Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pada awalnya kehidupan manusia sangat terkait dengan tuhan. Sepanjang sejarah
manusia, manusia tidak bias dilepaskan dari kebutuhan akan suatu sosok yang disebut
dengan Tuhan. Sosok Tuhan sering kali dianggap sebagai sesuatu maha kuasa, seperti
halnya para dewa dalam mitologi yunani. Dalam agama Islam untuk mengenal Tuhan
manusia harus belajar apa yang disebut dengan ilmu Tauhid. Secara etimologi Tauhid
diambil dari kata: Wahhada, Yuwahhidu, Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu
suku kata dengan kata “Wahid”yang berarti satu atau kata “Ahad” yang berarti esa
Berhala-berhala di zaman dahulu adalah berupa patung-patung yang disembah dan
dijadikan sebab bersatunya mereka yang sama2 menyembah berhala patung itu padahal
berhala itu merupakan produk bikinan manusia. Di zaman modern sekarang "berhala"
bisa berupa aneka isme/ideologi/falsafah/jalan hidup/way of life/sistem
hidup/pandangan hidup produk bikinan manusia. Manusia di zaman sekarang juga
"menyembah" berhala-berhala modern tersebut dan mereka menjadikannya sebagai
"pemersatu" di antara aneka individu dan kelompok di dalam masyarakat. Berhala
modern itu menciptakan semacam persatuan dan kasih-sayang yang berlaku sebatas
kehidupan mereka di dunia saja. Berhala modern itu bisa memiliki nama yang
beraneka-ragam. Tapi apapun namanya, satu hal yang pasti bahwa ia semua merupakan
produk fikiran terbatas manusia. Ia bisa bernama Komunisme, Sosialisme, Kapitalisme,
Liberalisme, Nasionalisme atau apapun selain itu.

B. Rumusan Masalah
KATA PENGANTAR
 
 
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada
Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Studi
Islam serta teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pandangan Hidup Anti Tauhid dan
berhala-hala modern” kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini,
sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi
penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………


B. Rumusan masalah……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Tauhid…………………………………………………………………………
2. Cakupan Bahasa Tauhid………………………………………………………………
3. Pentingnya Akidah dan Tauhid………………………………………………………..
4. Contoh Kasus…………………………………………………………………………
5. Tauhid Sebagai Aqidah Dan Pandangan Hidup………………………………………
6. Berhala Modern…………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB 11

PEMBAHASAN
1. DEFINISI TAUHID
Secara bahasa Tauhid merupakan masdar/kata benda dari kata wahhada –
yuwahhidu, yang artinya menunggalkan sesuatu. Secara istilah syar’i: Mengesakan Allah
dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara
rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat.

2. CAKUPAN BAHASAN TAUHID


Adapun bahasan Tauhid merupakan bagian dari pembahasan aqidah, yakni bahasan
aqidah khusus yang berkenaan dengan Rukun Iman – Iman kepada Allah.
Cakupan bahasan Tauhid meliputi:
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma wa Sifaat

3. PENTINGNYA AKIDAH DAN TAUHID

Akidah, terlebih permasalahan tauhid merupakan hal yang sangat penting dan
mendasar, dakwah Nabi di mekah 10 tahun hanya terfokus pada penanaman aqidah, baru
pada tahun ke 10 kenabian ada perintah Shalat, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan
aqidah adalah sangat penting dan mendasar. Barangsiapa yang tauhidnya benar, maka
baik pula Islamnya, dan barangsiapa tauhidnya rusak, maka sia-sialah amalnya.

