Anda di halaman 1dari 3

TUGAS LINGUISTIK

Persamaan suara kasrah dan dlommah, dalam karakteristik sempitnya jalur udara ketika
berucap dengan keduanya (yang mana saja), menyebabkan kemungkinan salah satunya berada
pada ain fiil mudlori’, yakni dengan syarat fiil mudlori’ tersebut di ambil dari fiil madli 3 huruf,
yang mana huruf yang ke dua dan ke tiga tidak berupa huruf lin dan tidak pula huruf halaq
(menurut ulama klasik), imam darsatwih berkata : “setiap fiil madli dari fiil stulasi yang ain
fiilnya fatha, huruf ke dua dan ke tiga bukan huruf lin dan halaq maka fiil di zaman
mustaqbalnya (mudlari’) maka boleh ikut wazan : ‫ يَ ْف ُع ُل‬ain fiil dlommah dan ‫ يَ ْف ِع ُل‬ain fiil kasrah
seperti contoh : ُ‫يضرب‬
ِ -‫ ض َرب‬dan ‫ يش ُكر‬-‫شكر‬, tidak ada yang lebih utama dari pada ke duanya,
menurut orang arab tiada lain hanya untuk memperindan dan mempermudah. Dan sebgian ulama
berkata terkadang juga menggunakan ke duanya contoh : ‫ ينفِر‬-‫ ينفُر‬dan ‫ يشتِم‬-‫يشتُم‬, maka di sini
menunjukkan bahwasanya boleh menggunakan dua jalan/cara tersebut dan sesungguhnya kasrah
dan dlommah itu satu kesatuan,karna dlommah adalah saudra dari pada kasrah.

Dan persamaan/persaudraan ini di antara dlommah dan kasrah yang telah di isyarahkan
oleh ibnu darasatwih yaitu di karnakan keterkaitan artisipasi keduanya pada sebuah karakteristik
yang sama, ya’ni sempitnya jalur udara, ketika berucap dengannya.

Dan di antara persamaannya lagi iyalah keduanya merupakan vokaid qosirah (pendek)
dan juga masuk pada kategore vokaid thowilah atau musyabba’ah (panjang sempurna ketika
bertemu huruf mad/di diamkan), sempurnanya harokat kasrah akan menghasilkan ya’ dan
sempurnanya harokat dlommah menghasilkan wawu, dan sungguh imam Ibnu Jinni
membenarkan adanya persammaan ya’ dan wawu beliau berpendapat : bahwasanya ya’ da wawu
itu dekat (ada kemiripan) dan senasab (satu golongan), namun tidak di antara keduanya dengan
alif, tidak lihatkah anda dgn tetapnya alif di waktu waqof sedangkan wawu dan ya’ di buang di
waktu waqof, seperti contoh ‫مررت بزي ْد‬, ‫ هذا زي ْد‬kemudian bandingkan dgn yg alif ‫ضربت زيدَا‬, dan
lihatlah pula berkumpulnya wawu dan ya’ dalam satu qosidah pada dua ridfun(huruf mad
sebelum rawi) seperti contoh perkataan imriil qois dalam syairnya (silahkan di baca sndiri) dan
tidak boleh alif bersma dengan wawu /ya’ di tempatnya.

Bunyi kontoid
Adapun bunyi kontoid/konsonan : mrncakup semua bunyi selain vocal qosirah (harokat)
dan vocal thowilah (huruf mad/lin).

Dan showamit (bunyi konsonan) di sepakaati terbagi meenjadi dua kreteria yaitu makhraj
dan sifat, ashwat dari segi makhraj dalam ilmu linguistic baru di bagi 10 :

1) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﺸﻔﻮيﺔ‬
2) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﺸﻔﻮيﺔ ﺍﻷﺳﻨﺎﻧﻴﺔ‬
3) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻷﺳﻨﺎﻧﻴﺔ‬
4) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻷﺳﻨﺎﻧﻴﺔ ﺍﻟﻠﺜﻮيﺔ‬
5) ‫ﺍﻟﻠﺜﻮيﺔ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ‬
6) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﻐﺎﺭيﺔ‬,
7) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﻄﻘﺒﻴﺔ‬.
8) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠهﻮيﺔ‬,
9) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍلحﻠﻘﻴﺔ‬
10) ‫ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍلحﻨﺠﺮيﺔ‬

A. Perincian tiap-tiap makhraj sebagai berikut

Ashwat safawiah: adalah suara yang dasarnya itu di hasilkan dari ke dua bibir, dan huruf
yang keluar dari mahkraj ini ada tiga yakni ba’ mim dan wawu konsonan (berharokat) seperti
contoh : ‫وجد‬,‫لد‬
َ ‫َو‬

A. Ba’: Ba’ di ucapkan dengan cara seperti berikut


 Merapatkan ke 2 bibir hingga tidak ada ruang bagi udara untuk keluar dari mulut

 Meninggikan ketebalan bibir (daun bibir) ke atas sampek menyumbat rongga hidung

hingga tidak ada ruang bagi udara untuk keluar darinya

 Menggetarkan suara

 Tidak mengangkat pangkal lisan ke prirng-piringan (langit-langit)

B. Mim : di ucapkan dengan cara sebagai berikut


 Merapatkan ke dua bibir hingga tidak ada ruang bagi udara melati mulut

 Merendahkan ketebalan bibir (daun bibir) sehingga ada ruang bagi udara keluar melalui

hidung

 Menggetarkan suara

 Tidak mengangkat pangkal lisan ke prirng-piringan (langit-langit)

C. Wawu : di ucapkan dengan cara sebagai berikut

 Membentangkan/meluasakan ke dua bibir dan mengarahkan/membulatkannya ke depan,

membrikan ruang pada angin melawti mulut

 Meninggikan ketebalan bibir (daun bibir) ke atas menyumbat rongga hidung hingga tidak

ada ruang bagi udara untuk keluar darinya

 Menggetarkan suara

 Tidak mengangkat pangkal lisan ke prirng-piringan (langit-langit)

Ashwat safawiah asnaniah : adalah suara yang di hasilkan dari bibir dan gigi, hanya ada

satu suara(huruf) yakni fa’, cara mungcapkannya seprti berikut :

 Menyambungkan bibir bawah dengan gigi atas dan memberikan ruang bagi udara

untuk keluar dari mulut

 Meninggikan ketebalan bibir (daun bibir) ke atas menyumbat rongga hidung hingga

tidak ada ruang bagi udara untuk keluar dari rongga hidung

 Tidak menngetarkan suara

 Tidak mengangkat pangkal lisan ke prirng-piringan (langit-langit).

Anda mungkin juga menyukai