07 Mukomuko. Data kualitatif

digunakan untuk menggambarkan proses dan hasil pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode Probex. Pengumpulan data bersigat terbuka, dengan

menampung data secara rinci dan bermakna, dimulai dari data yang paling

sederhana sampai dengan data yang kompleks. Penelitian ini juga bersifat

kuantitatif karena berupaya untuk mencari data tingkat prestasi peserta didik

dalam hal pemahaman konsep Perubahan Zat, ditandai dengan kemampuan

peserta didik dalam mengerjakan soal tes yang diberikan setelah akhir

pembelajaran pada setiap siklusnya.

Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam dua siklus.

Setiap silkus ada empat tahap, yakni tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap

pengamatan, dan tahap analisis dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan

Berdasarkan temuan permasalahan, maka guru (peneliti) kemudian

menyusun rencana pembelajaran IPA Terpada dengan metode Probex untuk

konsep Perubahan Zat. Rencana pembelajaran disusun dengan memperhatikan :

(a) Standar kompetensi dan kompetensi dasar; (b) Indikator pembelajaran; (3)

Kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran (skenario

pembelajaran); (4) Materi, media, dan sumber pembelajaran, (5) Evaluasi proses
28

dan hasil pembelajaran, dan (6) Lembar pengamatan, catatan lapangan, dan target

hasil beserta kriteria pencapaiannya.

2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan

Pada tahap ini, guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran IPA dengan

metode Probex, berdasarkan perencanaan tindakan yang telah disusun. Tindakan

pembelajaran terbagi atas dua siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari

satu kali pertemuan dan satu kali tindakan.

a. Siklus I : Pertemuan pertama (2 x 40 menit)

Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Januari 2020. Fokus

pembelajaran adalah sub konsep perubahan fisika dan perubahan kimia. Langkah-

langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, memotivasi minat peserta didik

dengan memberikan contoh-contoh perubahan fisika dan perubahan kimia

yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

2) Guru mengajak peserta didik untuk melakukan percobaan pembakaran lilin,

kertas, korek api, dan kawat, dengan terlebih dulu peserta didik diminta

membuat prediksi tentang hasil percobaan yang akan dilakukan pada lembar

prediksi yang sudah disiapkan.

3) Peserta didik diminta membandingkan dan menjelaskan hasil prediksinya

dengan hasil percobaan.

4) Guru mengevaluasi tingkat pemahaman peserta didik melalui pemberian tes

pada akhir pembelajaran.


29

b. Siklus II : Pertemuan kedua (2 x 40 menit)

Siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Januari 2020. Fokus

pembelajaran pada sub konsep Ciri-ciri Reaksi Kimia. Langkah-langkah

pembelajarannya adalah sebagai berikut.

1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, memotivasi minat peserta didik

dengan memberikan contoh-contoh reaksi kimia sederhana yang berhubungan

dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

2) Guru mengajak peserta didik untuk melakukan percobaan reaksi kimia

sederhana dengan bahan batu kapur dan air dalam gelas. Sebelum melakukan

percobaan, peserta didik terlebih dulu peserta didik diminta membuat prediksi

tentang hasil percobaan yang akan dilakukan pada lembar prediksi yang sudah

disiapkan.

5) Peserta didik membandingkan dan menjelaskan hasil prediksinya dengan hasil

percobaan.

6) Guru mengevaluasi tingkat pemahaman peserta didik melalui pemberian tes

pada akhir pembelajaran.

c. Siklus III : Pertemuan ketiga (2 x 40 menit)

Siklus kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Januari 2020. Fokus

pembelajaran pada sub konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Kimia.

Langkah-langkah pembelajaran di siklus III adalah sebagai berikut.


30

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi minat peserta didik

dengan memberikan contoh-contoh reaksi kimia sederhana yang berhubungan

dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

2) Guru mengajak peserta didik untuk melakukan percobaan reaksi kimia

sederhana untuk mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan

reaksi kimia dengan bahan pasir, tanah, gula, air, dan gelas. Sebelum

melakukan percobaan, peserta didik terlebih dulu peserta didik diminta

membuat prediksi tentang hasil percobaan yang akan dilakukan pada lembar

prediksi yang sudah disiapkan.

7) Peserta didik membandingkan dan menjelaskan hasil prediksinya dengan hasil

percobaan.

8) Guru mengevaluasi tingkat pemahaman peserta didik melalui pemberian tes

pada akhir pembelajaran.

Tabel 1. Rancangan Pelaksanaan Tindakan


No. Hari/Tanggal Subjek Penelitian Alokasi waktu Materi
1 Senin, Kelas VII B SMP 7 2 x 40 Menit Perubahan Kimia
19 Januari 2019 Mukomuko Tahun dan perubahan
Pembelajaran 2019/2020 Fisika
2 Rabu, Kelas VII B SMP 7 2 x 40 Menit Ciri-ciri Reaksi
21 Januari 2019 Mukomuko Tahun Kimia
Pembelajaran 2019/2020
3 Senin, Kelas VII B SMP 7 2 x 40 Menit Faktor-faktor yang
26 Januari 2019 Mukomuko Tahun Mempengaruhi
Pembelajaran 2019/2020 Reaksi Kimia

3. Tahap Analisis dan Refleksi

Setelah tahap pembelajaran selesai dilakukan, guru bersama observer

menganalisis apa yang telah dicapai peserta didik dalam setiap tahapnya.

Kekurangan atau pun faktor-faktor lain yang menyebabkan kesulitan peserta didik
31

dan guru di siklus I diperbaiki pada siklus II dan selanjutnya kekurangan pada

siklus II akan disempurnakan oleh guru di siklus III.

F. Sumber Data dan Pengumpulannya

Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII B SMP

Negeri 07 Mukomukotahun pembelajaran 2019/2020. Sedangkan data yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data

kualitatif terdiri dari: (1) data dokumentasi; (2) lembar observasi sikap ilmiah

peserta didik; (3) lembar observasi keterampilan peserta didik; dan (4) hasil

wawancara guru dengan peserta didik dan observer. Data kuantitatif adalah hasil

belajar peserta didik berupa tes akhir dan hasil LKPD.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi,

wawancara, dokumentasi, dan tes.

1. Teknik Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan terhadap subjek penelitian (Mulyono Seputra, 1994: 440).

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung oleh dua orang

observer saat pembelajaran IPA dengan metode Probex. Observer adalah

rekan sejawat dan tim kolaborasi (Retno sigit, S.Pd. dan Lena Zaikarti, S.Pd.).

Kegiatan yang diamati adalah sikap ilmiah dan keterampilan proses peserta

didik dalam pembelajaran.

2. Teknik Wawancara
32

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki adanya

komunikasi langsung antara peneliti dengan responden dan dilakukan secara

sistematis sesuai tujuan penelitian (Mulyono Seputro, 1994: 423). Wawancara

dalam penelian ini dilakukan untuk mengetahui respon guru (observer) dan

peserta didik terhadap proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode

Probex.

3. Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara-cara mengumpulkan data dengan mencatat

data-data yang sudah ada (Prijono, 2000: 83). Teknik dokumentasi dalam

penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang nama-nama subjek

penelitian, hasil belajar peserta didik, situasi dan kondisi peserta didik saat

pembelajaran IPA dengan metode Probex.

4. Metode Tes

Tes adalah serangkaian latihan yang digunakan untuk mengukut keterampilan,

pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan, dan bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok (Mulyono Seputra, 1994: 413). Tes dilaksanakan pada

saat proses pembelajaran (LKPD) dan setiap akhir pembelajaran (post test)

untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran

IPA dengan metode Probex.


33

H. Analisa Data

Analisa data adalah suatu cara menganalisa data yang diperoleh selama

penelitian sehingga diketahui kebenaran dari suatu permasalahan. Analisa data

dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu analisa data untuk data berjenis

kuantitatif, berupa angka hasil tes peserta didik dan hasil LKPD, dan analisa data

untuk data kualitatif, berupa kalimat yang menggambarkan hasil pengamatan

observer terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.

Data hasil belajar peserta didik dianalisis dengan melakukan tes pada

setiap akhir pertemuan pembelajaran (post test). Hasil tes akhir dinilai dengan

angka antara 10 sampai dengan 100. Hasil LKPD juga dinilai seperti hasil tes,

yaitu berupa angka 10 sampai dengan 100. Hasil tes peserta didik dan hasil LKPD

peserta didik kemudian diolah sebagai hasil belajar dengan rumus sebagai berikut.

( 2× hasil tes ) + ( 1× hasil LKPD )


3

Peserta didik dikatakan mencapai atau melampaui hasil belajar jika nilai peserta

didik menunjukkan sama atau lebih besar dari KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yang ditetapkan, yaitu 5,7. Jika nilai peserta didik kurang dari KKM,

maka dikatakan belum tercapai.

Berdasarkan hasil belajar peserta didik secara individu, dapat diperoleh

pencapaian belajar secara klasikal (kelas) dengan rumus sebagai berikut.

Jumlah siswa yang tercapai hasil belajarnya


x 100 %
Jumlah seluruh siswa
34

Seluruh peserta didik dikatakan tercapai hasil belajarnya jika target nilai rata-rata

sama dengan atau melebihi KKM dengan jumlah peserta didik yang tercapai hasil

belajarnya sebesar 75%.

Hasil pengamatan observer terhadap aktivitas peserta didik dalam

pembelajaran dinilai sesuai dengan skor indikator yang tampak, dihitung

prosentasenya dengan rumus sebagai berikut.

Skor yang diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

Kriteria penilaian tercapai jika prosentase hasil berada pada kategori baik

atau sangat baik. Kriteria penilaian pengisian lembar observasi adalah sebagai

berikut.

Tabel 2. Prosentase Pengolahan Nilai Lembar Observasi


No Interval Kategori
1. 85 – 100 Sangat Baik (SB)
2. 70 – 84 Baik (B)
3. 55 – 69 Cukup (C)
4. 40 – 54 Kurang (K)
5. 00 - 39 Sangat Kurang (SK)

Berdasarkan hasil analisa data kualitatif dan data kuantitatif, maka dapat

dilihat peningkatan nilai dan prosentase dalam tiap siklusnya. Peningkatan nilai

dan prosentase terus dilakukan sampai memenuhi target sesuai indicator kinerja

yang telah ditentukan.


35

I. Indikator Kinerja

Keabsahan data dalam penelitian ini berkaitan dengan hasil simpulan yang

diperolah dari hasil observasi rekan sejawat, hasil wawancara dengan peserta

didik, hasil pengerjaan LKPD, dan hasil tes peserta didik. Tolok ukur keberhasilan

dalam penelitian ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut.

