Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN

MASYARAKAT
TA. 2022 – 2026
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Nyalah
proposal ini dapat disusun dan diajukan.

Proposal ini disusun berdasarkan kebutuhan yang sangat mendasar mengenai stok cadangan
pangan dan ketersediaan sarana prasarana yang baik dan memadai bagi peningkatan kualitas
hidup masyarakat, juga sebagai upaya terciptanya mandiri pangan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan masig sangat
kami harapkan.

Atas segala bantuan, dukungan serta bimbingan dan kepedulian dari berbagai pihak yang
membantu diucapkan limpah terima kasih.

Bajawa, 17 Maret 2020


Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Ir. Bernard F.D. Burah, MT


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk kelanjutan hidupnya, oleh
karena itu terpenuhinya pangan menjadi hak asasi bagis etiap orang. Berdasarkan hal itu maka
ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata,
dan terjangkau.

Dalam rangka mewujudkan pemenuhan kebutuhan akan pangan bagi seluruh penduduk
di suatu wilayah, maka ketersediaan pangan menjadi sasaran utama dalam kebijakan pangan
bagi pemerintahan suatu negara atau daerah. Ketersediaan pangan tersebut dapat dipenuhi
dari tiga sumber, yaitu: (1) produksi dalam negeri; (2)pemasukan pangan; dan (3) cadangan
pangan. Bila terjadi kesenjanga nantara produksi dengan kebutuhan pangan di suatu wilayah
dapat diatasi dengan melepas cadangan pangan, oleh sebab itu cadangan pangan merupakan
salah satu komponen penting dalam ketersediaan pangan.

Salah satu caranya untuk menjamin pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk secara
fisik maupun ekonomi, diperlukan pengelolaan cadangan pangan diseluruh komponen
masyarakat yaitu dengan menumbuh-kembangkan sekaligus memelihara tradisi masyarakat
secara perorangan maupun kelompok untuk menyisihkan sebagian hasil panen sebagai
cadangan pangan dengan membangun lumbung pangan.

Masyarakat Kabupaten Ngada sebagian besar bekerja sebagai petani dengan


kepemilikan lahan. Para petani memiliki kebiasaan menjual hasil panennya kepada tengkulak
dengan harga yang relatif murah karena dianggap cepat untuk menyukupi kehidupan sehari-
hari mereka. Sehingga pada saat musim kemarau, masyarakat cenderung mengalami kesulitan
pangan karena hasil panen mereka telah habis, dan saat musim tanam tiba masyarakat
kesulitan memperoleh bibit, sehingga harus melakukan peminjaman modal untuk memperoleh
bibit.

Oleh karena itu dibutuhkan adanya pengembangan di dalam kelompok Lumbung


Pangan Masyarakat. Kelompok Lumbung Pangan Masyarakat membutuhkan bantuan berupa
dana untuk pembangunan fisik lumbung pangan, pengisian lumbung pangan dan penguatan
kapasitas di lumbung pangan masyarakat.
1.2 TUJUAN

 Meningkatkan volume stok cadangan pangan di Kelompok Lumbung Pangan


Masyarakat untuk menjamin akses dan kecukupan pangan bagi anggota
 Meningkatkan kemampuan pengurus dan anggota kelompok dalam pengelolaan
cadangan pangan
 Meningkatkan fungsi kelembagaan cadangan pangan masyarakat dalam penyediaan
pangan secara optimal dan berkelanjutan

1.3 OUTPUT

 Meningkatnya volume stok cadangan pangan di Kelompok tani Buah Opat untuk
menjamin akses dan kecukupan pangan bagi anggota.
 Terlaksananya fasilitasi peningkatan kemampuan dalam pengelolaan lumbung
pangan.
 Tersedianya dan berkembangnya cadangan pangan milik kelompok secara
berkelanjutan
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1KONDISI GEOGRAFIS WILAYAH KABUPATEN NGADA

K
abupaten Ngada membentang antara 8o20' 24.28" LS- 8o 57' abupaten

28.39"LS dan 120o48” BT - 121o11” BT Dengan batas-batas wilayah


geografis yaitu sebelah Timur berbatasan Kabupaten Nagekeo, bagian
Barat dengan kabupaten Manggarai Timur, sebelah utara berbatasan
dengan laut Flores dan sebelah selatan berbatasan dengan laut Sawu.
Secara Secara administratif Kabupaten Ngada dibagi menjadi 12 kecamatan
dengan jumlah desa/kelurahan 151 yang terdiri dari 135 desa dan 16 wilayah kelurahan,
dengan ibu Kota adalah Bajawa dengan kondisi topografi Kabupaten Ngada pada
umumnya berbukit dan tingkat kemiringan lahan yang relatif tinggi, dengan komposisi
kemiringan 0 – 15 derajat seluas 45.02 %; kemiringan 16–20 ◦ seluas 40.64 %;dan
kemiringan diatas 20◦ seluas 14.34%. Kondisi topografi perbukitan dan pegunungan ini
pada umumnya merupakan daerah-daerah yang rawan terhadap terjadinya bencana
alam seperti tanah longsor terutama diwilayah Kabupaten Ngada bagian Selatan.
Masing-masing rincian nama kecamatan, dan Kelurahan disajikan pada tabel dan gambar
di bawah ini:

Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Kabupaten Ngada Menurut
Kecamatan Tahun 2015

Juml Luas
N Kecama ah
o tan Wilaya
Des Kelura h
a han (KM2)

1 Aimere 8 2 92,5
2 Jerebuu 12 64,9
3 Inerie 1 9 77,3
6
4 Bajawa 13 9 133,
3
5 Golewa 15 1 78,1
3
6 Golewa Selatan 12 0 98
7 Golewa Barat 9 1 74,5
9
8 Bajawa Utara 11 0 167,38
9 Soa 14 0 91,1
4
10 Riung 14 2 327,94
11 Riung Barat 10 0 312,49
12 Wolomeze 8 0 103,19
Total 107 36 1.620,92
Sumber : Kabupaten Ngada Dalam Angka 2016

2.2POTENSI WILAYAH KABUPATEN NGADA DI BIDANG PERTANIAN

Sub sektor tanaman bahan makanan terdiri dari kegiatan pertanian yang
menghasilkan komoditi padi, jagung, ketela pohon, kacang-kacangan, sayur-sayuran,
buah-buahan dan pertanian bahan makanan lainnya. Sub sektor tanaman pangan
merupakan kontributor terbesar terhadap PDRB sector pertanian.
Tanaman bahan makanan yang ditanam di Kabupaten Ngada adalah padi
sawah dan ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedele, ubi kayu,
ubi jalar. Dari berbagai tanaman bahan makanan yang luasan tanam dan panen
tertinggi adalah jagung diikuti padi lading dan ubi kayu. Uraian mengenai luas
panen, tanaman pangan di Kabupaten Ngada menurut desa/kelurahan disajikan
dalam tabel.

Tabel 2.2
Luas Lahan Sawah dan Lahan Kering Di
Kabupaten Ngada Dirinci Per Kecamatan

Lahan Pertanian
Kecamatan Lahan Jumlah
No
Lahan Bukan
Lahan Sawah
Pertanian Pertania
Bukan n
Sawah

1 Aimere 12 4.659 4.579 9.250


2 Jerebuu 44 2.888 4.566 7.498
3 Inerie 0 3.039 3.689 6.728
4 Bajawa 59 6.839 6.432 13.33
0
5 Golewa 507 4.071 3.235 7.813
6 Golewa Selatan 300 5.342 4.158 9.800
7 Golewa Barat 173 4.379 2.907 7.459
8 Bajawa Utara 447 16.221 70 16.73
8
9 Soa 2.36 6.194 55 9.114
7 3
10 Riung 611 9.527 22.565 2.794
11 Riung Barat 1.11 18.256 11.880 32.24
3 9
12 Wolomeze 964 9.090 26 10.31
5 9
Total 6.597 90.505 64.990 16.092

