Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRODUKSI DALAM EKONOMI ISLAM


Dosen: Zainul Wahyudi, SE.MM

Disusun Oleh:

Nama : SUBURIAH

Nim : 2040206012

Kelas : NON REGULER

Prod : Perbankan Syari’ah

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT STADI ISLAM SUNAN DOE

TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan keharibaan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan kita kesehatan dan beribu kenikmatan. Dengan rahmat-nya, makalah

ini dapat diselesaikan sebagai tugas UAS dengan tepat waktu.

Dengan makalah ini, penulis berharap dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca. Dan bermanfaat secara teoritis maupun praktis.

Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah

agar menjadi lebih baik lagi.

Penulis sangat mengharapkan masukan-masukan maupun kritikan dari

pembaca, karena penulis sadar hasil makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan masukan positif penulis butuhkan untuk meningkatkan

kualitas karya penulis.

Sakra, 29 Januari 2021

Penyusun

Suburiah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1 Alat Pemantu

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

A. Pengertian Anti Korupsi............................................................................3

B. Prinsip-Prinsip Anti Korupsi......................................................................4

C. Nilai- Nilai Anti Korupsi...........................................................................8

BAB III. PENUTUP........................................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................................9

B. Saran ..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap hari kita menyksikan berita tentang tindak pidana korupsi

dan perilaku koruptif dimana-mana. Dan hampir semua daerah di tanah

air, disemua kalangan, dan di semua segi kehidupan dengan beragam

jenis, modus dan kompleksitas. Perilaku Koruptif telah merasuki semua

elemen bangsa. Padahal kita semua tahu bahwa korupsi adalah perilaku

yang tidak bermoral.

Korupsi telah menjadi perhatian dari semua pihak pada saat ini.

Bentuk- bentuk dan perwujudan korupsi jauh lebih banyak daripada

kemampuan untuk melukiskannya. Kondisi yang diciptakan oleh korupsi

menguntungkan bagi tumbuh suburnya berbagai kejahatan.

Korupsi pun menjadi permasalahan yang sungguh serius dinegeri

ini. Kasus korupsi sudah tidak terhitung jumlahnya, sudah berkembang

dengan pesat, dan meluas. Dan terjadi secara sistematis dengan rekayasa

yang canggih dan memanfaatkan teknologi modern. Kasus terjadinya

korupsi dari hari ke hari kian marak. Hampir setiap hari berita tentang

korupsi menghiasi berbagai media. Bahkan korupsi dianggap biasa dan

dimaklumi banyak orang sehingga masyarakat sulit membedakan nama

perbuatan korup dan mana perbuatan yang tidak korup. Meskipun sudah

ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tapi anehnya, orang yang

melakukan tindakan korupsi banyak sekali dari kalangan pejabat- pejabat

tinggi negara.

1
Upaya pemberantasan korupsi semata- mata hanya lewat

penuntutan korupsi, padahal yang perlu sekarang ini adalah kesadaran

setiap orang untuk taat pada undang- undang korupsi. Bangsa indonesia

sekarang butuh penerus bangsa yang berakhlak mulia, yaitu mempunyai

sikap dan perilaku yang baik. Untuk mewujudkan tersebut maka harus

ditanamkan nilai - nilai Anti Korupsi kepada setiap individu yaitu

khususnya bagi penerus bangsa. Selain itu juga, harus dibekali dengan

pemahaman tentang pendidikan Anti Korupsi yang dijadikan sebagai

sarana dalam upaya pemberantasan korupsi.

Pendidikan Anti Korupsi merupakan tindakan untuk

mengendalikan dan mengurangi korupsi berupa keseluruhan upaya

mendorong generasi mendatang untuk mengembangkan sikap menolak

secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi. Pendidikan Anti Korupsi

melalui jalur pendidikan lebih efektif, karena pendidikan merupakan

proses perubahan sikap mental yang terjadi pada diri seseorang.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Anti Korupsi?

2. Apa saja Prinsip- Prinsip Anti Korupsi?

3. Bagaimana bentuk pengaaplikasian dari prinsip- prinsip anti korupsi di

kehidupan sehari- hari?

4. Apa saja Nilai- Nilai Anti Korupsi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anti Korupsi

Anti Korupsi adalah sikap dan perilaku untuk tidak mendukung

adanya upaya untuk merugikan keuangan negara dan perekonomian negara.

Dan anti korupsi juga merupakan sikap menentang terhadap adanya korupsi.

Definisi Korupsi Secara etimologi korupsi berasal dari kata

“korupsi” yang berarti buruk, rusak dna busuk. “korup” juga berarti dapat

diogok (melalui kekuasaan untuk kepentingan pribadi”. Secara terminologi

diartikan sebagai pemberian dan penerimaan suap, baik yang memberi

maupun menerima suap keduanya termasuk koruptor.

David M. Chalmers mengatakan korupsi sebagai tindakan-tindakan

manipulasi dan keputusan menganai keuangan yang membahayakan

ekonomi.

J.J. Senturia menguraikan korupsi sebagai penyalahgunaan

kekuasaan pemrintah untuk keuntungan pribadi.

Dari beberapa pengertian di atas baik secara etimologi maupun

terminologi dapat ditarik kesimpulan.

- Korupsi merupakan tindakan penghianatan terhadap kepercayaan.

- Korupsi merupakan semua tindakan penyalahgunaan kekuasaaan,

walaupun pelakunya tidak mendapatkan keuntungan material.

- Korupsi adalah semua bentuk tindakan penyalahgunaan dana yang

bukan haknya.