4. CONTOH KASUS
Berikut contoh-contoh untuk membantu memetakan permasalahan-permasalahan
yang terkait dengan pembahasan aqidah Seseorang datang ke kubur, kemudian berdoa
dan meminta kepada penghuni kubur, maka hal ini merupakan pelanggaran tauhid, yakni
tauhid uluhiyah.
Seseorang meyakini bahwa adanya penguasa laut selatan selain Allah, maka hal ini
merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid rububiyah
Seseorang yang meyakini bahwa ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw, maka telah
melakukan pelanggaran aqidah, bahkan Rukun Imannya rusak, yakni Iman kepada para
Rasul, dimana salah satu point dalam iman kepada para Rasul adalah meyakini bahwa
Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul terakhir
Seseorang melakukan zina, apakah pelakunya kafir? Perbuatan Zina merupakan dosa
besar, akan tetapi tidak menyebabkan pelakunya kafir. Pelakunya juga tidak
menyebabkan menjadi ahlu bid’ah karena perbuatan zina adalah perbuatan maksiat, tidak
berkaitan dengan aqidah/keyakinan, yakni selama pelakunya masih meyakini bahwa
perbuatan zina adalah haram.
Pemahaman khowarij, dimana mereka memberontak kepada Ali bin Abi Thalib ra, maka
telah melakukan pelanggaran prinsip-prinsip Aqidah Islam, yakni haramnya
memberontak kepada pemerintah selama pemerintah masih muslim
Pemahaman Qodariyah, dimana mereka tidak beriman dengan adanya takdir, maka telah
melakukan pelanggaran aqidah, bahkan rukum imannya rusak, yakni berkenanan dengan
Rukun Iman – Iman kepada Taqdir.