2.3Jumlah dan Persebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Ngada tahun 2015 sebanyak 154.693 jiwa,


menyebar dalam 12 kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat
adalah kecamatan Bajawa dengan jumlah 39.198 jiwa dan terendah di kecamatan
Wolomeze 5.799 jiwa.
Kepadatan penduduk per km2 Kabupaten Ngada sesuai data Kabupaten
Ngada dalam Angka 2016, sebesar 95 jiwa/km². Kepadatan tertinggi terdapat di

Kecamatan Bajawa sebesar 294 jiwa/km 2, dan kepadatan penduduk terendah


terdapat di Kecamatan Riung Barat, sebesar 27 jiwa/km².
BAB III
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA

3.1 Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahan di Kabupaten Ngada antara lain yaitu :


1. Pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota tentang peran sosial maupun
ekonomi kelembagaan lumbung pangan masih rendah.
2. Masih terbatasnya permodalan dalam memenuhi kebutuhan pinjaman anggota
dan masyarakat sekitar Kelompok tani.
3. Modal Kelompok untuk pembelian gabah pada saat panen raya masih kurang.
4. Belum memiliki sarana dan prasarana lumbung pangan terutama lumbung sebagai
tempat menyimpan gabah.
5. Masih rendahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan pengelolaan lumbung
pangan dalam hal manajemen usaha, administrasi dan pengembangan usaha
lumbung pangan.
3.2 Upaya Pemecahan Masalah

Upaya pemecahan masalah yang terdapat di diantaranya yaitu:

1. Pembangunan fisik untuk kelompok Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)


berupa gudang LPM, lantai jemur, mesin jahit karung, dan timbangan
duduk.
2. Dana untuk pengisian lumbung pangan
3. Dana penguatan untuk kapasitas Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)

BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA


(RAB)

4.1Tahun 2022
N Indikator / Kebutuhan Jumlah (Rp)
O
1 Pengisian Lumbung Pangan 9 270.000.000
Kelompok @Rp 30.000.000
2 Penguatan Lumbung Pangan untuk 250.000.000
10 kelompok @Rp. 25.000.000
3 Kegiatan pendampingan Untuk 28 230.000.000
Kelompok LPM
Total : 750.000.000

4.2 Tahun 2023


N Indikator / Kebutuhan Jumlah (Rp)
O
1 Pembangunan Fisik Lumbung 1.600.000.000
Pangan 8 unit @200.000.000
(Lantai Jemur & Gedung)
2 Kegiatan pendampingan 300.000.000
Total : 1.900.000.000

4.3 Tahun 2024


N Indikator / Kebutuhan Jumlah (Rp)
O
1 Pembangunan Fisik Lumbung 1.600.000.000
Pangan 8 unit @200.000.000
(Lantai Jemur & Gedung)
2 Kegiatan pendampingan 300.000.000
Total : 1.900.000.000

4.4Tahun 2025
N Indikator / Kebutuhan Jumlah (Rp)
O
1 Pembangunan Fisik Lumbung 1.600.000.000
Pangan 8 unit @200.000.000
(Lantai Jemur & Gedung)
2 Kegiatan pendampingan 300.000.000
Total : 1.900.000.000

4.5Tahun 2026
N Indikator / Kebutuhan Jumlah (Rp)
O
1 Pembangunan Fisik Lumbung 1.600.000.000
Pangan 8 unit @200.000.000
(Lantai Jemur & Gedung)
2 Kegiatan pendampingan 400.000.000
Total : 2.000.000.000

BAB V
PENUTUP
Demikian Proposal ini disampaikan. Besar harapan kami bahwa
pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di kabupaten Ngada dapat
terealisasikan agar terwujudnya peningkatan taraf hidup demi tercapainya
kemakmuran masyarakat dan tersedianya stok cadangan pangan di masyarakat.
Atas perhatian dan kerja samanya yang baik dihaturkan ucapan terima
kasih.

Bajawa, 17 Maret 2020


Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Ir. Bernard F.D. Burah, MT

Anda mungkin juga menyukai