Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP KELUARGA

DENGAN PASIEN DIABETES MELLITUS

NAMA : ISROFIL AMAR


NIM : 201204044

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PEMKAB JOMBANG


PROFESI NERS TAHUN AJARAN
2020/2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Isrofil Amar

NIM : 2012040

Prodi : Profesi Ners

Sebagai pemenuhan tugas Praktek Profesi Ners secara daring di Stase Keluarga mahasiswa STIKES
PEMKAB JOMBANG.

Jombang, Januari 2021


Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan

Siswati,S.Kep.,Ns,M.Kep

NIDN : 0730038406

2
LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi
dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari individu-individu
yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai
tujuan bersama (Friedman, 1998).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes R.I, 1998).

2. Tipe Keluarga
Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini :
a. The Nuclear family (keluarga inti)
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak (kandung atau
angkat).
b. The extended family (keluarga besar)
Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah,
misalnya kakek, nenek, paman, bibi, atau keluarga yang terdiri dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family seperti, paman, tante,
orang tua (kakek-nenek), keponakan.
c. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah.
d. Single parent (orang tua tunggal)
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e. The single adult living alone/single adult family
Yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau terpisah (perceraian atau ditinggal mati) (Ali, 2010).

3. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tabel 3.0 Tugas Perkembangan Keluarga (Friedman, 2012).

No. Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan Utama

3
a. Keluarga Baru Menikah 1) Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi
satu sama lain
2) Berhubungan dengan sanak saudara secara
harmonis
3) Perencanaan keluarga (keputusan tentang
menjadi orang tua)

b. Childbearing Family, 1) Tahap II Membentuk keluarga muda sebagai


Setelah Anak Lahir suatu unit yang stabil (menggabungkan bayi
yang baru kedalam keluarga).
2) Memperbaiki hubungan setelah terjadinya
konflik mengenai tugas perkembangan dan
kebutuhan berbagai anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan
4) Memperluas hubungan dengan keluarga besar
dengan menambah peran menjadi orangtua dan
menjadi kakek/nenek.
c. Keluarga dengan anak
usia pra-sekolah 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti
rumah, ruang, privasi, dan keamanan yang
mamadai.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak kecil sebagai anggota
keluarga baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak lain.
4) Mempertahankan kebutuhan yang sehat
didalam keluarga
d. Keluarga dengan anak 1) Menyosialisasikan anak-anak, termasuk
usia sekolah meningkatkan prestasi sekolah dan membantu
hubungan anak-anak yang sehat dengan teman
sebaya.
2) Mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga

No. Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan Utama


e. Keluarga dengan anak 1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
remaja jawab pada saat anak remaja telah dewasa dan
semakin otonomi.
2) Memfokuskan kembali hubungan pernikahan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua
dan anak

4
f. Keluarga melepaskan 1) Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak
anak dewasa muda dewasa muda, termasuk memasukkan anggota
keluarga baru yang berasal dari pernikahan
anak-anaknya.
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan
menyesuaikan kembali hubungan pernikahan.
3) Membantu orangtua suami dan istri yang sudah
menua dan sakit.

g. 1) Tahap VII Menyediakan lingkungan yang


Orang tua paruh-baya meningkatkan kesehatan.
(keluarga usia 2) Mempertahankan kepuasan dan hubungan yang
pertengahan) bermakna antara orangtua yang telah menua dan
anak mereka.
3) Memperkuat hubungan pernikahan

h. Keluarga dalam tahun 1) Tahap VIII Mempertahankan penataan hidup


terakhir (keluarga usia yang memuaskan
tua) 2) Menyesuaikan terhadap penghasilan
yang berkurang
3) Mempertahankan hubungan pernikahan
4) Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
6) Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan
keberadaan anggota keluarga (peninjauan dan
integrasi kehidupan)

4. Struktur Keluarga
Struktur peran yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara formal
maupun informal baik di keluarga atau masyarakat, menurut Suprajitno (2004):
a. Nilai atau norma keluarga menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari dan dianut
oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
b. Pola komunikasi keluarga menjelaskan bagaimana cara keluarga berkomunikasi,
siapa pengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota keluarga dalam
menciptakan komunikasi. Perlu dijelaskan hal-hal apa saja yang juga memengaruhi
komunikasi keluarga.
c. Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk memengaruhi
dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan.
d. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
e. Matilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
f. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
g. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

5
h. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.

