Anda di halaman 1dari 22

TECHNICAL REPORT

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER


MODUL 20
“KONFIGURASI RUTE IPv4 dan IPv6”

Disusun Oleh :
TGL PRAKTIKUM : 24 Agustus 2020
NAMA : Rizki Nardianto
NRP : 180411100069
KELAS : Jaringan Komputer 4A
DOSEN PENGAMPU : Husni
ASISTEN : Sasri Ninda

Disetujui : 24/08/2020/Bangkalan

(Sasri Ninda)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah


jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan
TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang totalnya
adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x
1038 host komputer di seluruh dunia.
Pada dasarnya, proses subnetting IPv6 sama saja dengan di IPv4 dan
sebenarnya subnetting pada IPv6 bisa saja sama atau bahkan lebih
mudah. IPv6 lebih terlihat susah hanya karena bit-nya yang jauh lebih
banyak dan juga bilangan yang digunakan itu adalah heksadesimal,
bilangan antah berantah yang hampir tidak pernah digunakan sehari-hari

1.2 Tujuan

• Latihan 1: Membangun jaringan dan mengkonfigurasi perangkat dasar

• Latihan 2: Mengkonfigurasi dan memeriksa pengalamatan IPv4 dan


IPv6 pada R1 dan R2

• Latihan 3: Mengkonfigurasi dan memeriksa routing default dan statik


untuk IPv4 pada R1 dan R2

• Latihan 4: Mengkonfigurasi dan memeriksa routing default dan statik


untuk IPv6 pada R1 dan R2.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Ringkasan Modul

Routing default dan statis merupakan bentuk paling sederhana dari


routing (penentuan rute) jaringan dan dikonfigurasi secara manual. Routing
ini bersifat tetap (fixed), berarti bahwa itu tidak berubah secara dinamis
untuk memenuhi kondisi jaringan yang berubah. Pendekatan ini jelas: valid
dan menghasilkan tabel routing atau gagal dan tidak tersedia dalam tabel
routing. Rute statis mempunyai suatu jarak administratif (administrative
distance) sebagai default. Namun, rute statis dan default dapat dikonfigurasi
dengan suatu jarak administratif yang didefinisikan oleh administrator
(administrator-defined). Kapabilitas ini memungkinkan administrator untuk
meletakkan rute statis atau default dalam urutan terbalik, dan hanya
membuatnya tersedia untuk tabel routing ketika rute dengan jarak
administratif lebih rendah (biasanya dibangkitkan oleh protokol routing
dinamis) tidak lagi valid.
Catatan: Dalam prkatikum kali ini anda akan mengkonfigurasi rute
statis, default dan floating default untuk IPv4 maupun IPv6 yang memungkin
tidak mencerminkan praktek terbaik networking. Router yang digunakan
dalam aktifitas kali ini adalah Cisco 4221 cengan Cisco IOS XE Release
16.9.3 (image universalk9). Sedangkan switch yang digunakan adalah Cisco
Catalyst 2960s dengan Cisco IOS Release 15.2(2) (image lanbasek9). Router,
switch dan versi Cisco IOS lain dapat juga digunakan. Tergantung pada
model dan versi Cisco IOS, perintah-perintah yang tersedia dan output yang
dihasilkan mungkin dapat berbeda. Silakan mengacu ke tabel rangkuman
antarmuka Router pada akhir dari modul ini untuk mengetahui identifier
interface yang tepat.
Pastikan bahwa konfigurasi router dan switch telah dihapus dan tidak
memiliki konfigurasi startup. Jika Anda tidak yakin, hubungi asisten Anda.
BAB III
TUGAS DAN IMPLEMENTASI

3.1. Tugas Praktikum

Latihan 1 : Membangun Jaringan dan


Mengkonfigurasi Perangkat Dasar Langkah 1
: Kabelkan jaringan sesuai topologi.

Langkah 2 : Konfigurasikan setingan dasar setiap router.


1. Berikan nama perangkat untuk router.
2. Matikan (disable) DNS lookup untuk mencegah router dari
percobaan menerjemahkan perintah yang dimasukkan tidak
benar karena dianggap sebagai nama host.
3. Berikan class sebagai password privileged EXEC terenkripsi.
4. Berikan cisco sebagai password console dan aktifkan (enable)
login.
5. Berikan cisco sebagai password VTY dan aktifkan (enable)
login.
6. Enkripsikan password-password yang masih plaintext.
7. Buatlah suatu banner yang memberikan peringatan kepada
siapaun yang mengakses perangkat seacara tidak sah
(terlarang).
8. Simpan running configuration ke dalam file startup
configuration.

