Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

PERBANDINGAN PROFIL FARMAKOKINETIKA SEBELUM DAN


SETELAH PEMBERIAN NATRIUM DIKLOFENAK
PADA KELINCI JANTAN

Sofia Rahmi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Farmasi
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Medan-Indonesia

Abstrak
Penyakit rheumatoid arthritis ini merupakan bentuk penyakit yang paling umum dari
arthritis autoimun yang mempengaruhi lebih dari 1,3 juta orang di dunia. Dari jumlah
tersebut, sekitar 75% adalah perempuan. Diperkirakan akan terus bertambah hingga tahun
2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Dokter sering
meresepkan obat rheumatoid arthritis dengan natrium diklofenak. Natrium diklofenak sering
diresepkan oleh dokter bagi penderita nyeri terutama yang berkaitan dengan nyeri
musculoskeletal kronis seperti arthritis rheumatoid, osteoarthritis, spondylitis ankilosa dan
gout. Natrium diklofenak mampu menekan tanda-tanda dan gejala inflamasi karena natrium
diklofenak cepat diserap setelah pemberian secara oral. Mengkonsumsi natrium diklofenak
dalam jangka waktu lama akan mempengauhi profil farmakokinetika natrium diklofenak
dalam plasma. Profil farmakokinetika tersebut akan berpengaruh terhadap absorpsi,
distribusi, metabolisme maupun ekskresi dari pengkonsumsian natrium diklofenak tersebut.
Peneliti mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan hewan kelinci jantan untuk
melihat adanya profil farmakokinetika dari natrium diklofenak bagi kelinci jantan tersebut
dengan cara membandingkan profil farmakokinetika plasma kelinci jantan sebelum dan
setelah pemberian natrium diklofenak. Peneliti menggunakan hewan kelinci karena hewan
tersebut memiliki organ yang hampir sama dengan manusia. Sedangkan digunakan kelinci
jantan adalah karena diharapkan nantinya tidak terjadi kehamilan selama proses penelitian
berjalan.

Kata kunci: rheumatoid arthritis, kelinci jantan, natrium diklofenak, profil


farmakokinetika, nyeri

Abstract

This rheumatoid arthritis disease is the most common form of autoimmune arthritis affecting
more than 1.3 million people in the world. Of these, about 75% are women. Expected to
continue to grow until 2025 with an indication of more than 25% will experience paralysis.
Most patients seek alternative treatment by way of consultation to the doctor. Consuming
diclofenac sodium for a long time will affect the pharmacokinetics profile of diclofenac
sodium in plasma. The pharmacokinetics profile will affect the absorption, distribution,
metabolism and excretion of consuming the diclofenac sodium. The researcher attempted to
research using male rabbits to see the pharmacokinetics profile of diclofenac sodium for the
male rabbits by comparing the male pharmacokinetics profile of male rabbits before and
after administration of diclofenac sodium. Researchers use rabbit animals because these
animals have organs similar to humans. While the use of male rabbits is because it is
expected that pregnancy will not occur during the research process runs.

Keywords: rheumatoid arthritis, male rabbit, diclofenac sodium, profile


pharmacokinetics, pain.