5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang harus dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga
menurut Friedman (1998) yaitu :
a. Fungsi Afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi (Socialization and social placement
function) adalah fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah.
c. Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi (The Economic Function), yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan (The Health Care Function), yaitu
fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga
dibidang kesehatan.

6. Peranan Keluarga
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam
konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu, menurut Setiadi (2008):
1) Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga
dan juga sebegai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
2) Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga
sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
3) Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, social dan spiritual.

6
7. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga memiliki tugas di bidang
kesehatan menurut Friedman (2003), yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu anggota keluarga perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga jika
menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya perubahan
yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga yaitu upaya keluarga
untuk mencari pertolongan yang tepat yang sesuai dengan keadaan keluarga.
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan dapat berkurang atau teratasi.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit adalah dimana keluarga telah mengambil
tindakan yang tepat dan benar namun keluarga memiliki keterbatasan. Oleh karena
itu, anggota keluarga yang sakit perlu perawatan lanjutan yang dapat dilakukan di
pelayanan kesehatan atau di rumah jika keluarga telah memiliki kemampuan
melakukan tindakan pertolongan pertama.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. Hal ini
diperlukan untuk menunjang perawatan anggota keluarga yang sakit.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keparahan penyakit atau
keberhasilan suatu tindakan kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga.

B. KONSEP DIABETES MELLITUS


A. Pengertian Diabetes

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti ―mengalirkan atau


mengalihkan (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relatif.
Diabetes Melitus (DM) menurut American Diabetes Association (ADA) adalah
suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada
diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi beberapa organ
tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2002).

B. Klasifikasi
7
Klasifikasi DiabetikMelitus meurut American diabetes Asociation adalah sebagai
berikut :
1. DM Tipe I Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute,
Autoimun,Idiopatik.
2. Tipe II Bervariasi mulai dari yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai defek insulin diserta resistensi insulin.
3. Tipe Lain : Defek genetik fungsi sel beta, Defek genetik kerja insulin: resistensi insulin
tipe A, leprechaunisme, sindrom rabsonMendenhal, Penyakit eksokrin pancreas:
pancreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik, Endokrinopati:
akromegali, sindrom cushing, feokromositoma, Obat atau zat kimia: vacor, pentamidin,
asam nikotinat, glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxid, tiazid, Infeksi: rubella
congenital , Imunologi (jarang): sindrom stiff-man, anti bodi anti reseptor insulin ,
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.
4. Diabetes Melitus Gestasional (Gestational diabetes melitus) GDM 5%-10% penderita
diabetes adalah tipe I Kurang lebih 90% hingga 95% penderita mengalami diabetes tipe I,
yaitu diabetes yang tidak tergantung insulin. awetan mendadak biasanya terjadi sebelum
usia 30%. Diabetes tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas insulin (yang disebut
resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin. Diabetes melitus tipe II
umumnya disebabkan oleh obesitas dan kekurangan olahraga faktor yang mempengaruhi
timbulnya diabetes melitus secara umum yaitu usia lebih dari 40 tahun, obesitas dan
riwayat keluarga. (Brunner dan Suddarth’s)
C. ETIOLOGI

Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren diabetik dibagi menjadi
faktor endogen (genetik, metabolik, angiopati diabetic, neuropati diabetik) dan faktor
eksogen (trauma, infeksi, obat).
Berbagai faktor resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya gangren diabetik adalah
neuropati, iskemia, dan infeksi (Sutjahyo, 1998). Iskemia disebabkan karena adanya
penurunan aliran darah ke tungkai akibat makroangiopati (aterosklerosis) dari pembuluh
darah besar di tungkai terutama pembuluh darah di daerah betis. Hal ini disebabkan
karena beberapa faktor resiko lebih banyak dijumpai pada diabetes mellitus sehingga
memperburuk fungsi endotel yang berperan terhadap terjadinya proses atherosklerosis.
Kerusakan endotel ini merangsang agregasi platelet dan timbul trombosis, selanjutnya
akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan timbul hipoksia. Iskemia atau gangren
diabetik dapat terjadi akibat dari atherosklerosis yang disertai trombosis, pembentukan