1. Guru (peneliti) terampil menerapkan metode Probex dalam pembelajaran IPA

konsep Perubahan Zat.

2. Sekurang-kurangnya 75% dari jumlah seluruh peserta didik di kelas

memenuhi target pencapaian hasil belajar IPA konsep Perubahan Zat.

3. Meningkatnya keaktifan dan partisipasi peserta didik secara menyeluruh

dalam pembelajaran IPA konsep Perubahan Zat menggunakan metode Probex.


36

DAFTAAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati. 2000. Metode Pembelajaran. Jakarta Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rhineka Cipta.

Depdikbud. 1996. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar


dan Menengah.

Darliana. 1997. Alam Sekitar Kita 3. Jakarta: Depdikbud.

E.R. Jenny Kaligis dan Darmojo. 1991. Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud.

Haryanto. 2000. Buletin MGMP Jawa Tengah Edisi II. Surakarta.

Iskandar. 1997. Pendidikan IPA Suatu Keterampilan Proses. Jakarta Balai


Pustaka.

Kasbolah, Kasihani E.S. 1999. Peneltiian Tindakan Kelas. Malang: Universitas


Malang.

Max Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.

Sudjarwo. 1988. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT


Mediatama Sarana Prakarsa.

Sudikin dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan


Cendikia.

Tuwuh Rustanto. 2001. Pembelajaran Konstruktivisme. Surakarta.

TIM IPA Terpadu 1. 2007. IPA Terpadu SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.

Tim MKDK. 1990. Psikologi Perkembangan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1993. Kamus


Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

48
37
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SUBJEK PENELITIAN
PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP NEGERI 07 MUKOMUKO
TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020

No N I S Nama Peserta didik Jenis Kelamin


1 ALIUS HIRAYUDA Laki-laki
2 ANDIKAL TRIADI Laki-laki
3 ASIFA FITRAH AZHARI Perempuan
4 BARY SAPUTRA Laki-laki
5 DELA PUSPITA Perempuan
6 DELA PUTRIANA Perempuan
7 FAHRENDRA Laki-laki
8 FARHAN DWIKA ANDREAN Perempuan
9 FIYONA AGUSTIMAR Perempuan
10 JUANDA MARIZKI Laki-laki
11 MARIHATI BULOLO Perempuan
12 NANDA FAREZA Perempuan
13 NENGSIH WULANDARI Perempuan
14 PINA ANDAYANA Perempuan
15 RANI RUSLI ADE NINGSIH Laki-laki
16 REVA MARDIA Perempuan
17 RIFANI DWIYANTI Perempuan
18 RIZKY PRATAMA Laki-laki
19 SAFINDA Laki-laki
20 SECHA DETIA RAHMADIANI Perempuan
21 ULVA DWI YANTI Perempuan
22 VERO WONO WIBOWO Laki-laki
23 WIDIA MONICA CAHINIA Perempuan
24 YESA ELPA SUTRI MAYANI Perempuan
25 YOSE ARDIAN LOPEZ Laki-laki
Keterangan :
Peserta didik Laki-Laki : 15
Peserta didik Perempuan : 23
Jumlah 38
38

Lampiran 2

REKAPITULASI PENILAIAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK

No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II Siklus III Rerata Kategori


1 Sikap ingin tahu
2 Sikap mendapatkan sesuatu yang baru
3 Sikap kerjasama
4 Sikap tidak putus asa
5 Sikap tidak berprasangka
6 Sikap mawas diri
7 Sikap bertanggung jawab
8 Sikap berpikir bebas
9 Sikap kedisiplinan diri
Rerata
39

Lampiran 3
REKAPITULASI PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES PESERTA
DIDIK

No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II Siklus III Rerata Kategori


1 Keterampilan mengamati
2 Keterampilan mengklasifikasi
3 Keterampilan menafsirkan
4 Keterampilan memprediksi
5 Keterampilan membuat hipotesa
6 Keterampilan melaksanakan eksperimen
7 Keterampilan mengkomunikasikan
8 Keterampilan mengaplikasikan
Rerata
40
Lampiran 4
DATA NILAI EVALUASI AKHIR PEMBELAJARAN IPA
DENGAN METODE PROBEX SUBJEK PENELITIAN

Pratindaka
No NIS Nama Peserta didik L/P
n Siklus I Siklus II Siklus III
1 ALIUS HIRAYUDA L
2 ANDIKAL TRIADI L
3 ASIFA FITRAH AZHARI L
4 BARY SAPUTRA L
5 DELA PUSPITA L
6 DELA PUTRIANA P
7 FAHRENDRA L
FARHAN DWIKA
8 ANDREAN P
9 FIYONA AGUSTIMAR P
10 JUANDA MARIZKI L
11 MARIHATI BULOLO P
12 NANDA FAREZA P
13 NENGSIH WULANDARI L
14 PINA ANDAYANA P
RANI RUSLI ADE
15 NINGSIH L
16 REVA MARDIA P
17 RIFANI DWIYANTI P
18 RIZKY PRATAMA P
19 SAFINDA L
SECHA DETIA
20 RAHMADIANI P
21 ULVA DWI YANTI P
22 VERO WONO WIBOWO P
23 WIDIA MONICA CAHINIA P
YESA ELPA SUTRI
24 MAYANI P
25 YOSE ARDIAN LOPEZ L
Jumlah
Rerata
Prosentase Ketercapaian
41
Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK

1. Nama Guru : Emilda Helmina, S.Pd.


2. Tanggal Pengamatan :…………………………
3. Observer : 1. Retno sigit, S.Pd.
1. Lena Zaikarti, S.Pd.

Petunjuk Pengisian
1. Berilah skor dan kategori penilaian pada kolom yang tersedia berkaitan sikap
ilmiah peserta didik sesuai dengan aspek yang diamati.
2. Skala penilaian untuk masing-masing aspek.
No Interval Kategori
1. 85 – 100 Sangat Baik (SB)
2. 70 – 84 Baik (B)
3. 55 – 69 Cukup (C)
4. 40 – 54 Kurang (K)
5. 00 - 39 Sangat Kurang (SK)

No Aspek yang Diamati Skor Kategori


1. Sikap ingin tahu
2. Sikap mendapatkan sesuatu yang baru
3. Sikap kerjasama
4. Sikap tidak putus asa
5. Sikap tidak berprasangka
6. Sikap mawas diri
7. Sikap bertanggung jawab
8. Sikap berpikir bebas
9. Sikap kedisiplinan diri
42
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK

1. Nama Guru : Emilda helmina, S.Pd.


2. Tanggal Pengamatan :…………………………
3. Observer : 1. Retno sigit, S.Pd.
2. Lena zaikarti, S.Pd.

Petunjuk Pengisian
1. Berilah skor dan kategori penilaian pada kolom yang tersedia berkaitan
keterampilan proses peserta didik sesuai dengan aspek yang diamati.
2. Skala penilaian untuk masing-masing aspek.
No Interval Kategori
1. 85 – 100 Sangat Baik (SB)
2. 70 – 84 Baik (B)
3. 55 – 69 Cukup (C)
4. 40 – 54 Kurang (K)
5. 00 - 39 Sangat Kurang (SK)

No Aspek yang Diamati Skor Kategori


1. Keterampilan mengamati
2. Keterampilan mengklasifikasi
3. Keterampilan menafsirkan
4. Keterampilan memprediksi
5. Keterampilan membuat hipotesa
6. Keterampilan melaksanakan eksperimen
7. Keterampilan mengkomunikasikan
8. Keterampilan mengaplikasikan
43
Lampiran 7
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I

Sekolah : SMP Negeri 07 Mukomuko


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII/2
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan
fisika dan perubahan kimia
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan perubahan fisika dan perubahan
kimia berdasarkan percobaan sederhana
Indikator : 1. Peserta didik mampu
membedakan perubahan fisika dan
perubahan kimia
2. Peserta didik dapat
menjelaskan ciri-ciri perubahan fisika dan
perubahan kimia suatu zat
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mendefinisikan perubahan fisika dan perubahan kimia
melalui percobaan sederhana

B. Materi Pembelajaran
Perubahan fisika dan perubahan kimia

C. Metode dan Teknik Pembelajaran


1. Probex (Predict-Observe-Explain)
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Presentasi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Alokasi Waktu Metode


No. Langkah-langkah Pembelajaran
(Menit) dan Teknik
1. Kegiatan Awal
a. Mengkondisikan peserta didik untuk siap 2
mengikuti pembelajaran
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Ceramah
c. Peserta didik melaksanakan pretest 5 Tugas
44

2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik dalam 5
kelompok 5 Ceramah
b. Guru membagikan LKPD dan
memberikan petunjuk singkat pengerjaan 10 Probex
LKPD
c. Peserta didik menuliskan hasil prediksi
terhadap fenomena yang berkaitan
dengan perubahan fisika dan perubahan
kimia (predict). 20 Probex
d. Peserta didik melakukan percobaan
tentang perubahan fisika dan perubahan
kimia kemudian mencatat hasil 10
percobaan pada kolom observasi Probex
(observe).
e. Peserta didik mendiskusikan beberapa
pertanyaan tentang perubahan fisika dan
perubahan kimia kemudian mencatatkan 5
jawabannya di kolom penjelasan Presentasi
(explaini).
f. Presentasi hasil diskusi
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik 5 Tanya jawab
menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Peserta didik melaksanakan post test 10 Penugasan
E. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Alat
a. Gelas Kimia
b. Korek Api
2. Bahan
a. Lilin
b. Kawat
3. Sumber Belajar
a. Buku pelajaran IPA Kelas V1II.
b. Buku lain yang relevan
F. Penilaian
1. Teknik : Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Soal/Instrumen : Terlampir

Mukomuko, 16 Januari 2020


Kepala Sekolah,

Yasril, S.Pd.
45

Lampiran 8
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II

Sekolah : SMP Negeri 07 Mukomuko


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII/2
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan
fisika dan perubahan kimia
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui
percobaan sederhana
Indikator : Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri reaksi
kimia sederhana
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui
percobaan sederhana

B. Materi Pembelajaran
Ciri-ciri reaksi kimia

C. Metode dan Teknik Pembelajaran


1. Probex (Predict-Observe-Explain)
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Presentasi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Alokasi Waktu Metode


No. Langkah-langkah Pembelajaran
(Menit) dan Teknik
1. Kegiatan Awal
a. Mengkondisikan peserta didik untuk siap 2
mengikuti pembelajaran
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Ceramah
c. Peserta didik melaksanakan pretest 5 Tugas
46

