Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No.

2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

MEWUJUDKAN SEKOLAH BERBUDAYA LITERASI BACA TULIS

Jansje Syulty Timporok


SMA Negeri I Motoling Barat, Jalan Desa Raanan Baru, Kec. Motoling Barat,
Kab. Minahasa Selatan Prov. Sulawesi Utara
E_mail: jansjesyulty@gmail.com

Abstrak: Tujuan penulisan ini adalah (1) mewujudkan sekolah berbudaya literasi
baca tulis (2) membentuk karakter warga sekolah rajin membaca dan menulis baik
dalam proses pembelajaran maupun ekstrakurikuler. Best practices ini dilakukan di
SMA Negeri 1 Motoling Barat yang beralamat di Jalan Raanan Baru, Tondey
kecamatan Motoling Barat Kabupaten Minahasa Selatan. Best Practices ini
dilaksanakan bagi warga sekolah karena terdapat permasalahan yang perlu segera
diatasi. Budaya literasi baca tulis masih sangat rendah. Penulisan ini merupakan
sebuah pengalaman dengan menerapkan strategi dan berbagai kebijakan dari
program bidang sarana yang mendukung Program Literasi Baca Tulis. Permasalahan
budaya baca tulis di sekolah belum menjadi tradisi di SMA Negeri I Motoling Barat.
Berdasarkan strategi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan, maka harus ada program unggulan yang
ditampilkan yaitu terwujudnya sekolah berbudaya literasi.

Kata Kunci: Sekolah Berbudaya Literasi, Baca Tulis

PENDAHULUAN pendidikan. Salah satunya adalah sekolah


SMA Negeri 1 Motoling Barat berbudaya literasi.
terletak di desa Raanan Baru tepatnya di Kondisi awal SMA Negeri 1
bawah kaki gunung Lolombulan. Sekolah Motoling Barat dibanding sekolah
ini letaknya 60 km dari ibu kota lainnya sangat memprihatinkan baik dari
Kabupaten Minahasa Selatan dan 120 km standar sarana dan prasarana, tenaga
dari ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. pendidik dan kependidikan, standar isi,
Sekolah ini berada di lereng gunung yang standard kompetensi lulusan dan
tergolong pedalaman dengan rata-rata standard penilaian. Sehingga dalam
input menengah ke bawah. Dari sini juga menghadapi tantangan SMA Negeri 1
tercermin pola pikir, wawasan maupun Motoling Barat semakin berat. Bahkan
kesadaran orang tua/ wali murid literasi baca tulis pun belum
terhadap pentingnya pendidikan. Hal ini diimplementasikan dalam berbagai
mendorong seluruh komponen sekolah kegiatan baik dalam proses
mencari solusi dan terobosan dalam pembelajaran maupun dalam kegiatan
rangka pencapaian target mutu ekstrakurikuler.

154
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No. 2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

Membangun budaya literasi baca Dalam mewujudkan sekolah


tulis di Sekolah dapat dimulai terlebih berbudaya literasi, pihak sekolah
dahulu menumbuhkan kegemaran berupaya mewujudkan budaya Literasi
membaca menulis pada diri sendiri, diri baca tulis dengan mengambil berbagai
kepala sekolah, diri guru, dan diri siswa. kebijakan dari program bidang sarana
Menumbuhkan budaya ini tentunya dan prasarana yang mendukung serta
membutuhkan dukungan fasilitas dan membangun kerja sama dengan pihak
sumber daya, sehingga usaha ini tidak terkait (balai bahasa, perguruan tinggi,
sebatas kuat dalam animo namun kuat perpustakaan), permohonan bantuan
pula dalam kemudahan implementasi buku bacaan ke perpustakaan daerah
dukungan perpustakaan yang nyaman dan nasional, serta membentuk Tim
dan lengkap, sudut baca dalam kelas, Gerakan Literasi Sekolah dalam rangka
sumber baca di luar ruangan (taman mengembangkan iklim literasi baca tulis
baca) serta kemudahan akses internet di di sekolah.
sekolah. Kuncinya adalah visi misi yang Berdasarkan rumusan masalah
kuat sekaligus komitmen, kesadaran dan dan strategi penyelesaian masalah yang
keseriusan melaksanakannya. sudah diuraikan di atas maka tujuannya
Keterbatasan sarana dan adalah: 1)Menumbuhkembangkan
prasarana di SMA Negeri 1 Motoling budaya literasi baca tulis di SMA Negeri I
Barat sebagai sumber belajar, Motoling Barat, 2) Meningkatkan
memperlemah kegiatan baca tulis di kapasitas warga sekolah dan lingkungan
sekolah. Kurangnya buku bacaan atau sekolah agar literat. 3) Menjadikan
literatur di perpustakaan, tidak sekolah sebagai taman belajar yang
tersedianya taman baca, tidak menyenangkan dan ramah anak agar
tersedianya ruang sanggar literasi warga sekolah mampu mengelolah
sebagai tempat kreatifitas siswa, tidak pengetahuan. 4) Menjaga keberlanjutan
ada lembaga yang bersedia pembelajaran dengan menghadirkan
menyumbangkan buku, kurangnya beragam buku bacaan dan mewadahi
partisipasi masyarakat (orang tua) dalam berbagai strategi membaca dan menulis.
mengembangkan budaya baca tulis di Melalui pelaksanaan best practice
sekolah. ini, penulis berharap dapat memberikan
manfaat bagi dunia pendidikan