8
mikrotrombin akibat infeksi, kolesterol emboli yang berasal dari plak atheromatous dan
obat-obat vasopressor.
D. Manifestasi Klinis
1. Poliuri
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melaluimembrane dalam sel
menyebabkan hiperglikemia sehinggaserum plasma meningkat atau hiperosmolariti
menyebabkancairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairanintravaskuler, aliran
darah ke ginjal meningkat sebagai akibatdari hiperosmolaritas dan akibatnya akan
terjadi diuresis osmotic(poliuria)

2. Polidipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler menyebabkan
penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi
sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus
dan ingin selalu minum (polidipsia).
3. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin maka
produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi
yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan(poliphagia).
4. Penurunan berat badan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan dan
tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga
seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan secara otomatis.
5. Malaise atau kelemahan
6. Kesemutan ,Lemas dan Mata kabur

E. Komplikasi
Komplikasi akut dari diabetes mellitus adalah sebagai berikut :
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan kronik gangguan syaraf yang disebabkan
penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat
berupa koma dengan kejang. Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-obat
hiperglikemik oral golongan sulfonilurea.
2. Hiperglikemia
Secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan,

9
penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda khas
adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat.Ulkus Diabetik jika dibiarkan
akan menjadi gangren, kalus, kulit melepuh, kuku kaki yang tumbuh kedalam,
pembengkakan ibu jari, pembengkakan ibu jari kaki, plantar warts, jari kaki
bengkok, kulit kaki kering dan pecah, kaki atlet, (Dr. Nabil RA)

F. Pathway

Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup, kehamilan, obesitas

Sel Beta pankreas rusak/ terganggu

Produksi insulin menurun

Glukosa meningkat

Dosis insulin terlalu tinggi Diabetes Melitus Puasa/ intake kurang

HIPOGLIKEMI

Glukagon meningkat Epineprin meningkat

Glikogenolisis

Defisit glikogen pada hepar

Resiko ketidak stabilan kadaar Gula darah menurun <60 mg/dl


glukosa darah

Penurunan nutrisi jaringan otak

Respon sistem saraf pusat terganggu Pengaktifan saraf simpati

10
Perubahan aliran darah ke otak Diaporesis

Sakit kepala Energi menurun Kekurangan volume cairan


tubuh

Nyeri akut Kelelahan Intoleransi aktivitas

Pemeriksaan Penunjang
1. Gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram
oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
2. Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam
3. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar gula darah
yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3 bulan.
HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4-
6%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut menderita DM dan
beresiko terjadinya komplikasi.
4. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah terganggu
5. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi

G. Penatalaksanaan
1. Glukosa Oral 
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa darah kapiler,
10-   20 gram glukosa oral harus segera diberikan. Idealnya dalam bentuk tablet, jelly atau
150- 200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan nondiet cola.
Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam coklat dapat mengabsorbsi
glukosa. Bila belum ada jadwal makan dalam 1- 2 jam perlu diberikan tambahan 10- 20
gram karbohidrat kompleks.Bila pasien mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak
terlalu gawat, pemberian gawat, pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa rongga
hidung dapat dicoba.             
11
2. Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak dalam 10
menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang
pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon
tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15
menit. Kecepatan kerja glucagon tersebut sama dengan pemberian glukosa intravena. Bila
pasien sudah sadar pemberian glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20
gram (4 sendok makan) dan dilanjutkan dengan pemberian 40 gram karbohidrat dalam
bentuk tepung seperti crakers dan biscuit untuk mempertahankan pemulihan, mengingat
kerja    1 mg glucagon yang singkat (awitannya 8 hingga 10 menit dengan kerja yang
berlangsung selama 12 hingga 27 menit). Reaksi insulin dapt pulih dalam waktu5 sampai 15
menit. Pada keadaan puasa yang panjang atau hipoglikemi yang diinduksi alcohol,
pemberian glucagon mungkin tidak efektif. Efektifitas glucagon tergantung dari stimulasi
glikogenolisis yang terjadi.
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian glukosa dengan
konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20 menit sampai pasien sadar disertai
infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.

12
C. Asuhan Keperawatan Teori Dengan Keperawatan Keluarga
A. Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data
dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
keluarga, ( Lyer et al.,1996, yang dikutip oleh Setiadi, 2008).
Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain dengan .
wawancara yang berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus baik aspek fisik,
mental, social budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya, Pengamatan
: pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu ditanyakan,
3. Studi dokumentasi: kartu keluarga dan catatan kesehatan lainnya misalnya
informasi-informasi yang menangani keluarga dan dari anggota tim kesehatan
lainnya, 4. Pemeriksaan fisik.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu:
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur, kondisi
kesehatan tiap keterangan gambar. Terdapat keterangan gambar dengan simbol
berbeda (Fridman,1988) seperti:
1) Data Umum
a. Identitas kepala keluarga
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Umur (KK)
3. Pekerjaan Kepala Keluarga (KK)
4. Pendidikan Kepala Keluarga (KK)
5. Alamat dan Nomor Telepon
b. Komposisi anggota keluarga
c. Genogram :
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur,
kondisi kesehatan tiap keterangan gambar. Terdapat keterangan gambar
dengan simbol berbeda (Fridman,1988) seperti:
Laki-laki:
Perempuan:
Meninggal Dunia:
13
Tinggal Serumah : -----------------
Pasien yang diidentifikasi:

Kawin:
Cerai:

Anak Adopsi:

Aborsi/ Keguguran:

Anak Kembar:

d. Tipe Keluarga
e. Suku Bangsa:
1) Asal Suku Bangsa Keluarga
2) Bahasa yang Dipakai Keluarga
3) Kebiasaan Keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi kesehatan
f. Agama:
1) Agama yang dianut keluarga
2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
g. Status sosial ekonomi keluarga:
1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
3) Tabungan khusus kesehatan
4) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabotan, transportasi)
h. Aktifitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
14
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti:
1. Riwayat terbentuknya keluarga inti
2. Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular atau
penyakit menular di keluarga)
d. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)
1. Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga
2. Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan
3) Lingkungan
1. Karakteristik rumah:
a. Ukuran rumah (luas rumah)
b. Kondisi dalam dan luar rumah
c. Kebersihan rumah
d. Ventilasi rumah
e. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
f. Air bersih
g. Pengelolaan sampah
h. Kepemilikan rumah
i. Kamar mandi/wc
j. Denah rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
a. Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja
b. Aturan dan kesepakatan penduduk setempat
c. Budaya setempat yang memengaruhi kesehatan
3. Mobilitas geografis keluarga
a. Apakah keluarga sering pindah rumah
b. Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga (apakah menyebabkan stress)
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
a. Perkumpulan/organisasi sosial yang diikuti oleh anggota keluarga
b. Digambarkan dalam ecomap
5. Sistem pendukung keluarga
Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah
4) Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga:
a. Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
b. Cara keluarga memecahkan masalah
2. Struktur kekuatan keluarga

