A. PENDAHULUAN
Jika struktur organisasi telah dirancang dalam berbagai unit departemen, tetapi pula
ditetapkan fungsi-fungsi dan tugas-tugas pada masing-masing unit departemen tersebut
menurut spesialisasi kerja, maka adalah menjadi tugas manajer menyusun atau mengisi unit-
unit departemen tersebut dengan orang-orang yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang
dibutuhkan. Aktivitas seperti ini di dalam manajemen disebut fungsi penyusunan atau
pengisian staf (staffing).1
Dalam tatanan ajaran Islam, proses pengisian jabatan suatu pekerjaan sangat
dianjurkan untuk diisi oleh orang-orang yang memiliki keahlian dibidangnya, seperti sabda
Nabi Muhammad SAW :
“Apabila suatu pekerjaan diperbuat oleh yang bukan profesinya (ahli), maka tinggal
rnenunggu kehancurannya.”(H.R.Bukhari)2
Makna hadits di atas menstressing agar para manajer ketika akan melakukan
placement para staf-nva supaya dapat mengisi jabatan-jabatan tersebut sesuai dengan skill
yang dimiliki staf tersebut atau dalam makna yang lain jauhkanlah proses staffing dengan
cara-cara yang tidak halal, misalnya dengan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).
Helliriegel & Slocum, mengatakan : Staffing is the process by which orgaizations satisfy their
human resources needs by forcasting future needs, recruiting and selecting candidates and
1
Ulbert Silalahi, Asas-asas Manajemen, Bandung, Mandar Maju, 1996, Cet I, h.229
2
Sayyid Ahmad Hasyim, Mukhtar Al-Hadits al-Nabawiyah, Beirut : Dar al-Fikr, tt, h.17
orienting new employees.3 Sementara itu David J Cherrington di dalam bukunya mengatakan
staffing, usually called employment, involves three major
Dengan demikian pengaturann staf berarti mengisi staf dari tingkat manajer hingga
karyawan dalam unit-unit departemen menurut jenjang struktur organisasi yang dilakukan
berdasarkan analisis jabatan, perencanaan sumber daya manusia, rekruitmen, seleksi, dan
penempatan.
3
Don Helliriegel & John W Slocum, Management, Aadison Wesley Publishing Company, 1992, Cet 6, h.390
4
David J Cherrington, The Managemen of Human Resources, Prestice Hall International, 1995, edisi 4, h.11
5
James F Stonner, Charles Winkel, Manajement, Jakarta, Erlangga, 1986, h.20
dikembangkan dalam wilayah staffing, yaitu manajemen personalia, atau manajemen
sumber daya manusia.6
Dalam pendahuluan ini pula ingin kami sampaikan, bahwa sumber-sumber penting
yang merupakan aset suatu organisasi adalah manusia (human resources), sebab yang akan
berperan dalam, mencapai tujuan organisasi adalah orang yang bertanggungjawab
menggerakkan kegiatan, juga sumber lain bukan manusia (non human resources).
Sedangkan. orang-orang yang bertanggungjawab dalam organisasi dinamakan manajer-
manajer dan orang yang menjalankan aktivitas atau melalui siapa tujuan itu tercapai disebut
kelompok karyawan (employee).
Para manajer berfungsi menjaga pysical assets atau harta melalui manusia atau
karyawan. Karena itu mengapa begntu penting bagi manajer untuk menjaga orang-
orangnnya (karyawan) dengan baik. la harus memberi ganjaran (reward) kepada mereka
dengan adil, membantu mereka untuk berbagai perkembangan. Semuanya itu untuk
semakin menjaga hartanya agar semakin berharga. 7
Dalam pembicaraan seterusya akan dibahas hal-hal yang berkenaan dengan : Seleksi
personil., Pimpinan dan harapannya, Pimpinan dan pengembangan organisasi. Pembahasan
sebagian besar diambil dari teori-teori manajemen dan sedikit penulis tuangkan pula
perspektif ajaran Islam berbicara mengenai manajemen, khususnya topik diatas.
B. SELEKSI
Tahapan seleksi karyawan dalam suatu institusi/ organisasi merupakan salah satu
bagian penting dari fungsi staffing, sedangkan yang mengawali suatu kegiatan seleksi
sebelumya terlebih dahulu di lakukan suatu analisis jabatan (Job analysis). Yang dapat tergali
dari informasi analisis jabatan ini' meliputi tiga hal yaitu, Pertama : uraian jabatan (Job
description) yaitu uraian tentang rincian tugas-tugas, tanggungjawab, kewajiban-kewajiban,
dan kondisi kerja yang esensial dan jabatan tertentu yang dituangkan dalam peryataan
tertulis atau dokumen. Uraian terpentingnva adalah tugas utama, persentase waktu yang
6
Heinz Weihrich & Harold Koontz, Management ; A Global Persfektive, McGraw-Hill Inc, 1993, h.357
7
Ulbert Silalahi, op.cit. h.231
dibutuhkan untuk suatu tugas, standar kinerja yang dicapai, kondisi kerja, jumlah tenaga
kerja, siapa melapor kepada siapa, juga peralatan yang dipakai. Kedua, spesifikasi jabatan
(Job specification). suatu ilustrasi yang menggambarkan tuntutan jabatan tentang kualifikasi
karyawan yang diperlukan untuk mengerjakan jabatan atau dengan kata lain sesuatu yang
berhubungan dengan profil karyawan. Selanjutnya dibuatkan dokumen yang menjelaskan
kualifikasi minimum mengenai karakteristik seorang karyawan seperti : pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan satu jabatan tertentu. Ketiga, standar
kinerja jabatan (job performance standard), yaitu rumusan yang diuat setelah seorang analis
jabatan mengumpulkan data melalui metode yang pergunakanya ( kuesioer, interview,
observasi, catatan karyawan dan metode kombinasi). Data-data yang dihimpun itu
berhubungan dengan aktivitas kerja, aktivitas orientasi karyawan., bantuan kerja, kontek
jabatan dan persyaratan personel untuk jabatan. 8
Seleksi karyawan adalah suatu proses pemilihan. karyawan dari sekelompok pelamar
potensial atau yang terbaik untuk satu jabatan atau posisi tertentu. Biasanya dilakukan oleh
Departemen Personalia, yang dikombinsikan dengan rekruitmen, (pengerahan) karyawan.
Jika rekruitmen karyawan selalu diperhatikan proses rekruitmen secara intenal dan
eksternal, maka seleksi pun biasanya dilakukan melalui dua langkah tadi. Adapun
keuntungan proses rekruitmen/ seleksi secara internal yaitu ada tiga hal : Pertama, lebih
murah, Kedua, memupuk kesetiaan, merangsang, mendorong serta memotivasi teman untuk
berprestasi, Ketiga, lebih mudah beradaptasi dengan iklim kerja dan lingkungan organisasi.
Geoffrey G-Meredith mengakui keuntungan dari internal promosi yaitu :
The system is the simplest and the lowest cost approach. Management knows the
qualities of persons promoted, and it is very good for the morale of all employees to see
that such a policy axist.
Hasil penelitian menujukkan adanya sumber rekruitmen dan rata-rata turn over. Dalam
hal ini rekruitmen dari sumber internal merupakan sumber karyawan yang baik
8
William B Werther, Jr & Keith Davis, Human Resources and Personnel Management, New York ; McGraw
Hill, 1993, h. 135-142
dibandingkan dengan sumber ekstenal.9
Ada beberapa taktor yang harus diperhatikan dalam melakukan seleksi_, karena
kecenderungannya mempengaruhi tingkat kinerja karyawan, yaitu :
Adapun cara melakukan suatu proses seleksi biasanya dilakukan melalui beberapa
tahap yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing organisasi, berikut ini adalah
salah satu contoh :
Tahap 3: Wawancara
9
Ulbert Silalahi, op.cit.h.244
10
Leon C Magginson, Donald C Mosley & Paul H. Pietri, Jr, Management : Concept and Application, New York
Harper International, 1983, h.293.
Tahap pemeriksaan dimaksudkan untuk memeriksa apakah pelamar memenuhi syarat
untuk posisi yang dibutuhkan atau tidak. Ujian seleksi dimaksudkan untuk mengukur tingkat
kemampuan dan kesesuaian keterampilan pelamar untuk bekerja. Kebanyakan ujian seleksi
dilakukan secara tertulis, sedangkan materi seleksi umumya berhubugan dengan.
pengetahuan umum, pengetahuann tentang jabatan dan kemampuan psikologis.
Wawancara untuk menggali secara lebih mendalam tentang sikap, minat, kemampuan
analisis, dan keterampilan teknis yang dimiliki pelamar. Pemeriksaan referensi dan latar
belakang berguna untuk mengetahui apakah irformasi tentang tipe pelamar, pengalaman
kerja, titel, dan latar belakang pendidikan relevan dengan jabatan yang akan dilaksanakan.
Pemeri.ksaan kesehatan untuk menentukan kondisi fisik dan psikis apakah sesuai dengan
tuntutan jabatan atau tidak. Terakhir adalah keputusan diterima atau ditolak. Secara teknis
ada yang setiap tahap tes hasilnya langsung diberitahukan, seorang yang lulus tahap 1 dapat
mengikuti tes tahap 2. begitu pula selanjutnya yang lulus tes 2 berhak ikut tes tahap 3
sampai akhir.11
C. HARAPAN
Teori harapan Ini dikemukakan oleh Victor H.Vroom, ia mengatakan, bahwa kekuatan
motivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari
hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan (wants) dan butuhkan (needs) dari hasil
pekeriaan itu.12 Apabila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh
kepuasannya, maka ia akan bekerja keras pula.
