1.JENIS-JENIS KEPUTIHAN
PENGERTIAN
1. Encer
2. Berwarna krem atau bening
3. Tidak berbau
4. Tidak menyebabkan gatal
5. Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit
1. Kental
2. Berwarna putih seperti susu, atau berwarna kuning atau juga hijau
3. Terasa gatal
4. Berbau yang tidak sedap
5. Biasanya menyisakan bercak-bercak yang telihat pada celana dalam
wanita
6. Jumlah cairan yang keluar sangat banyak.
Asal keputihan
1. Vulva.
2. Vagina.
3. Servik uteri.
4. Korpus uteri.
5. Tuba.
1. Ketidakseimbangan hormon
2. Gejala suatu penyakit tertentu
3. Rusaknya keseimbangan biologis dan keasaman (ph) lingkungan vagina.
4. Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang
air kecil maupun buang air besar
5. Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis (bukan katun),
sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur
6. Sering menggunakan WC Umum yg kotor
7. Tidak mengganti panty liner
8. Membilas vagina dari arah yang salah, yaitu dari arah anus ke arah depan
vagina
9. Sering bertukar celana dalam/handuk dengan orang lain
10. Kurang menjaga kebersihan vagina
11. Kelelahan yang amat sangat
12. Stress
13. Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
14. Sering membasuh vagina, yang harus dibasuh adalah vulva (bagian yang
menggembung) dan bukan vaginanya
15. Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah
raga, tidur kurang)
16. Lingkungan sanitasi yang kotor.
17. Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang
menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
18. Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
19. Kadar gula darah tinggi
20. Sering menggaruk vagina
21. Sedangkan dengan memperhatikan cairan yang keluar, kadang-kadang
dapat diketahui penyebab keputihan.
22. Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah
dan berwarna kuning kehijauan.
23. Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
24. Keputihan akibat jamur Candida albicans, Keputihan jenis ini memiliki
ciri-ciri warna putih seperti susu,cairan kental, bau tak sedap dan sangat
gatal, terkadang dapat menimbulkan radang pada vagina sehingga
kelihatan kemerahan.
25. Keputihan akibat bakteri Vaginosis atau Gardnerella, Keputihan jenis ini
memiliki ciri-ciri warna abu-abu, tidak terlalu kental, cairan berbuih,
mengeluarkan bau yang amis, dan gatal yang mengganggu.
26. Keputihan akibat parasit Trichomonas vaginalis, Keputihan jenis ini
memiliki ciri-ciri warna kehijauan atau kuning, cairan berbuih dan bau
amis, tidak menimbulkan gatal, tetapi saat ditekan, vagina akan terasa
sakit. keputihan ini dapat ditularkan melalu hubungan seks yang tidak
sehat, perlengkapan kamar mandi atau kloset.
27. Keputihan akibat virus, Keputihan jenis ini dapat diakibatkan oleh virus,
HIV, Herpes atau Candyloma. keputihan yang diakibatkan oleh jenis ini
dapat memicu kanker rahim, pada keputihan herpes biasanya disertai
tanda-tanda herpes seperti luka yang melepuh, sedangkan pada keputihan
candyloma disertai tanda-tanda candyloma berupa kutil-kutil yang tumbuh
di vagina atau rahim. Penyakit herpes atau candyloma terkadang tidak
terdeteksi secara dini, karena umumnya tanda-tandanya tidak mudah
terlihat, karena muncul di dalam vagina.
3.MANIFESTASI KLINIS DARI KEPUTIHAN
Gejala keputihan
1. Tanpa Obat
2.Denganobat
Konsultasikanlah dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-
obatan sesuai dengan penyebab keputihan yang dialami. Bila setelah pengobatan
dari dokter (umumnya dengan antibiotik dan anti jamur) keputihan tidak juga
sembuh, maka sebaiknya dicek kembali. Keputihan yang terus menerus dapat
disebabkan karena ada nya penyakit serius seperti kanker leher rahim. Ini
biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai darah tak segar
Menurut Dr. Adhi Bhakti Ginanjar, SpOG Spesialis Kebidanan & Kandungan
menjaga kelembapan Mis.V merupakan pencegahan awal untuk menghindari
keputihan. Tingkat keasaman yang baik untuk miss.V adalah 3,5 . Perubahan
warna dan bau yang tidak sedap dapat disebabkan karena tingkat keasaaman yang
tinggi dan bila dibiarkan kemungkinan terjadi nyeri pada kewanitaan . Untuk
menjaga kelembapan Miss.V maka disarankan untuk tidak membersihkan vagina
dengan douching (obat semprot air) karena bisa mengganggu keseimbangan ph
pada vagina. Penggunaan douche justru bisa meningkatkan risiko iritasi.
3. Bersihkan Miss.V dengan tepat
Selain terkenal dengan bumbu masak. Saat ini bawang putih tidak saja
dikenal bahan penyedap akan tetapi mempunyai khasiat kesehatan . Bawang putih
memiliki sifat anti bakteri, anti kulat, dan anti virus memungkinkan meraka untuk
menghambat perkembangan bakteri, kulat (jamur), dan virus. Penelitian
menunjukan bahwa bawang putih memiliiki kekuatan antibakteri. Meningkatkan
konsumsi bawang putih akan membantu anda mengatasi keputihan.
2. Waktu yang baik untuk pemeriksaan adalah beberapa hari setelah selesai
menstruasi.
3.Terlebih dahulu mengisi informed consent dan formulir Pap Smear secara
lengkap dan sesuaikan dengan nomor urut pengambilan.
