Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATAKULIAH FISIOLOGI HEWAN

“SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN INVERTEBRATA”

DISUSUN OLEH

NAMA : PUTRI DEVI FITRIATI

NIM : E1A018078

KELAS : C / V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
1. SISTEM PENCERNAAN PADA PORIFERA

Pencernaan makananan pada porifera adalah intraseluler, intraseluler merupakan pencernaan


makanan yang terjadi di tingkat sel / didalam sel. Proses tersebut diawali dari masuknya air
melalui pori – pori tubuh porifera (ostium), selanjutnya air akan masuk kedalam tubuh
bersamaan dengan plankton dan bakteri yang menjadi sumber makanannya. Melalui mikrofili
yang terdapat pada sel koanosit lapisan endodermis porifera, plankton dan bakteri akan
tersaring. Sel amoeboid memiliki tugas untuk mengedarkan hasil ‘tangkapan’ tersebut
keseluruh tubuh porifera. Air – air yang masuk bersamaan dengan makanan akan kembali
dibuang melalui lubang yang berada di pusta tubuhnya yaitu oskulum.

2. SISTEM PENCERNAAN PADA COELENTRATA

Makanan ditangkap dengan tentakel-tentakelnya kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan


diteruskan ke dalam rongga gastrovaskular. Dinding gastrovaskular mengeluarkan enzim
untuk mencerna makanan. Sari-sari makanan diserap oleh sel-sel usus dan sisanya
dikeluarkan melalui mulut. Makanannya antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah
dan larva insekta. Platyhelminthes Saluran pencernaan pada hewan ini tidak sempurna,yaitu
berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan berperan sebagai anus.

3. SISTEM PENCERNAAN PADA MOLLUSCA

Proses pencernaan makanan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat
tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin.
Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir
di anus.

4. SISTEM PENCERNAAN PADA ECHINODERMATA

Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari
mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui
faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya
ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan
ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di
masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.

5. SISTEM PENCERNAAN PADA PLATYHELMHINTES (cacing pipih)

Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan
tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut,
faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang
memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga
mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. Selain itu, cacing pipih juga melakukan
pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus. Cacing pipih tidak
memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui sistem
gastrovaskuler.Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses
difusi.

6. SISTEM PENCERNAAN PADA NEMATHELMINTHES

Sistem pencernaannya sudah lengkap dan memiliki cairan pseudoselom yang membantu
sirkulasi makanan ke seluruh tubuh. Saluran pencernaan berupa pipa lurus yang dimulai dari
kerongkongan (esofagus) dilanjutkan ke usus (intestinum) dan berakhir di anus. Contoh:
Ascaris lumbricoides(cacing gelang), Ancylostoma duodenale(cacing tambang),dan
Trichinella spiralis(cacing otot).

7. SISTEM PENCERNAAN PADA ANNELIDA

Sistem pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring,
esofagus,tembolok, empela, intestinum, dan anus. Makanan dicerna secara ekstraseluler. Mulut
dilengkapi oleh gigi kitin yang berada di ujung depan, sedangkan anus berada di ujung belakang.
Makanan yang dimakan oleh cacing tanah yaitu berupa sampah organic maupun sampah pasar yang
nantinya dikeluarkan melalui anus berupa zat sisa yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos untuk
menyuburkan tanah.

8. SISTEM PENCERNAAN PADA CRUSTACEA

Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan
berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus
dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang
terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus,
juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala .
9. SISTEM PENCERNAAN PADA INSECTA

Sistem pencernaan pada serangga dibedakan menjadi 3 bagian besar, yakni :

1. Pencernaan atas atau depan (stomodeum)

Saluran pencernaan yang pertama ini tersusun dari organ-organ berikut :

a.Rongga Mulut

Sebagai masuknya makanan. Berbeda dari mulut hewan umumnya yang mempunyai
gigi untuk mengunyah makanan, untuk serangga organ rongga mulut ini tidak bergigi.

b.Faring

Merupakan lengkungan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan


kerongkongan (esofagus). Dinding-dinding faring ini tersusun dari otot-otot yang
fungsinya mendorong makanan agar mampu diteruskan ke kerongkongan. Sementara
pada serangga tipenya mulut menusuk seperti nyamuk, serta penghisap seperti kupu-
kupu, dalam faring lengkap dengan mirip pompa untuk menarik makanan ke
kerongkongannya.

c. Kerongkongan (esophagus)

Identik dengan faring, fungsinya kerongkongan mendorong bahan makanan yang


telah masuk menuju organ pencernaan berikutnya.

d.Tembolok

Hampir sama juga dengan tembolok yang sering dijumpai pada organisme Aves
(burung), tembolok disini berfungsi untuk menyimpan makanan, dan menunggu
antrian ke lambung (ventrikulus). Kemudian terjadi pencernaan melewati enzim yang
terbawa menuju dalam tubuh serangga. Tetapi, pencernaan yang terjadi cuma
sebagian kecil yang tersimpan bahan makanannya, jadi tidak seluruhnya.

e.Proventrikulus (lambung depan)

Pada proventrikulus, terjadi pencernaan berbeda-beda yang sesuai dengan jenis tipe
makanan serangga. Untuk serangga pemakan makanan berjenis keras dan liat, maka
proventrikulus fungsinya memecah makanan yang baik secara fisik ataupun
enzimatis. Untuk serangga yang memakan cairan seperti nektar, maka lambung
depannya akan termodifikasi serupa katup dan saluran panjang.

2. Pencernaan tengah (mosenteron)

Sistem pencernaan pada serangga akan menuju ke pencernaan tengah, yakni terdiri
dari gastrik kaekum serta ventrikulus. Struktur dinding pada organ pencernaan tengah
yang terdiri atas jonjot-jonjot dinding epitel yang kolumnar ber-vili.

3. Pencernaan bawah atau belakang (proktodeum)

saluran pencernaan belakang, fungsinya menjadi tempat keluarnya sisa-sisa makanan


tidak terserap serta memaksimalisasi penyerapan dari sisa makanan tidak terserap
tersebut ketika di mesenteron. Pada saluran belakang, asalnya dari jaringan
ectodermal jadi saluran ini mempunyai kutikula bernama intima. Pada saluran inilah
serangga memiliki sifat hemostasis.

Anda mungkin juga menyukai