799
Prosiding Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

1. PENDAHULUAN
World Health Organization profil farmakokinetika plasma kelinci
(WHO) memperkirakan bahwa sekitar jantan sebelum dan setelah pemberian
355 juta jiwa penduduk dunia natrium diklofenak. Selain itu melihat
merupakan penderita rheumatoid ada atau tidak pengaruh dari absorpsi,
arthritis. Diperkirakan akan terus distribusi, metabolisme dan ekskresi
bertambah hingga tahun 2025 dengan sebelum dan setelah mengkonsumsi
indikasi lebih dari 25% akan natrium diklofenak. Peneliti
mengalami kelumpuhan. Sekitar 5- menggunakan hewan kelinci karena
10% penderita rheumatoid arthritis hewan tersebut memiliki organ yang
berusia di atas 60 tahun. Kebanyakan hampir sama dengan manusia.
penderita mencari alternatif Sedangkan digunakan kelinci jantan
pengobatan dengan cara konsultasi ke adalah karena diharapkan nantinya
dokter. Dan dokter sering meresepkan tidak terjadi kehamilan selama proses
obat rheumatoid arthritis dengan penelitian berjalan.
natrium diklofenak. Natrium
diklofenak sering diresepkan oleh 2. METODE
dokter bagi penderita nyeri terutama
Penelitian ini menggunakan
yang berkaitan dengan nyeri
metode secara eksperimental dimana
musculoskeletal kronis seperti arthritis
variabel bebas berupa natrium
rheumatoid, osteoarthritis, spondylitis
diklofenak dan variabel terikatnya
ankilosa dan gout. Natrium diklofenak
berupa perbandingan profil
mampu menekan tanda-tanda dan
farmakokinetika sebelum dan setelah
gejala inflamasi karena natrium
pemberian natrium diklofenak. Dan
diklofenak cepat diserap setelah
hasil akhirnya yaitu nilai Kabs, Kel,
pemberian secara oral.
Tmaks, Cmaks, AUC, AUMC, MRT, Vd,
Natrium diklofenak merupakan
dan CL.
golongan anti inflamasi non steroid
(AINS) derivat asam fenil asetat.
Alat dan Bahan
Bentuk Natrium diklofenak berupa
Alat
serbuk berwarna kekuningan, dan
Alat yang akan digunakan dalam
memiliki kelarutan yang kecil dalam
penelitian ini adalah kotak hewan,
air. Bahan obat ini dapat terakumulasi
sarung tangan, pisau cukur, alat
dalam cairan sinovial sehingga efek
penghitung waktu, politube, gelas
terapi pada persendian menjadi lebih
beaker, alat sentrifuge, alat vortex,
panjang. Mengkonsumsi natrium
labu tentukur, neraca analitik, gelas
diklofenak dalam jangka waktu lama
ukur, spuit, pipet volum, perangkat
akan mempengauhi profil
KCKT dan alat lain yang dibutuhkan.
farmakokinetika natrium diklofenak
dalam plasma. Profil farmakokinetika
Bahan
tersebut akan berpengaruh terhadap
Bahan yang akan digunakan dalam
absorpsi, distribusi, metabolisme
penelitian ini adalah heparin,
maupun ekskresi dari pengkonsumsian
akuabides, methanol p.a, Na-
natrium diklofenak tersebut. Untuk itu
diklofenak generik, Na-diklofenak
peneliti mencoba melakukan
BPFI, TCA, CMC.
penelitian menggunakan hewan
kelinci jantan dengan tujuan melihat
Pembuatan Suspensi CMC Natrium
adanya profil farmakokinetika dari
1%
natrium diklofenak bagi kelinci jantan
tersebut dengan cara membandingkan

800
Prosiding Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Sebanyak 1 g CMC natrium Volume dosis yang diberikan


ditaburkan merata ke dalam lumpang 2,3 𝑚𝑔
= 2,5 𝑚𝑔 x 1 ml
yang berisi akuades panas sebanyak
35 ml. didiamkan selama 15 menit
hingga diperoleh massa yang = 0,92 ml
transparan. Digerus hingga terbentuk
gel kemudian dinecerkan dengan Hewan Percobaan
sedikit air. Dimasukkan ke dalam labu Hewan yang digunakan dalam
ukur 100 ml, ditambahkan air suling penelitian ini adalah kelinci jantan
sampai garis tanda. dengan berat 5-2 kg yang telah
dikondisikan selama 1 minggu.
Pembuatan Suspensi Natrium
Diklofenak Perlakuan Terhadap Hewan
Natrium diklofenak ditimbang Percobaan Sebelum Pemberian
sebanyak 50,035 mg, diferus perlahan Natrium Diklofenak
di dalam lumping. Ditambahnkan 30 Hewan coba berupa kelinci
ml suspense CMC Natrium 1% sambil jantan yang memiliki berat 1,5-2 kg
diaduk homogen. Dipindahkan ke dan telah dikondisikan diambil sampel
dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan darahnya dari telinga dengan interval
CMC natrium 1% sampai tanda batas. waktu sekitar 0,25 jam, 0,5 jam, 0,75
Dikocok homogen dan dipindahkan ke jam, 1,25 jam, 2,5 jam, 3,5 jam, 4,5
dalam vial. jam, 5,5 jam. Darah diambil sebanyak
1 ml, dimasukkan ke dalam politube
yang telah diberi heparin. Disentrifuge
Penentuan Dosis Pemberian
3000 rpm selama 10 menit. Beningan
Suspensi Natrium Diklofenak
Dosis natrium diklofenak untuk diambil kemudian ditambahkan TCA
kelinci ditentukan berdasarkan 20% sebanyak 1 ml lalu divorteks dan
konversi dosis manusia dan kelinci disentrifuge 3000 rpm selama 10
menurut metode Laurance dan menit dan diambil beningannya.
Baoharach. Perhitungan konversi dosis
manusia dan kelinci adalah: Setelah Pemberian Natrium
Dosis pemakaian pada manusia Diklofenak
= 25-50 mg/hari Hewan coba berupa kelinci
Konversi pada hewan kelinci jantan yang memiliki berat 1,5-2 kg
= 0,07 dan telah dikondisikan diberikan
Dosis konversi suspensi natrium diklofenak selama 28
= 25 mg x 0,07 hari berturut-turut. Pada hari ke dua
puluh delapan setelah pemberian
= 1,75 mg suspensi natrium diklofenak, diambil
Misalkan berat kelinci sampel darah dari telinga dengan
= 1,94 kg interval waktu sekitar 0,25 jam, 0,5
Maka dosis perkiraan berat per kg BB jam, 0,75 jam, 1,25 jam, 2,5 jam, 3,5
1000 𝑔 jam, 4,5 jam, 5,5 jam. Darah diambil
= 1500 𝑔 x 1,75 mg sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam
politube yang telah diberi heparin.
= 1,17 mg/kg BB Disentrifuge 3000 rpm selama 10
Dosis menit. Beningan diambil kemudian
1940 𝑔 ditambahkan TCA 20% sebanyak 1 ml
= x 1,17 mg
1000 𝑔
lalu divorteks dan disentrifuge 3000
rpm selama 10 menit dan diambil
= 2,3 mg beningannya.
801
Prosiding Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Pembuatan Fase Gerak menggunakan penyaring PTFE