155
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No. 2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

umumnya dan sekolah pada khususnya, kualitatif. Teknik analisis data secara
1) Dapat memberikan kontribusi yang deskriptif kualitatif adalah menganalisis
signifikan bagi pemecahan masalah data yang berupa informasi berbentuk
budaya literasi baca tulis di sekolah, 2) kalimat yang memberikan gambaran
Dapat meningkatkan kemampuan tentang budaya literasi, pandangan dan
budaya literasi membaca dan menulis sikap siswa (afektif) dan aktifitas siswa
bagi warga sekolah, 3) Dapat dalam kegiatan membaca dan menulis
meningkatkan prestasi baik akademik atau budaya literasi.
maupun non-akademik.
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan
Best practices ini dilakukan di Masalah
SMA Negeri 1 Motoling Barat yang Visi SMA Negeri I Motoling Barat
beralamat di Jalan Raanan baru – Tondey yang berkenaan dengan peningkatan
kecamatan Motoling Barat Kabupaten mutu pendidikan adalah “Terwujudnya
Minahasa Selatan. Best Practices ini pribadi yang berkualitas berdasarkan
dilaksanakan bagi warga sekolah karena nilai-nilai moral dan berbudaya literasi
terdapat permasalahan yang perlu serta peduli terhadap lingkungan”.
segera diatasi. Budaya literasi baca tulis Adapun salah satu misi adalah
masih sangat rendah. mewujudkan sekolah berbudaya literasi
Pelaksanaan best practices pada yang bertujuan menanamkan kebiasaan
tahun 2018-2019. Subyek best practices baca tulis bagi warga sekolah agar
adalah seluruh warga sekolah SMA memiliki wawasan luas, memperoleh
Negeri 1 Motoling Barat, khususnya pesan atau amanat dalam menanamkan
peserta didik. Tempat dan peristiwa nilai-nilai karakter serta memperoleh
yakni berbagai kegiatan budaya literasi informasi dari buku-buku yang dibaca
yang dialami oleh siswa dan guru serta meningkatkan kualitas baik
sebelum maupun sesudah. akademik maupun non akademik.
Untuk mewujudkan sekolah yang
Teknik Analisis Data berbudaya Literasi kebijakan dalam
Teknik analasis data yaitu dengan bidang sarana dan prasarana
menganalisis secara deskriptif dan diorientasikan pada penyediaan ruang

156
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No. 2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