15
a. Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah
b. Power yang digunakan keluarga
3. Struktur peran (formal dan informal)
a. Peran seluruh anggota keluarga
4. Nilai dan norma keluarga
5) Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
1) Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
2) Perasaan saling memiliki
3) Dukungan terhadap anggota keluarga
4) Saling menghargai, kehangatan
b. Fungsi sosialisasi
1) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya
kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi/promosi)
2) Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan penjajagan tahap II
(berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana keluarga mengenal
masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan)
6) Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka panjang dang stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga
b. Respon keluarga terhadap stress
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi yang disfungsional: Adakah cara keluarga mengatasi
masalah secara maladaptif
7) Pemeriksaan fisik (head to toe)
a. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c. Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign
Kepala
Rambut tampak bersih, lembab,tidak rontok, tidak teraba benjolan.
Mata
Konjungtiva an-anemis dan sklera anikterik
Hidung
Bersih, tidak teraba benjolan, tidak ada cairan
Mulut
Mulut tampak bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi berlubang, dan
tidak memakai gigi palsu
Telinga
16
Telinga simetris, normal dan tidak ada serumen
Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada kelenjar tiroid
Dada
Dada terlihat simetris, BJ 1 dan BJ 2 normal, dada terlihat simetris, tidak
terdengar wheezing
Abdomen
Bising usus normal, tidak ada distensi abdomen
Tangan
Tidak ada keluhan
Kaki
Tidak ada keluhan
Eliminasi
Tidak ada keluhan BAB dan BAK
8) Harapan keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada

B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


a. Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa dalam darah
b. Kelelahan
c. Intoleransi aktifitas
d. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
e. Managemen kesehatan keluarga tidak efektif

C. Intervensi Keperawatan

DX SIKI SLKI
Intervensi Aktivitas OUTCOME INDIKATOR
1.Resiko Manajemen Observasi : Kestabilan -Pusing (1)
ketidakstabilan Hiperglikemia Kadar
-Identifikasi -Lelah (1)
Glukosa
kadar glukosa kemungkinan
Darah -Gemetar (2)
penyebab
darah b/d hiperglikemia -Mulut kering
kurang (2)
-Identifikasi situasi
pengetahuan yang menyebabkan -Kadar
tentang kebutuhan insulin glukosa dalam
meningkat (mis. darah (5)
manajemen Penyakit kambuhan)
diabetic
-Monitor kadar
glukosa darah
-Monito tanda dan
17
gejala hiperglikemia
-Monitor intake dan
output cairan
-Monitor keton urin,
kadar analisa gas
darah
Terapeutik :
-Berikan asupan
cairan oral
Konsultasi dengan
tenaga medis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia tetap
ada dan memburuk
Edukasi :
-Anjurkan
menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih
dari 250mg/dl
-Anjurkan monitor
kadar glukosa darah
secara mandiri
-Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
-Ajarkan pengelolaan
diabetes(mis.
Penggunaan insulin,
obat oral, monitor
asupan cairan)
Perilaku Promosi Observasi Perilaku  Kemampuan
perilaku kesehatan tindakan
kesehatan  Identifikasi
upaya pencegahan
cenderung perilaku upaya Definisi : masalah
kesehatan
kesehatan yang kemampuan kesehatan
beresiko Definisi dapat ditingkatkan dalam meningkat
:meningkatkan Terapeutik mengubah  Kemampuan
perubahan  Orientasi gaya hidup/ peningkatan
perilaku pelayanan perilaku kesehatan
penderita/klein kesehatan yang untuk meningkat
agar memiliki dapat dimanfaatkan memperbaiki
kemampuan status
18
dan kemauan Edukasi kesehatan
yang kondusif
 Anjurkan makan
bagi kesehatan
sayur dan buah
secara
setiap hari
menyeluruh
 Anjrkan
baik bagi melakukan
lingkungan aktivitas fisik
maupun setiap hari
masyarakat  Anjurkan tidak
sekitarnya. merokok di dalam

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk


membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan intervensi keperawatan yang telah dilakukan dengan mengkaji
setiap hasil tindakan (pencatatan respon) pada setiap shift dengan menggunakan metode
SOAP (Subjektif, Obyektif, Analisa, Planning) sesuai dengan tindakan dan diagnosa
utama yaitu masalah oksigenasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi sumatif dan
evaluasi formatif (Darmawan, 2019).
S : Subyektif : hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan oleh pasien biasanya data
ini berhubungan dengan kriteria hasil.
O : Obyektif : hasil pemeriksaan terakhir yang dilakukan oleh perawat biasanya data
ini juga berhubungan dengan kriteria hasil.
A : Analisa : pada tahap ini dijelaskan apakah masalah kebutuhan pasien telah
terpenuhi atau tidak.
P : Rencana : dijelaskan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap pasien.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