Fase gerak yang digunakan 0,25µm untuk mencegah masuknya
adalah campuran metanol-air dengan kotoran ke dalam alat KCKT. Plasma
laju alir 1 ml/menit. Disaring dengan natrium diklofenak disuntikkan ke
menggunakan membran filter PTFE dalam alat KCKT sebanyak 20µl (tiga
0,5µm dan disonikasi selama 20 kali pengulangan).
menit.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Larutan Induk Baku
Penentuan perbandingan fase
Natrium Diklofenak
gerak MeOH (methanol) dengan
Ditimbang seksama 25,05 mg
buffer asetat dilakukan terlebih dahulu
natrium diklofenak BPFI, dimasukkan
sebelum dilakukan penetapan kadar
ke dalam labu tentukur 50 ml.
natrium diklofenak dalam plasma pada
dicukupkan dengan fase gerak hingga
panjang gelombang 273 nm. Setelah
garis tanda. Dikocok sampai homogen
fase gerak didapatkan kemudian
sehingga diperoleh larutan dengan
ditentukan laju alir, waktu tambat dan
konsentrasi 500 mcg/ml.
tekanan kolom optimal. Setelah
diketahui semuanya kemudian
Penyuntikan Larutan Induk Baku
dilakukan penyuntikan larutan natrium
Natrium Diklofenak
diklofenak pada konsentrasi 500
Diambil larutan induk baku
mcg/ml sebanyak 20µl ke dalam
konsentrasi 500 mcg/ml sebanyak 20
sistem KCKT dengan perbandingan
µl dan disuntikkan ke Kromatografi
fase gerak MeOH:buffer asetat (90:10)
Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
dan laju alir tetap sekitar 1,4 ml/menit
diperoleh waktu tambat sekitar 2,6
Pengukuran Kadar Plasma
menit seperti yang tertera pada
Natrium Diklofenak
gambar1
Plasma natrium diklofenak sebelum
diukur disaring terlebih dahulu

Gambar 1 Kromatogram Hasil Konsentasi 500 mcg/ml,


Penyuntikan Natrium dengan Fase Gerak
Diklofenak BPFI MeOH: Buffer Asetat
dengan (90:10)

Gambar 1 menunjukkan dasar ditentukan kromatogram hasil


penentuan waktu tambat natrium penyuntikan natrium diklofenak BPFI
diklofenak BPFI dengan konsentrasi dalam plasma seperti yang terlihat
500 mcg/ml. Lebih lanjut dapat pada gambar 2.

802
Prosiding Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Gambar 2 Kromatogram Hasil dengan Konsentrasi 500 mcg/ml, Fase


Penyuntikan Natrium Diklofenak Gerak MeOH: Buffer Asetat (90:10)
BPFI dalam Plasma
Berdasarkan gambar 2 di atas, dapat Penentuan kurva tersebut terlihat pada
diketahui penentuan kurva baku tabel 1.
natrium diklofenak dalam plasma.

Tabel 1 Penentuan Kurva Baku Natrium Diklofenak dalam Plasma


Konsentrasi (mcg/ml) Luas Area
80 12124061
90 15696775
105,6 21238100
120 37170508

Dari Tabel 1 di atas, digambarkan


kurva baku natrium diklofenak seperti
tertera pada gambar 3.