Adapun yang menjadi landasan dari teori ini adalah adanya harapan bahwa individu
akan menjadi pelaksana dengan prestas yang tinggi apabila mereka melihat : 1) Suatu
kemungkinan (probabilitas) tinggi, bahwa usaha mereka mengarah ke prestasi tinggi 2) Suatu
11
Ulbert Silalahi, op.cit. h.247-249
12
Malayu SP Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Jakarta, Bumi Aksara, 1999, cet.2, h.116
probabilitas tinggi akan mengarah kepada keuntunngan 3) hasil-hasil tersebut akan menjadi,
pada keadaan keseimbangan penarik efektif bagi mereka.13
Kebaikan dari teori ini adalah : 1) memberikann informasi bahwa kebutuhan manusia
terdiri dari materil dan non-materil serta bertingkat-tingkat, 2) Seorang pimpinan organisasi
akan mengetahui, bahwa para karyawannya itu bekerja untuk memenuhi kebutuhann materi
dan non-materi yang akan memberikan kepuasan, 3) Kebutuhan manusia itu berjenjang,
maka bagi mereka yang lemah ekonominya, mereka akan memiliki kecenderungan
termotivasi dengan materil, sedangkan yang memiliki strata ekonomi tinggi, mereka
cenderung membutuhkan motivasi non-materi, 4) Pimpinan. organisasi akan lebih mudah
memberikan motivasi para karyawannya untuk merangsang semangat kerja.
Sedangkan sisi kelemahannya dari teori ini adalah : 1) kebutuhan manusia itu
13
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta, BPFEE Yogya, 1999, edisi 14, h.263
14
Hasibuan, Op.cit, h.104-107
bertingkat-tingkat, tetapi pada kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan
kebutuhan itu sendiri merupakan siklus dan sunnatullah, 2) Maslow menyampaiakan
teorinya ini baru pada tahap pengamatan.15
Pada teori motivasi dua faktor, seorang pimpinan organisasi dalam memotivasi para
karyawannya hendaklah memperhatikan 3 hal di bawah ini :
Definisi manajer dikemukakan oleh Bittel & Bittel : A manager is best defined as a
member of an organizations whose tasks, duties, and responsibilities require the supervision
of other people.
15
Ibid, h.107
besar ditentukann oleh kecakapan manaJernya dalam melakasanakan kepenmimpinan untuk
mengerahkan para bawahanya.
Dalam sejarah kita kenal para Nabi/ Rasul itu terkenal dengan. kepemimpinannya,
sehingga dalam salah satu cabang ilmu dikenal 4 sifat para Rasul. Keempat ciri kenabian itu
sekaligus merupakan ciri seorang pemimpin. Seorang Nabi itu shidiq (benar), amanah
(reliiable),tabligh (menyampaikan.), dan fathanah (cerdas). Empat ciri kepemimpinan para
Rasul ini kiranya dapat djadikan tolok ukur kita.
4) Perubahan-perubahan teknologi.17
E. PENUTUP
Dengan mengikuti dan mempraktekan proses rekruitmen seperti dibahas terdahulu, maka
bukan mustahil perbaikan sistem pendidikan dapat berjalan baik. Begitu pula dengan proses
seleksi yang ketat (sesuai dengan kualifikasinya), maka sangat dimungkinkan masa depan
bangsa ini mengalami perbaikan yang berarti karena diawali dengaan membaiknya sistem
pendidikan yang berlangsung.
16
Hasibuan, op.cit, h.203
17
George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, terjemahan, Jakarta, Bumi Aksara, 2000, cet 6, h.121-123
DESKRIPSI FUNGSI STAFFING DALAM ORGANISASI
ORGANISASI
DEPARTEMEN-
DEPARTEMEN
(Fungsi dan Tugas)
STAFFING
Dasar Pemikirannya :
1. Analisis Jabatan
Uraian Jabatan
Spesifikasi Jabatan
Standar Kinerja Jabatan
2. Perencanaan SDM
3. Rekruitmen
4. Seleksi
5. Penempatan
Dasar : Job Analisis
Internal
Cara
Eksternal
SELEKSI
Faktor Pertimbangan :
1. Karakter Biografi
2. Kepribadian dan Minat
3. Sikap dan Kebutuhan
4. Kemampuan Analisis dan Manipulatif
5. Keterampilan dan Kemampuan Teknis
6. Keterampilan dan Stamina
Tahapan :
1. Pemeriksaan Lamaran
2. Ujian Seleksi
3. Wawancara
4. Pengecekan referensi dan Latar Belakang
5. Kesehatan
6. Keputusan
Wants Needs
SELEKSI Prestasi
Keuntungan
Keseimbangan
Motivasi Karyawan
Motivator
Yang Mengecewakan
Peluang