5. Tauhid Sebagai Aqidah Dan Pandangan Hidup

Salah satu keunggulan Islam dibanding semua agama lain di dunia adalah
identitas tauhid yang melekat di dalamnya. Sebagai agama tauhid, Islam menempatkan
keesaan Allah pada posisi tertinggi. Dalam pandangan Islam, tuhan hanya satu, the only
one; dan the only one itu adalah Allah yang merupakan sumber atau pusat dari segala
sesuatu yang ada di alam semesta. Prinsip itu dipertegas dengan memposisikan
tauhidullah pada urutan pertama rukun Islam.
Setiap manusia disebut muslim jika ia melaksanakan rukun Islam pertama dengan
mengucapkan laailaahaillallaah muhammadur rasuulullaah. Dalam ikrar itulah, kalimat
tauhid dikumandangkan. Kalimat itu tak pernah lepas dari ucapan muslim setiap kali ia
shalat. Kalimat itu juga dibaca ketika adzan, kala shalat akan ditegakkan. Artinya, setiap
muslim sebenarnya sudah di-setting Allah untuk menjadi manusia tauhid, yakni manusia
yang senantiasa mengesakan Allah dan menerapkan sifat-sifat Illahi dalam jejak
kehidupannya di alam semesta.
Kalimat tauhid merupakan esensi dari ajaran Islam. Ia adalah fondasi dari seluruh
bangunan Islam. Pandangan hidup tauhid bukan saja mengesakan Allah, melainkan juga
meliputi keyakinan kesatuan penciptaan (unity of creation), kesatuan kemanusiaan (unity
of mankind), kesatuan tuntunan hidup (unity of the guidance of life), dan kesatuan tujuan
hidup (unity of the purpose of life); yang semuanya merupakan derivasi dari kesatuan
ketuhanan (unity of Godhead).
Wujud dari kesatuan ketuhanan itu terpancar jelas dari persaksian manusia tauhid bahwa
laailaahaillallaah, tidak ada tuhan selain Allah. Dengan mengatakan “la”, berarti manusia
tauhid menyatakan “tidak” terhadap segala sumber keyakinan dan kekuatan nonilahiah.
Jadi, pada setiap yang bukan tauhid, manusia tauhid harus berani mengatakan tidak.
Sehingga, tidak ada tuhan, tidak ada kekuatan lain kecuali Allah, laa haula wa laa
quwwata illaa billaah. Itu berarti, sebelum meyakini Allah, kita wajib mengingkari yang
selain Allah.
Karena itu, karakteristik pertama manusia tauhid adalah sikap penolakannya terhadap
pedoman hidup yang datangnya bukan dari Allah. Dalam QS Al Baqarah ayat 256
ditegaskan: “Barangsiapa mengingkari, mengufuri, dan menolak semua objek
persembahan kecuali Allah, maka dia memegang tali yang kokoh.” Sebagai objek
persembahan, Allah adalah sumber kebenaran. Dengan meyakini Allah sebagai sumber
kebenaran, manusia tauhid harus berani mengatakan tidak pada semua ketidakbenaran. Ia
harus berani melawan kebatilan, kekufuran, kebobrokan, keburukan. Tiada rasa takut
untuk melakukan itu karena ketakutan hanya ditujukan kepada Allah.
Ketiadaan rasa takut itu juga mengandung makna pembebasan bagi manusia. Manusia
dibebaskan dari menyembah sesama manusia dan mengalihkanya kepada menyembah
Allah semata. Semuanya tak mempunyai kewajiban mengamba pada manusia lain dan tak
memiliki hak menundukkan manusia lain. Hanya kepada Allah lah manusia wajib
menghamba dan hanya Allah yang berhak menuntut ketertundukan manusia. Pembebasan
itu adalah titik balik (turning point) paling penting dalam sejarah kehidupan umat
manusia. Betapa tidak, dengan pembebasan itu, manusia tidak ada yang lebih tinggi dan
juga tak ada yang lebih rendah dibanding manusia lain. Semuanya dalam posisi setara.
Semuanya berkedudukan sama. Yang membedakannya hanya tingkat ketakwaannya (QS
Al Hujurat: 13).
Kedua, manusia tauhid memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Tauhid berarti
komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari segala sumber. Allah lah satu-satunya
sumber nilai. Segala sesuatu bersumber dari Allah dan segala sesuatu pasti akan kembali
kepada Allah. Apa yang dikehendaki Allah, akan menjadi pedoman manusia tauhid dalam
melangkahkan kaki menyusuri jalan kehidupan. Misalnya saja, Allah mencintai
keindahan, maka keindahan itu pula yang akan digelorakan manusia tauhid. Keindahan
itu bisa berwujud dalam perilaku yang santun, tampilan yang bersih, sikap yang
tawadhu’, atau tutur kata yang sopan. Manusia tauhid tak mau menerima otoritas dan
petunjuk selain dari Allah. Ia berusaha secara maksimal untuk menjalankan pesan dan
perintah Allah sesuai dengan kadar kemampuan yang ada.
Ketiga, manusia tauhid mempunyai tujuan hidup yang jelas. Dengan bertauhid, seorang
