Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah kata yakni wawasan dan nusantara.
Wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan inderawi.
Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti memandang, meninjau atau melihat.
Sehingga wawasan dapat berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat. Sedangkan
nusantara berasal dari kata “nusa” yang berarti pulau-pulau, dan “antara” yang berarti diapit
diantara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudera yakni
samudera Pasifik dan samudera Hindia). Intinya wawasan Nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah wawasan Nasional suatu bangsa?
2. Apakah ajaran wawasan Nasional Indonesia?
3. Apasajakah latar belakang filosofis wawasan Nusantara?
4. Apasajakah implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan?
5. Apasajakah unsur Konsepsi wawasan Nusantara?
6. Apakah hakikat wawasan Nusantara?
7. Apasajakah arah pandang wawasan Nusantara?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui wawasan Nasional suatu bangsa.
2. Mengetahui ajaran wawasan Nasional Indonesia.
3. Mengetahui latar belakang filosofis wawasan Nusantara.
4. Mengetahui implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan.
5. Mengetahui unsur dasar Konsepsi wawasan Nusantara.
6. Mengetahui hakikat wawasan Nusantara.
7. Mengetahui arah pandang wawasan Nusantara.
PEMBAHASAN

2.1 Wawasan Nasional Suatu Bangsa

Wawasan Nasional ialah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara terhadap diri
dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interasi dan interelasi) serta
pembangunannya di dalam bernegara di tenga-tengah lingkungannya baik nasional (termasuk
interaksi dan interpelasi) regional dan global.

Suatu bangsa yang telah menegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak


terlepas dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh timbul dari hubungan timbal balik antara
filosofi bangsa, ideologi, aspirasi serta cita-cita dan kondisi sosial masyarakat, budaya tradisi,
keadaan alam, wilayah serta pengalaman sejarahnya.

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, suatu bangsa perlu memperhatikan tiga
faktor utama:

 Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup.


 Jiwa, tekad, dan semangat manusianya atau rakyatnya.
 Lingkungan sekitarnya.

2.2 Ajaran Wawasan Nasional Indonesia

Wawasan Nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan teori


wawasan Nasional secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh paham
kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia.

 Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang
perang dan damai. “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”.
Wawasan kemerdekaan Indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dana
adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan
ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa:
ideology digunakan sebagai landasan idil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan
pada kondisi dan konstelasi geografi Indonesia dengan segala aspek kehidupan
nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan
bangsa dan negaranya di tengah-tengah perkembangan dunia.

 Geopolitik Indonesia

Pemahaman tentang kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan di Indonesia


didasarkan pada pemahaman tentang paham perang damai serta disesuaikan dengan
kondisi dan konstelasi geografi Indonesia. Sedangkan pemahaman tentang Negara
Indonesia menganut paham negara kepulauan, yaitu paham yang dikembangkan dari asa
archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman archipelago di negara-negara
Barat pada umumnya. Perbedaan yang esensial dari pemahaman ini adalah bahwa
menurut paham Barat, laut berperan sebagai “pemisah” pulau, sedangkan menurut paham
Indonesia laut adalah “penghubung” sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang
utuh sebagai “Tanah Air” dan disebut Negara Kepulauan.

 Dasar Pemikiran Wawasan Nasional Indonesia

Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan Nasionalnya, bangsa


Indonesia menggali dan mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan
Indonesia sendiri. Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman
kekuasaan bangsa Indonesia yang berladaskan falsafah Pancasila dan oleh pandangan
geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa
Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran
pembinaan dan pengembangan wawasan Nasional Indonesia ditinjau dari:

1. Latar belakang pemikiran berdasarkan falsafah Pancasila.


2. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan nusantara.
3. Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya bangsa Indonesia.
4. Latar belakang pemikiran aspek kesejahtraan bangsa Indonesia.
2.3 Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara

A. Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila

Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang
mempunyai naluri, akhlak, daya pikir, dan sadar akan keberadaannya yangserba terhubung
dengan sesamanya, lingkungannya, alam semesta, dan penciptanya. Kesadaran ini
menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan
hidupnya dari generasi ke generasi. Berdasarkan kesadaran yang dipengaruhi oleh
lingkungannya, manusia Indonesia memiliki motivasi antara lain untuk menciptakan suasana
damai dan tentram menuju kabahagiaan serta menyelenggarakan kateraturan dalam membina
hubungan antara sesama.

Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila sesungguhnya telah bersemayam dan berkembang


dalam hati sanubari dan kesadaran bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila juga tercakup dalam
penggalian dan pengembangan wawasan Nasional sebagai berikut:

 Sila 1 (Ketuhanan yang Maha Esa) menjadikan wawasan Nusantara merupakan wawasan
yang menghormati kebebasan beragama.
 Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) menjadikan wawasan nusantara merupakan
wawasan yang menghormati dan menerapkan HAM (Hak Asasi Manusia).
 Sila 3 (Persatuan Indonesia) menjadikan wawasan nusantara merupakan wawasan yang
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
 Sila 4 (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan) menjadikan wawasan nusantara merpakan wawasan yang
dikembangkan dalam suasana musyawarah dan mufakat.
 Sila 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) menjadikan wawasan nusantara
merupakan wawasan yang mengusahakan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
B. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara

Kondisi objektif geografi Nusantara yang merupakan untaian ribuan pulau yang tersebar dan
terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang sangat strategis, memiliki
karakteristik yang berbeda dari Negara lain. Wilayah Indonesia pada saat proklamasi
kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 masih mengikuti TERRITORIALE ZEE EN
MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE TAHUN 1939. Dimana lebar laut wilayah
Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis air rendah dari masing-masing pulau Indonesia.

1. Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.

Yang menyatakan tentang penentuan batas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil)
diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau
negara Indonesia. Maka sejak itu berubahlah luas wilayah Indonesia dari:

Kurang lebih 2 juta km persegi menjadi 5 juta km persegi, dimana kurang lebih 65%
wilayahnya terdiri dari laut atau perairan (negara maritime), dan 35% adalah daratan.
Terdiri dari 17.508 buah pulau dengan lima buah pulau besar: Sumatra, jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan irian jaya dan 11.808 pulau-pulau kecil yang belum diberi
nama. Dengan luas daratan: kurang lebih 81.000 km persegi. Topografi daratannya:
merupakan pegunungan dengan gunung-gunung berapi, baik yang masih aktif maupun
yang sudah tidak aktif.

Jadi pengertian nusantara adalah kepulauan Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau-
pulau baik pulau besar dan pulau kecil dan diantara batas-batas astronomis sebagai
berikut:

a) Utara : 060 080 lintang utara


b) Selatan : 110 150 lintang selatan
c) Barat : 940 450 bujur barat
d) Timur : 1410 050 bujur timur

Dengan jarak Utara-Selatan : Kurang lebih 1.888 km persegi.

Jarak antara Barat-Timur : kurang lebih 5.110 km persegi.

2. Konfrensi PBB tentang Hukum Laut Internasional yang ke-3 tahun 1982.

Melalui konfrensi tersebut maka pokok-pokok asas negara kepulauan diakui dan
dicantumkan dalam UNCLOS 1982 (United Nation Convention On Law Of The Sea).
Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui undang-undang No. 17 tahun 1985 pada
tanggal 13 desember 1985. Berlakunya UNCLOS 1982 =, akan berpengaruh dalam upaya
pemanfaatan laut bagi kepentingan kesejahtraan seperti, bertambah luasnya Zona
Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan Landas Kontinen Indonesia (200 mil).UNCLOC 1982
memberikan keuntungan bagi pembanginan nasional, yaitu bertambah luasnya perairan
yuridiksi nasional berikut kekayaan alam yang terkandung dilaut dan dasar lautnya, serta
terbukanya peluang untuk memanfaatkan laut sebagai medium transportasi namun dari
segi kerawanan juga bertambah.

C. Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya

Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya Indonesia menjadikan


keanekaragaman budaya Indonesia menjadi bahan untuk memandang (membangun
wawasan) nusantara Indonesia. Budaya atau kebudayaan dalam arti etimologi adalah
segala sesuatu yang dihasilkan dari kekuatan budi manusia. Karena manusia tidak hanya
bekerja dengan kekuatan budinya, melainkan juga dengan perasaan imajinasi, dan
kehendaknya menjadi lebih lengkap jika kebudayaan diungkapkan sebagai cita, rasa, dan
karsa (budi, perasaan dan kehendak).