sanggar sastra, pengadaan taman baca, upaya pengembangan kompetensi warga


penambahan buku-buku bacaan, serta sekolah. Adapun manfaat taman baca
pendirian tugu literasi. bagi watga sekolah adalah:
1)Menumbuhkan minat, kecintaan dan
Penyediaan Ruang Sanggar Literasi kegemaran membaca, 2) Memperkaya
Kebijakan penyediaan ruang pengalaman belajar bagi warga sekolah,
sanggar literasi adalah merealisasikan 3) Membantu pengembangan kecakapan
suatu ruang yang bisa dimanfaatkan membaca dan menulis, 4) Menambah
dalam menumbuhkembangkan wawasan tentang perkembangan ilmu
kemampuan membaca dan menulis bagi dan teknologi, 5) Membantu kelancaran
warga sekolah. penyelesaian tugas, 6) Menumbuhkan
Kegiatan sanggar literasi kegiatan belajar mandiri, 7) Penambahan
merupakan kegiatan yang menggunakan buku-buku bacaan
pendekatan proses dalam praktek Faktor yang paling urgen dalam
pembelajaran dan ekstrakurikuler. program literasi baca tulis di Sekolah
Kegiatan yang berkaitan dengan Sastra adalah ketersediaan buku-buku bacaan.
Indonesia misalnya apresiasi puisi, Namun kenyataannya perpustakaan di
cerpen, drama, cerita rakyat serta proses SMA Negeri I Motoling Barat masih
kreatif menulis bagi siswa. sangat kurang buku bacaan (buku fiksi)
Fungsi sanggar literasi yang ada adalah buku-buku teks
dikelompokkan menjadi dua fungsi (1) pelajaran. Untuk hal tersebut di atas,
sosial yaitu menjadi alat pemersatu ditempuh beberapa solusi agar
warga sekolah, alat berkomunikasi dan tersedianya buku-buku bacaan yang
alat edukasi. (2) fungsi personal atau sesuai dengan karakter siswa SMA.
individu, sanggar sastra berfungsi Adapun usaha untuk mendapatkan buku-
ekspresif, regulatori, referensial, buku bacaan (buku fiksi), berupaya
heuristic, estetik, dan kreatif. menyediakan melalui pembelian buku-
buku fiksi, serta pihak sekolah
Pengadaan Taman Baca mengajukan permohonan kepada
Pengadaan taman baca di sekolah instansi-instansi terkait, antara lain
tentunya bisa merealisasikan program Perpustakaan Daerah, balai bahasa serta
literasi yang telah ditetapkan sebagai dari pihak swasta atau perorangan.

157
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No. 2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

Langkah awal sumbangsih Kepala berbudaya literasi adalah memngajukan


Sekolah dengan menyumbangkan buku- permohonan kerja sama dengan Balai
buku bacaan (fiksi) yang bersumber dari Bahasa Provinsi Sulawesi Utara,
koleksi perpustakaan rumah. Artinya Universitas Negeri Manado (Fakultas
kepala sekolah menghibahkan buku- Pendidikan Bahasa dan Seni) dalam hal
buku bacaan milik pribadi untuk pembinaan kepada warga sekolah
perpustakaan sekolah. Tim Literasi melalui workshop, sosialisasi, seminar
Sekolah memperbanyak buku-buku serta dapat berkolaborasi dengan pihak
cerita (buku fiksi) yang cocok untuk sekolah dalam mewujudkan sekolah
dibaca siswa dan warga sekolah berbudaya literasi baca tulis.
umumnya.
Hasil atau Dampak dari Strategi yang
Pendirian Tugu Literasi Dipilih
Pendirian tugu literasi adalah Ketercapaian realisasi program-
untuk membuat warga sekolah selalu program bidang sarana dapat dilihat
mengingat dan terbiasa untuk sebagai berikut: 1) Tersedianya ruang
mengembangkan potensi literasi baca sanggar literasi atau ruang literasi baca
tulis secara terus menerus atau tulis dengan merenovasi sebuah ruangan,
berkelanjutan dan bisa menghasilkan 2) Adanya taman baca yang ditata
warga sekolah melek dalam membaca menarik, indah dan nyaman sebagai
dan kreatif dalam menulis. Tugu Literasi tempat membaca dan menulis, 3)
dibangun pertanda Gerakan Literasi Tertatanya lingkungan sekolah yang asri
Sekolah harus diwujudkan dengan hasil dan nyaman untuk kegiatan belajar
output para warga sekolah baik guru mengajar juga sebagai sumber inspirasi
maupun siswa masa kini dan masa yang untuk kegiatan tulis menulis, 4)
akan datang. Bertambahnya koleksi buku-buku
perpustakaan sekolah sebagai referensi
Membangum Kerja Sama dengan siswa dan guru dalam meningkatkan
pihak terkait. budaya literasi baca tulis, 5) Pengadaan
Adapun upaya yang dilakukan Tugu Literasi sebagai tanda bahwa
pihak sekolah dengan instansi lain dalam Gerakan Literasi Sekolah harus berjalan
rangka pengembangan sekolah atau berproses terus menerus atau