muslim juga memproklamasikan kehidupannya hanya untuk Allah. Deklarasi itu berbunyi
inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbil ‘aalamin, laa
syariikalahuu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin. Artinya: “Sesungguhnya
shalatku dan ibadahku, hidupku dan matiku, aku persembahkan semata-mata hanya
kepada Allah, Tuhan sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Demikianlah aku
diperintahkan dan aku ini termasuk orang-orang yang berserah diri.” Dekalarasi itu selalu
diucapkan setiap shalat dan berlaku sepanjang hayat. Itulah visi hidup manusia tauhid.
Berlandaskan visi itu, ia akan melihat dunia ini sebagai panggung kehidupan yang jelas,
tertuju, terfokus; bukannya pangung sandiwara yang penuh dengan rekayasa, kepura-
puraan, ilusi, dan fatamorgana. Karenanya, bagi manusia tauhid, everything in the world
is so clear, semuanya terang benderang.
Muhammad Iqbal mempertegas posisi manusia tauhid itu dengan manusia kafir. Kata
Iqbal: “the sign of a muslim is that the horizon is lost in him, the sign of a kafir is that he
is lost in the horizon.” Artinya, orang kafir selalu tersesat dalam cakrawala kehidupan,
dan sebaliknya seorang muslim berjiwa tauhid bakal mampu melarutkan cakrawala
kehidupan itu dalam dirinya. Pendek kata, orang kafir tak tahu tujuan hidupnya. Ia mudah
terbujuk rayu godaan harta, tahta, dan wanita. Sedangkan, manusia tauhid memiliki
kepribadian kokoh, karakter kuat, tak mudah terombang-ambing. Oleh sebab itulah,
manusia tauhid tak akan tergelincir. Lewat tangan Allah, ia menyetir kehidupan,
bukannya kehidupan yang menyetir dia.
Setiap fenomena kehidupan di alam semesta seperti siang dan malam, lautan dan daratan,
matahari, bumi, bulan, bintang, manusia, hewan, tumbuhan dan seluruh isi alam semesta
dianggap manusia tauhid sebagai ayat atau tanda-tanda kekuasaan Allah yang
menunjukkan adanya tauhidul wujud (kesatuan eksistensi). Eksistensi Allah terpapar jelas
secara horizontal. Wujud Allah tidak hanya di atas. Wujud Allah ada dimana-mana.
Karenanya, manusia tauhid tidak melulu melihat ke atas, tetapi ia akan melihat ke segala
arah. Manusia tauhid tak hanya bertindak secara vertikal, tetapi juga horizontal. Ia
senantiasa menebarkan rahmat ke alam semesta. Baginya, alam semesta adalah arena
memperbanyak amal shaleh. Ia berupaya sekuat tenaga agar mampu memberikan manfaat
seluas-luasnya kepada seluruh umat manusia beserta bumi tempatnya berpijak. Makanya,
tak ada cerita manusia tauhid merusak lingkungan. Bohong apabila manusia tauhid buang
sampah sembarangan. Dusta jika manusia tauhid berbuat kejahatan. Sebab, jika ia
melakukan itu semua, berarti ia mengingkari deklarasinya menjadikan Allah sebagai
sumber kekuatan.
Keempat, manusia tauhid juga mempunyai misi jelas tentang kehidupan yang hendak
dibangun bersama manusia lain. Misi manusia tauhid adalah mewujudkan sebuah orde
kehidupan yang sesuai dengan keinginan Allah. Maka, perubahan harus selalu
didengungkan oleh manusia tauhid. Tentu, bukan perubahan menuju keburukan, tetapi
perubahan menuju kebaikan. Ia harus terpanggil untuk menjebol kejumudan masyarakat.
Ia harus tergerak untuk mengubah tatanan masyarakat menjadi tatanan yang berkeadilan
sosial, berperikemanusiaan, dan berkesejahteraan menuju tatanan yang beradab;
bukannya tatanan yang biadab. Pembentukan orde sosial yang adil dan etis adalah tugas
yang diperintahkan Allah melalui Al Quran.
Manusia tauhid tak boleh diam kala kerusakan melanda bumi. Ia harus terlibat dalam
upaya jihad memberantas segala kemunkaran di sekelilingnya. Tetapi, itu bukanlah tujuan
akhir, sebab tujuan akhir dari perjalanan manusia tauhid adalah kebahagiaan akhirat.
Untuk itu, totalitas jihad dengan mengerahkan segala daya upaya tak boleh berhenti
dikumandangkan demi terciptanya nilai-nilai yang diridhai Allah (At Taubah: 40).
Kelima, manusia tauhid bersikap progresif dengan selalu menilai kualitas kehidupannya.
Apabila ditemukan unsur-unsur syirik, ia akan membongkar kehidupannya dan
membangunnya kembali agar sesuai dengan pesan-pesan Illahi. Ia tak menganggap
dirinya sebagai orang besar karena yang besar hanyalah Allah. Anggapan seperti itulah
yang menggiringnya untuk selalu merasa kecil di hadapan Allah. Karenanya, ia tidak
akan menyombongkan diri, sebab yang berhak sombong hanyalah Allah.