2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik dalam 5
kelompok 5 Ceramah
b. Guru membagikan LKPD dan
memberikan petunjuk singkat pengerjaan 10 Probex
LKPD
c. Peserta didik menuliskan hasil prediksi
terhadap fenomena yang berkaitan
dengan ciri-ciri reaksi kimia (predict). Probex
d. Peserta didik melakukan percobaan 20
tentangciri-ciri reaksi kimia kemudian
mencatat hasil percobaan pada kolom
observasi (observe). 10 Probex
e. Peserta didik mendiskusikan beberapa
pertanyaan tentang ciri-ciri reaksi kimia
kemudian mencatatkan jawabannya di 5 Presentasi
kolom penjelasan (explaini).
f. Presentasi hasil diskusi
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik 5 Tanya jawab
menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Peserta didik 10 Penugasan
melaksanakan post test

H. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Alat
1. Gelas kimia
2. Pengaduk
2. Bahan
a. Air
b. Batu kapur/gamping
3. Sumber Belajar
a. Buku pelajaran IPA Kelas V1II.
b. Buku lain yang relevan
E. Penilaian
1. Teknik : Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Soal/Instrumen : Terlampir

Mukomuko, 16 Januari 2020


Kepala Sekolah,

Yasril , M.Pd.
47
Lampiran 9

RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS III

Sekolah : SMP Negeri 07 Mukomuko


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII/2
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan
fisika dan perubahan kimia
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui
percobaan sederhana
Indikator : Peserta didik mampu menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi melalui percobaan sederhana

I. Materi Pembelajaran
Faktor-faktor kecepatan reaksi

J. Metode dan Teknik Pembelajaran


1. Probex (Predict-Observe-Explain)
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Presentasi

K. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Alokasi Waktu Metode


No. Langkah-langkah Pembelajaran
(Menit) dan Teknik
1. Kegiatan Awal
a. Mengkondisikan peserta 2
didik untuk siap mengikuti pembelajaran
b. Menyampaikan tujuan 3 Ceramah
pembelajaran 5 Tugas
c. Peserta didik
melaksanakan pretest
48

2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik dalam 5
kelompok 5 Ceramah
b. Guru membagikan LKPD dan
memberikan petunjuk singkat pengerjaan 10 Probex
LKPD.
c. Peserta didik menuliskan hasil prediksi
terhadap fenomena yang berkaitan
dengan faktor-faktor kecepatan reaksi Probex
kimia (predict). 20
d. Peserta didik melakukan percobaan
tentang faktor-fakor reaksi kimia
kemudian mencatat hasil percobaan pada 10 Probex
kolom observasi (observe).
e. Peserta didik mendiskusikan beberapa
pertanyaan tentang faktor-faktor reaksi 5 Presentasi
kimia kemudian mencatatkan
jawabannya di kolom penjelasan
(explaini).
f. Presentasi hasil diskusi
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan peserta didik 5 Tanya jawab
menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Peserta didik melaksanakan post 10 Penugasan
test

F. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Alat
a. Gelas kimia
b. Gelas ukur
c. Pengaduk
2. Bahan
A. Air
B. Pasir
C. Tanah
D. Gula pasir
3. Sumber Belajar
a. Buku pelajaran IPA Kelas V1II.
b. Buku lain yang relevan
L. Penilaian
1. Teknik : Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Soal/Instrumen : Terlampir

Mukomuko, 16 Januari 2020


Kepala Sekolah,
49

Lampiran 10 Yasril, S.Pd.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS I

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menyimpulkan perubahan kimia dan perubahan fisika
melalui percobaan sederhana dengan metode Probex (Predict-Observer-
Explain).

B. Pengantar Materi
Setiap zat akan mengalami perubahan. Perubahan zat dibedakan atas
perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika bersifat sementara,
sedangkan perubahan kimia sifatnya tetap. Pada umumnya, perubahan fisika
hanya mengalami perubahan wujud disertai perubahan energi. Perubahan
kimia tidak hanya mengalami perubahan wujud, tetapi juga perubahan zat.

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Prediksi (Predict)
Disediakan lilin, korek api, kertas, dan kawat.
Prediksikan perubahan yang terjadi pada ketiga bahan tersebut jika
masing-masing bahan diberi perlakuan berikut.
a. Lilin dinyalakan dan dibiarkan beberapa saat.
b. Korek api dinyalakan, kemudian dipadamkan.
c. Kawat dibakar kemudian didinginkan.
Catat prediksimu pada tabel berikut!

Tabel Prediksi
Kepala Batang Korek
Lilin Kawat
api
Jenis
Selam
Perubaha Selama Sesudah Selama Sesudah Sesudah
a
n Dinyalaka Dipadamka Dinyalaka Dipadamka Didinginka
Dibaka
n n n n n
r
Warna
Wujud
Zat baru

2. Observasi (Observe)
a. Alat dan Bahan
1) Lilin
2) Korek Api
3) Kawat
4) Tempat lilin
50

b. Petunjuk Kerja
1) Nyalakan sebuah lilin, biarkan beberapa saat dan amati perubaan
yang terjadi. Catat pengamatanmu pada tabel observasi!

