TINJAUAN UMUM
A. Jaminan
diatur dengan segera. Belakangan ini hukum jaminan yang secara populer
26
27
jaminan.30
(een recht) yang memberikan kepada kreditur kedudukan yang lebih baik
debitur. Jadi apa yang dikatakan oleh pitluto tersebut bahwa hukum
seseorang.
30
Anton Suyanto, Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet Melalui Eksekusi
Jaminan Hak Tanggungan Tanpa Proses Gugatan Pengadilan,(Jakarta : Kencana, 2016), h.81
28
diperjanjikan.
yang diberi arti “keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi
dari sumber pelunasan kredit dalam hal kredit tidak dapat dilunasi oleh
1998, bahwa berdasarkan ketentuan dalam pasal ini ialah bank bisa saja
31
Djoni S. Ghozali, Rachmadi Usman, “Hukum Perbankan” (Jakarta : Sinar Grafika,
2010), h.280
29
melebihi dari nilai kredit, hal tersebut dilakukan oleh pihak kreditur agar ia
untuk membayar atau menutupi kredit yang macet. Tujuan dari jaminan
kredit disini untuk melindungi pihak bank dari nasabah yang nakal, sebab
hanya sedikit nasabah yang mampu tapi tidak membayar kreditnya. Intinya
kreditur dengan utang yang dimiliki dengan jaminan harta debitur, agar
seperti yang telah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku, dan apabila
32
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.80
30
sejumlah harta kekayaan milik debitur sesuai dengan perjanjian yang telah
dalam masyarakat . hal ini terlihat pada gadai tanah dalam masyarakat
33
Gatot Supramono, Op.cit. h. 196
34
Anton Suyanto, Op.Cit, h.
31
bank.
c. Adanya jaminan
kebendaan.
jaminan dan bungan. Begitu juga debitur percaya bahwa bank atau
cidera janji dan melunasi semua utangnya maka tidak akan menjadi
kehilangan harta yang dijadikan sebagai jaminan utang. Hal ini akan
35
Op.Cit, M. Bahsan
33
Mengacu kepada defenisi diatas dapat kita telaah objek dan ruang
menjadi 2 macam, yaitu objek materiil dan objek forma. Objek materil
objek forma yaitu sudut pandang tertentu terhadap objek materiilnya. Jadi,
Dengan Tanah dan UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, yang
penjaminan hutang.
benda bergerak dan benda tidak bergerak, yang termasuk dalam jaminan
bank.36
36
Abdul R.Saliman, Op.Cit. h.17
35
hak jaminan benda tak bergerak dan hak jaminan benda bergerak.
menguasainya, yaitu:37
b. Objeknya:
c. Sifatnya:
37
Gunawan Widjaya “Jaminan Fidusia” (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.79-
83
36
harta debitur, sebagaimana diatur didalam pasal 1131 KUH Perdata, yang
menyatakan :
yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun
yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala
perorangan.
yang khusus diadakan antara debitur dan kreditur yang dapat berupa :
37
kepada bank/wanprestasi.38
umumnya.39
38
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit Management Handbook : Teori,
Konsep, Prosedur, Dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, Dan Nasabah (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2006), h.439
39
H. Salim HS, Perkembangan hukum jaminan di indonesia (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2004), h.24
38
b. Jaminan Kebendaan
oleh debitur.
suatu barang.40
3) Dapat dipertahankan;
terhadap mereka yang memperoleh hak baik berdasarkan atas hak yang
lawannya.
1996;
1999.
41
Salim, HS, Pengantar hukum perdata tertulis (BW) (Jakarta : Sinar Grafika, 2002),
h.112
40
jaminan :
1. Asas Publicitet
Yaitu asas bahwa semua hak baik hak tanggungan, hak fidusia,
2. Asas Specialitet
4. Asas Inbezittstelling
gadai;
5. Asas Horizontal
ini dapat dilihat dalam penggunaan hak pakai, baik tanah negara maupun
pakai.42
adalah gadai (pand) dan bipotek kapal laut. Gadai diatur dari Pasal 150
23, KUH Dagang terdiri dari 2 buku, yaitu Buku I tentang dagang pada
dalam pelayanan, yang terdiri dari 754 pasal. Pasal-pasal yang erat
hipotek kapal laut, yang diatur dalam pasal 314-316 KUH Dagang.
