Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Hawari Ahmad Athar (117200001)
Puti Aisyah (117200002)
Safira Bianca Putri (117200003)
Kombinatorial
1.1 Pendahuluan
• Kaidah perkalian
• Kaidah penjumlahan
Contoh:
Jabatan ketua dapat diduduki oleh mahasiswa angkatan tahun 2018 atau
angkatan tahun 2019, Jika terdapat 50 mahasiswa angkatan 2018 dan 67
mahasiswa angkatan 2019, berapa cara memilih ketua himpunan?
Jawab:
Jabatan yg ditawarkan hanya satu, yg dapat diduduki oleh salah satu mhs
dari kedua angkatan. Jadi cara memilih ketua himpunan ada 50 + 67 = 127
cara
BAB II
1.1. Pendahuluan
n! dikenal juga sebagai n fakulteit, yaitu perkalian berjenjang (gradatif) dari suatu
bilangan bulat n, yaitu
n!=n.(n-1).(n-2).(n-3)………..3.2.1
Misal, 3!=3.2.1=6
6!=6.5.4.3.2.1=720
Catatan: 0!=1, sama dengan 1!=1
1.3. PERMUTASI
Dua permutasi yang kita kenal ialah, permutasi tanpa pengulangan (without reppetition)
dan permutasi dengan pengulangan (with reppetition). Penjelasan dan contoh di atas
adalah salah satu gambaran dari permutasi tanpa pengulangan. Dengan demikian maka,
permutasi hakikatnya merupakan pasangan (sedemikian rupa) dari unsur-unsur.
Permutasi dinotasikan dengan huruf P (dari huruf awal pada kata Permutasi, yang
berasal dari kata, Permutation dan diterjemahkan sebagai perubahan urutan.
Secara umum, jika kita mempunyai n unsur (n adalah bilangan asli) yang akan dibuat
pasangan yang terdiri dari r pasang berbeda (dimana rn), maka permutasi yang
dimaksud adalah sebanyak P(n,r), yang penjabarannya
n!
P(n,r) =
( n-r ) !
Bukti:
Langkah pertama adalah memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n
cara. Langkah kedua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan (n-
1) cara karena unsur pertama sudah terpilih. Kita lanjutkan langkah tersebut
sampai pada langkah ke-r yang bisa dilakukan dengan (n-r+1) cara. Berdasarkan
prinsip perkalian diperoleh
n(n-1)(n-2)…(n-r+1)(n-r)(n-r-1)…(2).(1)
P(n , r) =n(n - 1)(n - 2) . . .(n - r + 1) =
(n-r)(n-r-1)…n(n-1)…2.1
Dengan demikian
n!
P(n,r) = (n−r)!
Contoh 1:
Berapakah permutasi dari 4 unsur yang akan dibuat pasangan terdiri dari 2 pasang unsur
tersebut.
Jawab :
4! 4 .3 .2 .1
P( 4,2 )= = =4 . 3=12 pasang.
( 4−2)! 2 .1
Contoh 2:
Jawab :
Karena susunan unsur-unsurnya maksimal terdiri dari 3 (tiga) unsur maka : yang
pertama, terdiri dari 3 bilangan, yaitu P(9,3); kedua, terdiri dari 2 bilangan, yaitu P(9,2); dan
ketiga terdiri dari 1 (satu) bilangan, yaitu P(9,1). Dengan demikian,
9! 9! 9!
P( 9,3 )+P( 9,2) +P( 9,1)= + + =
( 9−3 )! (9−2)! (9−1)!
9! 9! 9!
= + + =7 .8. 9+8 . 9+9
6! 7! 8!
=585 cara .
Pada hal di mana permutasi dengan pengulangan, rumus digunakan ialah nr.
Teorema
n!
n1 !n2 ! . . . .n t !
Bukti.
a. Untuk menempatkan posisi n1 unsur yang sama untuk jenis 1 pada n posisi
yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n, n1) cara.
b. Setelah n1 unsur ditempatkan, maka terdapat n - n1 posisi yang tersedia,
sehingga untuk menempatkan posisi n2 unsur yang sama untuk jenis 2 pada n
_ n1 posisi yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n - n1, n2) cara.
c. Demikian seterusnya sampai pada nt unsur yang sama untuk jenis t yang bisa
dilakukan dengan C(n - n1 - n2 - . . .- nt-1, nt) cara.
d. Dengan menggunakan Prinsip Perkalian dapat diperoleh
C(n, n1) . C(n-n1, n2) . C(n-n1-n2, n3)...C(n-n1-n2-…-nt-1, nt)=
n!
= n1 !n2 ! . . . .n t !
1.4. KOMBINASI
Kombinasi dari n unsur yang dibuat sebanyak r unsur pasangan, adalah pasangan-
pasangan sedemikian rupa, dimana pasangan yang unsur-unsurnya sama mesti diabaikan.
Jadi,
n! (2)
C(n,r) =
r! ( n-r ) !
Sebagaimana permutasi, maka penulisan kombimasi ada yang rCn, ada juga yang
r
menuliskannya C n .
Bukti.
P( n,r )
C(n, r) = r!
n ! / (n−r )! n!
= r! = (n−r)! r !
Contoh 1:
Berapa banyak cara sebuah panitia yang terdiri dari 2 mahasiswa dan 3 mahasiswi
yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan 6 mahasiswi?
Jawab:
4.5
C(5,2) = 2 = 10
4.5.6
C(6,3) = 1.2.3 = 4.5 =20
Sehingga terdapat 10.20 = 200 cara untuk membentuk sebuah panitia yang terdiri
dari 2 mahasiswa dan 3 mahasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan 6
mahasiswi.
Contoh 2:
Untuk suatu keperluan dikehendaki kombinasi 2 unsur yang berasal dari unsur awal
sebanyak 4 unsur. Kasus ini misalnya dipakai untuk menciptakan warna baru dari warna-
warna dasar dengan takaran persen tertentu.
Jawab:
4! 4 . 3 . 2. 1
C( 4,2)= = =2.3=6 pasang .
(4−2 )!2 ! 2 . 1. 2. 1
Binomial Newton
1.1 Pendahuluan
Jawab :
n = 15
r=7–1=6
maka :
BAB IV
Induksi Matematika
1.1 Pendahuluan
Ada tiga langkah dalam induksi matematika yang diperlukan untuk membuktikan
suatu rumus atau pernyataan. Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Deret Bilangan
Sebagai ilustrasi dibuktikan secara induksi matematika
bahwa .
Langkah 1
untuk n = 1, maka :
1=1
Langkah 2
Misal rumus benar untuk n = k, maka:
Langkah 3
Akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k + 1. Sehingga:
Pembuktiannya:
ditambah k + 1)
. (k + 1) dimodifikasi menyerupai )
(penyederhanaan)
(terbukti)
Suatu bilangan dikatakan habis dibagi jika hasil pembagian tersebut adalah
bilangan bulat. Sebagai ilustrasi, dibuktikan secara induksi matematika
bahwa habis dibagi 9.
Langkah 1
untuk n = 1, maka:
= 27
Langkah 2
Misal rumus benar untuk n = k, maka :
Langkah 3
Akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k + 1. Pembuktian:
Contoh 1:
Buktikan bahwa .
Pembahasan:
Langkah 1
(terbukti)
Langkah 2 (n = k)
Langkah 3 (n = k + 1)
.
(kedua ruas ditambah .
{terbukti).
BAB V
Induksi Matematika
1.1 Pendahuluan
Apa yang dapat kita pikirkan dan analisis dari pengertian: kemiringan 1
(satu) atau kemiringan 450 pada jalan tambang maupun lereng (slope) untuk slope
stability di dunia pertambangan yang secara matematika disajikan dalam kurva
y=x ?.
Kemiringan 1 (satu) atau 450 berasal dari uraian tersebut kadang juga
dikatakan kemiringan 100%.
Contoh 1:
∆x=1,1 – 1=0,1
Contoh 2:
Carilah harga increment dari fungsi y=x2 terkait dengan perubahan argument :
a. dari x = 1 ke x1 =2
b. dari x = 1 ke x1 =1,1
c. dari x = 1 ke x1 =1+h
f ‘– (x)= limx0 f
(x x) f (x)
x
f ‘ + (x)= lim x0
f (x x) f (x)
x
Pada bab kontinuitas fungsi, jika pada beberapa titik kita peroleh hasil derivatif:
lim
x0
f ( x x ) f ( x )
x
Maka kita katakan bahwa fungsi kontinu f(x) mempunyai derivatif tak hingga
(infinite derivative) pada x. Dalam hal ini garis singgung pada grafik fungsi y=f(x)
akan tegak lurus dengan sumbu x.
Sampailah kita pada aturan bahwa jika, y=f(x)=xn maka dy/dx =nxn-1
Contoh 3:
Jawab:
= -sin(x2 + 1).2x
= -2xsin(x2 + 1)
Contoh 4:
Jawab:
BAB VI
Determinan Matriks
1.1 Pendahuluan
Determinan adalah suatu bentuk atau susunan unsur-unsur/ elemen-elemen
sedemikian berupa persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom.
Determinan banyak dipakai untuk mencari harga variable dari suatu persamaan
linier yang simultan. Aplikasinya dapat ditemukan, baik pada perhitungan-
perhitungan elektronika (Fisika Listrik), reaksi kimia, masalah keteknikan,
maupun non keteknikan (ekonomi, misalnya).
Terdapat berbagai cara untuk mencari harga suatu determinan, namun yang akan
dibahas di sini hanya 2 cara,
a. Cara Sarrus
a. Cara Sarrus
1. Jika matriks A sembarang yang semua elemen dalam salah satu baris atau
kolomnya adalah nol, maka determinan A = 0
Diagonal
3. Jika matriks A’ adalah matriks yang diperoleh dari matriks A setelah salah
satu baris/kolomnya dikalikan dengan konstanta k, maka determinan A’ =
k x Det A.
4. Jika sebuah matriks mempunyai dua baris yang elemen-elemennya
sebanding, maka determinannya adalah nol.
Dua baris sama
Baris sebanding
Kolom sebanding
BAB VII
Fungsi
1.1 Pendahuluan
Pengertian fungsi sering kita temukan dalam berbagai hal. Fungsi sendiri
sebenarnya merupakan kasus khusus dari relasi. Fungsi merupakan bentuk khusus
relasi yang nilai kodomain (jelajah)-nya tidak mungkin lebih dari satu bagi satu
nilai pada domainnya. Fungsi dapat dianalogikan dengan peluru senapan yang
akan ditembakkan kepada sasaran tertentu. Setiap butir peluru yang ditembakkan
dapat dianggap sebagai nilai tertentu (domain) yang nantinya akan mengenai
sasaran (meskipun sasaran bagi peluru yang ke k mungkin sama dengan sasaran
bagi peluru ke k-3, misalnya).
Fungsi daripada x atau sering ditulis f(x), yang dibaca fungsi dari variabel
x. Kita sering mengenal bentuk: y=f(x), artinya y merupakan fungsi dari x. Harga
y bergantung pada harga x, makanya y disebut variabel bergantung, atau variabel
dependen (dependent variable). Sementara variabel x adalah variabel yang
harganya bebas, makanya disebut variabel bebas (independet variable).
Jawab: Domain = 1, 2, 3
Kodomain = 5, 6, 7
Range = 5,7
Jika fungsi f : A B dan untuk setiap b E B hanya memiliki satu kawan saja
di A, maka fungsi tersebut disebut dengan fungsi injektif atau fungsi satu-satu.
Contoh:
Fungsi Surjektif (Onto)
Fungsi Bijektif
Jika suatu fungsi bersifat injektif sekaligus surjektif, fungsi tersebut dikenal
dengan fungsi bijektif.
Fungsi komposisi merupakan susunan dari beberapa fungsi yang terhubung dan
bekerja sama. Sebagai ilustrasi, kita misalkan fungsi dan adalah mesin yang
bekerja secara beriringan. Fungsi menerima input berupa yang akan diolah di
mesin dan menghasilkan output berupa. Kemudian dijadikan input untuk diproses
di mesin sehingga didapat output berupa .
(g o f) (x) = g(f(x))
Komposisi bisa terjadi lebih dari dua fungsi. Jika f : A B, g : B C, dan
h :c D, maka h o g o f : A D dan dinyatakan dengan :
(h o g o f) (x) = h(g(f(x)))
BAB VIII
Kontinuitas Fungsi
Jika y= f(x) adalah suatu fungsi dari variable x, maka dikatakan f(x)
kontinu di titik x=a, jika memenuhi kaidah berikut:
Contoh 1:
Apakah y=f(x)=x2 mempunyai harga di titik x=2?
Jawab:
Y=f(x=2)=22=4
Jadi mempunyai harga yaitu 2.
Contoh 2:
Apakah y=f(x)=x2 mempunyai harga limit pada x 2?
Jawab:
lim x2 =22 =4
Jadi y=f(x)=x2 mempunyai harga limit di titik x=2. Harganya adalah 4.
Contoh 3:
Apakah y=f(x)=x2 kontinu di titik x=2?
Jawab:
Berdasarkan contoh pengantar di atas, maka:
1. y=f(x=2)=22=4
2. lim x2 =22=4
3. dan harga y=f(x=2) sama dengan harga lim x2 yaitu 4, maka:
dikatakan bahwa y=f(x)=x2 adalah fungsi kontinu di titik x=2.
Contoh 4:
Apakah y=f(x)= 1/x-1 mempunyai harga di x=1?
Jawab:
Di titik x=1, yaitu f(x=1) = 1/1-1 = 1/0 = tak terdefinisi (tidak dikatakan memiliki
harga). Oleh karena itu, fungsi semacam ini pastilah tidak kontinu (diskontinu) di
titik x=1.