158
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No. 2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

berkelanjutan, 6) Meningkatkan jumlah tingkat lokal dan regional, nasional.


siswa yang berprestasi, 7) Berprestasi

Tabel 2. Prestasi SMA Negeri I Motoling Barat Tahun 2017-2019


No. Nama Lomba Tahun Juara Tingkat
1. Lomba Musikalisasi Puisi 2017 I Kabupaten
2 Festival Teater 2017 II Kabupaten
3 Lomba Wiyata Mandala 2017 I Kecamatan
4 Pentas Seni Teater 2017 Favorit Nasional
5 Lomba Baca Puisi 2017 II Kabupaten
6 Lomba Pidato 2017 II Kabupaten
7 OSN Informatika 2018 III Kabupaten
8 Lomba Wawasan Wiyata Mandala 2018 II Kabupaten
9 OSN Geografi 2019 III Kabupaten
10 OSN Informatika 2019 II Kabupaten
11 FLS2N (Monolog) 2019 III Kabupaten
12 O2SN Pencak Silat 2019 I Kabupaten
13 O2SN Lompat Jauh 2019 II Kabupaten
14 Lomba Wawasan Wiyata Mandala 2019 I Kabupaten
15 Seleksi Guru Berprestasi 2019 II Kabupaten

Kendala-kendala yang dihadapi warga sekolah berbudaya literasi,


Kendala-kendala yang dihadapi berbagai terobosan dan kebijakan
adalah: 1)Rendahnya minat membaca dilakukan sehingga mampu bersaing di
dan menulkis bagi warga SMA Negeri 1 era globalisasi. Otonomi memungkinkan
Motoling Barat, 2)Terbatasnya daya SMA Negeri I Motoling Barat akan
dukung anggaran pendidikan di SMA menjalin kemitraan dengan Perguruan
Negeri 1 Motoling Barat, 3)Kurangnya Tinggi, Balai Bahasa, Kementerian
buku-buku bacaan di perpustakaan, Lingkungan Hidup Kabupaten secara
4)Kurangnya sarana sumber belajar bagi langsung untuk meningkatkan kualitas
guru dan siswa, 5)Lingkungan sekolah sekaligus memperoleh layanan kepada
tidak tertata dan tidak nyaman, publik. Faktor-faktor pendukungnya
6)Kurangnya partisipasi masyarakat, adalah: 1) Kepala Sekolah yang selalu
7)Kurangnya peran aktif orang tua dalam siap sedia mendukung upaya
menyediakan buku-buku bacaan. membangun budaya literasi baca tulis di
sekolah, 2) Sarana dan prasarana sekolah
Faktor-Faktor Pendukung sudah cukup memadai sebagai
SMA Negeri 1 Motoling Barat pendukung program budaya literasi, 3)
memiliki potensi untuk menjadikan Peserta didik memiliki kualitas untuk

159
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No. 2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

mengembangkan diri melalui program Gerakan Literasi Sekolah, b) Partisipasi


literasi baca tulis sekaligus untuk aktif, menyeluruh dan terbuka, c)
berprestasi. Menjalin kemitraan pada tingkat lokal,
regional dan nasional.
Alternatif Pengembangan
Untuk mewujudkan sekolah Tim Gerakan Literasi Sekolah
berbudaya literasi baca tulis maka Tim Gerakan Literasi Sekolah
diperlukan model pengelolaan sekolah membuat program: 1) Mengelolah sudut
yang mendukung dilaksanakannya baca, 2) Membaca buku cerita (satu jam
pendidikan budi pekerti dengan Program seminggu sekali), 3) Menyusun madding
Budaya Literasi yakni partisipatif dan kelas dan sekolah, 4) Wajib mengunjungi
berkelanjutan. Pengembangan kebijakan perpustakaan, 5) Klub Literasi.
sekolah yang diperlukan untuk
mewujudkan sekolah berbudaya literasi Mengelolah Sudut Baca
baca tulis tersebut antara lain: 1) Guru kelas memandu peserta
Kebijakan sekolah berbudaya literasi, visi didik untuk membuat sudut baca, Peserta
dan misi sekolah yang berbudaya literasi, didik menyumbang satu buku untuk
peningkatan mutu akademik dan sudut baca, Peserta didik wajib membaca
pengembangan diri baik guru maupun buku, Peserta didik wajib membuat
siswa, Kebijakan sekolah dalam hal ringkasan, Peserta didik menyimpulkan
pengadaan sumber belajar atau sarana hasil ringkasan, Guru wajib memeriksa
pendukung Gerakan Literasi Sekolah, ringkasan sebulan sekali.
Kebijakan sekolah untuk mengalokasikan
daba bagi kegiatan budaya literasi Membaca Buku Cerita
sekolah, Menjadi tempat pembelajaran Membuat ringkasan buku cerita,
bagi generasi muda tentang nilai-nilai membuat bahan presentasi, dan
karakter pendidikan bangsa. menceritakan kembali pada teman dan
kelompok.
Implementasi
Implementasi dari program
sekolah berbudaya literasi baca tulis ini
dapat dilihat dari: a) Terbentuknya Tim

