Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TAK PADA PASIEN JIWA

KELOMPOK 5

FRILY APITA, S.KEP 200141040


MILITIA SUNDALANGI, S.KEP 20014104027
PRISKA ANDAKI, S.KEP 20014104012
VERONICA KUSSOY, S.KEP 20014104017
ENGGAR SONDAKH, S.KEP 20014104004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO 2020
A. TOPIK
Stimulasi sensori adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan dengan memberikan
stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan prilaku adaptif kepada klien. Terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya mengstimulasi semua panca indra (sensori)
agar memeberi respon yang adekuat Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu merespon
dengan lingkungan sosialnya.
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu
kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. Bentuk stimulus: Stimulus suara (musik),
stimulus visual (gambar), stimulus gabungan visual dan suara (melihat televisi, video)
Tujuan dari TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami : Peningkatan kepekaan
terhadap stimulus, peningkatan kemampuan merasakan keindahan, peningkatan apresiasi
terhadap lingkungan. Jenis TAK yaitu: TAK stimulasi suara, TAK stimulasi gambar, TAK
stimulasi suara dan gambar
Berdasarkan data yang diteliti bulan Juli – Desember 2008 rata-rata jumlah klien yang dirawat
tiap bulan sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266 orang atau 97.1% mengalami
Skizoprenia, dari 266 klien tersebut 25 orang atau 20 % mengalami kerusakan interaksi sosial.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri adalah kerusakan komunikasi verbal dan
non verbal, gangguan hubungan interpersonal, gangguan interaksi sosial, resiko perubahan
sensori (halusinasi), resiko menceredai diri dan orang lain dan penurunan minat kebutuhan
dasar psikologis.
Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat memeberikan dampak
positif dan dapat memebantu klien meningkatkan prilaku adaptif serta mengurangi prilaku
maladaptif terutama pada pasien dengan kerusakan interaksi sosial yang salah satu disebabkan
oleh ketidakmampuan berespon dengan lingkuan sosialnya yang memepunya tujuan agar
klien mamapu memberikan respons dan dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori. (Klleat B. A. & Akemat, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan social dalam kelompok secara bertahap
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri deengan menyebutkan nama lengkap
b. Klien ammapu memeprekenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan
c. Klien mamapu memeperkenalkan diri dengan menyebutkan asal, dan hobi.

C. AKTIVITAS DAN INDIKASI


Aktivitas pada pemberian terapi aktivitas kelompok yaitu 7 sesi untuk melatih
kemampuan sosialisasi dan stimulus persepsi pasien, adapun beberapa indikasi dalam
pemberian terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Prabowo, 2014) yaitu :
1. Pasien gangguan jiwa diharapkan dengan kondisi mulai menunjukkan kemauan
untuk melakukan interaksi interpersonal dan mulai emmahami serta mampu
mengontrol setiap perasalahan yang muncul.
2. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan
stimulus yang diberikan.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) terdiri dari tujuh sesi yaitu sesi 1: memperkenalkan
diri , sesi 2: kemampuan pasien berkenalan, sesi 3: kemampuan pasien bercakap-cakap,
sesi 4: kemampuan pasien bercakap-cakap topic tertentu, sesi 5: kemampuan bercakap-
cakap masalah pribadi, sesi 6: kemampuan bekerjasama, sesi 7: evaluasi kemampuan
bersosialisasi sesuai dengan stimulus persepsi yang ada (Prabowo, 2014).

3. PENGORGANISASIAN
1. Tim Terapis
Leader : Enggar Sondakh
Fasilitator :
- Veronica Kussoy
- Militia Sundalagi
- Priska Andaki
Observer : Frilly Apita
Anggota : Klien berjumlah 6-8 orang (disesuaikan saja)
Keterangan:
Leader
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
Observer
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Mencatat jumlah klien yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
d. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
f. Membuat laporan hasil kegiatan
Peran Fasilitator
a. Memfasilitasi jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar kelompok
2. Alat/Media
a. Handphone
b. Pengeras Suara/Speaker
c. Spidol
d. Formulir/jadwal kegiatan
3. Metode
a. Dinamika Kelompok
b. Diskusi dan Tanya Jawab
c. Bermain/Simulasi
d. Sharing Persepsi

4. Setting

Keterangan:
L : Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, A. 2005. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Wati. 2011. TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera Utara, 5-14.

Budi Anna Keliat, S. M. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai