Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri komponen
yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit,dapat mengandung
alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit
di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan
nikel.

Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang disebut norit. Nikel ditemukan dalam
mineral pentlandit dalam bentuk lempeng-lempeng halus dan butiran kecil bersama pyrhotin dan
kalkopirit. Nikel biasanya terdapat dalam tanah yang terletak di atas batuan basa. Di indonesia,
tempat ditemukan nikel adalah Sulawesi tengah dan Sulawesi Tenggara. Nikel yang dijumpai
berhubungan erat dengan batuan peridotit. Logam yang tidak ditemukan dalam peridotit tu
sendiri, melainkan sebagai hasil lapukan dari batuan tersebut. Mineral nikelnya adalah garnerit.

Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751, merupakan logam berwarna putih
keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong dalam logam peralihan, sifat tidak
berubah bila terkena udara, tahan terhadapoksidasi dan kemampuan mempertahankan sifat
aslinya di bawah suhu yang ekstrim (Cotton danWilkinson, 1989). Nikel digunakan dalam
berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti pelindung baja (stainless steel), pelindung
tembaga, industri baterai, elektronik, aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin
pembangkit listrik bertenaga gas, pembuat magnet kuat,pembuatan alat-alat laboratorium
(nikrom), kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk pertanian, dan berbagai fungsi lain .

B. RUMUSAN MASALAH
1. Sifat mekanik
Seperti halnya dengan logam yang lain nikel mempunyai sifat yang sangat khusus
 Keras
 kekuatan tarik cukup tinggi (50 kp/mm2 )
Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal,  yang dapat menghasilkan alloy yang sangat
berharga.

2. Sifat fisik
Nikel merupakan unsur logam dengan fasa padat, memiliki
 Massa Jenis                 :
 Electrical Conductivity : 14.6 x 106
 Thermal Conductivity   : 90.7
 Titik Lebur                  : 1455°C
 Titik Didih                  : 2913°C
 Warna                          : Berkilau dan Perak dengan Semburat Emas

3. Sifat Kimia
 Tahan Korosi
 ( sedikit ) Ferromagnetik

4. Sifat Teknologi
 Mampu Tempa
 Dapat di solder
 Mudah di poles

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kegunaan

koin,dan baja nikel untuk melapisi senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan nikel
yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak Nikel digunakan
secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosi,
seperti Invar, Monel , Inconel , dan Hastelloys . Alloy tembaga-nikel berbentuk tabung banyak
digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut
menjadi air segar.Nikel, digunakan untuk membuat uang sayur (menjadikannya padat). Nikel
juga digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai penyimpanan Edison .
Bijih nikel dialam semesta digolongkan dalam dua jenis, yaitu: bijih nikel sulfida berada
didaerah subtropis, dan bijih nikel oksida yang lazimnya disebut laterit berada didaerah
khatulistiwa. Cadangan bijih nikel dunia sekitar 61 % berupa laterit sedangkan kebutuhan nikel
dunia yang berasal dari laterit sekitar 40 %. Indonesia yang memiliki cadangan bijih nikel nomor
dua (2) di dunia dan sampai tahun 1999 memasok kebutuhan nikel dunia sekitar 7 %,
mempunyai peran strategis untuk pemanfaatan laterit untuk memasok kebutuhan nikel dunia.

Karena sumber daya alam laterit yang berlimpah maka negara-negara besar terutama
yang bergabung dalam G8 sangat berminat untuk mengeksploitasi laterit di Indonesia,
diantaranya Amerika Serikat (USA) melalui PT Pasific Nickel pada tahun 1970-an, Canada
melalui PT INCO pada tahun 1970-an, Jepang mengimpor saprolit untuk bahan baku ferro nikel
(FeNi), dan Canada melalui PT Weda Bay Nickel (WBN) pada tahun 1998. Karenan PT Pasific
Nickel sampai saat ini tidak merealisasi maka pemerintah RI mengalihkan kepada PT BHP
Australia pada tahun 1990-an untuk mengeksploitasi laterit di pulau Gag-Papua. Demikian juga
dengan WBN yang ditunda walaupun menurut rencana pada tahun 2003 mulai melakukan
aktifitas penambangan, dan pada tahun 2004 mulai memproduksi NiS di Weda Halmahera untuk
memasok 10 % kebutuhan nikel dunia. Sejak maret 2006, WBN telah berpindah kepemilikan ke
ERAMET Perancis. Berdasarkan uraian singkat diatas, dalam tulisan ini akan dikaji sampai
sejauh mana potensi laterit yang telah dimanfaatkan, dan bagaimana prospeknya kedepan untuk
laterit yang belum dimanfaatkan.

B. Proses Pengolahan Nikel


Gambar 2.0 Ferronickel Process
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara ekonomis
berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan proses, pengolahan bahan galian
dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu tahap preparasi, tahap pemisahan dan tahap
dewatering.
Tujuan dilakukannya kegiatan Pengolahan bahan galian ini yaitu untuk Membebaskan
mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi), Memisahkan mineral berharga dari
pengotornya, Mengontrol ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya (reduksi
ukuran), Mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam, Mengontrol agar bijih
mempunyai kadar yang relative seragam, Membebaskan mineral berharga, Menurunkan
kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral berharga). Dengan demikian kita akan
mendapatkan keuntungan-keuntungan berupa Mengurangi ongkos / biaya pengangkutan,
Mengurangi ongkos / biaya peleburan, serta Mengurangi kehilangan mineral berharga pada saat
peleburan.
Endapan nikel laterit terbentuk karena proses pelapukan dari batuan ultramafik yang
terbentang dalam suatu singkapan tunggal terbesar di dunia seluas lebih dari 120 km x 60 km.
Sejumlah endapan lainnya tersebar di provinsi Sulawesi Tengah dan Tenggara.
Operasi penambangan nikel biasanya digolongkan sebagai tambang terbuka dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Pemboran
pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna
mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut.

2. Pembersihan dan pengupasan


lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu
ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang.
3. Penggalian
lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke tempat
pengolahan.Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat (wheel loader)
menuju ke stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan proses pengolahan nickel.
Dalam proses pengolahan bijih nickel meliputi beberapa tahapan proses utama
Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses pengelolahan nikel melalui
beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan Granulasi
dan Pengemasan.

1. Crushing
Dimana proses ini bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga bisa terlepas
dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap ini untuk nikel ore ini hanya
dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja dan tidak
dibutuhkan grinder.
2.  Pengeringan di Tanur Pengering (Dryer)
Dari stockpile, hasil tambang (ore) diangkut menuju apron feeder. Di apron feeder ore
mengalami penyaringan dan pengaturan beban sebelum diangkut dengan belt conveyor menuju
dryer atau tanur pengering. Diruang pembakaran tersebut terdapat alat pembakar yang
menggunakan high sulphur oil atau yang biasa disebut minyak residu sebagai bahan bakar.
Dalam tahap pengeringan ini hanya dilakukan penguapan sebagian kandungan air dalam bijih
basa dan tidak ada reaksi kimia. Ore kemudian dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di
gudang bijih kering (Dry Ore Storage).
3. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel yang tersimpan di
gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara sempurna, karena itulah tahapan ini
bertujuan untuk menghilangkan kandungan air bebas dan air kristal serta mereduksi nikel oksida
menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi. Bijih dari gudang dimasukkan
dalam tanur reduksi dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk
menghasilkan komposisi silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional tanur listrik.
Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada tanur reduksi
maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi yang telah tereduksi agar
tidak teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang. Hasil akhir dari proses ini
disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 700˚C

4. Peleburan di Tanur Listrik


Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan
Slag. Kalsin panas yang keluar dari tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan
kedalam surge bin lalu kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace
bertujuan untuk melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding furnace
dilapisi dengan batu tahan api yang didinginkan dengan media air melalui balok tembaga. Matte
dan slag akan terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag kemudian diangkut kelokasi pembuangan
dengan kendaraan khusus.
5. Pengkayaan
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di
atas 75 persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni /
converter untuk menjalani tahap pemurnian dan pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur
pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka.
6. Granulasi dan Pengemasan
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap
diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus
menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte yang
dingin yang berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan
dan siap dikemas.

Gambar 2.1 Batangan Nikel


LAMPIRAN
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri
komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit,dapat
mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari
pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30%
kebutuhan dunia akan nikel.

koin,dan baja nikel untuk melapisi senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan nikel
yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak Nikel digunakan
secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosi,
seperti Invar, Monel , Inconel , dan Hastelloys . Alloy tembaga-nikel berbentuk tabung banyak
digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut
menjadi air segar.Nikel, digunakan untuk membuat uang sayur (menjadikannya padat).

B. SARAN

        Nikel merupakan mineral yang penting dalam kebutuhan sekarang ini,nikel sangat
menunjang ekonomi negara saat ini. oleh karena itu, dalam pengelolaan nikel, pemerintah
maupun stekholder lainnya harus memperhatikan produksi nikel di Indonesia agar tidak lagi di
ekspor keluar di negara lain .
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmuteknik.info/2011/07/nikel.html
http://angghajuner.blogspot.com/2011/10/makalah-nikel.html
http://describe-kyvlan.blogspot.com/2013/03/sifat-fisik-sifat-teknologi-dan-sifat.html
KATA PENGANTAR 

          Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini saya

susun untuk dapat memenuhi tugas Mata Kuliah pencucian dan pemanfaatan nikel. Makalah ini

berjudul “(Pengolahan nikel)”. Saya berharap dengan disusunnya makalah ini, dapat membantu

orang lain untuk mengetahui pengolahan bahan galian nikel. Saya menyadari makalah ini jauh
dari kata sempurnah, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Ternate 16 oktober 2019 

                                                                                                         Fandi Nan           

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Kegunaan.................................................................................................................
B.    Proses pengolahan...................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

TUGAS

MAKALAH
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN NIKEL
OLEH

NAMA : FANDI NAN


NPM : 07381611036

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


VAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
2019

Anda mungkin juga menyukai