Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ARTIKEL DAN UAS PENGANTAR PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN MASA DEWASA

Rini Fitriani Permatasari,S.Psi., MA

Muhammad Riezanur Aslami 2002056078

Ilmu Komunikasi B

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNUVERSITAS MULAWARMAN
TUGAS PERTEMUAN

Dewasa adalah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanitaseutuhnya.
Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilakudewasa, teta
pi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Se
baliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidakmemiliki kematangan da
n tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.

Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan biasany
a ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkemban
g dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan isik dan psiko
logis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terh
adap perubahan tersebut.

PEMBAGIAN MASA DEWASA

Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian:

A. Masa Dewasa Awal (Masa Dewasa Dini/Young Adult) Masa dewasa awal adalah mas
a pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan m
asalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidu
p yang baru. Kisaran umur antara 21 sampai 40 tahun.
B. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood) Masa dewasa madya ini berlangsung dari u
mur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain; ma
sa dewasa madya merupakan masa transisi, di mana pria dan wanita meninggalkan cir
i-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehid
upan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih
besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatia
nnya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
C. Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult) Usia lanjut adalah periode penutup dala
m rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat,
yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat isik dan psikologis yang semaki
n menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya
sebagai berikut: perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, pe
rubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan.

CIRI-CIRI MANUSIA DEWASA

Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehid
upan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai
kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran dalam du
nia kerja (berkarier).

Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang ditu
ntut untuk melepaskan ketergantung-annya terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat man
diri. Ciri-ciri masa dewasa dini yaitu:

A. Masa Pengaturan (Settle Down)


Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang se
suai, cocok, dan memberi kepuasan per-manen.
B. Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini merupakan masa-mas
a yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi/menghasi
lkan anak.
C. Masa Bermasalah
Masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan
seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan vs. pek
erjaan). Jika ia tidak dapat mengatasinya, maka akan menimbulkan masalah. Ada tiga
faktor yang membuat masa ini begitu rumit yaitu;
a. pertama, individu ini kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya d
an tidak dapat menyesuaikan dengan babak/peran baru ini.
b. Kedua, karena kurang persiapan, maka ia kaget dengan dua peran/lebih yang h
arus diembannya secara serempak.
c. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapa pun dalam men
yelesaikan masalah.
D. Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur 20-an (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak terkend
ali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi sese
orang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam peker
jaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Namun ketika tela
h berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
E. Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa di mana seseorang mengalami “krisis isolasi”, ia teriso
lasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan sosial dibatasi karena berbagai te
kanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi r
enggang.
F. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia
mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen baru.
G. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya keterga
ntungan pada orang tua atau organisasi/instansi yang mengikatnya.
H. Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena
pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang de
ngan kacamata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesada
ran positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilai-nilainya dalam kehidupan karena a
gar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang
telah disepakati.
I. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggung jawa
b karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua da
n pekerja)
J. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat
apa yang diinginkan. Namun kreativitas tergan-tung pada minat, potensi, dan kesempa
tan.
Menurut Dr. Harold Shyrock dari Amerika Serikat, ada lima faktor yang dapat menunjukkan
kedewasaan yaitu: ciri fisik, kemampuan mental, pertumbuhan sosial, emosi, dan pertumbuha
n spiritual dan moral.

1. Fisik
Secara fisik, usia, rangka tubuh, tinggi, dan lebarnya tubuh seseorang dapat men
unjukkan sifat kedewasaan pada diri seseorang. Faktor-faktor ini memang biasa
digunakan sebagai ukuran kedewasaan. Akan tetapi, segi fisik saja belum dapat
menjamin ketepatan bagi seseorang untuk dapat dikatakan telah dewasa.
Dalam menentukan tingkat kedewasaan seseorang dari segi fisiknya harus pula d
engan mengetahui apakah dia dapat menentukan sendiri setiap persoalan yang di
a hadapi, dan apakah ia telah dapat membedakan baik buruknya serta manfaat da
n ruginya sebuah permasalahan hidup.
2. Kemampuan Mental
Orang yang telah dewasa dalam cara berpikir dan tindakannya berbeda dengan or
ang yang masih kekanak-kanakan sifatnya. Dapat berpikir secara logis, pandai m
empertimbangkan segala sesuatu dengan adil, terbuka dan dapat menilai semua p
engalaman hidup merupakan salah satu ciri-ciri kedewasaan pada diri seseorang.
Berbagai persoalan hidup ini dapat diatasi bila ada kemampuan mental dalam dir
inya.
3. Pertumbuhan Sosial
Pertumbuhan sosial adalah suatu pemahaman tentang bagaimana dia menyayangi
pergaulan, bagaimana dia dapat memahami tentang bagaimana watak dan keprib
adian seseorang, dan bagaimana cara dia mampu membuat dirinya agar disukai o
leh orang lain dalam pergaulannya. Perasaan simpatik kepada orang lain dan bah
kan terhadap seseorang atau hal-hal yang paling tidak ia sukai sekalipun merupa
kan ciri kedewasaan secara sosial. Orang yang dapat berbuat seperti itu dia pasti
pandai menguasai keadaan meskipun terhadap orang yang berlaku tidak baik terh
adap dirinya sekalipun untuk hal yang paling menyakitkan dalam hatinya sekalip
un.
4. Emosi
Kedewasaan seseorang itu dapat dilihat dari cara seseorang dalam mengendalika
n emosi ini. Jika orang pandai mengendalikan emosinya, maka berarti semua tind
akan yang dilakukannya bukan hanya mengandalkan dorongan nafsu, melainkan
dia telah menggunakan akalnya juga.
Orang yang telah menguasai dan mengendalikan emosinya dengan disertai oleh k
emampuan mental yang cukup dewasa, dia pasti dapat mengendalikan dirinya m
enuju kehidupan yang bahagia dikarenakan selalu bersifat terbuka dalam mengha
dapi berbagai kenyataan-kenyataan hidup, tabah dalam menghadapi setiap kesuli
tan dan persoalan hidup, dan dapat merasa puas dan sanggup menerima segala se
suatunya dengan lapang dada.

5. Pertumbuhan Spiritual dan Moral


Faktor kelima yang dapat dijadikan pedoman bahwa seseorang ini telah dewasa i
alah dengan melihat dari pertumbuhan spiritual dan moralnya. Kematangan spirit
ual dan moral bagi seseorang yang men-dorong dia untuk mengasihi dan melaya
ni orang lain dengan baik.

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA FASE DEWASA

1.Dewasa Dini

memiliki ciri-ciri yaitu:

Usia berkisar antara 18-25 dan berakhir sekitar 35-40

 Fsikis: fungsi organ-organ berjalan dengan sempurna dan mengalami masa produktifit
as yang tinggi
 Fungsi motorik: memiliki kecepatan respon yang maksimal dan mereka dapat menggu
nakan kemampuan ini dalam situasi tertentu dan lebih luas.
 Fungsi psikomotorik: pada masa dewasa merupakan puncak dari seluruh perkembang
an psikomotorik. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan psikomotorik.
Melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan psikomotorik akan dapat di
tingkatkan dan dipertahankan. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan deng
an baik.
Kemampuan kaki: mampu berjalan dan meloncat secara maksimal, biasanya atlit yang berpre
stasi mencapai puncak kejayaannya atau klimaknya pada usia dewasa muda.

Kemampuan halus: Mampu menggerakan tangan dan muut secara maksimal.

 Bahasa: Keterampilan berbahasa lebih dikuasai, dan lebih supel serta mudah berkomu
nikasi dengan orang lain.
 Intelegensi: Kemampuan berfikir lebih realistis dan berfikir jauh kedepan, strategis da
n selalu bersemangat untuk berwawasan luas.
 Emosional: stabilitas emosi masih mengalami naik turun, namun tetap terkontrol dan
cendrung mengarah ketitik ketitik keseimbangan dan bisa mnerima tanggung jawab. P
ada masa ini setiap orang dewasa muda pria dan wanita diharapkan untuk menerima t
anggung jawab sesuai dengan masing-masing tugas yang dipikulnya. Ketegangan emo
sional terjadi pada orang dewasa dini,karena mereka baru memasuki suatu lingkungan
sosial baru dan hal ini merupakan simbol yang dimunculkan akibat adanya suatu peny
esuain diri

Masa dewasa dini sebagai masa kreatif: Orang dewasa muda cendrung kreatif karena mereka
bebas melakukan segala sesuatu tanpa dibatasi aturan orang tua, bentuk kreatifitas yang dihas
ilkan berbeda tergantung pada minat dan kemampuan individual.