Secara universal, kebudayaan masyarakat yang heterogen tersebut sama-sama


mempunyai unsur-unsur penting berikut:

1. Sistem religi dan upacara keagamaan.


2. Sistem masyarakat dan sistem organisasi kemasyrakatan.
3. Sistem pengetahuan.
4. Bahasa.
5. Keserasian (budaya dalam arti sempit).
6. Sistem mata pencaharian.
7. Sistem teknologi dan peralatan.

D. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejahteraan

Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh dan
berkembang akibat latar belakang sejarah. Kerjaan Sriwijaya dan Majapahit landasannya
adalah mewujudkan kesatuan wilayah, meskipun belum timbul rasa kebangsaan namun
sudah timbul semangat bernegara. Kaidah-kaidah negara modern belum ada seperti
rumusan falsafah negara, konsepsi cara pandang dan sebagainya. Yang ada berupa
selogan-selogan seperti yang ditulis oleh Mpu Tantular yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Wawasan nasional Indonesia diwarnai oleh perpecahan dalam lingkungan bangsa yang
akan melemahkan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita
dan tujuan nasional sebagai hasil kesepakatan bersama agar bangsa Indonesia setara
dengan bangsa lain.

Konsepsi nusantara yang berlandaskan semangat kekompakan dan mengacu pada


konstelasi geografi RI sebagai Nagara kesatuan kepulauan dikukuhkan menjadi undang-
undang nomor 4/Prp tahun 1960, yaitu:

1. Perairan Indonesia ialah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman


Indonesia.
2. Laut wilayah Indonesia ailah jalur 12 mil laut.
3. Perairan pedalaman Indonesia ialah semua perairan yang terletak pada sisi dalam dari
garis dasar, sebagai yang dimaksud pada ayat (2).

Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya


perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan
kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat
persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini
harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan
Indonesia.

2.4 Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan


A. Pengalaman Wawasan Nusantara
 Menurut GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) yang ditetapkan MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat) pada tahun 1993 dan 1998:
Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional yang yang bersumber pada Pancasila
dan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional”.
 Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan Usman (Ketua Program S-2 PKN-
UI):
“Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam”. Hal
tersebut disampaikannya saat lokakarya wawasan nusantara dan ketahanan nasional di
Lemhanas pada januari 2000. Ia juga menjelaskan bahwa wawasan nusantara merupakan
geopolitik indinesia.
 Pengertian wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan nusantara yang
diusulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan rakyat dan dibuat di Lemhanas
tahun 1999 adalah sebagai berikut:
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.” Secara umum wawasan nasional berarti
cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar
filsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk
mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara
adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai
kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.dengan demikian
wawasan nusantara berpera untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan
kehidupannya serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaan.
Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya
membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara
dalam mencapai tujuan dan cita-cita.

B. Landasan Idil: Pancasila

Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar negara yang terumuskan dalam
pembukaan UUD 1945. Pada hakekatnya, Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan,
kebersamaan, dan kearifan dalam membina kehidupan nasional. perpaduan nilai-nilai
tersebut mampu mewadahi kebhinekaan seluruh aspirasi bangsa Indonesia. Dengan
demikian, Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia telah dijadikan landasan idil dan
dasar negara sesuai dengan yang tercantum pada pembukaan UUD 1945. Karena itu,
Pancasila sudah seharusnya serta sewajarnya menjadi landasan idil wawasan nusantara.

C. Landasan Konstitusional: UUD 1945

UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan negara dalam segala aspek
dan perwujudannya lebih diutamakan di atas kepentingan golongan, kelompok, dan
perseorangan berdasarkan aturan, hokum, dan perundang-undangan yang beraku yang
memperhatikan Hak Asasi Manusia (HAM).