6. Berhala Modern

Berhala modren di zaman modren, dilakukan oleh orang-orang jahilyah modren.


Bahkan berhala sekarang dapat berupa manusia yang dianggap keren. Atau suatu
kelompok komunitas tertentu, yang mewajibkan anggotanya melakukan kegiatan tertentu
yang sudah dianggap nge-tren.
Berhala adalah sesuatu yang dipuja dan disembah, sesuatu yang dianggap dapat
menimbulkan musibah. Jahilyah Modren pemikiran yang dapat cepat mewabah. Bahkan
penyebarnya sangat dipuja sebagai orang modren yang bersifat perubah.
Orang-orang jahiliyah bukanlah orang yang tidak berilmu pengetahuan dan memiliki
teknologi. Bahkan mereka menguasai teknologi tinggi. Tetapi mereka adalah orang-orang
yang tidak dapat memaknai keberadaan tuhan yang hakiki.
Bagaimana kita dapatkan contoh yang diberikan Allah dalam Al-Qur’an yang termuat,
mengenai kondisi segolongan umat, nabi Huud dan kaum ‘Aad. Yang memiliki kota Iram
dengan gedung bertingkat, dan menara yang menjulang hebat. Sesuatu yang tidak pernah
didapat suatu penemuan di negeri mana pun di dunia sebelumnya, seperti yang mereka
buat.
Berhala bukan sekedar jasad bentuk nyata patung, tetapi mindset yg sudah tertanam
dalam pemikiran kita, apapun yang kita yakini/sembah atau gunakan sebagai pengganti
aturan Allah/Alquran, entah itu makna yg terkandung dari patung itu, atau hasil karya
pemikiran kita yang kita ikuti dan idolakan Sesuatu yang secara metafisik ditakuti dan
dianggap dapat mendatangkan manfaat dan dapat menimbulkan mudharat, itulah makna
ilah yang katakan oleh Abul A’la Al-Maududi. Berhala-berhala di zaman dahulu adalah
berupa patung-patung yang disembah dan dijadikan sebab bersatunya mereka yang sama2
menyembah berhala patung itu padahal berhala itu merupakan produk bikinan
manusia. Di zaman modern sekarang "berhala" bisa berupa aneka
isme/ideologi/falsafah/jalan hidup/way of life/sistem hidup/pandangan hidup produk
bikinan manusia. Manusia di zaman sekarang juga "menyembah" berhala-berhala modern
tersebut dan mereka menjadikannya sebagai "pemersatu" di antara aneka individu dan
kelompok di dalam masyarakat. Berhala modern itu menciptakan semacam persatuan dan
kasih-sayang yang berlaku sebatas kehidupan mereka di dunia saja. Berhala modern itu
bisa memiliki nama yang beraneka-ragam. Tapi apapun namanya, satu hal yang pasti
bahwa ia semua merupakan produk fikiran terbatas manusia. Ia bisa bernama
Komunisme, Sosialisme, Kapitalisme, Liberalisme, Nasionalisme atau apapun selain itu.