19
NamaPuskesmas No. Register
Nama Perawat Tanggal Pengkajian 12 Januari 2021
A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Ny. A Bahasa sehari-hari Bahasa Jawa

Alamat Rumah & Telp Ds.Gebang malang Yankesterdekat, Jarak 2 km

Pekerjaan Pensiunan PNS Alat transportasi Sepeda motor

Agama & Suku Islam/Jawa Status KelasSosial Menengah


DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nama Hub Umur JK Suku Pendidika Pekerjaan Status Gizi (TB, TTV Status
dgn n Terakhir Saat Ini BB, BMI) (TD, N, S, P) Imunisasi
KK Dasar
1. Tn. S ayah 59th. P Jawa SLTP/sederaja swasta TB : 165,BB : 63 TD : 150/100mmHg Lengkap
kandung/s t N : 84×/menit
uami RR : 20×/menit
S : 36,8°C
2. Ny..A ibu 51th. P Jawa SLTP/sederaja IRT TB : 160, BB : 70 TD : 120/90mmHg Lengkap
kandung/is t
tri N : 81×/menit

RR : 21×/menit

S : 36,5°C
2. An. S Anak ke 2 17th. L Jawa perguruan swasta TB : 168, BB : 65 TD : 120/90mmHg Lengkap
tingi
N : 84×/menit

RR : 20×/menit

S : 37,0°C

Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : Kesimpulan dari data di atas keluarga Ny.K keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, pemeriksaan fisik baik dan pasien mengatakan mudahlelah jika melakukan aktifitas berlebihl. Namun Ny.T
memiliki tanda-tanda vital : 120/80 mmhg, nadi: 84 x/mnt, respirasi: 20 x/mnt, suhu: 36,80 c.

AnalisisMasalahKesehatanINDIVIDU : Intoleransi aktifits

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini Tugas

Perkembangan Keluarga : x Dapat dijalankan Tdk Dpt Dijalankan

Bila Tdk dijalankan, sebutkan :


. .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ...
XX

C. STRUKTUR KELUARGA

Pola Komunikasi : x Baik Disfungsional


Peran Dalam Keluarga : x Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : x Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : anak dan menantu

20
Genogram

Keterangan :

: pasien

: laki-laki

: perempuana

: tinggal serumah

D. FUNGSI KELUARGA x
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : x Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : x Baik Kurang Baik

E. POLA KOPING KELUARGA

Mekanisme koping : x Efektif Tidak Efektif

Stressor yg dihadapi keluarga : keluarga mengatakan kurang mampu beraktifitas secara maksimal jika salah satu anggota
keluarga sakit
DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
Kondisi Rumah Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Type rumah : permanen Ya
Lantai : keramik Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya
Kepemilikan rumah : sendiri jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ventilasi : Ya
Baik (10-15% dari luas lantai): ya Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Jendela setiap hari dibuka: ya Ya
PencahayaanRumah : Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Baik Ya
...........................................................................................
Saluran Buang Limbah : Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Terbuka Ya
...........................................................................................
Air Bersih : Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Sumber air bersih: sumur Ya
sebutkan..... ..........................................................................................
Kualitas air:bersih Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Ya
Jamban Memenuhi Syarat : (observasi dan validasi) : keluarga menyapu 2xsehari, tempat
Kepemilikan jamban : ya membuang sampah di belakang rumah
Jenis jamban : leher angsa Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jarak septic tank dengan sumber air : kira-kira 10m Ya
Nasi dan lauk pauk seadanya
Menggunakan jamban sehat :
Tempat Sampah: Ya
Kepemilikan tempat sampah ;Ya ...........................................................................................
Jenis : Terbuka Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Di belakang rumah Ya (menguras, mengubur, menutup)
...........................................................................................
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Makan buah dan sayur setiap hari : Ya
2
Anggota Keluarga (8m /orang) : Tidak Sayuran sedanya
8 x 12 m luas total Melakukan aktivitas fisik setiap hari : ya
Jalan kaki setiap pagi
Tidak merokok di dalam rumah : Tidak
............................................................
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : tidak
...................................................................................