Masa dewasa dini juga disebut sebagai masa komitmen; Suatu komitmen dibuat oleh orang d
ewasa muda karena mereka dituntut untuk menjadi orang dewasa yang mandiri dan bertanggu
ng jawab bagi kehidupannya sendiri.

Dan masa dewasa dini sebagai masa ketergantungan; Tidak semua orang dewasa bisa hidup
mandiri, mereka masih harus tergantung kepada pihak lain untuk dapat menentukan segala se
suatunya atau untuk lebih memantapkan pilihan hidupnya.

 Sosial: Masa dewasa dini biasanya akan lebih supel dalam berteman namun kondisi m
ereka seringkali mengubah cara berteman kerah kelompok-kelompok.
 Moralitas dan keagamaan: masa dewasa dini selalu memiliki keinginan untuk bisa me
ngikuti nilai-nilai adapt istiadat yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yan
g memiliki tempat tersendiri dihati orang dewasa, namun seringkali dewasa muda bel
um bisa mengikuti nilai-nilai tersebut secara sempurna.
Selain karakteristik yang telah disebutkan diatasada beberapa tambahan karakteristik manusia
pada saat dewasa dini:

 Masa dewasa dini sebagai usia reproduksi


Pada masa dewasa dini, orang telah mampu dan layak untuk memperoleh suatu keturu
nan dalam kehidupanya, karena pada masa inilah setiap orang dewasa pria maupun w
anita mengalami masa produktif yang paling banyak dan menghasilkan suatu keturuna
n.
 Masa dewasa dini sebagai masa bermasaah
Disebut sebagai masa bermasalah, karena pada masa ini orang dihadapkan pada masal
ah penyesuaian diri yakni menyesuaikan diri terhadap suatu kehidupan baru yang lebi
h menuntut suatu kemandirian.
 Masa dewasa dini sebagai masa keterasingan sosial
Keterasingan sosial pada masa ini disebabkan karena adanya suatu pemutusan hubung
an dengan kelomok yang terjalin pada masa sebelumnya.
 Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilai
Pada masa ini, orang menyadari akan nilai-nilai pengalaman hidupnya pada masa kan
ak-kanak dan remaja. Selain itu, merekapun memperoleh nilai-nilai baru dari lingkung
an sosial dan pengalaman hidup baru.
 Masa dewasa dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Orang dewasa muda akan dihadapkan pada satu cara hidup baru karena mereka mema
suki lingkungan dan kehidupan yang baru. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha un
tuk dapat menyesuaikan diri agar dapat bertahan hidup.

2. Dewasa Madya

Usia berkisar antara 35-40 dan berakhir sekitar usia 60

 Fsikis: fungsi organ-organ berjalan sempurna namun mulai mengalami gangguan-


gangguan, seperti penyakit pada saluran pencernaan, dll.
 Fungsi motorik: memiliki kecepatan respon yang baik, tetapi diakhir usia dewasa
madya kecepatan respon mengalami penurunan.
Kemampuan kaki: mampu berjalan dan meloncat, diakhir usia madya kemampuan kaki mulai
mengalami keterbatasan.
 Bahasa: Keterampilan berbahasa lebih sopan, agak bijak dan lebih dewasa
 Intelegensi: Kemampuan berfikir masih realistis. Untuk sebagian orang dari kalangan
pemikir, biasanya saat dewasa madya mereka masih mengalami semangat untuk berw
awasan luas, namun sebagian besar dewasa madya, lebih kearah medayagunakan kem
ampuan yang telah dimiliki seadanya dan kurang tertarik terhadap keahlian-keahlian b
aru atau ilmu-ilmu baru.
 Emosional: stabilitas emosi masih sudah seimabang, terkontrol.
 Sosial: Masa dewasa madya awal biasanya lebih fokus pada kegiatannya masing-masi
ng, berteman dengan kelompok yang telah mereka bina, namun pada akhir masa dewa
sa madya perubahan respon sosial mulai naik, lebih giat bermasyarakat dan mengenal
tetangga.
 Moralitas dan keagamaan: sangat menghargai adapt istiadat dan daya tarik kearah reli
gi mulai terlihat apalagi di usia madya akhir.\

Beberapa ciri has lain pada perkembangan usia dewasa madya yaitu:
 Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Ciri pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan periode yang sa
ngat menakutkan. Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya sem
akin terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
 Usia madya merupakan masa transisi
Seperti juga masa puber yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke mas
a remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya merupakan masa dimana p
ria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan mem
asuki masa suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani da
n prilaku baru. Periode ini merupakan masa dimana pria mengalami perubahan keperk
asaan dan wanita dalam kesuburan.
 Usia madya adalah masa stress
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bi
la disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cendrung merusak homeostatis fisi
k dan psikologis seseorang dan membawa ke masa stress.
 Marmor telah membagi sumber-sumber umum dari stress selama usia madya yang me
ngarah pada ketidak seimbangan, yaitu :

o Stress somatik, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukan usia
tua
o Stress budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan,
keperkasaan dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu
o Stress ekonomi, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak da
n memberikan status simbol bagi seluruh anggota keluarga.
o Stress psikologis, yang mungkin diakibatkan oleh kematian suami atau istri, ke
pergian anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya
masa muda dan mendekati ambang kematian.
 Usia madya adalah “usia yang berbahaya”
Cara biasa menginterprestasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang mel
akukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki usia lanjut.
Usia ini dapat menjadi berbahaya dalam beberapa hal lain. Saat ini merupakan suatu
masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak
bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatkan kehidupan. Timb
ulnya penyakit jiwa datang dengan cepat dikalangan pria dan wanita, dan gangguan in
i berpuncak pada bunuh diri.
 Usia madya adalah usia canggung
Usia ini bukan masa muda tapi juga bukan masa tua. Merasa bahwa keberadaan mere
ka tidak diakui di masyarakat, orang-orang berusia madya sedapat mungkin berusaha
untuk tidak dikenal oleh orang lain.
 Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa krisis dimana baik “generavitas” kece
ndrungan untuk menghasilkan maupun stagnasi kecendruangan untuk tetap berhenti a
kan dominan. Selama usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebalinya mer
eka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu lagi.
 Usia madya merupakan masa evaluasi
Usia ini sebagai evaluasi terutama evaluasi diri. Karena usia pada umumnya merupak
an saat mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan
saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka dan harapan-harapan
orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman.
 Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan:
o Pertama, aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani, contoh rambut men
jadi putih, timbul kerut-kerut dan keriput diwajah, dan terjadinya beberapa bag
ian otot yang mengendur terutama pada bagian pinggang.
o Kedua, dimana standar ganda dapat terlihat nyata pada cara mereka menyataka
n sikaf terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang berbeda tentang b
agaimana orang harus menyesuaikan diri dengan usia madya. Satu, harus tetap
merasa muda aktif, dua, menua dengan anggun semakin lambat dan hati-hati,
dan menjalani hidup dengan nyaman.
 Usia madya merupakan masa sepi
Masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua. Kecuali dalam beber
apa kasus dimana pria dan wanita menikah lebih lambat dibanding usia rata-rata, atau
menunda kelahiran anak sehingga mereka lebih mapan dalam karier, atau mempunyai
keluarga besar sepanjang masa, usia madya merupakan masa sepi dalam kehidupan pe
rkawinan.
 Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia 30-
an dan 40-an. Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan dalam masa manapu
n. Akibatnya, usia madya seringkali merupakan periode yang tidak menyenangkan dal
am hidup.

3. Dewasa akhir

Ciri-ciri Dewasa akhir (usia lanjut)


Usia lanjut ditandai engan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menent
ukan apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakuan penyesuaian diri secara baik atau bur
uk. Akan tetapi, ciri-ciri usia lanjut cendrung menuju dan membawa penyesuaian diri yang bu
ruk daripada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan. Itulah sebabnya usia
lanjut lebih ditakuti daripada usia madya dalam kebudayaan Amerika.
 Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Periode usia lanjut adalah ketika fisik dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap
dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dapat dilakukan, dikenal sebagai
“senescence”, yaitu masa proses menjadi tua. Seseorang akan menjadi tua pada usia li
ma puluhan atau tidak sampai mencapai awal atau akhir usia enam puluhan, tergantun
g pada laju kemunduran fisik dan mentalnya.
 Perbedaan Individual Pada Efek Menua
Dewasa ini, bahkan lebih banyak terjadi daripada dahulu kala bahwa menua itu memp
engaruhi orang-orang secara berbeda. Orang menjadi tua secara berbeda, karena mere
ka memilii sifat bawaan yang berbeda, sosio-ekonomi dan latar belakang pendidikan y
ang berbeda, dan pola hidup yang berbeda.
 Perubahan umum fungsi inderawi pada usia lanjut
Terjadi perubahan umum fungsi inderawi pada usia lanjut, muali dari terjadi kemundu
ran atau berkurang fungsinya, hingga kehilangan fungsi inderawi, yaitu: indra penglih
atan, indera pendengaran, indera perasa, indera penciuman, indra perabaan dan indera
sensitivitas terhadap rasa sakit.

 Perubahan Kemampuan Motorik pada usia lanjut


o Kekuatan : penurunan kekuatan yang paling nyata adalah pada kelenturan oto
t-otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang tegaknya tubuh.

o Kecepatan : Penurunn kecepatan dalam bergerak bagi orang usia lanjut dapat d
ilihat dari tes terhadap waktu reaksi dan keterampilan dalam bergerak.

o Belajar Keterampilan Baru : Belajar keterampilan baru akan menguntungkan p


ribadi mereka.

o Kekuatan : Orang usia lanjut cendrung menjadi canggung dan kagok.

 Perubahan Kemampuan Mental pada Usia Lanjut


o Belajar : Orang yang berusia lanjut lebih berhati-hati dalam belajar.
o Berpikir dalam memberi Argumentasi: Secara umum terdapat penurunan kece
patan dalam mencapai kesimpulan.

o Kreativitas : Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berpikir kreatif b


agi orang beruasia lanjut cendrung berkurang.

o Ingatan : Orang berusia lanjut pada umunya cendrung lemah dalam mengingat
hal-hal yang baru dipelajari dan sebaliknya ingatan kuat terhadap hal-hal yang
telah lama dipelajari.

o Mengingat kembali : Untuk membantu kemampuan mereka dalam mengingat


kembali dengan menggunakan tanda-tanda, terutama simbol visual, dan geraka
n (Kinesthetic).

o Mengenang : Kecendrungan untuk mengingat sesuatu yang terjadi pada masa l


alu meningkat semakin tajam sejalan dengan bertambahnya usia.

o Rasa Humor : Pendapat umum yang sudah klise tetapi banyak dipercaya orang,
bahwa orang berusia lanjut kehilangan rasa dan keinginannya terhadap hal-hal
yang lucu.