Gambar 3 Kurva Baku NAtrium


Diklofenak
Kadar natrium diklofenak dapat penyuntikan dari 6 ekor kelinci jantan
dihitung menggunakan persamaan y = sebelum dan setelah pemberian
601980,46 x – 7978506,5 yaitu natrium diklofenak untuk penentuan
mensubstitusikan y dengan luas area nilai parameter farmakokinetikanya.
sampel. Hasil perhitungan diketahui Nilai konsentrasi rata-rata±SD
harga x (kadar sampel). Berdasarkan sebelum dan setelah pemberian
kromatogram dan kurva kalibrasi hasil natrium diklofenak dalam plasma
penyuntikan natrium diklofenak BPFI kelinci (n=6) dapat dilihat pada tabel
di atas, selanjutnya dilakukan 5.2.
Tabel 2 Nilai Konsentrasi Rata-Rata±SD Sebelum dan Setelah Pemberian Natrium Diklofenak dalam Plasma Kelinci
(n=6) Terhadap Waktu

Waktu (t) Rata-Rata Sebelum Pemberian ±SD Rata-Rata Setelah Pemberian±SD


(jam) (mcg/ml) (mcg/ml)

803
Prosiding Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

0,25 42,323±0,325 66,187±0,538


0,5 52,123±0,123 66,553±0,420
0,75 53,242±0,321 66,860±0,415
1.25 55,343±0,333 69,237±3,428
1,5 54,222±0,425 68,860±4,332
2,5 61,231±0,613 76,087±2,729
3,5 59,431±0,041 73,980±2,463
4,5 58,123±0,321 71,777±3,643
5,5 56,786±0,571 69,607±2,449
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat pemberian natrium diklofenak dalam
digambarkan konsentrasi rata-rata (log plasma seperti yang terlihat pada
c) vs waktu (t) sebelum dan setelah gambar 4 di bawah ini.

Konsentrasi Rata-Rata (Log C) vs Waktu (t) Sebelum


dan Setelah Pemberian Natrium Diklofenak
2
Konsentrasi Rata-Rata (Log C)

1.9
1.8
1.7
1.6
1.5
1.4
0.25 0.5 0.75 1.25 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5
Waktu (t)

Gambar 4 Konsentrasi Rata-Rata (log c) vs Waktu (t) Sebelum dan Setelah


Pemberian Natrium Diklofenak

Nilai konsentrasi rata-rata ±SD yang diklofenak dalam plasma. Nilai


diketahui dapat menentukan nilai parameter tersebut terlihat pada tabel
parameter farmakokinetika sebelum 3.
dan setelah pemberian natrium
Tabel 3 Nilai Parameter Farmakokinetika Sebelum dan Setelah Pemberian Natrium Diklofenak dalam Plasma Kelinci
(n = 6).
Nilai Sebelum Pemberian Natrium Nilai Setelah Pemberian Natrium
Parameter (Satuan)
Diklofenak Diklofenak
Ka (jam-1) 0,243±0,322 0,963±0,422
Tmaks (jam) 1,325±0,123 2,445±0,343

Cmaks (mcg/ml) 0,003±2,153.10-3 0,0734±3,157.10-3

AUC0-∞ (mcg/L)jam 0,123±0,613 2,831±0,710

AUMC0-∞ (mcg/L)jam 2 91,013±28,4 106,022±58,53

MRT (jam) 24,37±2,713 35,57±9,021

Vd (L) 15,124±3,615 24,027±4,197

Kel (jam-1) 0,002±3,216.10-3 0,030±6.06.10-3

t/2el (jam) 19,413±4,212 24,323±6.298

CL (L/jam) 0,0340±0,123 0,010±0,201

804
Prosiding Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Berdasarkan tabel 3 di atas, adanya tersebarnya natrium diklofenak dalam