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA


Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada, jika sakit saja dibawa ke faskes terdekat
Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya

Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya: tidak, keluarga tidak mengetahui
semuanya

4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : tidak

5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat
: Ya,

6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: Keluarga, dan tetangga
Kader Tenaga kesehatan, yaitu bidan desa

7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota


keluarganya: Perlu berobat ke fasilitas yankes

8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana
bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan),
Ya, jelaskan : mengurangi aktifitas yang dilakukan oleh paien dan mamantau diet

9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya
: Ya, Jelaskan : anaknya selau memeriksakan jika pasien mengeluh

10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: Ya, jelaskan obat
yang diresepkan harus diminum sesuai resep, tenangkan pikiran, istirahat cukup, dan diet makanan yang menyebbkan kekambuhan
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: memantau diet anggota
keluarga
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan :
Ya, jelaskan : pencahayaan rumah dan kamar mandi baik, lantai keramik kasar di kamar mandi

13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatka nsumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya: Ya,

jelaskan : jika terdapat keluhan kesehatan keluarga selalu membawa keluarga yang sakit ke faskes terdekat

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I x Kemandirian III

Kemandirian II Kemandirian IV

PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU SEBAGAI BERIKUT :


AnggotaKeluarga Ny. S Tn. A An. S Gangg.Keseimb - - -
Nyeri spesifik:
Sistem pencernaan:
Lokasi - - - Intake cairan kurang - - -
Tipe - - - Mual/muntah - - -
Durasi - - - Nyeri perut - - -
Intensitas - - - Muntah darah - - -
Status mental:
Flatus - - -
Bingung - - - Distensi abdomen - - -
Cemas - - - Colostomy - - -
Disorientasi - - - Diare - - -
Depresi - - - Konstipasi - - -
Menarik diri - - - Bising usus 25x/mnt 20x/mnt 19x/menit
Sistem integumen:
Terpasang Sonde - - -
Cianosis - - - Sistem persyarafan:
Akral Dingin - - - Nyeri kepala - - -
Diaporesis - - - Pusing - - -
Jaundice - - - Tremor - - -
Luka - - - Reflek pupil anisokor - - -
Mukosa mulut kering - - - Paralisis : Lengan - - -
Kapiler refil time <2 detik <2 detik <2 detik
lebih 2 detik kiri/ Lengan kanan/
Sistem Pernafasan Kaki kiri/
Stridor - - - Kaki kanan
Wheezing - - - Anestesi daerah - - -
Ronchi - - - perifer
Akumulasi sputum - - - Riwayat
pengobatan
Sistem perkemihan: Alergi Obat - - -
Disuria - - - Jenis obat yang - -
Hematuria - - - Dikonsumsi
Frekuensi ± 5-6 x/hari ± 4-5 x/hari -
Retensi - - - PEMERIKSAAN PENUNJANG
Inkontinensia - - -
Sistem
Pemeriksaan Tn. S Ny. A An. S
muskuloskeletal
Laboratorium
Tonus otot kurang - - - GDP/2JPP/acak - 190 -
Paralisis - - - Asam Urat - - -
Hemiparesis - - - Cholesterol - - -
ROM kurang - - - Hb - - -

ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DS : Kurang pengetahuan Resiko ketidak stabilan
- pasien mengatakan tentang manajemen kadar glukosa darah
tidak pernah menjaga diabetes
pola makanya
- pasien mengatakan
sulit menjaga pola
makanya
- pasien mengatakan
mudah lelah
DO :
 Gula darah 190

Ds : Perilaku gaya hidup tidak Perilaku kesehatan


 keluarga bingung sehat cenderung beresiko
menghadapi pasien
yang sering makan
makanan tinggi
glukosa secara
sembunyi sembunyi
meskipun sudah
dilarang
 pasien mengatakan
sering lemas
Do :
GDA 190
SKORING
MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA:
2. Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah
8. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

1. Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah


Kriteria SKOR Bobot Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH 2/3 x 1 = 2/3 Ny.A tidak menjalankan dietnya
dengan baik, Ny.A tidak pernah
Wellness 3 menjaga pola makanya
Aktual 3 1
Resiko 2
Potensial 1
KEMUNGKINAN MASALAH 1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan meskipun
sudah di ingatkan untuk menjaga
DAPAT DIUBAH pola makanya Ny.A tetap tidak
Mudah 2 pernah menjaga pola makanya.
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
POTENSIAL MASALAH YANG 2/3 x 1 = 2/3 Potensial masalah Ny.A terhadap
ketidak patuhan, rendah dapat di
DAPAT DICEGAH ubah.
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
MENONJOLNYA MASALAH 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan jika Ny.A
merasakan lemas pada tubuhnya
Segera 2 langsung istirahat
Tak perlu 1 1
Tak dirasakan 0
Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Kriteria SKOR Bobot Hasil Pembenaran


SIFAT MASALAH 3/3 x 1 = 1 Ny.A tidak menjalankan dietnya
dengan baik, Ny.A tidak pernah
Wellness 3 menjaga pola makanya
Aktual 3 1
Resiko 2
Potensial 1
KEMUNGKINAN MASALAH 1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan meskipun
sudah di ingatkan untuk menjaga
DAPAT DIUBAH pola makanya Ny.A tetap tidak
Mudah 2 pernah menjaga pola makanya.
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
POTENSIAL MASALAH YANG 2/3 x 1 = 2/3 Potensial masalah Ny.A terhadap
ketidak patuhan, cukup dapat di
DAPAT DICEGAH ubah.
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
MENONJOLNYA MASALAH 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan jika Ny.A
merasakan lemas pada tubuhnya
Segera 2 langsung istirahat
Tak perlu 1 1
Tak dirasakan 0
INTERVENSI

SLKI SIKI
No Diagnosa
Definisi Kriteria Definisi Intervensi
2. Perilaku Perilaku kesehatan  Kemampuan tindakan Promosi perilaku Observasi
pencegahan masalah upaya kesehatan
kesehatan Definisi : kemampuan  Identifikasi perilaku upaya
kesehatan meningkat
cenderung dalam mengubah gaya  Kemampuan peningkatan Definisi :meningkatkan kesehatan yang dapat
hidup/ perilaku untuk kesehatan meningkat perubahan perilaku ditingkatkan
beresiko memperbaiki status penderita/klein agar Terapeutik
kesehatan memiliki kemampuan
 Orientasi pelayanan
dan kemauan yang kesehatan yang dapat
kondusif bagi kesehatan dimanfaatkan
secara menyeluruh baik Edukasi
bagi lingkungan maupun
masyarakat sekitarnya.  Anjurkan makan sayur dan
buah setiap hari
 Anjrkan melakukan aktivitas
fisik setiap hari
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
IMPLEMENTASI

No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi


1. Perilaku 23-01-2021 S:
 Mengedukasi tentang bahaya kencing
kesehatan
manis bila tidak diobati  Pasein mengatakan mengetahui apa saja yang
cenderung
Respon : pasien mengatakan mengetahui harus dihindari untuk mencegah peningkatan
beresiko
bahaya kencing manis jika tidak diobati kadar gula darah

 Mengedukasi cara merawat anggota  Keluarga mengatakan akan merawat pasien lebih
keluarga yang sakit kencing manis
baik lagi
Respon : pasieng mengetahui cara merawat O :
anggota keluarga yang sakit kencing manis
 Pasien dan keluarga mengerti cara pencegahan
 Mengedukasi keluarga untuk berobat rutin
agar tidak terjadi komplikasi pada kencing DM
manis
 Pasien dan keluarga akan menerapkan membuat
Respon : pasien mengetahui bila harus makanan sesuai diet dan memodifikasi agar tidak
berobat rutin agar tidak terjadi komplokasi
pada kencing manis mudah bosan
A : perilaku kesehatan cenderung beresiko teratasi
Hasil : perubahan gaya hidup
sebagian

P : intervensi dilanjutkan dirumah

Anda mungkin juga menyukai