4. Ibu dalam posisi litotomi, pasang spekulum vagina tanpa menggunakan pelicin,
dan tanpa melakukan periksa dalam sebelumnya.
7. Lendir yang didapat dioleskan pada objek glass berlawanan arah jarum jam.
8. Apusan hendaknya dilakukan sekali saja, lalu difiksasi atau direndam dalam
larutan alkohol 96% selama 30 menit.
9. Sediaan dapat dikirim secara basah (tetap direndam dalam alkohol) atau dikirim
secara kering dengan mengeringkan sediaan setelah direndam dalam alkohol.
10. Selanjutnya sediaan tadi dikirim ke Ahli Patologi Anatomi untuk diperiks
PENGERTIAN
KLASIFIKASI
1. Mastitis periductal
2. Mastitis puerperalis/lactational
3. Mastitis supurativa
FAKTOR RISIKO
1. Umur
Wanita berumur 21-35 tahun lebih sering menderita mastitis dari pada
wanita di bawah usia 21 tahun atau di atas 35 tahun.
2. Paritas
Mastitis lebih banyak diderita oleh primipara.
3. Serangan sebelumnya
Serangan mastitis pertama cenderung berulang, hal ini merupakan akibat teknik
menyusui yang buruk yang tidak diperbaiki.
1. Melahirkan
Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan risiko mastitis, walupun
penggunaan oksitosin tidak meningkatkan resiko.
2. Gizi
Asupan garam dan lemak tinggi serta anemia menjadi faktor predisposisi
terjadinya mastitis. Antioksidan dari vitamin E, vitamin A dan selenium
dapat mengurangi resiko mastitis.
3. Faktor kekebalan dalam ASI
Wanita yang merasa nyeri dan demam sering merasa lelah dan ingin istirahat,
tetapi tidak jelas apakah kelelahan dapat menyebabkan keadaan ini atau tidak.
Ini diakibatkan oleh statis ASI karena interval antar menyusui yang panjang dan
kekurangan waktu dalam pengeluaran ASI yang adekuat.
3.Trauma
Trauma pada payudara karena penyabab apapun dapat merusak jaringan kelenjar
dan saluran susu dan hal ini dapat menyebabkan mastitis.
ETIOLOGI
Penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya
merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau menyebabkan infeksi.
1. Statis ASI
Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal
ini terjadi jika payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat
jika bayi tidak mengisap ASI, kenyutan bayi yang buruk pada payudara,
pengisapan yang tidak efektif, pembatasan frekuensi/durasi menyusui, sumbatan
pada saluran ASI, suplai ASI yang sangat berlebihan dan menyusui untuk kembar
dua/lebih.
2. Infeksi
PATOFISIOLOGI
Lemah, mialgia, nyeri kepala seperti gejala flu dan ada juga yang di sertai
takikardia
Demam suhu > 38,5 derajat celcius
Ada luka pada puting payudara
Kulit payudara kemerahan atau mengkilat
Terasa keras dan tegang
Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan yang berbatas
tegas
Peningkatan kadar natrium sehingga bayi tidak mau menyusu karena ASI
yang terasa asin
1. Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang paling nyeri dan membuat frustasi, dan
membuat banyak wanita merasa sakit. Selain dalam penanganan yang efektif dan
pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus
dinyakinkan kembali tentang nilai menyusui, yang aman untuk diteruskan, bahwa
ASI dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya dan bahwa
payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.
Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada serta menunjukkan
infeksi
Gejala berat sejak awal
Terlihat puting pecah-pecah
Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah pengeluaran ASI
diperbaiki
Antibiotik Dosis
Berikan antibiotik
– Kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari setiap 6 jam selama 10 hari
– Atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
– Kompres dingin sebelum meneteki untuk mengurangi bengkan dan nyeri
Pencegahan
Pengunaan dot
Pemberian minuman lain pada bayi pada bulan-bulan pertama
Tindakan melepaskan mulut bayi dari payudara pertama sebelum ia siap
untuk menghisap payudara yang lain.
Beban kerja yang berat atau penuh tekanan
Kealpaan menyusui bila bayi mulai tidur sepanjang malam
Trauma payudara karena tindakan kekerasan atau penyebab
lain.2. Penatalaksaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang
Hal-hal yang harus dilakukan yaitu :
Bila ibu mempunyai salah satu faktor resiko, seperti kealpaan menyusui.
Bila ibu mengalami demam/merasa sakit, seperti sakit kepala.
Bila ibu mempunyai satu dari tanda-tanda tersebut, maka ibu perlu untuk :
Ibu membutuhkan bantuan terlatih dalam menyusui setiap saat ibu mengalami
kesulitan yang dapat menyebabkan statis ASI, seperti :
Nyeri/puting pecah-pecah
Ketidaknyaman payudara setelah menyusui
Kompresi puting susu (garis putih melintasi ujung puting ketika bayi
melepaskan payudara)
Bayi yang tidak puas, menyusu sangat sering, jarang atau lama
Kehilangan percaya diri pada suplay ASInya, menganggap ASInya tidak
cukup
Pengenalan makanan lain secara dini
Menggunakandot
5. Pengendalian infeksi
Petugas kesehatan dan ibu perlu mencuci tangan secara menyeluruh dan sering
sebelum dan setelah kontak dengan bayi. Kontak kulit dini, diikuti dengan rawat
gabung bayi dengan ibu merupakan jalan penting untuk mengurangi infeksi rumah
sakit.