Anda di halaman 1dari 2

RESUME

A. Validasi Metode menggunakan KLT Densitometri

Method Development

1. Preparasi Stock Sampel dan Larutan


Sampel disiapkan dengan menimbang secara akurat serbuk tablet natrium diklofenak
setara sampai 20 mg dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml di larukan metanol.
Sehingga larutan stock dengan konsentrasi 2 mg/ ml. Pengenceran selanjutnya
menggunakan metanol untuk mendapatkan konsentrasi 0,2 mg/ml dengan
mengencerkan 1 ml larutan stock ke dalam labu takar 10 ml.
2. Kromatografi
Sejak plat TLC diaktifkan, Plat TLC diaktifkan baru dikeluarkan dari kemasannya
hanya saat digunakan dan tidak perlu di cuci terlebih dahulu. Sebelum melihat Plat
diberi label dan pelarut bertanda 70 mm dari bawah. 5 microliter diaplikasikan pada 8
mm dari bawah menggunakan aplikator Linomat 5 (Sejenis mesin untuk
menotolkan). Setelah diaplikasikan plat dikeringkan dengan udara panas. Siapkan
kertas saring ditempatkan kedalam bejana untuk membantu saturasi di satu sisi
untuk melihat penjenuhan dan fase gerak tuangkan ke dalam bejana selanjutnya
ditutup. Diamkan selama 25 menit untuk membiarkan hingga jenuh. Selanjutnya
masukkan plat tersebut ditunggu sampai batas garis tersebut dan dikeringkan.
Selanjutnya di scan menggunakan TLC Scanner 3 dalam mode absorbansi
reflektansi dengan Wincats (Versi 2.4.3) perangkat lunak akuisisi data dan beberapa
perhitungan.
3. Pemilihan Fase Gerak yang sesuai
Dari survey literature pelarut yang didentifikasi sebagai kandidat potensial untuk
pengembangan metode : Toluena, Metanol, Etil Asetat, Aseton, Asam asetat glasial,
asam format dan kloroform. Kloroform dihilangkan karena bisa menyebabkan
karsinogenik. Toluena diganti kloroform dan asam asetat glasial digunakan sebagai
pengganti asam format. Pelarut tersebut digabungkan dalam berbagai rasio dengan
mempertimbangkan polaritas dan lipofilisitas analit untuk mengoptimalkan fase gerak
untuk pemisahan natrium diklofenak. Dilihat dari hasil fase gerak yang bagus adalah
Toluena, Aseton, Asam asetat glasial (10;15;0,2 v/v/v).
4. Validasi Metode
Setelah optimasi metode, validasi protokol disiapkan berdasarkan pedoman ICH
Q2R1 dan USP panduan dan validasi. ICH Q2 (R1) Dianggap sebagai referensi
utama untuk rekomendasi dan menjelaskan tentang karakteristik validasi untuk
prosedur analitis. Panduan FDA untuk di Validasi metode Kromatografi tersedia.
Meskipun tidak semua karakteristik validasi dapat diterapkan untuk semua jenis
pengujian, biasanya karakteristik validasi adalah :
1. Specificity
2. Linearity
3. Accuracy
4. Precision
5. Range (repeatability, intermediate precision, and reproducibility)
6. Quantitation limit
7. Detection limit
Metoda pengujian validasi Specificity, Linearity, Precision, Accuracy, dan Robustness

1. Robustness
Evaluasi robustness (ketahanan) harus dipertimbangkan selama fase
pengembangan dan tergantung pada jenis prosedur yang diteliti. Ini harus
menunjukkan keandalan sebuah analisis sehubungan dengan variasi yang
disengaja dalam parameter metode.
Cara pengujian :
Uji robustness pengujian itu diuji dengan memvariasikan aseton : pelarut fase
gerak asam asetat glasial rasio komposisi ± 5 % dan waktu saturasi yang
ditetapkan selama pengembangan metode terhadap parameter kritis : RF
2. Specificity dan selectivity
Baik pelarut dan simulasi eksipien digunakan selama setiap proses plat
kromatografi. Densitogram diperoleh selama pengembangan metode
menunjukkan bahwa metode tersebut khusus untuk pengujian API (Active
Pharmaceutical Ingridient) dan tidak ada gangguan dari eksipien atau pelarut
menunjukkan bahwa metode tersebut dapat diterima untuk pengujian natrium
diklofenak.
3. Linearity

B. Kemurnian Zat Aktif


C. Pembuatan sediaan dan ujinya
- Ph
- Penetapan kadar
- Endotoksin
- Oksalat
- Penetapan volume injeksi dalam wadah

Anda mungkin juga menyukai