o Perbedaan kata : Menurutnya perbendaharaan kata yang dimiliki orang berusia


lanjut menurun sangat kecil.
 Usia Tua dinilai dengan kriteria yang berbeda
Karena arti luas itu sendiri kabur, tidak jelas, dan tidak dapat dibatasi pada anak muda,
maka orang cendrung menilai tua itu dalam hal penampilan dan kegiatan fisik. Orang
tua mempunyai rambut putih dan tidak lama lagi berhenti dari pekerjaan sehari-hari. P
ada waktu anak-anak mencapai remaja, mereka menialai usia lanjut dalam cara yang a
ma engan cara yang sama dengan cara penilaian orang dewasa, yaitu dalam hal penam
pilan diri dan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukannya.
 Berbagai Stereotipe Lanjut Usia
Dewasa ini, dalam kebudayaan orang Amerika terdapat banyak stereotipe orang lanjut
usia dari banyak kepercayaan tradisional tentang kemampuan fisik dan mental. Stereo
tipe dan kepercayaan ini tumbuh dari berbagai sumber, di antaranya :
o Cerita rakyat dan dongeng yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutny
a, cendrung melkiskan usia lanjut sebagai usia yan tidak enyenangkan.
o Orang yang berusia lanjut sering diberi tanda dan diartikan orang secara tidak
menyenangkan oleh berbagai media masa.
o Beragai humor dan canda yang berbeda juga menyangkut aspek negatif orang
usia lanjut, dengan cara yang tidak menyenangkan dan klise yang sebagian bes
ar lebih menekankan sikap ketololan seagai orangtua daripada kebijakan.
o Pendapat klise lama telah diperbuat oleh hasil studi ilmiah, karena masalah po
kok dari studi tersebut pada umumnya menekankan masa sbelumnya, bahwa o
rang-orang dalam lembaga tertentu yang kemampuan fisik dan mentalnya tela
h menurun merupakan orang penting yang bertanggungjawab terhadap proses
perlembagaannya.
 Sikap sosial terhadap Usia Lanjut
Pendapat klise tentang usia lanjut merupakan pengaruh yang besar terhadap sikap sosi
al dan terhadap usia lanjut maupun terhadap orang usia lanjut.Arti penting tentang sik
ap sosial terhadap usia lanjut yang tidak menyenangkan mempengaruhi cara mereka
memerlakukan oang usia lanjut. Sebagai pengganti penghormatan dan penghargaan te
hadap orang usia lanjut, dan sebagai ciri-ciri banyak kebudayaan, sikap sosial di Amer
ika mengakibatkan orang usia lanjut merasa tiak lagi bermanfaat bahkan lebih banyak
menyusahkan daripada sikap menyenangkan.
 Orang Usia Lanjut mempunyai status kelompok-Minioritas
Dewasa ini, di Amerika orang usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas, yait
u kelompok status yang dalam beberapa hal mengecualikan mereka untuk tidak berint
eraksi dengan kelomok lainnya, dan memberinya sedikit kekuasaan atau bahkan tidak
memperoleh kekuasaan apapun.
 Menua membutuhkan perubahan peran
Dalam kebudayaan Amerika dewasa ini, orang berusia lanjut diangap tidak ada gunan
ya lagi. Lebuh jauh lagi, orang usia lanjut diharapkan untuk mengurangi peran akifnya
dalam urusan masyarakat dan sosial. Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan ba
gi kaum usia lanjut, pujiaan yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia tua
bukan dengan keberhasilan mereka.
 Penyesuaian yang buruk merupakan Ciri Usia Lanjut
Karena sikap sosial yang tidak menyengkan bagi orang usia lanjut, yang nampak dala
m seseorang memperlakukan mereka, maka tidak aneh lagi kalau banyak orang usia la
njut mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan konsep diri yang tidak m
enyenangkan. Hal ini cendrung diwujudkan dalam bentuk peran yang buruk dengan ti
ngkat kekerasan yang bereda
 Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada usia lanjut
Status kelomok-Minoritas yang dikenakan ada orang usia lanjut secara alami telah me
mbangkitkan keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin dipermuda apabi
la tanda-tanda menua nampak. Beberapa percobaan yang dilakukan dewasa ini menun
jukan tidak mungkin untuk membuat orang yang sudah tua menjadi muda lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Jahja, Yudrik. 2011. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Jakarta: PRENADAMEDIA GROU


P
dianenurhayati. 2010. "Perkembangan masa dewasa", https://smartbibeh.wordpress.com/2010
/02/21/perkembangan-masa-dewasa/, diakses pada 2 Desember 2020 pukul 11.10.

TUGAS UAS

1. Siapa Lansia yang saya temui?


Lansia yang saya temui adalah Kakek saya inisialnya adalah ASJ, meniggal di usia 71
tahun 2009. Sebelum pensiun berprofesi sebagai kepala sekolah disalah satu SD Nege
ri di samarinda, memiliki hobi bermain tenis.
2. Kondisi yang lansia alami
Kondisi beliau sehat namun memiliki penyakit Asma, gangguan rabun jauh yang cuku
p tinggi dan postur tubuh yang sangat bungkuk. Beliau juga sering pergi ke Puskesma
s dekat rumah untuk pemeriksaan rutin.

3. Kendala yang dialami lansia


Seperti yang saya jabarkan sebelumnya karena penyakit asmanya beliau selalu memba
wa inhaler dan tidak dapat berjalan terlalu jauh atau asmanya bisa kambuh, selain itu
karena kondisi bungkuk yang dialami beliau ia tidak dapat berjalan dengan cepat dan
hanya bisa berjalan lambat dengan jarak yang dekat, dikarenakan hal itu beliau banya
k menghabiskan hari harinya dengan duduk.
Beliau juga mengalami kendala dalam berkomunikasi, saat berkomunikasi beliau men
ggunakan bahasa kutai, namun masalah utamanya karena suara tua beliau yang terden
gar samar-samar dan pelan menyulitkan pendengar untuk memahami perkataan beliau.
Beliau juga sering lupa kata-kata dalam bahasa indonesia akibatnya beliau mengganti
nya dengan bahasa kutai.

4. Kegiatan yang dilakukan lansia


Tak banyak kegiatan yang dilakukan beliau, Saya sering melihat beliau membaca buk
u di ruang tamu. Selain itu ia juga sering membeli kopi ke warung dekat rumah. Saat s
aya datang berkunjung dia sering membelikan saya cemilan di warung tersebut, Selain
itu beliau juga sering pergi ke masjid untuk sholat berjamaah. Di saat bulan Ramadha
n beliau sering pergi ke masjid untuk berbuka bersama disana.

5. Seorang lansia biasanya terserang banyak gangguan sirkulasi darah, gangguan dalam
sistem metabolisme, gangguan yang melibatkan mental, gangguan pada persendian pe
nyakit tumor (baik yang tidak berbahaya maupun yang menular), sakit jantung, remati
k, encok, pandangan dan pendengaran berkurang, tekanan darah tinggi, berjalan gonta
i, kondisi mental, dan saraf terganggu. Dalam kasus kakek saya terdapat empat gejala
yang berbeda yaitu Asma, Bungkuk, Rabun, Dan lupa kata-kata dalam bahasa indones
ia.
Asma kakek saya biasanya kambuh saat beliau sedang stress dan berjalan terlalu jauh
serta saat sedang marah. Hal ini mungkin dipuci oleh perubahan keadaan emosi yang
cepat dapat memaksa tubuh untuk berkoordinasi dengan cepat pula. Dengan adanya h
al ini tubuh ditempatkan dalam kondisi yang sulit dan dengan beban mental yang bera
t. Keadaan tersebut dapat memicu kambuhnya asma yang drastis. Selain itu faktor ka
mbuhnya asama bisa karena letih, menghirup asap rokok, dan debu. Tidak diketahui k
enapa kakek saya bisa asma di masa tuanya. Namun kemungkinan besar dikarenanya
penurunan fungsi paru-paru di masa lanjut usia.
Kondisi bungkuk beliau terjadi karena beliau disaat mudanya terlau lama duduk yang
lama-kelamaan membuat postur tubuh beliau membungkuk.
Kondisi rabun tepatnya rabun dekat beliau seringnya beliau membaca buku dan penur
unan fungsi pengelihatan pada mata.
Kondisi lupa kata-kata atau disebut dengan Lethologica pada kakek saya terjadi biasa
nya saat berkomunikasi dengan beliau, beliau biasanya lupa kata-kata dalam bahasa in
donesia dan menggantinya dengan bahasa kutai. Kondisi terjadi karena fungsi otak dal
am menyimpan memori dan membuka kembali memori tersebut mengalami kesalahan.
Tidak semua memori disimpan dalam satu bagian otak yang sama. Terdapat beberapa
bagian otak yang berfungsi sebagai ruang penyimpanan memori, yakni hippocampus,
neocortex, amygdala, bangsal ganglia, dan cerebellum. Namun kemungkinan besar ya
ng menyebabkan lethological mungkin saja karena kelelahan bagian neocortex. Otak t
erus bekerja, memiliki resiko melakukan kesalahan dalam menyampaikan sinyal suatu
informasi. Tidak diketahui kenapa beliau dapat mengidap ini namun kemungkinan bes
ar karena kondisi gangguan kognitif pada beliau

Anda mungkin juga menyukai