3
Jadi, korupsi merupakan suatu tindakan penyalah gunaan wewenang,

kekuasaan yang dapat merugikan masyarakat pada umumnya.

B. Prinsip-Prinsip Anti Korupsi

Bentuk prinsip- prinsip anti korupsi sebagai berikut:

1). Prinsip Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.

Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai dengan

aturan, baik dalam bentuk konvensi (De facto) maupun bentuk konstitusi

(De jure), dan baik dalam level budaya (individu dengan individu maupun

level lembaga.

Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang

digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi

dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban

(answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnik : 2005). Selain

itu akuntabilitas publik dalam arti yang lebih fundamental merujuk kepada

kemampuan seseorang terkait dengan kinerja yang diharapkan. (Pierre :

2007).

Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya,

antara lain adalah

 Akuntabilitas program

 Akuntabilitas proses

 Akuntabilitas keuangan

 Akuntabilitas outcome

4
 akuntabilitas hukum,
 dan akuntabilitas politik

Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan

dipertanggung jawabkan melalui mekanisme pelaporan dan

pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi atas

kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang

diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka

panjang dari sebuah kegiatan.

2.    Transparansi

Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari


transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik.
Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses
dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling
menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena kepercayaan, keterbukaan,
dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga bagi semua
orang untuk melanjutkan hidupnya di masa mendatang.
Dalam prosesnya transparansi dibagi menjadi lima, yaitu
 a. Proses penganggaran
Proses penganggaran bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,
implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian
(evaluasi) terhadap kinerja anggaran.
b. Proses penyusunan kegiatan
Di dalam proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan
terkait dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber
pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran
(anggaran belanja).

5
c. Proses Pembahasan
Proses pembahasan membahas tentang pembutan rancangan
peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan
(pemungutan dana), mekanisme pengelolaan proyek mulai dari
pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan
pertanggungjawaban secara teknis.
d. Proses Pengawasan
Proses pengawasan dalam pelksnaaan program dan proyek
pembangunan berkaitan dengan kepentingan publik dan lebih
khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh
masyarakat sendiri.
e. Proses Evaluasi
Proses evaluasi ini berlaku terhadap penyelenggaraan proyek
dijalankan secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban
secara administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap
output kerja-kerja pembangunan.
3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah
terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik
dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya.
Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu
 komperehensif dan disiplin,
Komperehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan
keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan,
pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget).
 Fleksibilitas
Fleksibilitas artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk
mencapai efisiensi dan efektifitas.
 Terprediksi
Terprediksi berarti adanya ketetapan dlam perencanaan atas dasar
asas value for money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran

6
berjalan. Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari adanya
prinsip fairness di dalam proses perencanaan pembangunan.
 Kejujuran
Kejujuran mengandung arti tidak adanya bias perkiraan penerimaan
maupun pengeluaran yang disengaja yang berasal dari pertimbangan
teknis maupun politis. Kejujuran merupakan bagian pokok dari prinsip
fairness.
 dan informatif.
Penerapan sifat informatif agar dapat tercapainya sistem informasi
pelaporan yang teratur dan informatif. Sistem informatif ini dijadikan
sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengambilan
keputusan selain itu sifat ini merupakan ciri khas dari kejujuran.
4.    Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang
anti korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-
monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan
anggaran negara oleh para pejabat negara.
Aspek-aspek kebijakan terdiri dari
 isi kebijakan,
 pembuat kebijakan,
 pelaksana kebijakan,
 kultur kebijakan.
Kebijakan anti korupsi akan efektif apabila didalamnya terkandung unsur-
unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan
tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah
dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak
kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga
pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-

7
nilai, pemahaman, sikap, persepsi dan kesadaran masyarakat terhadap
hukum atau undang-undang anti korupsi. Lebih jauh lagi kultur kebijakan
ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan
korupsi.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-
betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.
Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.
 Kontrol kebijakan partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap
kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya.
 Kontrol kebijakan evolusi yaitu dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
 Kontrol kebijakan reformasi yaitu mengontrol dengan mengganti
kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
C. Nilai- Nilai Anti Korupsi
Nilai – nilai Anti Korupsi di perkenalkan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dan disosialisasikan ke masyarakat sejak beberapa
tahun lalu.
Terdapat 9 Nilai – nilai Anti Korupsi, yaitu sebagai berikut:
1). Kejujuran
2). Kedisiplinan
3). Kepedulian
4). Tanggung Jawab
5). Kerja keras
6). Kesederhanaan
7). Kemandirian
8). Keberanian
9). Dan Keadilan

8
BAB III

PENUTUP

A . Kesimpulan

Korupsi merupakan perbuatan yang tidak baik dan harus di hapus di


negara ini, karena menyalahgunakan wewenang kekuasaan. Untuk mencegah
terjadinya korupsi maka kita harus memiliki jiwa anti korupsi di dalam setiap
individu, menanamkan prinsip- prinsip anti korupsi , dan nilai- nilai dari anti
korupsi itu sendiri

B. Saran

Semoga kita semua terhindar dari yang namanya Korupsi. Dan untuk itu
marilah kita menanamkan Anti Korupsi pada diri kita masing- masing. Dan
semoga dengan adanya makalah ini kita bisa memahami bahwa pentingnya
untuk menghindari yang namanya Korupsi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://muhammadapryadi.wordpress.com/tentang-ilmu-hukum/nilai-dan-
prinsip-anti-korupsi/

https:// djpb@kemekeu.go.id

10

Anda mungkin juga menyukai