160
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No. 2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

Mading Kelas identitas peserta didik, daftar isi, garis


Membuat madding kelas, menulis besar dan kumpulan karya-karya, 4)
berita, menulis puisi, mempublikasikan portofolio diatur secara berjajar di kelas
hasil karya di Mading. secara berurutan, 5) guru memantau dan
menilai portofolio.
Wajib Kunjung Perpustakaan
Pengelolah perpustakaan Penghargaan Membaca
membuat jadwal kunjungan, sesuai Penghargaan ini meningkatkan
jadwal setiap guru mata pelajaran motivasi membaca yang dapat dilakukan
membawa peserta didik satu kelas untuk antara lain, 1) memilih pembaca buku
membaca di perpustakaan, Guru terbanyak dalam tiga bulan, 2)
memberikan tugas untuk membaca buku memberikan penghargaan dan hadiah
yang berkaitan dengan topic buku pada waktu upacara sekolah.
pembelajaran membuat resume dan
berdiskusi. SIMPULAN
Sekolah merupakan lembaga
Klub Literasi pendidikan yang menampung peserta
Peserta didik yang tergabung didik didibina agar mereka memiliki
dalam klub literasi melakukan: pelatihan kemampuan, kecerdasan dan
menulis, seminar literasi, kontes keterampilan. Dalam usaha peningkatan
membaca, pameran buku. mutu pendidikan banyak factor yang
menentukan diantaranya adalah adanya
Membuat Portofolio Membaca keunggulan yang ditampilkan oleh
Program ini bertujuan untuk lembaga pendidikan atau sekolah.
mendokumentasikan perkembangan Rekomendasi yang disarankan
membaca peserta didik. Portofolio dapat adalah: 1)Hendaknya setiap warga
berupa dokumen dan bukti fisik, 1) hasil sekolah lebih terbuka terhadap kritik,
membaca misalnya ringkasan buku yang masukan guna mencari data untuk
telah dibaca atau jurnal membaca dijadikan ide mengembangkan gerakan
dikumpulkan oleh guru, 2) peserta didik literasi sekolah, 2)Perlunya kesadaran
menyusun portofolio berdasarkan cerita seluruh warga sekolah dalam
yang dibaca, 3) Buku portofolio berupa menanamkan budaya literasi dalam

161
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Vol. 6 No. 2, April 2020
ISSN: 2442–2525, E_ISSN: 2721-7906

kegiatan pembelajaran maupun


ekstrakurikuler, 3)Perlunya bekerjasama
dengan pemerintah dan pihak swasta
dalam rangka sumber dana dan promosi
untuk mengembangkan Gerakan Literasi
Sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Franz, Kurt & Berhard Meier. (2003).
Membina Minat Baca. Bandung :
Remadja Karya.
Nurgiantoro Burhan. (1998). Penelitian
dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakarta : PBFE.
Permendikbud No. 23 Tahun 2015
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Rosidi, Imron. (2009). Meningkatkan
Minat Baca Siswa. Jakarta : Bumi
Aksara.
Rahayu, Triwati. (2016). Penumbuhan
Budi Pekerti Melalui Gerakan
Literasi Sekolah. Prosiding,
Timporok, Jansje. (2019). Literasi untuk
SMA Suatu Pengantar dalam
Pembelajaran. Yogyakarta: Anom
Pustaka.
Wiryodijoyo, Suwaryono. (2009).
Membaca : Strategi Pengantar dan
Tekniknya. Jakarta : Depdikbud.

162

Anda mungkin juga menyukai