Lilin yang terbakar


2) Amatilah sebatang korek api dengan seksama. Nyalakan korek api
itu hingga menyala, kemudian padamkan nyala api dengan segera.
Amatilah sekarang kepala batang korek api itu. Catat perubahan
yang terjadi pada tabel observasi!

Korek api yang terbakar


3) Bakarlah kawat di atas nyala lilin sampai membara. Gunakan alat
yang tahan panas untuk memegang kawat. Amati perubahan yang
terjadi. Setelah kawat kembali dingin, amati kembali perubahan
yang terjadi. Catat hasil pengamatanmu pada tabel observasi!

Kawat yang dibakar

Tabel Observasi
Kepala Batang Korek
Lilin Kawat
api
Jenis
Selam
Perubaha Selama Sesudah Selama Sesudah Sesudah
a
n Dinyalaka Dipadamka Dinyalaka Dipadamka Didinginka
Dibaka
n n n n n
r
Warna
Wujud
Zat baru
51

3. Penjelasan (Explain)
a. Bandingkan hasil prediksimu dengan hasil observasi! Adakah
persamaan antara prediksimu dengan hasil observasi?
b. Jika ada perbedaan antara prediksimu dengan hasil observasi, sebutkan
dan jelaskan mengapa terjadi perbedaan tersebut!
c. Sebutkan percobaan yang menunjukkan adanya perubahan wujud zat
dan percobaan yang tidak menunjukkan perubahan wujud zat!
d. Sebutkan percobaan yang menunjukkan terbentuknya zat baru dan
percobaan yang tidak membentuk zat baru!
e. Berdasarkan hasil observasi, sebutkan percobaan yang mengalami
perubahan kimia dan perubahan fisika!
f. Seandainya diberikan data-data sebagai berikut.
1. nasi membusuk 4. singkong menjadi tape
2. es meleleh 5. kapur barus menyublim
3. kertas terbakar
Kelompokkan data-data tersebut ke dalam perubahan kimia dan
perubahan fisika!
g. Simpulkan pengertian perubahan kimia dan perubahan fisika
berdasarkan observasi yang telah dilakukan!

Tabel Penjelasan
Nomor Soal Jawaban
a
b
c
d
e
f
g
52
Lampiran 11
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS II

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri-ciri reaksi kimia melalui percobaan
sederhana dengan metode Probex (Predict-Observe-Explain).

B. Pengantar Materi
Reaksi kimia adalah perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan)
dengan zat-zat hasil reaksi (produk). Setiap reaksi kimia selalu menghasilkan
zat baru yang memiliki sifat baru pula. Ketika reaksi kimia sedang
berlangsung, maka akan terjadi beberapa perubahan-perubahan yang
menyertainya dan dapat kita amati secara langsung.

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Prediksi (Predict)
Disediakan setengah gelar air dan batu kapur.
Prediksikan beberapa perubahan yang terjadi pada gelas yang berisi air
tersebut, jika batu kapur/gamping dimasukkan ke dalamnya.

Catat prediksimu pada tabel berikut!

Tabel Prediksi
Air dalam gelas
Jenis pengamatan Sebelum batu kapur Setelah batu kapur
dimasukkan dimasukkan
Warna
Suhu
Ada tidaknya endapan
Ada tidaknya uap air

2. Observasi (Observe)
a. Alat dan Bahan
1) Gelas
2) Air
3) Batu kapur
4) Termometer
b. Petunjuk Kerja
1) Masukkan setengah gelas air ke dalam sebuah gelas kimia.
2) Secara perlahan, masukkan batu kapur ke dalam gelas yang telah
terisi air tersebut.
3) Amati dan catat perubahan-perubahan yang terjadi setelah batu
kapur dimasukkan ke dalam gelas.
½ gelas air Batu kapur Larutan air kapur

air
53

Catat hasil pengamatanmu pada lembar observasi berikut.


Tabel Observasi
Air dalam gelas
Jenis pengamatan Sebelum batu kapur Setelah batu kapur
dimasukkan dimasukkan
Warna
Suhu
Ada tidaknya endapan
Ada tidaknya uap air
3. Penjelasan (Explain)
a. Bandingkan hasil prediksimu dengan hasil observasi! Adakah
persamaan antara prediksimu dengan hasil observasi?
b. Jika ada perbedaan antara prediksimu dengan hasil observasi, sebutkan
dan jelaskan mengapa terjadi perbedaan tersebut!
c. Adakah kamu temukan perubahan lain yang terjadi selain keempat
jenis pengamatan tersebut! Jika ada, sebutkan!
d. Seandainya ke dalam gelas tersebut kita tambahkan lagi batu kapur,
apa yang kemudian terjadi!
e. Berdasarkan percobaan, apa yang membuktikan bahwa dalam reaksi
kimia terbentuk gas?
f. Sesuai dengan percobaan tersebut, sebutkan zat-zat yang bereaksi
(reaktan) dan zat-zat hasil reaksinya (produk)!
g. Simpulkan ciri-ciri suatu reaksi kimia berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan!

Tabel Penjelasan
Nomo
Jawaban
r Soal
a
b
c
d
e
f
g
54
Lampiran 12
LEMBAR KERJA SIKLUS III

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi kimia melalui percobaan sederhana dengan metode Probex
(Predict-Observe-Explain).
B. Pengantar Materi
Reaksi kimia ada yang berlangsung dengan cepat dan ada pula yang lambat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu reaksi kimia.

C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Prediksi (Predict)
Prediksikan beberapa percobaan berikut, manakah yang lebih cepat larut
dan jelaskan faktor yang mempengaruhinya!
a. Sesendok gula dalam segelas air panas atau sesendok gula dalam
segelas air dingin.
b. Sesendok pasir dalam segelas air atau sesendok tanah dalam segelas
air.
c. Sesendok gula dalam segelas air atau tiga sendok gula dalam segelas
air.
d. Sesendok garam dalam setengah gelas air atau sesendok garam dalam
segelas air.
Catat prediksimu pada tabel berikut!
Tabel Prediksi
Nomor Faktor yang
Percobaan yang lebih mudah larut
Percobaan Mempengaruhi
a
b
c
d

2. Observasi (Observe)
a. Alat dan Bahan
1) Gelas kimia 5) Garam
2) Sendok 6) Tanah
3) Pengaduk 7) Pasir
4) Gula pasir
b. Petunjuk Kerja
1) Ambil dua buah gelas kimia, gelas pertama diisi dengan air panas
dan gelas kedua diisi dengan air biasa dengan volume yang sama.
Masukkan ke dalam masing-masing gelas, sesendok gula pasir,
aduk dengan kecepatan dan waktu yang sama (30 detik).
Bandingkan, percobaan mana yang lebih mudah larut. Catat hasil
pengamatanmu pada tabel pengamatan!
55

Gula pasir
Gula pasir

Air panas Air biasa

I II
2) Isi air ke dalam dua buah gelas kimia dengan volume yang sama.
Masukkan ke dalam gelas pertama sesendok pasir, dan gelas ke dua
sesendok tanah. Aduk kedua larutan dengan kecepatan dan waktu
pengadukan yang sama (30 detik). Bandingkan, percobaan mana
yang lebih mudah larut. Catat hasil pengamatanmu pada tabel
pengamatan!
Pasir Tanah

Air Air

I II
3) Sediakan dua buah gelas kimia. Isi air ke dalam masing-masing
gelas dengan volume yang sama. Masukkan sesendok gula pasir ke
dalam gelas pertama dan tiga sendok gula pasir ke dalam gelas
kimia ke dua. Aduk kedua larutan dengan kecepatan dan waktu
pengadukan yang sama (30 detik). Bandingkan, percobaan mana
yang lebih mudah larut. Catat hasil pengamatanmu pada tabel
pengamatan!
1 Sendok Gula Pasir 3 sendok gula pasir

Air Air

I II
4) Ambil dua buah gelas kimia. Isi air ke dalam gelas pertama sampai
volume air penuh, sedangkan gelas ke dua diisi air dengan volume
setengah gelas. Masukkan sesendok garam ke dalam masing-
masing gelas. Aduk kedua larutan dengan kecepatan dan waktu
pengadukan yang sama (30 detik). Bandingkan, percobaan mana
yang lebih mudah larut. Catat hasil pengamatanmu pada tabel
pengamatan!
Garam Garam

Air Air

I II
56

Tabel Pengamatan
Nomor Faktor yang
Percobaan yang lebih mudah larut
Percobaan mempengaruhi
1)
2)
3)
4)

3. Penjelasan (Explain)
a. Bandingkan hasil prediksimu dengan hasil observasi! Adakah
persamaan antara prediksimu dengan hasil observasi?
b. Jika ada perbedaan antara prediksimu dengan hasil observasi, sebutkan
dan jelaskan mengapa terjadi perbedaan tersebut!
c. Jelaskan menurut pendapatmu, apakah kecepatan pengadukan juga ikut
mempengaruhi kecepatan suatu reaksi kimia! Mengapa demikian?
d. Kelompokkan zat yang merupakan pelarut dan zat yang terlarut
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan!
e. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, simpulkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia suatu zat!

Tabel Penjelasan
Nomor Soal Jawaban
a
b
c
d
e
57
Lampiran 13
LEMBAR EVALUASI SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA
Konsep : Perubahan Zat
Sub Konsep : Perubahan Fisika dan Kimia
Kelas/Semester : VII/2
Waktu : 10 Menit

Nama :…………………………….
Kelas :…………………………….

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d jawaban yang paling tepat!
1. Berikut ini merupakan sifat fisik suatu zat, kecuali….
A. kelenturan c. keasaman
B. kekerasan d. daya hantar listrik
2. Sifat fisik yang dapat dilihat secara langsung oleh indra kita adalah….
1. penguapan zat c. melarutkan zat
2. kekerasan zat d. pemanasan zat
3. Ciri suatu materi yang dapat diamati dengan mengubah zat secara fisik
misalnya….
a. wujud zat c. bau zat
b. warna zat d. daya hantar zat
4. Ciri-ciri suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat baru disebut
sifat….
a. zat c. alam
b. kimia d. fisika
5. Perhatikan peristiwa berikut.
(1) Ketela menjadi singkong (3) Besi berkarat
(2) Es mencair (4)
Lilin dibakar
Berdasarkan data tersebut, yang termasuk perubahan fisika adalah nomor….
a. (1) dan (2)
c. (1)
dan (3)
b. (2) dan (3)
d. (2)
dan (4)
6. Fermentasi atau peragian merupakan contoh dari perubahan….
a. kimia c. volume
b. wujud d. fisika
7. Perubahan zat yang bersifat tetap, yaitu….
a. pelapukan c. pembekuan
b. perubahan warna d. penguapan
8. Perubahan fisika bersifat irreversibel, artinya….
a. tetap c. stabil
b. kontinu d. sementara
9. Berikut ini yang tidak termasuk perubahan kimia adalah….
a. nasi yang membusuk c. kertas dibakar
b. kedelai menjadi tempe d. air membeku
10. Beras yang ditumbuk halus menjadi tepung merupakan contoh perubahan….
a. fisika c. kimia
58

b. wujud d. volume
59
Lampiran 14
LEMBAR EVALUASI SIKLUS II

Mata Pelajaran : IPA


Konsep : Perubahan Zat
Sub Konsep : Ciri-ciri reaksi kimia
Kelas/Semester : VII/2
Waktu : 10 Menit

Nama :…………………………….
Kelas :…………………………….

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d jawaban yang paling tepat!
1. Berikut ini yang merupakan sifat kimia dari logam tembaga adalah….
a. warnanya kuning kecoklatan c. mudah dibengkokkan
b. dapat bereaksi dengan oksigen d. mudah menghantarkan arus
listrik
2. Berikut ini yang merupakan contoh reaksi kimia adalah….
a. bensin menguap c. fotosintesis
b. besi melebur d. gula larut dalam air
3. Zat-zat yang merupakan hasil reaksi disebut….
a. reaktan c. katalis
b. produk d. input
4. Belerang yang dibakar oleh gas oksigen akan menghasilkan gas belerang
dioksida. Zat yang bertindak sebagai pereaksi adalah….
a. belerang saja c. belerang dioksida
b. belerang dan oksigen d. oksigen dan belerang dioksida
5. Reaksi dua zat atau lebih yang bergabung dengan zat lain disebut reaksi….
a. netralisasi c. penggabungan
b. penguraian d. oksidasi
6. Campuran pasir dan kerikil dapat dipisahkan berdasarkan sifat fisik….
a. warna c. titik didih
b. ukuran partikel d. berat jenis
7. Berikut ini merupakan ciri-ciri reaksi kimia, kecuali…
a. timbulnya endapan c. perubahan warna
b. perubahan suhu d. selalu timbul gas
8. Endapan pada suatu reaksi kimia terjadi karena adanya hasil reaksi berupa….
a. gas c. zat padat
b. zat cair d. koloid
9. Reaksi kimia yang ditandai dengan perubahan warna terjadi pada….
a. warna besi menjadi merah setelah dilapisi cat
b. warna buah apel menjadi coklat setelah dikupas
c. jeruk diperas menghasilkan air jeruk berwarna kuning
d. warna pelangi di langit
10. Reaksi kimia yang bersifat menyerap kalor disebut reaksi…
a. eksoterm c. oksidasi
b. endoterm d. peleburan
60
Lampiran 15
LEMBAR EVALUASI SIKLUS III

Mata Pelajaran : IPA


Konsep : Perubahan Zat
Sub Konsep : Faktor-faktor Laju Reaksi
Kelas/Semester : VII/2
Waktu : 10 Menit

Nama :…………………………….
Kelas :…………………………….

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d jawaban yang paling tepat!

1. Kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai….


a. bertambahnya produk
b. perubahan bertambahnya produk
c. berkurangnya reaktan
d. perubahan berkurangnya reaktan tiap satuan waktu
2. Berikut ini yang bukan merupakan faktor-faktor laju reaksi adalah…
a. ukuran partikel c. wujud zat
b. suhu d. endapan
3. Garam halus akan lebih mudah larut dalam air dibandingkan sebongkah
garam. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu faktor kecepatan reaksi
adalah….
a. suhu c. volume
b. ukuran partikel d. konsentrasi zat
4. Percobaan yang menunjukkan bahwa suhu zat mempengaruhi laju reaksi
adalah….
a. penambahan gula secara terus menerus dalam air
b. garam yang cepat larut dalam air panas
c. teh yang mengendap di dasar gelas
d. tepung yang lebih mudah larut dalam air
5. Pada tempat penjualan ikan segar, seringkali dijumpai ikan yang diberi es,
dengan tujuan….
a. agar ikan dingin dan kaku
b. keadaan dingin menghambat pembusukan
c. bau amis ikan berkurang
d. ikan tetap segar dan volume ikan bertambah
6. Pengaruh ukuran zat terhadap laju reaksi adalah….
a. makin kecil ukuran zat, laju reaksi makin kecil
b. tidak pasti
c. makin besar ukuran zat, laju reaksi makin besar
d. ukuran zat sedikit mempengaruhi laju reaksi
61

7. Berikut ini kegiatan yang tidak perlu dilakukan untuk mempercepat pelarutan
suatu zat padat ke dalam air adalah….
a. mempercepat pengadukan c. menambah zat padat
b. menaikkan suhu air d. menambah volume air
8. Gas yang terdapat dalam minuman bersoda sehingga menimbulkan rasa segar
adalah….
a. karbondioksida c. karbonmonoksida
b. oksigen d. hydrogen
9. Proses penjernihan air yang kotor dilakukan berdasarkan prinsip….
a. pengendapan c. perbedaan ukuran partikel
b. kenaikan suhu d. penambahan volume
10. Gas yang digunakan untuk menghambat api jika terjadi kebakaran adalah…
a. oksigen c. nitrogen
b. hidrogen d. karbondioksida

Anda mungkin juga menyukai