Langkah 3 :
1. Berikan nama perangkat untuk switch.
2. Matikan DNS lookup untuk mencegah router melakukan usaha penerjemahan perintah
yang salah dimasukkan dianggap sebagai nama host.
3. Berikan class sebagai password terenkripsi untuk privileged EXEC.
4. Berikan cisco sebagai password console dan enablekan login.
5. Berikan cisco sebagai password VTY dan enablekan login.
6. Enkripsi semua password yang masih plaintext.
7. Buatlah suatu banner yang memperingatkan siapapun yang mengakses perangkat secara
tidak sah.
8. Matikan (shutdown) semua interface yang tidak digunakan.
9. Simpan running configuration ke file startup configuration.
Pertanyaan : Menjalankan perintah show cdp neighbors pada titik ini di R1 atau R2
menghasilkan daftar (list) kosong. Jelaskan!
Jawaban : Karena interface router dimatikan secara default

Latihan 2 : Mengkonfigurasi dan Memeriksa Pengalamatan IPv4 dan IPv6


Langkah 1 : Konfigurasikan IP addresses untuk kedua router.
1. Enablekan IPv6 Unicast Routing pada kedua router.
R1(config)# ipv6 unicast-routing

R2(config)# ipv6 unicast-routing

2. Konfigurasikan IP address untuk semua interface sesuai dengan Tabel Pengalamatan


a. Perintah untuk R1 :
Router#conf term
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R1
R1(config)#ipv6 unicast-routing
R1(config)#int g0/0/0
R1(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.0
R1(config-if)#ipv6 address 2001:db8:acad:2::1/64
R1(config-if)#ipv6 address fe80::1 link-local
R1(config-if)#no shutdown

R1(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0/0, changed state to up

R1(config-if)#int g0/0/1
R1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
R1(config-if)#ipv6 address 2001:db8:acad:1::1/64
R1(config-if)#ipv6 address fe80::1 link-local
R1(config-if)#no shutdown

R1(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0/1, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0/1,


changed state to up

R1(config-if)#int loopback 1

R1(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback1, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback1, changed


state to up

R1(config-if)#ip address 10.1.0.1 255.255.255.0


R1(config-if)#ipv6 address 2001:db8:acad:10::1/64
R1(config-if)#ipv6 address fe80::1 link-local
R1(config-if)#int loopback 2

R1(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback2, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback2, changed


state to up

R1(config-if)#ip address 209.165.200.225 255.255.255.224


R1(config-if)#ipv6 address 2001:db8:acad:209::1/64
R1(config-if)#ipv6 address fe80::1 link-local
R1(config-if)#exit
R1(config)#
b. Perintah untuk R2 :
Router>en
Router#conf term
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R2
R2(config)#int g0/0/0
R2(config-if)#ip address 172.16.1.2 255.255.255.0
R2(config-if)#ipv6 address 2001:db8:acad:2::2/64
R2(config-if)#ipv6 address fe80::2 link-local
R2(config-if)#no shutdown

R2(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0/0,


changed state to up

R2(config-if)#int g0/0/1
R2(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
R2(config-if)#ipv6 address 2001:db8:acad:1::2/64
R2(config-if)#ipv6 address fe80::2 link-local
R2(config-if)#no shutdown

R2(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface GigabitEthernet0/0/1, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface GigabitEthernet0/0/1,


changed state to up

R2(config-if)#int loopback 1

R2(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback1, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback1, changed


state to up

R2(config-if)#ip address 10.2.0.1 255.255.255.0


R2(config-if)#ipv6 address 2001:db8:acad:11::2/64
R2(config-if)#ipv6 address fe80::2 link-local
R2(config-if)#int loopback 2

R2(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback2, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback2, changed
state to up

R2(config-if)#ip address 209.165.200.193 255.255.255.224


R2(config-if)#ipv6 address 2001:db8:acad:210::1/64
R2(config-if)#ipv6 address fe80::2 link-local
R2(config-if)#exit
Langkah 2 : Periksa Pengamatan
1. Jalankan perintah untuk memeriksa penetapan IPv4 ke interface tersebut.
2. Jalankan perintah untuk memastikan pemberian IPv6 ke interface
tersebut. Gambar untuk R1 :

Gambar untuk R2 :

Langkah 3 : Simpan Konfigurasi


Simpan running configuration ke file startup configuration pada kedua router.

Latihan 3 : Mengkonfigurasi dan Memastikan Routing Statis dan Default untuk IPv4
Mengkonfigurasi routing statis dan default pada R1 dan R2 untuk meng-enable-kan konektifitas
penuh antar router menggunakan IPv4. Sekali lagi, routing statis digunakan di sini tidaklah
sebagai best practice, tetapi untuk menguji kemampuan menyelesaikan konfigurasi yang
dibutuhkan.
Langkah 1 : Pada R1, konfigurasikan rute statis untuk jaringan Loopback1 R2,
menggunakan address G0/0/1 R2 sebagai next hopnya.
1. Gunakan perintah ping untuk memastikan bahwa interface G0/0/1 dari R2 dapatr dicapai
(reachable).

2. Konfigurasikan rute statis untuk jaringan Loopback1 dari R2 melalui address G0/0/1 dari
R2.

Langkah 2 : Pada R1, konfigurasikan rute default statis melalui address G0/0/0 dari R2.
1. Gunakan perintah ping untuk memastikan bahwa interface G0/0/0 dari R2 dapat
dijangkau (reachable).

2. Konfigurasikan rute default statis melalui address G0/0/0 dari R2.


Langkah 3 : Uji dan Pastikan Manajemen Remote dari S1.
Konfigurasikan rute default statis floating dengan AD 80 via address G0/0/1 R2.
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.1.2 80
Langkah 4 : Pada R2, konfigurasikan rute default statis via address G0/0/0 dari R1
1. Gunakan perintah ping untuk memastikan bahwa interface G0/0/0 dari R1 dapat dicapai
(reachable).

2. Konfigurasikan rute default statis via address G0/0/0 dari R1.

R2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.1.1

Langkah 5 : Pastikan bahwa semua rute beroperasi.


1. Gunakan perintah show ip route untuk memastikan bahwa tabel routing R1
memperlihatkan rute statis dan default.

2. Pada R1, jalankan perintah traceroute 10.2.0.1. Outputnya harus menunjukkan bahwa
next hopnya adalah 192.168.1.2.
3. Pada R1, jalankan perintah traceroute 209.165.200.193. Outputnya harus
memperlihatkan bahwa next hopnya adalah 172.16.1.2.

4. Jalankan perintah shutdown pada R1 G0/0/0.

Periksa pada topologi pastikan koneksi terputus

5. Perlihatkan (demonstrasikan) bahwa rute statis floating bekerja dengan baik. Pertama,
jalankan perintah show ip route static. Anda akan melihat dua rute statis. Suatu default
static route dengan AD bernilai 80 dan static route ke jaringan 10.2.0.0/24 dengan AD
bernilai 1.
6. Demonstrasikan floating static route bekerja dengan menjalankan perintah traceroute
209.165.200.193. Perintah traceroute akan menunjukkan next hop sebagai 192.168.1.2.
7. Jalankan perintah no shutdown pada R1 G0/0/0.

Pada topologi koneksi akan otomatis terhubung kembali

Latihan 4 : Mengkonfigurasi dan Memastikan Routing Statis dan Default untuk IPv6
Langkah 1 : Pada R2, konfigurasikan suatu rute statis pada jaringan Loopback1 dari R1,
menggunakan address G0/0/ dari R1 sebagai next hopnya.
1. Gunakan perintah ping untuk memastikan bahwa interface G0/0/1 dari R1 adalah
reachable.

2. Konfigurasikan suatu rute statis untuk jaringan Loopback1 R1 melalui address G0/0/1
dari R1.
R2(config)#ipv6 route 2001:db8:acad:1::/64
2001:db8:acad:1::1
Langkah 2 : Pada R2, konfigurasikan rute default statis via alamat G0/0/0 R1.
1. Gunakan perintah ping untuk memastikan bawah interface G0/0/0 R1 adalah reachable.

2. Konfigurasikan rute default statis via address G0/0/0 R1.

R2(config)#ipv6 route ::/0 2001:db8:acad:2::1

Langkah 3 : Pada R2, konfigurasikan rute default statis floating via address G0/0/1 dari
R1.
Konfigurasikan suatu rute default statis floating dengan AD bernilai 80 via address
G0/0/1 dari R2.
R2(config)#ipv6 route ::/0 2001:db8:acad:1::1 80

Langkah 4 : Pada R1, konfigurasikan rute default statis via address G0/0/0 dari R1.
1. Gunakan perintah ping untuk memastikan bahwa interface G0/0/0 dari R2 adalah
reachable.

2. Konfigurasikan suatu rute default statis via address G0/0/0 dari R2.

R1(config)#ipv6 route ::/0 2001:db8:acad:2::2

Langkah 5 : Pastikan bahwa rute-rute tersebut beroperasi.


1. Gunakan perintah show ipv6 route untuk memastikan bahwa tabel routing pada R2
menunjukkan rute statis dan default.
2. Pada R2, jalankan perintah traceroute 2001:db8:acad:10::1. Outputnya harus
memperlihatkan bahwa next hopnya adalah 2001:db8:acad:1::1.

3. Pada R2, jalankan perintah traceroute 2001:db8:acad:209::1. Outputnya harus


menunjukkan bahwa next hopnya adalah 2001:db8:acad:2::1.

4. Jalankan perintah shutdown pada R2 G0/0/0.


5. Perlihatkan bahwa rute statis floating bekerja dengan baik. Pertama
jalankan perintah show ipv6 route static. Anda akan melihat dua rute
statis. Suatu default static route dengan AD bernilai 80 dan static

route ke jaringan 2001:db8:acad:10::/64 dengan AD bernilai 1.

6. Terakhir, perlihatkan bahwa floating static route bekerja dengan


menjalankan perintah traceroute 2001:db8:acad:209::1. Perintah
traceroute akan menunjukkan next hop sebagai 2001:db8:acad:1::1.

2
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dengan melakukan kegiatan ini mahasiswa dapat mengkonfigurasi Rute
IPv4 dan IPv6 dengan menggunakan cisco

5.2 Saran
Mungkin akan lebih baik jika didalam modul disertakan cara yang lebih
terperinci sehingga memudahkan mahasiswa dalam melakukan langkah-
langkah tugas

Anda mungkin juga menyukai