Susun Oleh :
2020
A. Judul
Tekstrur tanah terhadap jenis dan jumlah tumbuhan yang tumbuh
B. Tujuan
Mengetahui jenis dan jumlah tumbuhan yang di temukan pada jenis tanah
C. Dasar Teori
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak
dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis
dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro),
topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang
dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi,
maupun morfologinya (Nurjati Hakim, 1986)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh
& berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang danpenyuplai hara
atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial
seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara
tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya
secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan. (Nurjati Hakim,
1986)
E. Data Hasil
Sempel Debu (%) Pasir (%) Liat (%) Tumbuhan yang di temukan
1 35 20 45 5 rumput teki
2 10 80 10 2 Katang
3 40 40 20 3 rumput teki
Hasil analisi
Sempel 1 : liat
Sempel 2 : Pasir berlempung
Sempel 3 : lempung
F. Pembahasan
Praktikum ini berjudul “Tekstrur tanah terhadap jenis tumbuhan yang tumbuh”
dengan tujuan mengetahui jenis dan jumlah tumbuhan yang di temukan pada jenis
tanah. Praktikum ini di lakukan pada hari Minggu, 18 Oktober 2020. Alat dan bahan
yang di gunakan pada praktikum ini yaitu air, sempel tanah dari tiga lokasi, gelas/toples,
pengaduk dan penggaris,
Praktikum di awal dengan mengambil sempel tanah kemudian mencampur air
dengan tanah, lalu di aduk dan dibiarkan mengendap. Setelah itu, praktikan mencari
presentase komponen penusun tanah. Praktiakn mencatat hasil analisi, selanjutnya
praktikan menghitung dan mencatat tumbuhan yang di temukan pada 3 lokasi sempel
di ambil, dengan patok 1x1m, lalu mencatat hasilnya. Seperti pada teori Hardjowigeno
(1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan
perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan
dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase
kandungan pasir, debu dan liat.
Pada sempel tahah pertama, setelah di analisi menggunakan segitiga tanah,
jenis tanah yang di temukan yaitu tanah liat, dimana tamah ini memiliki tekstur yang
halus. Pada tanah patok pertaman ditemukan 5 tumbuhan rumput teki. Pada patok lokasi
ini, tanaman yang di temukan sama jenisnya dengan tanaman di patok atau lokasi tiga,
hanya saja jumlahnya berbeda. Pada lokasi tiga hanya di temukan 3 tanaman rumput
teki, hal ini tentu saja di pengaruhi banyak hal. Seperti kesuburan tanah, unsur organic
dalam tanah, pengikatan air sesuai jenis tanah dll. Menurut Hakim, dkk., 1986.Tekstur
merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat–sifat kimia, fisik
dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu tanah
bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur halus (dominant liat)
memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar
(dominan pasir). Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas
adsorpsi unsur-unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan
dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan
organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju
infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas
memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih
luas. Tanah-tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi
dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus
yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.
Pada teori diatas kesuburan tanah di pengaruhi oleh unsur hara dan bahan
organic lain yang dapat di ikat oleh tanah susuai dengan jenis tanah tersebut, sehingga
mempengaruhi jumlah dan tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut.
Pada sempel tahah kedua, setelah di analisi menggunakan segitiga tanah, jenis
tanah yang di temukan yaitu tanah Pasir berlempung, dimana tamah ini memiliki tekstur
yang kasar, karena 80 % komponen tanah terdiri dari pasir yang memiliki
ukuranpartikel tanah besar. Pada tanah patok pertaman ditemukan 2 tumbuhan katang.
Tumbuhan ini sangan sering di temukan di pantai atau sungai yang berpasir. Tumbuhan
ini berbeda dengan tumbuhan lain, tumbuhan ini sangat cocok untuk tumbuh di pasir,
karna tidak mememrlukan jumlah air dan zat hara yang banyak. Seperti pada teori
Pairunan, 1999 Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju
infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas
memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang
lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur
kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan
udara dan air.Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur
– unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik
yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki
permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi
yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan
didalam tanah semakin sedikit.
Pada teori di atas, di sebutkan bahwa tanah dengan tekstur besar tidak dapat
banyak mengikat air, hal ini mempermudah tanaman katang untuk tumbuh besar dan
subur di tanah berpasir.
Pada sempel tahah ke tiga, setelah di analisi menggunakan segitiga tanah, jenis
tanah yang di temukan yaitu tanah lempug, dimana tamah ini memiliki tekstur yang
halus tetapi lebih kasar dari pada liat, atau sempel tanah lokasi pertama. Pada tanah
patok pertaman ditemukan 3 tumbuhan rumput teki. Pada lokasi pertama tumbihan
yang di temukan sma dengan lokasi ke tiga, hanya saja jumalahnya berbeda. Hal ini
sangat mungkin di sebabkan oleh kesuburan tanah dalam mengikat zat hara dan zat
organic lainnya.
G. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat di simpulkan bahwa :
Lokasi 1 berjenis tanah liat, dengan 5 rumput teki.
Lokasi 2 berjenis tanah liat, dengan 2 rumput teki.
Lokasi 3 berjenis tanah liat, dengan 3 rumput teki.
Dimana tekstur menentukan jenis tanah, yang dapat mepengaruhi tumbuhan yang
hidup di lokasi tersebut terutaman pada kemampuan tanah dalam mengikat air, zat
hara dan bahan organic.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Nurjati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha,
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R.
Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan
KerjasamaPerguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar
Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. 2002. Kanisius, Jakarta