2.5 Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara

Konsepsi wawasan nusantara terdiri dari tiga unsur dasar yaitu:

1. Wadah (contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, bebangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk
serta aneka ragam budayanya.
2. Isi (Content)
Adalah asprasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita seta tujuan nasional
yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi menyangkut dua hal, pertama realisasi
aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian tujuan dan
cita-cita dan tujuan nasional persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.

3. Tata Laku (Conduct)


Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah da nisi yang terdiri atas:
 Tata Laku Batiniah, mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari
bangsa Indonesia.
 Tata Laku Lahiriah, mencerminkan tidakan, perbuatan dan perilaku bangsa
Indonesia.
2.6 Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat wawasan Nusantara adalah keutuhan Nusantara atau Nasional, dalam pengertian:
Cara pandang yang utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.

Ini berarti, setiap warga bangsa dan apparat negara, harus berfikir, dan bertindak secara utuh
menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.

 Asas Wawasan Nusantara


Asas wawasan nusantara adalah ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah dasar yang
harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan
setianya komponen atau unsur pembentuk bangsa (suku, bangsa, golongan dll) terhadap
kesepakatan atau komitmen bersama.
Jika asas Wawasan Nusantara diabaikan maka berarti cerai berainya bangsa dan
negara Indonesia.
Asas Wawasan Nusantara terdiri dari:
a) Kepentingan yang sama
b) Keadilan
c) Kejujuran
d) Solidaritas
e) Kerjasama
f) Kesetiaan
2.7 Arah Pandang
1. Arah Pandang kedalam
Arah pandang kedalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap
aspek kehidupan nasional. Baik aspek alamiah maupun sosial. Arah pandang kedalam
mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus peka dan berusha untuk mencegah dan
mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan
harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan.
2. Arah Pandang Keluar
Arah pandang ke luar ditunjukkan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia
serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta kerja
sama dan sikap saling menghormati. Arah pandang keluar mengandung arti bahwa
kehidupan internasionalnya, bangsa Indonesia harus berusaha mengamankan
kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi tercapainya tujuan
nasional sesuai tertera pada pembukaan UUD 1945.

PENUTUP
1. Wawasan Nasional ialah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara terhadap diri
dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interasi dan interelasi)
serta pembangunannya di dalam bernegara ditengah-tengah lingkungannya baik nasional
(termasuk interaksi dan interpelasi) regional dan global.
2. Ajaran wawasan Nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa ideology digunakan
sebagai landasan idil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan
konstelasi geografi: Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya
adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di
tengah-tengah perkembangan dunia.
3. Pemikiran berdasarkan falsafah Pancasila, pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan
nusantara, pemikiran berdasarkan aspek sosial budaya, pemikiran berdasarkan aspek
kesejahtraan.
4. Implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan yaitu: pengertian wawasan Nusantara
yang dikembangakn oleh MPR 1993 & 1998, pengertian wawasan nusantara menurut
Prof. Dr. Wan Usman (ketua program S-2 PKN-UI), pengertian wawasan Nusantara
menurut kelompok krja MPR dan di buat di Lemhanas tahun 1999. Landasan idil:
Pancasila dan landasan Konstitusional: UUD 1945.
5. Konsep wawasan Nusantara terdiri dari tiga unsur dasar, yaitu: wadah (contour), isi
(content), dan tata laku (conduct).
6. Hakikat wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian: Cara pandang
yang utuh menteluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.
Asas Wawasan Nusantara adalah ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah dasar yang
harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud dami tetap taat dan
setianya kompnen atau unsur pembentuk bangsa (suku, bangsa, golongan dll) terhadap
kesepakatan atau komitmen bersama. Asas Wawasan Nusantara terdiri dari: Kepentingan
yang sama, Keadilan, Kejujuran, Solidaritas, Kerjasama, Kesetiaan.
7. Dengan latar belakang budaya, sejarah, kondisi, konstelasi geografi, dan perkembangan
lingkungan strategis, arah pandang wawasan nusantara meliputi: Arah pandang ke dalam
mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan
mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan
harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan.
Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa kehidupan internasionalnya, bangsa
Indonesia harus berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek
kehidupan demi tercapainya tujuan nasional sesuai tertera pada pembukaan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai