Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM IPA 3

OBSERVASI TEKSTUR TANAH TERHADAP JENIS DAN JUMLAH TUMBUHAN

Susun Oleh :

GALUH CAKRA N (18312241074)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
A. Judul
Tekstrur tanah terhadap jenis dan jumlah tumbuhan yang tumbuh
B. Tujuan
Mengetahui jenis dan jumlah tumbuhan yang di temukan pada jenis tanah
C. Dasar Teori
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak
dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis
dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro),
topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang
dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi,
maupun morfologinya (Nurjati Hakim, 1986)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh
& berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang danpenyuplai hara
atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial
seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara
tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya
secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan. (Nurjati Hakim,
1986)

Tanah juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian.


Sebagai alat produksi tanah memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai
kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai
tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi
tanaman, dantempat peredaran udara. Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang
berbeda-beda antaratanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu
meliputi fisika dan sifatkimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur
dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya
unsur maupun senyawa yangterdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia
yaitu reaksi tanah(pH), kadarbahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
(Nurjati Hakim, 1986)
Tanah mineral adalah tanah-tanah yang berasal dari pelapukan bahan induk
tanah berupa batuan. Tanah mineral dibedakan menjadi 5 kelas tekstur tanah
berdasarkan ukuran fraksi tanahnya, yaitu : tanah bertekstur halus, agak halus, sedang,
agak kasar dan kasar. Semakin halus klas tekstur tanah maka fraksi tanah yang lebih
mendominasi adalah fraksi liat sedangkan semakin kasar kelas tekstur tanah maka
fraksi tanah yang lebih mendominasi adalah fraksi pasir. (Nurjati Hakim, 1986)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin
masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion
OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah
masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan
OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah
bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7. (Sarwono, 2002)
Pada tanah mineral ukuran fraksi liat (mineral liat) adalah kurang dari 2 mikron
sedangkan liat yang bersifat koloid berukuran < 2 m, berarti tidak semua fraksi liat
dapat dikatakan koloid. Mineral liat dalam tanah terbentuk karena :a)
Rekristalisasi sintesis dari senyawa-senyawa hasil pelapukan mineral primer atau b)
Alterasi (perubahan) langsung dari mineral primer yang telah ada (misal mika menjadi
Ilit). Sifat dan unsur dari koloid liat antara lain : umumnya berbentuk Kristal, bermuatan
unsur dan sebagian kecil bermuatan positif, menjerap air serta menjerap dan
mempertukarkan kation, mempunyai permukaan yang luas. (Hardjowigeno, 2002)
Pengaruh bahan organik tidak dapat disangkal terhadap kesuburan tanah. Telah
dikemukakan bahwa organik mempunyai daya jerap kation yang lebih besar daripada
koloid liat. Berarti semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah makin tinggi
pula lah KTKnya.(Rosmarkam dan Yuwono, 2002) Masukan kapur akan menaikkan
pH tanah. Pada tanah-tanah yang bermuatan tergantung pH, seperti tanah kaya
montmorillonit atau koloid organik, maka KTK akan meningkat dengan pengapuran.
Di lain pihak pemberian pupuk-pupuk tertentu dapat menurunkan pH tanah, sejalan
dengan hal itu KTK pun akan turun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh
pengapuran dan pemupukan ini berkaitan erat dengan perubahan pH, yang selanjutnya
memperngaruhi KTK tanah (Hakim, dkk., 1986).
(Rosmarkam, 2000)

Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan


mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel
tanah,yaitu pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini berdasarkan
ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran partikel paling besar
sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil. (Rosmarkam, 2000)
Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah terutama dalam dalam hal
kemampuannya menahan air. Tekstur tanah merupakan gambaran tinkat kekasaran atau
kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.disini tekstur tanah ditentukan 3 jenis
partikel tanah yaitu,pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat. (Rosmarkam, 2000)
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan
oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok
ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran
2 mm ke bawah. (Rosmarkam, 2000)
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan kasar-halusnya suatu tanah, yaitu
perbandingan pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil
daripada kerikil. Partikel-partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang belum
terurai sempurna. (Rosmarkam, 2000)
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan
tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan
struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-
tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai
pori-pori makro sehingga sulit menahan air.
Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan
volume total tanah, yaitu menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah
primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel sekunder disebut juga agregat.
Struktur dapat mengubah pengaruh tekstur dengan memperlihatkan hubungan
kelembaban dengan udara. Porositas total tanah juga dapat dikatakan struktur tanah
merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-
butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organic,
oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk, ukuran,
kemantapan yang berbeda-beda. Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung udara
dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Hal ini hanya terdapat pada
struktur tanah yang ruang pori-porinya besar, dengan perbandingan yang sama antara
pori-pori makro dan mikro serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula
yang paling baik adalah bila perbandingan sama antara padatan air dan udara.
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah
erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah
berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin
kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut
memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat
berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanahtersebut. Bila suatu tanah
dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam
tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.
Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman
yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi
lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi
perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang
air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang
dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman.
D. Metodologi
1. Alat dan bahan
• Tiga sempel tanah
• Air
• Toples/gelas
• Pengaduk
• Penggaris
2. Langkah kerja
• Mematok 3 tempat tanah pada lokasi yang berbeda
• Melakukan pengambilan sembel
• Mencampur tanah dengan air di toples/gelas
• Mendiamkan tanah hingga terbentuk lapisan
• Menghitung presentase debu, pasir dan liat pada endapan tanah
• Mencatat hasil ketiga sempel tanah

E. Data Hasil
Sempel Debu (%) Pasir (%) Liat (%) Tumbuhan yang di temukan
1 35 20 45 5 rumput teki
2 10 80 10 2 Katang
3 40 40 20 3 rumput teki
Hasil analisi
Sempel 1 : liat
Sempel 2 : Pasir berlempung
Sempel 3 : lempung

F. Pembahasan
Praktikum ini berjudul “Tekstrur tanah terhadap jenis tumbuhan yang tumbuh”
dengan tujuan mengetahui jenis dan jumlah tumbuhan yang di temukan pada jenis
tanah. Praktikum ini di lakukan pada hari Minggu, 18 Oktober 2020. Alat dan bahan
yang di gunakan pada praktikum ini yaitu air, sempel tanah dari tiga lokasi, gelas/toples,
pengaduk dan penggaris,
Praktikum di awal dengan mengambil sempel tanah kemudian mencampur air
dengan tanah, lalu di aduk dan dibiarkan mengendap. Setelah itu, praktikan mencari
presentase komponen penusun tanah. Praktiakn mencatat hasil analisi, selanjutnya
praktikan menghitung dan mencatat tumbuhan yang di temukan pada 3 lokasi sempel
di ambil, dengan patok 1x1m, lalu mencatat hasilnya. Seperti pada teori Hardjowigeno
(1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan
perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan
dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase
kandungan pasir, debu dan liat.
Pada sempel tahah pertama, setelah di analisi menggunakan segitiga tanah,
jenis tanah yang di temukan yaitu tanah liat, dimana tamah ini memiliki tekstur yang
halus. Pada tanah patok pertaman ditemukan 5 tumbuhan rumput teki. Pada patok lokasi
ini, tanaman yang di temukan sama jenisnya dengan tanaman di patok atau lokasi tiga,
hanya saja jumlahnya berbeda. Pada lokasi tiga hanya di temukan 3 tanaman rumput
teki, hal ini tentu saja di pengaruhi banyak hal. Seperti kesuburan tanah, unsur organic
dalam tanah, pengikatan air sesuai jenis tanah dll. Menurut Hakim, dkk., 1986.Tekstur
merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat–sifat kimia, fisik
dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu tanah
bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur halus (dominant liat)
memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar
(dominan pasir). Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas
adsorpsi unsur-unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan
dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan
organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju
infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas
memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih
luas. Tanah-tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi
dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus
yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.
Pada teori diatas kesuburan tanah di pengaruhi oleh unsur hara dan bahan
organic lain yang dapat di ikat oleh tanah susuai dengan jenis tanah tersebut, sehingga
mempengaruhi jumlah dan tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut.
Pada sempel tahah kedua, setelah di analisi menggunakan segitiga tanah, jenis
tanah yang di temukan yaitu tanah Pasir berlempung, dimana tamah ini memiliki tekstur
yang kasar, karena 80 % komponen tanah terdiri dari pasir yang memiliki
ukuranpartikel tanah besar. Pada tanah patok pertaman ditemukan 2 tumbuhan katang.
Tumbuhan ini sangan sering di temukan di pantai atau sungai yang berpasir. Tumbuhan
ini berbeda dengan tumbuhan lain, tumbuhan ini sangat cocok untuk tumbuh di pasir,
karna tidak mememrlukan jumlah air dan zat hara yang banyak. Seperti pada teori
Pairunan, 1999 Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju
infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas
memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang
lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur
kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan
udara dan air.Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur
– unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik
yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki
permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi
yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan
didalam tanah semakin sedikit.
Pada teori di atas, di sebutkan bahwa tanah dengan tekstur besar tidak dapat
banyak mengikat air, hal ini mempermudah tanaman katang untuk tumbuh besar dan
subur di tanah berpasir.
Pada sempel tahah ke tiga, setelah di analisi menggunakan segitiga tanah, jenis
tanah yang di temukan yaitu tanah lempug, dimana tamah ini memiliki tekstur yang
halus tetapi lebih kasar dari pada liat, atau sempel tanah lokasi pertama. Pada tanah
patok pertaman ditemukan 3 tumbuhan rumput teki. Pada lokasi pertama tumbihan
yang di temukan sma dengan lokasi ke tiga, hanya saja jumalahnya berbeda. Hal ini
sangat mungkin di sebabkan oleh kesuburan tanah dalam mengikat zat hara dan zat
organic lainnya.

G. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat di simpulkan bahwa :
Lokasi 1 berjenis tanah liat, dengan 5 rumput teki.
Lokasi 2 berjenis tanah liat, dengan 2 rumput teki.
Lokasi 3 berjenis tanah liat, dengan 3 rumput teki.
Dimana tekstur menentukan jenis tanah, yang dapat mepengaruhi tumbuhan yang
hidup di lokasi tersebut terutaman pada kemampuan tanah dalam mengikat air, zat
hara dan bahan organic.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nurjati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha,
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R.
Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan
KerjasamaPerguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar
Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. 2002. Kanisius, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai