Anda di halaman 1dari 34

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk
sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan
viskositas.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibtkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh :
apabila kita memasukkan sebuah batu kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu
tersebut mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan.
Gerak batu kecil ini menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki
suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami
percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan
maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada
saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal.
Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap
tegangan geser oleh fluida tersebut. Kadang-kadang viskositas ini serupa dengan
kekentalan.fluida yang kental(viskos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa
dari fluida yang kurang kental(Prijono,1985).alat untuk mengukur viskositas
fluida Viskositas dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan
besarnya perlawanan terhadap gaya geser. gesekan interval, gaya viskos melawan
gerakan sebagai fluida relatif terhadap yang lain. viskositas merupakan alasan
diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang tetapi juga
merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja viskositas terjadi karena
interaksi antara molekul-molekul cairan. Efek viskos merupakan hasil yang
penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos
cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan percobaan


1.2.1 Tujuan Intruksi Umum (TIU)
1. Kita dapat memahami konsep fisika/mekanika mengenai kekentalan
(viskositas)
2. Kita dapat memahami bahwa gesekan yang dialami oleh suatu benda
yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut.
1.2.2 Tujuan Intruksi Khusus (TIE)
1. Kita dapat menggunakan prinsip kesetimbangan gaya stokes, gaya
apung, dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Kita dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu benda
yang begerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
3. Kita dapat menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang jatuh
4. Kita dapat menetukan viskositas fluida.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar


Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah “ketebalan” atau “pergesekan internal”. Oleh karena itu,
air yang “tipis” memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang tebal,
memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas
suatu fluida, semakin besarjuga pergerakan dari fluida tersebut.
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida(fluida itu zat yang dapat mengalir,
dalam hal ini zat cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida
(internal=dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalis. Pada zat cair, viskositas
disebabkan Karena adanya gaya kohesi (gaya tarik-menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul.(Muhammad Rian,2013)
Jadi viskositas adalah kekentalan suatu fluida yang disebabkan oleh adanya
gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Viskositas
juga disebut sebagai ketahanan fluida jika menerima gaya dari luar
Viskositas atau kekentalan Cuma ada pada fluida rill(nyata). Fluida rill/nyata
itu fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model
yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida
ideal ini yang kita pakai dalam pokok pembahasan fluida dinamis
viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan
gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan
tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama
disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas, viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul. Viskositas fluida dipengaruhi oleh temperature. Jika
temperature naik, maka viskositas menjadi berkurang fluida yang berbeda
memiliki besar viskositas yang berbeda. (Daniel Parenden, 2012).

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya


gesekan antar lapisan material. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir.
Kecepatan aliran berbeda karena adanya perbedaan viskositas. Besarnya
viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan yang menyatakan kekentalan suatu
zat cair. Viskositas yang dimiliki setiap fluida berbeda dan dinyatakan secara
kuantitatif oleh koefisien viskositas.
Apabila zat cair tidak kental maka koefisien viskositasnya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai
kecepatan yang sama dengan dinding. Salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur viskositas adalah viskosimeter (Moh. Toifur, 2014).
Menurut Anwar (2008) viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscou,
Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi
viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat
dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida. Jika sebuah
benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya kelereng
dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam, nampak mula-mula
kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup
jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus
beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih
ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya
gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida. Khusus untuk benda berbentuk
bola, gaya gesekan fluida secara empiris dirumuskan sebagai Persamaan Fs =
6πηrv dengan ηmenyatakan koefisien kekentalan, r adalah jari-jari bola kelereng,
dan v kecepatan relatif bola terhadap fluida (Widya Kunsumaningrum, 2014).
Menurut Ghazali (2009) viskositas merupakan suatu tendensi untuk melawan
aliran cairan karena resistensi suatu bahan yang mengalami perubahan bentuk bila
bahan tersebut dikenai gaya. Viskositas biasanya berhubungan dengan konsistensi
dan tendensi. Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu bahan
untuk melawan perubahan bentuk bila suatu bahan mendapat gaya gesekan.
Gesekan ini timbul sebagai hasil perubahan bentuk cairan yang disebabkan karena
adanya resistensi yang berlawanan. Jika tenaga diberikan pada suatu cairan,
tenaga ini akan menyebabkan suatu peubahan bentuk, yang disebut sebagai aliran.
Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin tinggi viskositasnya
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Viskositas cairan yang bersifat Newtonian tidak berubah dengan adanya


perubahan gaya gesekan antar permukaan cairan dengan dinding. Cairan
newtonian biasanya merupakan cairan murni secara kimiawi dan homogen secara
fisikawi. Contohnya adalah larutan gula, air, minyak, sirup, gelatin, dan susu.
Viskositas (η) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antarlapis zat cair
itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang mengalir di
dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminar atau aliran turbulen.
Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai η, massa jenis (ρ), dan kelajuan alir (v)
zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. Hal itu dinyatakan
dalam bilangan Reynold (Re) :

Ketika Re kecil (< 2000) maka zat cair mengalir secara laminer (setiap bagian
zat cair itu mengalir menuruti garis arusnya sendiri, dan garis arus itu tidak pernah
saling ber-potongan). Sebaliknya, bila Re besar (> 4000) maka fluida mengalir
secara turbulen (terjadi arus pusar). Persamaan (1) memperlihatkan bahwa Re
kecil bila η besar. Artinya, keberadaan η yang semakin besar membuat aliran
cenderung laminer. Ketika aliran zat cair itu laminer, maka kejadian tersebut
memenuhi persamaan Poiseuille. Viskositas kinematik dihubungkan dengan
viskositas spesifik melalui koefisien kinematik Aliran laminer cairan newtonian
yang melewati pipa mengikuti hukum poiseuille :

Q = Av
............................................................................................(2.5.1)

Dimana: Q = Debit fluida, A = Luas penampang, v = Kecepatan


Fluida adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui
suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu maka debit fluida dapat
menjadi :

Q=
............................................................................................(2.5.2)
v
t
Dimana: Q = Debit fluida, v = Kecepatan, t = Waktu
Menurut Maria (2012) setiap zat cair memiliki kekentalan atau viskositas.
Kekentalaan yang dimiliki setiap zat berbeda-beda, hal ini bergantung pada
konsentrasi dari zat cair atau fluida tersebut. Viskositas suatu fluida juga
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

dipengaruhi oleh suhu. Unsur gas memiliki nilai viskositas yang mudah berubah
terhadap perubahan suhu. Pada umumnnyazat cair akan mengalami pengurangan
viskositas jika suhu dinaikan. Hal ini berkaitan dengan struktur molekul dalam
cairan tersebut.
Menurut Gunawan (2013) Sifat cairan sebagaian besar ditentukan oleh
resistansinya untuk mengalir, yang dinamakan viskositas. Suatu fluida
berviskositas rendah mengalir dengan mudah dan membuang sedikit energi, tetapi
menaikan rugi-rugi kebocoran. Suatu fluida kental dapat menyekat dengan baik,
tetapi fluida tipe ini cukup seret dan menyebabkan rugi energi dan tekanan sekitar
sistem, fluida hidrolik haruslah merupakan suatu medium yang berada antara
ekstrim-ekstrim ini, jadi dibutuhkan suatu cara untuk mendefinisikan viskositas.
Menurut Atkins (1996) adanya zat makro molekul akan menaikan viskositas
larutan bahkan pada konsentrasi rendahpun, efeknya besar, karena molekul besar
mempengaruhi aliran fluida pada jarak jauh. Pada konsentrasi rendah, viskositas
larutan berhubungan dengan viskositas pelarut murni. Viskositas diukur dengan
beberapa cara. Dalam “viskometer Ostwald” waktu yang dibutuhkan oleh larutan
untuk melewati pipa kapiler dicatat dan dibandingkan dengan sampel standar.
Menurut Dogra (2009) aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe.
Yang pertama adalah aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum
menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.
Terminologi viskositas spesifik yang menghubungkan viskositas dalam poise
dengan viskositas spesifik Aliran yang lain adalah aliran turbulen, yang
menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih
besar (Widya kunsumaningrum, 2014).
Metode yang tidak merusak untuk mengukur nilai viskositas cairan juga
dikembangkan dengan metode gelombang ultrasonik, yaitu mengukur cepat
rambat gelombang ultrasonik pada cairan. Semakin cepat rambat gelombang
semakin tinggi viskositas cairannya. Metode lain yang sudah dikenal sejak lama
untuk mendapatkan nilai viskositas adalah metode bola jatuh (falling ball method)
dengan prinsip Hukum Stokes.
Dalam ilmu mekanika fluida dijelaskan bahwa fluida memiliki sifat-sifat
viskositas, berat jenis dan lainnya. Semua fluida memiliki viskositas yang
berbeda, sebab itu gesekan aliran fluida berbeda.
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 2.1 Gaya- gaya yang bekerja pada bola


yang jatuh dalam tabung fluida
(fiskadiana.blogspot.com)
Untuk mengetahui nilai viskositas
bola jatuh maka dapat digunakan persamaan berikut :

2 r2 g
η= ( ρ 0−ρ1..................................................................................(2.5.3)
)
9 v

Dimana: r = Jari-jari bola, g = Percepatan garavitasi, ρ0 = Massa jenis bola, ρ1 =


Massa jenis fluida, v=Kecepatan maksimum bola, n = Koefisien
viskositas
Menurut Francis (1933), memberikan fungsi Efek Wall yang hingga sekarang
menjadi rujukan utama pengembangan metode bola jatuh. Efek Wall tersebut
merupakan parameter faktor koreksi dalam menentukan nilai viskositas cairan
menggunakan metode bola jatuh disebabkan oleh rasio diameter bola (d) terhadap
diameter tabung (D) mempengaruhi kecepatan jatuh bola. Viskositas (kekentalan)
dapat diartikan sebagai gesekan dibagian dalam suatu fluida untuk menggerakkan
salah satu lapisan diatas lapisan lainnya. Koefisien viskositas fluida didefinisikan
sabagai perbandingan tegangan luncur dengan kecepatan perubahan regangan
luncunya.

Persamaan 3 hanya berlaku untuk nilai bilangan Reynolds, Re < 1 dan


rasio d/D < 0,97. Faktor koreksi ini juga dimanfaatkan pada pengukuran
viskositas pada fluida tersuspensi menggunakan koefisien drag (Leont’ev &
Vakhrushev 1976).Brizard et al. (2005), mengembangkan teori yang
dikemukakan Francis (1933), yaitu dengan memasukkan faktor bilangan
Reynolds pada besaran

kecepatan bola jatuh sebagai fungsi rasio antara diameter bola dan tabung yang
disebut edge effects (Warsito, 2012).

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.2 Tegangan Geser


Bagian fluida yang memiliki bidang tertentu, pada beberapa saat memiliki
bentuk berbeda dan semakin terdistorsi selama gerakan berlangsung. Artinya
fluida berada pada keadaan pertambahan regangan geser yang kontinu. Untuk
mempertahankan gerakan ini, harus diberikan gaya konstan F dibagian kanan
pada plat atas untuk membuatnya tetap bergerak dan gaya dengan besar yang
sama kekiri pada plat bagian bawah untuk mempertahankan agar tidak berubah.
Jika A adalah luas permukaan masing-masing plat, maka tegangan geser pada
fluida dinyatakan dengan :

F
Tegangan geser = ...........................................................................(2.5.4)
A
Dimana : F = Gaya, A = Luas penampang

2.3 Regangan Geser


Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang
tegangan diberikan. Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi
bergantung pada laju perubahan. Laju perubahan juga disebut laju regangan (M.
Barkah Salim, 2014).

v .........................................................................(2.5.5)
Laju regangan =
L
Dimana : v = Kecepatan, L = Jarak antar keping

2.4 Pola Aliran Fluida


Pola yang ditempuh sebuah partikel dalam aliran fluida disebut garis alir
(flow line). Jika seluruh pola aliran tidak berubah terhadap waktu, aliran disebut
aliran tunak (steady flow). Dalam aliran tunak tiap elemen mengikuti pola yang
sama. Dalam keadaan ini laju aliran fluida di berbagai titik dalam ruangan
cenderung konstan, meskipun masing-masing partikel dapat berubah baik besar
maupun arah selama bergerak.
Pola aliran di mulai dari kiri ke kanan melalui sejumlah rintangan dan dalam
saluran yang berbeda-beda penampangnya. Pola-pola ini merupakan jenis-jenis
aliran laminar, dimana lapisan fluida yang terhalang mengalir lembut melaluinya
dengan tunak. Pada laju aliran yang cukup tinggi, atau ketika permukaan batas

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

menyebabkan perubahan laju mendadak, aliran menjadi tidak teratur dan kacau.
Ini disebut aliran turbulen (turbulent flow). Bilangan Reynolds adlah rasio antara
gaya inersia terhadap gaya viskos yang mengkuantifikasikan hubungan kedua
gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Dalam aliran turbulen tidak
terdapat pola keadaan tunak pola aliran berubah secara kontinyu. Fluida apabila
bergerak antara dua plat paralel maka bagian bawah plat akan tetap diam, dan
bagian atas bergerak dengan kecepatan konstan . Fluida yang bersentuhan dengan
masing-masing permukaan memiliki kecepatan yang sama dengan permukaan.
Laju aliran pada lapisan tengah fluida bertambah secara homogen dari satu
permukaan kepermukaan yang lain, sehingga lapisan fluida meluncur dengan
mulus satu sama lain atau disebut juga dengan laminar.

2.5 Macam-macam Viskositas


2.5.1 Viskositas Dinamis

Gambar 2.2 Dua permukaan tipis yang dipisahkan dengan fluida setimggi h
(ejournal.unib.ac.id)
Viskositas dinamis biasanya disebut viskositas absolut atau biasa disebut
viskositas saja. Viskositas dinamis adalah gaya tangensial per satuan luas yang
dibutuhkan untuk memindahkan suatu bidang horisontal terhadap lainnya,yaitu
pada saat terjadi kesetimbangan antara gaya berat, gaya apung dan gaya stokes
pada bola tersebut. Secara umum, viskositas lebih banyak dinyatakan dengan
satuan poise. Terminlogi viskositas yang menghubungkan viskositas dan poise
dengan viskositas spesifik adalah viskositas kinematic. Khusus untuk benda yang
berbentuk bola dan bergerak didalam gludayang tepat sifat-sifatnya dalam satuan
kecepatan, ketika mempertahankan jarak dalam cairan. Dirumuskan dengan
persamaan:

τ
μ=
du
( )
dy Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

...………..................................................................(2.5.6)

Dimana : μ = viskositas dinamis (Ns/m2) τ = tegangan geser (N/m2), du =


kecepatan (m/s), dy = jarak dua permukaan (m)
Menurut Royen, Abi (2016) Newton mengatakan bahwa tegangan geser
dalam suatu cairan sebanding dengan laju perubahan kecepatan normal aliran, laju
kecepatan ini disebut sebagai gradien kecepatan.
Fluida yang tegangan gesernya berhubungan linear terhadap laju tegangan
geser digolongkan sebagai fluida Newtonian. Untuk zar cair persamaan empiris
yang digunakan adalah :

B ................................................................................(2.5.7)
μ= De
T
Dimana : D dan B = Konstanta, T = Suhu mutlak
Menurut Munson (2003) persamaan di atas sering disebut sebagai
persamaan Andrade. Viskositas ini harus diketahui sekurang-kurangnya untuk dua
nilai temperatur sehingga dua konstanta dapat ditentukan.
Sekitar tahun 1838 Poiseuille melakukan penelitian eksperimental tentang
aliran pada pipa kapiler dan menemukan bahwa debit berbanding lurus dengan
tekanan dan pipa pangkat 4 serta berbanding terbalik dengan panjang pipa, yang
secara matematis dinyatakan oleh:

Q πP d 4
=
t 128 μ l
.........................................................................(2.5.8)

Dimana : μ = viskositas, Q = volume dalam waktu t , P = perbedaan tekanan


antara 2 ujung tabung atas dengan bawah, l = panjang tabung
dengan diameter

2.5.2 Viskositas Kinematika


Menurut Ambasta B. K (2006) viskositas kinematik (ν) merupakan rasio
antara viskositas dinamis dengan kepadatan fluida tersebut. Satuan dari viskositas
ini adalah stokes. Viskositas kinematic dihubungkan dengan viskositas spesifik
melalui koefisian kinematic.

2.6 Hubungan Viskositas Dengan Suhu


Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Menurut Ambasta B. K (2006) viskositas dari fluida sangat dipengaruhi oleh


suhu fluida tersebut. Menurut Jurnal Internasional (Angaitkar & Dr. A.T.Shende,
2013), nilai viskositas kinematik cairan akan menurun terhadap kenaikan suhu,
sedangkan nilai viskositas kinematik gas akan meningkat sebanding dengan

kenaikan suhu. Untuk setiap derajat kenaikan suhu, terdapat pengurangan nilai
koefisien viskoitas secara kasar sebesar 2% untuk hampir semua jenis cairan.

2.7 Viskometer Redwood


Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari suatu
cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat
maka viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir
lambat maka dikatakan viskositannya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan
baik untuk cairan maupun gas. Terdapat banyak sekali tipe viskometer, mulai dari
viskometer konvensional sampai viskometer digital. Viskometer yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan salah satu jenis viskometer berlubang, yaitu
Viskometer Redwood.(Instrumentasi,2012)
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur
viskositas suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa
viscometer bola jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi
silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem
dimana silinder bagian daam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem
Coutte dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder
diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder.
Jadi viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluida , alir fluida
tersebut nilai viskositas.
Terdapat dua jenis, yaitu Viskometer Redwood no.1 dan Viskometer
Redwood no.2. No.1 digunakan untuk menentukan viskositas dari minyak
pelumas encer dengan diameter jet atau lubang 1.62 mm dan panjangnya 10 mm.
Viskometer no.2 digunakan untuk menentukan minyak pelumas kental dengan
diameter jet
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

jet 3.8 mm dan panjangnya 15 mm.


Pada Viskometer Redwood, pengukuran viskositas minyak merupakan waktu
(dalam detik) bagi 50 ml minyak untuk mengalir melalui celah atau lubang
standar yang diberikan dibawah beberapa kondisi. Terdiri atas tiga bagian utama,
antara lain tabung minyak, jet atau lubang, dan labu penampung. Digambarkan
sebagai berikut:
Bagian-bagian Viskometer Redwood :
a) Tabung minyak, merupakan silinder perak yang memiliki tinggi 90 mm dan
diameter 46.5 mm.
b) Bak pemanas, tabung minyak dilingkupi oleh bak tembaga berbentuk
silinder untuk menjaga suhu.
c) Stirrer atau pengaduk, memiliki 4 helai pedang yang disediakan oleh bak
pemanas untuk menjaga suhu air dalam bak maupun minyak dalam tabung
tetap rata.
d) Labu kohlrausch/ gelas penampung (Dina Risantiana Rosalina, 2017).

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zar cair dengan
zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat
lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan
kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa
gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain. Didalam aliran kental kita dapat
memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan
tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita
perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental
dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
kekentalan suatu zat cair adalah viscometer (Lutfy,2007)
Apabila zat cair tidak kental maka koefisiennya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel pada dinding luar dalam
keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama
dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding dengan kecepatan yang
berubahsecara linear sampai V. aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat
(Sudarjo,2008)
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan
oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida.
Besarnya gesekan ini biasa juga biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat
cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut, yang
berperan adalah gaya kohesi antar pertikel zat cair (Martoharsono,2006)
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan
semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda mmiliki tingkat
kekentalan berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan oleh tumbukan antar
molekul viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang renda

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

a b c
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Rol meter

d e f

g h

Gambar 3.1 Peralatan Praktikum Viskositas Fluida : (a)Jangka Sorong


(b)Mikrometer Sekrup (c)Bola Besar (d)Bola Kecil (e)Tabung Gelas Besar (f)Rol
Meter (g)Thermometer (h)Stopwatch

3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan, mengukur masing-masing bola


yang akan digunakan menggunakan micrometer secrup, diameter bola besar yaitu
25,29 dan bola kecil yaitu 16,32, mengukur diameter gelas besar yang berisi
fluida menggunakan varnier caliper dengan diameter 65,9m mengukur tinggi
gelas besar dengan kedalaman 6,5 dan membaginya menjadi tiga bagian,
mengukur suhu cairan dengan suhu pertama 20̊C dan suhu kedua 30̊C, kemudian
kami mencatat semua hasil pengukuran, selanjutnya kami memulai praktikum
dengan menjatuhkan bola pertama atau bola besar dan menghitung waktu bola
sampai ke titik satu, dua, dan tiga, kemudian mencatat waktu yang diperoleh,
kami melakukan cara ini hingga didapat waktu data yang bagus, selanjutnya
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

mengganti bola dengan bola kecil, dan melakuka cara seperti yang di atas hingga
diperoleh data yang bagus, kemudian menimbang massa bola, dan gelas ukur.

BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan


Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Massa Diameter Jarak Waktu (s)


Bola Keterangan
(kg) Bola (m) (m) T1 T2 T3
0,0162 0,1 0,28 0,27 0,26
I 0,0164 0,2 0,66 0,67 0,68
0,0060
0,0163 0,3 0,88 0,86 0,87 T1 = 20oc
0,0252 0,1 0,20 0,21 0,23
T2 = 30oc
II 0,0200 0,0252 0,2 0,40 0,41 0,39

0,0253 0,3 0,62 0,61 0,60

Hari/Tangga lPraktikum : Ahad/10 Oktober 2019


Frekuensi/Kelompok : 5/III.B
AnggotaKelompok : 1. Iis Purwanti Gunawan
2. Aulia Geby Fadilah
3. Ashari
4. Kurniawan Febrianto Wajar

Makassar,10 Oktober 2019

ASISTEN

(Hasnawati)
BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1 Menghitung hubungan t terhadap l


5.1.1 Untuk bola I

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

t 1 +t 2+ t 3
t n=
n
0,28+0,27+0,26
t 1=
3
¿ 0,27
0,66+0,67+ 0,68
t 2=
3
¿ 0,67
0,88+0,86+0,87
t 3=
3
¿ 0,87
Berdasarkan data hasil perhitungan viskositas fluida didapatkan hasil
hubungan t terhadap p sebagaimana terlihat pada tabel 5.5.1
Tabel 5.1.1 hubungan t terhadap L
NO L (x) Y x.y x2

1 0,1 0,27 0,027 0,01


2 0,2 0,67 0,134 0,04
3 0,3 0,87 0,261 0,09
∑ 0,6 1,81 0,422 0,14

a=n ¿ ¿
3 ( 0,422 ) – ( 0,6 ) (1,81)
¿ 2
3 ( 0,14 )−(0,6)
1,266−1,086
¿
0,42−0,36
0,18
¿
0,06
¿ 3 m/s 2

Yn = a . Xn
Y 1=3 x 0,1=0,3
Y 1=3 x 0,2=0,6
Y 1=3 x 0,3=0,9
Tabel 5.1.2 Hubungan L Dan Yn
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NO L(x) Yn (y)

1 0,1 0,3
2 0,2 0,6
3 0,3 0,9

X max−X min
Skala X =
n

0,3−0,1
¿
2
¿ 0,1
X n−X min
X1=
skala x
0,1−0,1
X1=
0,01
¿0
0,2−0,1
X2=
0,1
¿1
0,3−0,1
X3=
0,1
¿2
Y max−Y min
Skala Y =
n
0,9−0,3
¿
2
¿ 0,3
Y n −Y min
Y n=
skala y
0,3−0,3
Y 1=
0,3
¿0
0,6−0,3
Y 2=
0,3
¿1

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,9−0,3
Y 3=
0,3
=2
Tabel 5.1.3 grafik hubungan x dan y
NO X Y

1 0 0
2 1 1
3 2 2

2.5

1.5

0.5

0
1 2 3

Grafik 5.1.1 grafik hubungan x dan y


Ymax−Ymin
tan α=
Xmax −Xmin

0,75−0,25
¿
0,3−0,1

0,5
¿
0,2

¿ 2,5

5.1.2 Untuk bola II


0,20+0,21+0,23
t 1=
3

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

¿ 0,21

0,40+0,41+0,39
t 2=
3

¿ 0,4

0,62+ 0,61+0,60
t 3=
3

¿ 0,61

Tabel 5.1.4 Hubungan L Dan t

No. L(x) t(y) X.Y X2


1. 0,1 0,21 0,021 0,01
2. 0,2 0,40 0,08 0,04
3. 0,3 0,61 0,183 0,09
∑ 0,6 1,22 0,284 0,14

n (∑ x . y )−( ∑ x )( ∑ y )
a=
(∑ x 2)−¿ ¿

3 ( 0,284 )−( 0,6 )( 1,22 )


¿
3 ( 0,14 )−(0,6)2

0,852−0,732
¿
0,42−0,36

0,12
¿
0.06

¿ 2 m/s 2

Yn=a . Xn

Y 1=2 ×0,1

=0,2
Y 2=2 × 0,2

¿ 0,4

Y 3=2 × 0,3

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

¿ 0,6

Tabel 5.1.5 Hubungan X Dan Y

No X Y

1 0,1 0,2
2 0,2 0,4
3 0,3 0,6

x max−x min
skala x=
n

0,3−0,1
¿
2

¿ 0,1

0,1−0,1
x 1=
0,1

¿0

0,2−0,1
x 2=
0,1

¿1

0,3−0,1
x 3=
0,1

¿2

y max − y min
skala y=
n

0,6−0,2
¿
2

¿ 0,2

0,2−0,2
y 1=
0,2

¿0

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,4−0,2
y 2=
0,2

¿1

0,6−0,2
y 3=
0,2

=2

Tabel 5.1.6 Grafik Hubungan X Dan Y

No X Y
.

1 0 0

2 1 1

3 2 2

2.5

1.5

0.5

0
1 2 3

Grafik 5.1.2 Grafik Hubungan T Dan L

Ymax−Ymin
tan α=
Xmax −Xmin

0,6−0,2
¿
0,3−0,1

0,4
¿
0,2

¿2

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

5.2 Menentukan massa jenis bola


1. Bola I
m m
ρb =
v 4 3
πr
3
0,046
¿
4
× 3,14 ×(0,012× 10−3 )3
3
0,046
¿
0,0072
= 6,3
2. Bola II
m m
ρb =
v 4 3
πr
3
0,002
¿
4
× 3,14 ׿ ¿
3

0,002
¿
0,002
=1
Menentukan massa jenis fluida
m
ρf=
v
147−128
¿
25
=0,76 kg/mᵌ
a. Menentukan nilai viskositas (ɳ) dari grafik hubungan t terhadap L
1. Bola I
ɳ=2 × g ×r 2 ¿ ¿
¿ 2(9.8)׿ ¿
0,034
¿
9
¿0,003
2. Bola II
ɳ=2 × g ×r 2 ¿ ¿
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

¿ 2(9.8)׿ ¿
0,0006
¿
9
¿ 0,00006

b. Menentukan viskositas (ɳ) dari data grafik hubungan tr2 terhadap L

1. Bola I
ɳ=2 × g ׿ ¿
2×(9.8) ( 6,3−0,76 )
¿ ×2
9
= 24,1

2. Bola II
ɳ=2 × g ׿ ¿
2×(9.8) ( 1−0,76 )
¿ ×2
9
¿ 1,04
c. Menentukan nilai viskositas ( ƞ ) dari data yang diperoleh
1. Untuk bola I
2 × g × t 1 r 2 ( ρb− ρ f )
ɳ 1=
9L
¿ 2(9,8) ¿ ¿
0,293
¿
0,9
¿ 0,32
2 × g × t 2 r 2 ( ρb− ρf )
ɳ 2=
9L
¿ 2(9,8) ¿ ¿
1,12
¿
1,8
¿ 0,62
2× g × t 3 r 2 ( ρb −ρf )
ɳ 3=
9L
¿ 2(9,8) ¿ ¿

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1,49
¿
2,7
¿ 0,55
5.3 Teori Ketidakpastian
2.>r 2 ( ρb− ρf )
ɳ=
9L
δɳ 2
∆ ɳ=
√( ) δt
¿¿

δɳ 2
√( ) +
δL
¿¿

δ ɳ 2 .>r 2 ( ρb−ρf )
=
δt 9L
Di mana :
U =2> r 2 ( ρb−ρf ) U ' =2 g r 2 ( ρb−ρf )
δ ɳ U ' .V −V ' . U
V = 9L V ' =0 =
δt V2
2 g r 2 ( ρb−ρf ) 9 L−0
¿
(9 L) 2
2 g r 2 ( ρb−ρf )
¿
9L
2(9,8)× ( 0,0126 )2 (6,3−0,76)
¿
9(0,1)
1,72
¿
0,9
¿ 1,91
2 2 2
( t 1−t ) + ( t 2−t ) +(t 3−t)
Δt=
√ n (n−1)
2 2 2
¿
√ ( 0,28−0,27 ) + ( 0,27−0,27 ) + ( 0,26−0,27 )
3 ( 3−1 )
0,0001
¿
√ 6
¿ 0,001

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

δη g .tr 2 ( ρb−ρf )
=
δr 9L
Dimana :
U =2> r 2 ( ρb−ρf ) U ' =4. gtr ( ρb−ρf )
V =9 L V ' =0
δη U ' V −V ' U
=
δr v2
4 gtr ( ρb−ρf )
¿
(9 L)
4 ( 9,8 )( 0,28 )( 0,0126 ) (6,3−0,76)
¿
9(0,1)
0,76
¿
0,9
¿ 0,84
∆ r =√ ¿ ¿ ¿

( 0,0126−0,0126 ) 2 + ( 0,0126−0,0126 ) 2+(0,0126−0,0126)2


¿
√ 3 ( 3−1 )
0
¿
√ 6
¿0

δη 2 g . tr 2 ( ρb−ρf )
=
δρb 9L
Dimana :
U =2 g . t r 2 ( ρb−ρf ) U ' =2 gtr 2(1-pf)
V =9 L V ' =0
δη U ' . V −V ' . U
=
δρb v2
( 2>r 2 ) (1− pf )(9 L)
¿
(9 L)2
¿ 2(9,8)(0,28)(0,126) 2 ¿ ¿
0,02
¿
0,9
¿ 0,022

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

m
ρb=
V
2
δρn 2
∆ ρb=

δρb m
√( δρb
δm )
( ∆ m )2 +( )
V
( ∆ V )2

=
δm V
Dimana :
U =m U ' =1
V =V V ' =0
δρb U ' . V −V ' . U
=
δm v2
¿1¿¿
0,014
¿
0,0196
¿ 0,71
1
∆ m= × 10 −3
2
¿ 0,5 ×10 −5
¿ 5 ×10 ⁻ ⁴
2
δη 2>r ( ρb− ρf )
=
δρf 9L
Dimana :
U =2> r 2 (ρb− ρf ) U ' =2>r 2
V =9 L V ' =0
δη U ' V −V ' U
=
δρf V2
2> r 2 ( ρb−1 ) . 9 L
¿ ¿¿
2> r 2 (pb−1)
¿
9L
2 ( 9,8 )( 0,28 )( 0,126 )2 (6,3−1)
¿
9(0,1)
¿ 283,2
m
ρf =
V

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Δ ρf = (√ δρfδm ) ¿ ¿
2

Dimana :
U =m U ' =1
V =V V ' =0
δρf U ' V −V ' U
=
δm V2
1. V
¿
V2
1
¿
V
1
¿
4 −3
πr
3
1
¿
4
(3,14)(0,126)3
3
1
=
0,08
= 12,5
1
Δ m= X skala terkecil
2
1
¿ X 10 −3
2
¿ 0,5 X 10 −3
= 5 × 10⁻⁴
δρf m
=
δV V
Dimana :
U =m U ' =0
V =V V ' =1
δρf U ' V −V ' U
=
δV V2
m
¿
¿¿

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,046
¿
¿¿
= 2,3
1
Δ v= X skalaterkecil
2
¿ 0,5 X 1 0−6
¿ 5 X 10−7
δη 2>r 2 ( ρb−ρf )
=
δL 9L
Dimana :
U =2> r 2 ( ρb−ρf ) U ' =0
V =9 L V ' =9
' '
δη U V −V U
=
δL V2
̶ 9 (2>r 2 ( ρb−ρf ))
¿ ¿¿
¿ ̶ 18(9,8)(0,28)¿¿
4,34
¿
0,81
¿ 5,35
1
Δ L= × skala terkecil
2
1
= × 10⁻⁵
2
¿0,5 ×10 ⁻⁵
¿ 5 ×1 0− 4
∆ɳ
KR= ×100 %
2 ( ɳ+ ∆ ɳ )
0,017
¿ × 100 %
2×(0,017+ 0,32)
0,017
¿ × 100 %
0,674
¿2%
KB=100 %−KR %
¿ 100 %−2 %
¿ 98 %
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