nilai Ka dan Tmaks yang cukup besar tubuh (Vd setelah pemberian natrium
setelah pemberian natrium diklofenak diklofenak adalah 24,027±4,197 L) ,
(Ka = 0,963±0,422 jam-1, Tmaks = disebabkan karena faktor kondisi
2,445±0,343 jam) menggambarkan tubuh hewan yang tidak memiliki
bahwa obat melewati sistem jalur banyak lemak sehingga volume cairan
metabolisme lintas pertama, yaitu ELP tubuh yang membawa obat dalam
(Efek Lintas Pertama) dan obat akan tubuh oleh sirkulasi sistemik menjadi
mengalami metabolisme pada lebih banyak. Hasil eliminasi setelah
membran usus sebelum mencapai peberian natrium diklofenak (Kel =
sirkulasi sistemik. Akibatnya, nilai 24,323±6.298 jam) dalam tubuh
AUC0-∞ dan AUMC0-∞ setelah makin lambat tetapi proses
pemberian natrium diklofenak juga pembersihan (CL = 0,010±0,201L/jam
menunjukkan nilai yang lebih besar ) natrium diklofenak dalam tubuh
juga dibandingkan sebelum pemberian semakin cepat.
natrium diklofenak (AUC0-∞ setelah
pemberian natrium diklofenak adalah
4. KESIMPULAN
2,831±0,710 (mcg/L)jam, AUMC0-∞
setelah pemberian natrium Berdasarkan hasil penelitian,
diklofenak adalah 106,022±58,53 menunjukkan bahwa nilai parameter
(mcg/L)jam2). Begitu juga nilai MRT farmakokinetik sebelum dan setelah
yang menunjukkan waktu keberadaan pemberian natrium diklofenak
obat dalam tubuh menjadi lebih lama mengalami perubahan yang begitu
karena adanya natrium diklofenak signifikan dikarenakan obat melewati
dalam tubuh (MRT setelah pemberian sistem jalur metabolisme lintas
adalah 35,57±9,021 jam) . Sehingga pertama, yaitu ELP (Efek Lintas
menyebabkan waktu paruh eliminasi Pertama) dan obat akan mengalami
(t1/2) setelah pemberian natrium metabolisme pada membran usus
diklofenak akan lebih lama (t1/2 setelah sebelum mencapai sirkulasi sistemik.
pemberian natrium diklofenak adalah
24,323±6.298 jam). DAFTAR PUSTAKA
Nilai Vd (volume distribusi)
menggambarkan tentang volume
American College of Rheumatology, Friedrich Alexander University
(2012), Osteoarthritis, Lake Boulevard Erlangen-Numberg Fahrstrasse,
NE. Atlanta. Germany.
Haslinda, dkk., (2013), Monitoring Katzung, B.G., (2004), Farmakologi
Efek Samping Pemberian Kombinasi Dasar dan Klinik, Salemba
Ekstrak Rimpang Temulawak, Jahe, Medika, Jakarta.
Kedelai dan Kulit Udang Purwanti, T., dkk., (2015), Pelepasan
Dibandingkan Dengan Natrium Penetrasi Na-Diklofenak Sistem
Diklofenak Pada Pasien Niosom Spam 60 Dalam Basi Gel
Osteoarthritis, Jurnal Manajemen dan HPMC 400, Pharmascientia,
Pelayanan Farmasi, Vol. 3, No. 1. Vol. 2, No.1, Universitas
Hinz, B., (2005), Bioavailability of Airlangga, Surabaya.
Diclefenac Pottasium at Low Setiawati, A., (2005),
Doses, Department of Farmakokinetika Klinik.
Experimental and Clinical Farmakologi dan Terapi, Edisi 4,
Pharmacology and Toxicology, Bagian Farmakologi Fakultas

805
Prosiding Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019

Kedokteran. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Shargel, L., (2005), Biofarmasetika
dan Farmakokinetika Terapan.
Penerjemah: Fasich dan Sjamsiah,
Edisi Kedua, Airlangga
University Press, Surabaya.
Simon, P., (2012), Formulasi dan Uji
Penetrasi Mikroemulsi Natrium
Diklofenak Dengan Metode Sel
Difusi Franz dan Metode Tape
Stripping, Skripsi, FMIPA.
Program Studi Farmasi.
Universitas Indonesia.
Soerati, W., dkk., (2014), Pennetuan
Dosis Natrium Diklofenak
Sebagai Antiinflamasi Topikal
dan Studi Penetrasi Natrium
Diklofenak Melalui Kulit Tikus
Dengan dan Tanpa Stratum
Korneum, Jurnal Farmasi dan
Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol.
1, No. 1, Universitas Airlangga,
Surabaya.
The United States Pharmacopeial
Convention, (2007), The United
States Pharmacy, Ed. 30,
Webcom Limited, Canada.
Tjay dan Rahardja, (2007), Obat-Obat
Penting: Khasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya,, PT.
Gramedia, Jakarta.
Waldon, D. J., (2008),
Pharmacokinetics and Drug
Metabolism, Amgen, Inc. Kendall
Square, Building 1000,
Cambridge, USA.

806

Anda mungkin juga menyukai