Ilmu Komunikasi B
UNUVERSITAS MULAWARMAN
TUGAS PERTEMUAN
Dewasa adalah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanitaseutuhnya.
Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilakudewasa, teta
pi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Se
baliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidakmemiliki kematangan da
n tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan biasany
a ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkemban
g dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan isik dan psiko
logis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terh
adap perubahan tersebut.
A. Masa Dewasa Awal (Masa Dewasa Dini/Young Adult) Masa dewasa awal adalah mas
a pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan m
asalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidu
p yang baru. Kisaran umur antara 21 sampai 40 tahun.
B. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood) Masa dewasa madya ini berlangsung dari u
mur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain; ma
sa dewasa madya merupakan masa transisi, di mana pria dan wanita meninggalkan cir
i-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehid
upan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih
besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatia
nnya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
C. Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult) Usia lanjut adalah periode penutup dala
m rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat,
yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat isik dan psikologis yang semaki
n menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya
sebagai berikut: perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, pe
rubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan.
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehid
upan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai
kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran dalam du
nia kerja (berkarier).
Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang ditu
ntut untuk melepaskan ketergantung-annya terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat man
diri. Ciri-ciri masa dewasa dini yaitu:
1. Fisik
Secara fisik, usia, rangka tubuh, tinggi, dan lebarnya tubuh seseorang dapat men
unjukkan sifat kedewasaan pada diri seseorang. Faktor-faktor ini memang biasa
digunakan sebagai ukuran kedewasaan. Akan tetapi, segi fisik saja belum dapat
menjamin ketepatan bagi seseorang untuk dapat dikatakan telah dewasa.
Dalam menentukan tingkat kedewasaan seseorang dari segi fisiknya harus pula d
engan mengetahui apakah dia dapat menentukan sendiri setiap persoalan yang di
a hadapi, dan apakah ia telah dapat membedakan baik buruknya serta manfaat da
n ruginya sebuah permasalahan hidup.
2. Kemampuan Mental
Orang yang telah dewasa dalam cara berpikir dan tindakannya berbeda dengan or
ang yang masih kekanak-kanakan sifatnya. Dapat berpikir secara logis, pandai m
empertimbangkan segala sesuatu dengan adil, terbuka dan dapat menilai semua p
engalaman hidup merupakan salah satu ciri-ciri kedewasaan pada diri seseorang.
Berbagai persoalan hidup ini dapat diatasi bila ada kemampuan mental dalam dir
inya.
3. Pertumbuhan Sosial
Pertumbuhan sosial adalah suatu pemahaman tentang bagaimana dia menyayangi
pergaulan, bagaimana dia dapat memahami tentang bagaimana watak dan keprib
adian seseorang, dan bagaimana cara dia mampu membuat dirinya agar disukai o
leh orang lain dalam pergaulannya. Perasaan simpatik kepada orang lain dan bah
kan terhadap seseorang atau hal-hal yang paling tidak ia sukai sekalipun merupa
kan ciri kedewasaan secara sosial. Orang yang dapat berbuat seperti itu dia pasti
pandai menguasai keadaan meskipun terhadap orang yang berlaku tidak baik terh
adap dirinya sekalipun untuk hal yang paling menyakitkan dalam hatinya sekalip
un.
4. Emosi
Kedewasaan seseorang itu dapat dilihat dari cara seseorang dalam mengendalika
n emosi ini. Jika orang pandai mengendalikan emosinya, maka berarti semua tind
akan yang dilakukannya bukan hanya mengandalkan dorongan nafsu, melainkan
dia telah menggunakan akalnya juga.
Orang yang telah menguasai dan mengendalikan emosinya dengan disertai oleh k
emampuan mental yang cukup dewasa, dia pasti dapat mengendalikan dirinya m
enuju kehidupan yang bahagia dikarenakan selalu bersifat terbuka dalam mengha
dapi berbagai kenyataan-kenyataan hidup, tabah dalam menghadapi setiap kesuli
tan dan persoalan hidup, dan dapat merasa puas dan sanggup menerima segala se
suatunya dengan lapang dada.
1.Dewasa Dini
Fsikis: fungsi organ-organ berjalan dengan sempurna dan mengalami masa produktifit
as yang tinggi
Fungsi motorik: memiliki kecepatan respon yang maksimal dan mereka dapat menggu
nakan kemampuan ini dalam situasi tertentu dan lebih luas.
Fungsi psikomotorik: pada masa dewasa merupakan puncak dari seluruh perkembang
an psikomotorik. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan psikomotorik.
Melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan psikomotorik akan dapat di
tingkatkan dan dipertahankan. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan deng
an baik.
Kemampuan kaki: mampu berjalan dan meloncat secara maksimal, biasanya atlit yang berpre
stasi mencapai puncak kejayaannya atau klimaknya pada usia dewasa muda.
Bahasa: Keterampilan berbahasa lebih dikuasai, dan lebih supel serta mudah berkomu
nikasi dengan orang lain.
Intelegensi: Kemampuan berfikir lebih realistis dan berfikir jauh kedepan, strategis da
n selalu bersemangat untuk berwawasan luas.
Emosional: stabilitas emosi masih mengalami naik turun, namun tetap terkontrol dan
cendrung mengarah ketitik ketitik keseimbangan dan bisa mnerima tanggung jawab. P
ada masa ini setiap orang dewasa muda pria dan wanita diharapkan untuk menerima t
anggung jawab sesuai dengan masing-masing tugas yang dipikulnya. Ketegangan emo
sional terjadi pada orang dewasa dini,karena mereka baru memasuki suatu lingkungan
sosial baru dan hal ini merupakan simbol yang dimunculkan akibat adanya suatu peny
esuain diri
Masa dewasa dini sebagai masa kreatif: Orang dewasa muda cendrung kreatif karena mereka
bebas melakukan segala sesuatu tanpa dibatasi aturan orang tua, bentuk kreatifitas yang dihas
ilkan berbeda tergantung pada minat dan kemampuan individual.
Masa dewasa dini juga disebut sebagai masa komitmen; Suatu komitmen dibuat oleh orang d
ewasa muda karena mereka dituntut untuk menjadi orang dewasa yang mandiri dan bertanggu
ng jawab bagi kehidupannya sendiri.
Dan masa dewasa dini sebagai masa ketergantungan; Tidak semua orang dewasa bisa hidup
mandiri, mereka masih harus tergantung kepada pihak lain untuk dapat menentukan segala se
suatunya atau untuk lebih memantapkan pilihan hidupnya.
Sosial: Masa dewasa dini biasanya akan lebih supel dalam berteman namun kondisi m
ereka seringkali mengubah cara berteman kerah kelompok-kelompok.
Moralitas dan keagamaan: masa dewasa dini selalu memiliki keinginan untuk bisa me
ngikuti nilai-nilai adapt istiadat yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yan
g memiliki tempat tersendiri dihati orang dewasa, namun seringkali dewasa muda bel
um bisa mengikuti nilai-nilai tersebut secara sempurna.
Selain karakteristik yang telah disebutkan diatasada beberapa tambahan karakteristik manusia
pada saat dewasa dini:
2. Dewasa Madya
o Stress somatik, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukan usia
tua
o Stress budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan,
keperkasaan dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu
o Stress ekonomi, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak da
n memberikan status simbol bagi seluruh anggota keluarga.
o Stress psikologis, yang mungkin diakibatkan oleh kematian suami atau istri, ke
pergian anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya
masa muda dan mendekati ambang kematian.
Usia madya adalah “usia yang berbahaya”
Cara biasa menginterprestasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang mel
akukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki usia lanjut.
Usia ini dapat menjadi berbahaya dalam beberapa hal lain. Saat ini merupakan suatu
masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak
bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatkan kehidupan. Timb
ulnya penyakit jiwa datang dengan cepat dikalangan pria dan wanita, dan gangguan in
i berpuncak pada bunuh diri.
Usia madya adalah usia canggung
Usia ini bukan masa muda tapi juga bukan masa tua. Merasa bahwa keberadaan mere
ka tidak diakui di masyarakat, orang-orang berusia madya sedapat mungkin berusaha
untuk tidak dikenal oleh orang lain.
Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa krisis dimana baik “generavitas” kece
ndrungan untuk menghasilkan maupun stagnasi kecendruangan untuk tetap berhenti a
kan dominan. Selama usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebalinya mer
eka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu lagi.
Usia madya merupakan masa evaluasi
Usia ini sebagai evaluasi terutama evaluasi diri. Karena usia pada umumnya merupak
an saat mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan
saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka dan harapan-harapan
orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman.
Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan:
o Pertama, aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani, contoh rambut men
jadi putih, timbul kerut-kerut dan keriput diwajah, dan terjadinya beberapa bag
ian otot yang mengendur terutama pada bagian pinggang.
o Kedua, dimana standar ganda dapat terlihat nyata pada cara mereka menyataka
n sikaf terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang berbeda tentang b
agaimana orang harus menyesuaikan diri dengan usia madya. Satu, harus tetap
merasa muda aktif, dua, menua dengan anggun semakin lambat dan hati-hati,
dan menjalani hidup dengan nyaman.
Usia madya merupakan masa sepi
Masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua. Kecuali dalam beber
apa kasus dimana pria dan wanita menikah lebih lambat dibanding usia rata-rata, atau
menunda kelahiran anak sehingga mereka lebih mapan dalam karier, atau mempunyai
keluarga besar sepanjang masa, usia madya merupakan masa sepi dalam kehidupan pe
rkawinan.
Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia 30-
an dan 40-an. Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan dalam masa manapu
n. Akibatnya, usia madya seringkali merupakan periode yang tidak menyenangkan dal
am hidup.
3. Dewasa akhir
o Kecepatan : Penurunn kecepatan dalam bergerak bagi orang usia lanjut dapat d
ilihat dari tes terhadap waktu reaksi dan keterampilan dalam bergerak.
o Ingatan : Orang berusia lanjut pada umunya cendrung lemah dalam mengingat
hal-hal yang baru dipelajari dan sebaliknya ingatan kuat terhadap hal-hal yang
telah lama dipelajari.
o Rasa Humor : Pendapat umum yang sudah klise tetapi banyak dipercaya orang,
bahwa orang berusia lanjut kehilangan rasa dan keinginannya terhadap hal-hal
yang lucu.
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS UAS
5. Seorang lansia biasanya terserang banyak gangguan sirkulasi darah, gangguan dalam
sistem metabolisme, gangguan yang melibatkan mental, gangguan pada persendian pe
nyakit tumor (baik yang tidak berbahaya maupun yang menular), sakit jantung, remati
k, encok, pandangan dan pendengaran berkurang, tekanan darah tinggi, berjalan gonta
i, kondisi mental, dan saraf terganggu. Dalam kasus kakek saya terdapat empat gejala
yang berbeda yaitu Asma, Bungkuk, Rabun, Dan lupa kata-kata dalam bahasa indones
ia.
Asma kakek saya biasanya kambuh saat beliau sedang stress dan berjalan terlalu jauh
serta saat sedang marah. Hal ini mungkin dipuci oleh perubahan keadaan emosi yang
cepat dapat memaksa tubuh untuk berkoordinasi dengan cepat pula. Dengan adanya h
al ini tubuh ditempatkan dalam kondisi yang sulit dan dengan beban mental yang bera
t. Keadaan tersebut dapat memicu kambuhnya asma yang drastis. Selain itu faktor ka
mbuhnya asama bisa karena letih, menghirup asap rokok, dan debu. Tidak diketahui k
enapa kakek saya bisa asma di masa tuanya. Namun kemungkinan besar dikarenanya
penurunan fungsi paru-paru di masa lanjut usia.
Kondisi bungkuk beliau terjadi karena beliau disaat mudanya terlau lama duduk yang
lama-kelamaan membuat postur tubuh beliau membungkuk.
Kondisi rabun tepatnya rabun dekat beliau seringnya beliau membaca buku dan penur
unan fungsi pengelihatan pada mata.
Kondisi lupa kata-kata atau disebut dengan Lethologica pada kakek saya terjadi biasa
nya saat berkomunikasi dengan beliau, beliau biasanya lupa kata-kata dalam bahasa in
donesia dan menggantinya dengan bahasa kutai. Kondisi terjadi karena fungsi otak dal
am menyimpan memori dan membuka kembali memori tersebut mengalami kesalahan.
Tidak semua memori disimpan dalam satu bagian otak yang sama. Terdapat beberapa
bagian otak yang berfungsi sebagai ruang penyimpanan memori, yakni hippocampus,
neocortex, amygdala, bangsal ganglia, dan cerebellum. Namun kemungkinan besar ya
ng menyebabkan lethological mungkin saja karena kelelahan bagian neocortex. Otak t
erus bekerja, memiliki resiko melakukan kesalahan dalam menyampaikan sinyal suatu
informasi. Tidak diketahui kenapa beliau dapat mengidap ini namun kemungkinan bes
ar karena kondisi gangguan kognitif pada beliau