Berdasarkan perhitungan viskositas fluida pada bab v didapatkan data hasil


perhitungan sebagaimana terlihat oada tabel 6.1
Tabel 6.1 Hasil Pengolahan Data

Jara Massa Waktu (s)


No Diameter
Bola k Bola Keterangan
. bola (m ) t1 t2 t3
( m) (Kg)
0,2
1. 0,1 0,0162 0,28 0,26
7
I
0,006 0,6
2. (Bola 0,2 0,0164 0,66 0,68
0 7
kecil) T =20ºC
0,8 1
3. 0,3 0,0163 0,88 0,87
6 T 30ºC
0,2 =
2
1. 0,1 0,0252 0,20 0,23
II 1
0,020 0,4
2. (Bola 0,2 0,0252 0,40 0,39
0 1
Besar)
3. 0,3 0,0253 0,62 0,61 0,60

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data


Dari tabel analisa di atas, setelah dilakukan percobaan dan perhitungan
dapat diketahui bahwa saat bola dilepaskan dan bergerak menuju titik I, bola akan
mengalami percepatan. Tetapi saat bola berada pada titik II bola yang berada
dalam fluida tidak mengalami percepatan atau bisa dikatakan kecepatan bola
adalah konstan. Ini terjadi karena adanya gaya stokes dan gaya apung yang
berusaha menghambat laju bola. Pada jarak I memiliki waktu yang lebih cepat
karena dipengaruhi oleh kecepatan awal bola. Setelah melewati titik II bola
memiliki kecepatan tinggi karena kecepatan awal dari bola tersebut sudah tidak
mempengaruhi kecepatannya.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

1. Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan ke dalam fluida maka


semakin besar pula kecepatan bola tersebut jatuh.
2. Semakin besar massa bola yang jatuh ke dalam fluida maka semakin
besar pula kecepatan bola tersebut jatuh ke dalamnya.
3. Viskositas sangat mempengaruhi kecepatan suatu benda untuk melewati
fluida.

7.2 Saran

7.2.1 Laboratorium
Kalau bisa baik didalam maupun diluar kebersihan laboratorium tetap
dijaga agar dalam melakukan praktikum para praktikan merasa nyaman.
7.2.1 Asisten
Sebaiknya asisten tetap mempertahankan keramahannya terhadap para
praktikan agar para praktikan dalam melakukan percobaan tetap nyaman demi
kelancaran praktikum.
7.2.3 Praktikum

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

7.3 Ayat yang berhubungan


"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan."(Al Baqarah : 164)
Penjelasan:
Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian ilmu
pengetahuan. Seharusnya manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mampu
menggunakan akalnya untuk menggali lebih dalam ilmu pengetahuan tersebut
agar dapat diambil manfaatnya demi kesejahteraan dunia dan akhirat.
Adanya pergantian sing dan malam secara konsisten, bertiupnya angin
dengan kencang, berlayarnya bahtera di lautan merupakan tanda-tanda kekuasaan
Allah swt. bagi orang yang berfikir. Langit dengan pelanet dan macam-macam
bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan ilahi, tidak
ada yang menyimpang dari aturan itu.
Allah swt menurunkan hujan dari langit sehingga bumi yang telah mati
menjadi hidup dan subur. segala macam hewan juga dapat melangsungkan
hidupnya dengan adanya air tersebut. Allah swt telah menciptakan pengisaran
angin, yang ada kalanya membawa berkah dan ada kalanya membawa bencana.
Allah swt menciptakan langit yang kita saksikan ketinggiannya,
keindahannya, keleluasaannya dan apa yang ada di langit atau ruang angkasa yaitu
100 miliar galaksi, di mana setiap galaksi terdiri atas 100 miliar bintang.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Halliday R, 1990. Fisika Dasar jilid IG Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.

Hermawati maria yeni, Suciyati sri wahyu, & warsito, 2013. Uji Viskositas Fluida
Menggunakan Transduser Ultrasoniksebagai Fungsi Temperatur dan
Akuisisinya pada Komputer Menggunakan Universal Serial Bus. Jurnal
dan Teori Fisika vol 1, No. 1.
Munsen Bruce, R Donald F.Y & Theodere, H.O, 2004. Mekanika Fluida Edisi ke
4. Jakarta : Erlangga.

Murdaka Bambang Dkk, 2010. Penyeteraan Nilai Viskositas Terhadap Indeks


Bias Pada Zat Cair Bening. Jurnal Berkala Fisika vol.13, No. 4

Shanti, M. R. S ,A, Oktaviara. A, Sutresno. N. A & Wibowo, 2014.Pembuatan Media


Pembelajaran Pengukuran Viskositas Dengan Menggunakan Viskometer Dua
Kumparan Dan Freewave. Jurnal Pendidikan Indonesia.

Viskositas Fluida

Anda mungkin juga menyukai