42
Ibid
43
H. Salim HS, Op.Cit, h. 15-18
42
komprehensif.
berkepentingan.
yang berbunyi:
B. Hak Tanggungan
dengan tanah, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
lain : “hak tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk perlunasan
perlunasan utang apabila debitur cidera janji dan tidak membayar utang
undang pokok agraria yaitu hak milik, hak guna bangunan, hak guna
44
Anton Suyanto, Op.Cit, h.13-14
45
Sutarno, Op.Cit, h.153
45
persatu asas-asas hukum kebendaan yang melekat atau ada pada hak
pokok, yang merupakan utang yang menjadi dasar bagi lahirnya hak
tanah tertentu yang telah ditentukan dapat diletakkan lebih dari satu
46
Kartini Muljadi Gunawan,Seri Hukum Harta Kekayaan Hak Tanggungan, (Jakarta :
Pernada Media, 2005), h.147
46
f. Hak tanggungan berjenjang (ada prioritas yang satu atas yang lainnya):
adalah ciri utama atau yang paling pokok dari hak kebendaan. Dengan
sifat khusus yang dimiliki oleh hak kebendaan dalam bentuk jaminan
hingga sejumlah nilai hak tanggungan atau nilai piutang kreditur, mana
sejumlah nilai hak tanggungan atau nilai piutang kreditur, mana yang
lebih rendah. Jadi bersifat sangat terbatas, yang dapat lahir hanya
47
Sutan Remy Sjahdeni, Hak Tanggungan : Asas-Asas Ketentuan-Ketentuan Pokok dan
Masalah-Masalah yang Dihadapi Perbankan, (Airlangga University Press, 1996), h.11-34
48
c. Hak Tanggungan hanya dapat dibebankan pada hak atas tanah yang
telah ada.
g. Hak Tanggungan dapat dijadikan jaminan untuk utang yang baru akan
ada.
(asas spesialitas).
undang Hak Tanggungan, bahwa hak atas tanah yang dapat dibebani Hak
c. Hak pakai atas tanah negara menurut ketentuan yang berlaku wajib
ayat (2);
e. Hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan hasil karya yang telah
ada atau yang akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
f. Rumah susun dan hak milik atas satuan rumah susun (pasal 27).
Unsur mutlak dari hak atas tanah yang dapat dijadikan objek hak
tanggungan adalah :
umum, dalam hal ini pada ketentuan pertanahan. Unsur ini berkaitan
sebab itu harus adanya catatan mengenai hak tanggungan tersebut pada
buku tanah dan sertifikat hak atas tanah yang dibebaninya, sehingga
48
Urip Santoso, Op.Cit, h. 414-415
50
berpiutang.49
perbuatan hukum terhadap objek hak tanggungan yang harus ada pada saat
49
Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, (Jakarta : Sinar Grafika, 2012), h.54
50
Salim H.S, Op.Cit, h.104
51
b. Tahap pendaftaran
pertanahan.
buku tanah hak atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan serta
Terkandung di Dalamnya
berikut :
tanggungan.
tanggungan.
janji.
cedera janji.
54
atas objek hak tanggungan tanpa persetujuan tertulis lebih dahulu dari
atas objek hak tanggungan tanpa persetujuan tertulis lebih dahulu dari
sebagian dari ganti rugi yang diterima pemberi hak tanggungan untuk
kepentingan umum.
diasuransikan.
C. Kreditur Separatis
(hak jaminan), seperti pemegang hak tanggungan, hipotik, gadai, dan lain-
55
bersaing (konkuren).
terjadi kepailitan. Seperti yang dikatakan oleh Munir Fuady bahwa dikatakan
kreditor lainnya, yang oleh hukum ia dapat menjual dan mengambil sendiri
51
Munir fuady, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, (Bandung : PT Citra Aditya
Bakti, 2010), h.97
52
Kartini muljadi dan Gunawan widjaja, Op.Cit, h.199
53
Ibid
56
pailit pada dasarnya tetap mengacu pada Pasal 55 dan 244 ayat 1 Undang-
piutangnya.
Kepailitan baik pada masa pra pailit maupun setelah debitur dinyatakan pailit.
pemegang jaminan kebendaan diberikan hak khusus, yakni hak menjual atas
kekuasaan sendiri apabila debitur cidera janji dikenal dengan istilah “Parate
54
Fenni Ciptani Saragih, tinjauan yuridis hak kreditor pemegang hak tanggungan
Pertama dalam pelelangan budel kepailitan.
57
dalam pasal 6 jo. Pasal 20 ayat (1) huruf a Undang-undang No. 4 tahun 1996