B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
AUDIT EFEKTIVITAS SDM, AUDIT KONDISI LINGKUNGAN KERJA DAN
AUDIT EFEKTIVITAS
PENGANTAR
Pengertian Audit SDM
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program
SDM. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen SDM, tetapi tidak
terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini. Audit termasuk studi terhadap
fungsi manajemen SDM pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang dilaksanakan oleh
manajer dan para supervisor. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai
aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas
tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan
memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada
aktivitas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut.
Audit bisa dilakukan terhadap satu divisi atau departemen, atau mungkin juga dilakukan
terhadap keseluruhan organisasi. Dari hasil audit akan diketahui apakah kebutuhan potensial
SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai hal aktivitas SDM yang masih bisa
ditingkatkan kinerjanya.
Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM dengan cara:
1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi bisnis dan
tujuan perusahaan.
2. Menilai kualitas praktik, kebijakan dan pengelolaan SDM.
3. Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan.
4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
5. Menilai hubungan SDM dengan menajemen lini dan cara-cara meningkatkannya.
6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan rekomendasi
khusus.
Terkait dengan paradigma tersebut, maka perusahaan perlu melakukan audit terhadap
penerapan program K3 sebagai cermin kepedulian perusahaan terhadap produktivitas dan
kualita kehidupan kerja SDM nya. Dan bahwa hasil audit yang menunjukkan praktek K3
yang buruk sama artinya dengan kurangnya kepedulian perusahaan terhadap tanggung
jawab etika, hukum dan untuk memelihara keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
bagi pegawainya.
Dengan demikian perusahaan perlu menekankan pentingnya melakukan audit dan
mengevaluasi penerapan K3. Dimana temuan audit K3 memungkinkan manajer SDM
mendapat umpan balik mengenai efisiensi dan aktivitas pengelolaan K3 serta melakukan
koreksi. Audit terhadap program K3 dapat dilakukan dengan cara mengkaji indikator
yang menunjukkan kesenjangan antara lain:
1) Trailing indicators, suatu metrics tradisional yang mengukur upaya K3 yang
telah dilakukan dan upaya menilai ada/ tidaknya suatu “loss”. Indikator ini
dapat dilihat dari statistik kecelakaan dan penyakit, biaya pengganti pegawai
yang cacat dalam melaksanakan tugasnya, kendaraan yang mengalami
kecelakaan. Keseluruhan data tersebut memberi gambaran sejauh mana
perusahaan menerpakan K3 dengan efektif.
2) Current indicators, suatu metrics yang mengukur seberapa jauh program K3 di
lembagakan di lingkungan perusahaan. Indikator ini dapat dilihat dari analisa
dan laporan penyelidikan penyebab kecelakaan, penemuan audit K3 dan
statistik kunjungan pegawai yang berobat.
3) Leading indicators, suatu metrics nya meramalkan efektivitas program K3
dengan menekankan pada pelibatan pegawai. Indikator ini membantu
perusahaan menemukan kendala program K3 dan mengatasi permasalahan K3
dari kualitas program audit k3, kajian dan analisa terhadap sikap dan persepsi
pegawai, kuantitas dan kualitas saran/masukan yang diajukan pegawai,
keterlibatan manajer senior dan pekerja dalam proses dan sistem K3, tindak
lanjut hasil kajian program K3.
Dapat disimpulkan sebagai umpan balik performance metrics memberi peluang pada
perusahaan untuk menyempurnakan program K3 secara berkelanjutan yang akhirnya tampak
pada motivasi keterlibatan dan keputusan kerja pegawai. Dengan demikian memberikan
kontribusi bagi peningkatan program K3 maupun profuktivitas dan perhitungan perusahaan.
Penerapan program K3 di negara industri pengekspor mengacu pada sertifikasi ISO,
serius di negar Korea mengacu pada KOHSA. Di Indonesia penerapannya mengacu pada
Peraturan Menteri Tenaga Kerja pada tahun 1996 dan Pedoman Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagaimana tertuang dalam
Lampiran 1 yang mencakup:
a. Komitmen dan Kebijakan
b. Perencanaan
c. Penerapan
d. Pengukuran dan Evaluasi
e. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen
Pada dasarnya isi peraturan SMK3 ini tidak terlepas dari filosofi yang mendasari yaitu
pentingnya komitmen manajemen untuk terciptanya suatu sistem keselamatan dan kesehatan
kerja serta tempat kerja yang aman efisien dan produktif.
1. Pimpinan dan staf SDM dalam arti mereka memiliki kompetensi sesuai tuntutan tugas
saat ini maupun yang akan datang sehingga mampu menampilkan kinerja yang optimal.
Dalam hal ini Ulrich (2005) tuntutan kompetensi manajer Depatremen / unit kerja SDM
agar efektif dan memberikan nilai tambah mencakup 5 hal:
a) Kemampuan memberi kontribusi strategik
b) Pengetahuan dan wawasan bisnis industri
c) Kredibilitas pribadi
d) Kemampuan memahami proses bisnis fungsi-fungsi MSDM dan membuat inovasi
dalam penerapannya
e) Kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dalam administrasi SDM
2. Kelompok dalam arti tim SDM memiliki semangat dan loyalitas yang tinggi, mampu
bekerjasama secara sinergi. Di samping kepemimpinan yang diterapkan di Departemen /
unit kerja SDM harus mampu membangun tim efektif.
3. Budaya Departemen / unit kerja SDM yang kuat yang selaras dengan budaya perusahaan
dan menjadi acuan bagi pimpinan maupun pegawai dalam berperilaku. Termasuk iklim
kerja dan sistem rewards, yang mendukung terwujudnya nilai-nilai budaya yang
diinginkan.
C. SOAL LATIHAN
1. Bagaimana cara menilai efektivitas organisasi atau lembaga?
2. Jelaskan indikator yang mengukur program kesehatan, keselamatan dan keamanan
kerja yang diterapkan perusahaan!
3. Berikan contoh program K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)!
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Miranda Q, Mone Stepanus A, (2014). Audit SDM, Edisi 1, Jakarta: Universitas
Terbuka
2. Susilo, Willy. (2002). Audit SDM. Cetakan Pertama. PT. Vorqistatama Binamega