Dalam zaman modern ini tanpa kita sadari, banyak hal telah menjadi idola atau
berhala kita. Berhala modern kita adalah hal yang kita gunakan sebagai prioritas hidup
kita, sebagai sandaran keselamatan, ketergantungan, dan kebanggaan hidup kita Jadi
menjadikan berhala sebagai fasilitas, atau apapun wujudnya, tidak dapat dibenarkan
dalam Islam. Walaupun itu adalah usaha untuk mendekatkan diri pada Allah swt. Jadi
apapun bentuk fasilitasnya, melalui fasilitas itu mendekatkan diri pada Allah, baik
wujudnya berupa benda sakti, manusia sakti, atau Jin dan makhluk halus yang sakti, maka
itu adalah berhala. Dan ciri-ciri berhala itu adalah sakti dan dianggap dapat menimbulkan
mudhorot jika tidak melakukan sesuatu sesuai anggapannya dan dianggap dapat
menimbulkan manfaat jika dilakukan sesuatu sesuai dengan anggapan atau prasangka
penyembahnya.
Berhala zaman modern yang lain adalah menonton televisi, bermain video game,
internet dan ber-Hp. Jutaan orang di seluruh dunia menghabiskan waktu berjam-jam
setiap hari untuk menonton televisi, bermain game, berinternet dan menggunakan Hp.
Memori otak kita habis diisi dengan tayangan” yang tidak berguna. Televisi, saat ini
sudah menjadi berhala atau idol yang memberitahukan kita berbagai informasi, apa yang
harus kita dengar, apa yang kita makan dan minum, dan nilai-nilai apa yang harus kita
ikuti dan yakini melalui berbagai siaran-siarannya. Televisi mengontrol kita melalui
berita-berita yang sudah disaring berdasarkan versi mereka, melalui film-film dengan
nilai-nilai yang sering berbeda dengan yang kita yakini, dan iklan-iklan yang menjejali
kita dengan dorongan untuk konsumerisme. Televisi seperti nabi-nabi palsu modern,
memiliki pengaruh yang sangat besar, karena bersifat mengontrol pikiran kita. Pikiran
manusia merupakan pintu gerbang untuk mulai melupakan kaidah” Alquran. Ketika Iblis
menjebak manusia pertama di system Jannah, ia mulai dengan menimbulkan keraguan
dalam hati manusia dan pikiran adalah pintu masuk ke dalam hati manusia. Jadi kalau kita
tidak mampu mengontrol apa yang masuk kedalam pikiran kita Musik juga dapat menjadi
berhala modern saat ini. Banyak musik membuat anak-anak muda menjadi lupa diri.
Musik sebagai tempat pelarian bila merasa frustasi, patah hati, marah, dsb. Kita sering
membuka diri kita, pikiran, hati dan jiwa kita kepada musik tanpa sadar bahwa musik
tersebut dapat menyesatkan kita. Banyak sekali lirik musik dan irama musik yang bisa
membutakan hati kita, atau mendorong kita untuk meyakini nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan kaidah Islam.

Mengidolakan manusia. Sering tanpa kita sadar kita mengidolakan manusia


melampaui Allah. Contoh-contoh yang sering kita saksikan adalah mengidolakan Rasul
SAW secara berlebihan, penyanyi, artis,boy band kepop, pemimpin negara, alim  ulama,
guru pujaan mereka. Begitu kuat idola itu bagi seseorang sehingga ada yang bersedia
mengorbankan apa saja demi sang pujaanya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari yang telah teruraikan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa tauhid
merupakan inti pokok agama islam sebagai pengakuan umat islam terhadap pencipta
yang mutlak dan tidak ada yang dituju selainya.Untuk itu dalam firman Allah dan
sabda Nabi Muhammad SAW dikatakan :
“orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman(syirik), mereka itulah oarng yang mendapat keamanan. Mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An-nam:82)
Rosullullah bersabda,
“Allah ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, seandainya enkau datang kepada-Ku
dengan membawa dosa sepenuh jagad, lantas engkau menemuiku dalam keadaan
tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apa pun, maka Aku akan memberimu
ampunan sepenuh jagad itu pula,” (HR.Tirmidzi 3540)

B. Saran
Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini kita dapat
mengambil hikmah betapa pentingnya ajaran tauhid ini bagi umat islam dan
merupakan faktor terpenting untuk mengembalikan kejayaan islam pada umat ini..
Untuk itu, kita sebagai generasi penerus perjuangan Islam harus berusaha sekuat
tenaga untuk mengimplementasikan konsep tauhid dalam semua segi kehidupan kita.
Pada akhirnya kita berharap dan berdo'a kepada Allah SWT supaya mengembalikan
kejayaan ummat ini dengan konsep tauhid yang kita amalkan.
Daftar Pustaka
 

Fauzan, Shalih. 2001. Kitab Tauhid I . Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.


(http://id.islamiclopedia.org/wiki/Kitab_Tauhid-Tauhid)
(http://blog.re.or.id/tauhid-dan-korelasinya-dalam-menghapus-dosa.htm)
(http://halaqah.net/v10/index.php?action=printpage;topic=9800.0)
 

Anda mungkin juga menyukai