Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Audit Internal
Audit internal mempunyai peran sangat penting dalam suatu organisasi,
kedudukannya dalam organisasi harus bersikap objektif serta independen,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Urton I. Anderson et al (2017) Audit
Internal adalah sebagai berikut :
“Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan
konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola”.
Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa audit
internal sangat dibutuhkan oleh perusahaan karena dapat membantu perusahaan
dalam mencapai tujuannya dengan menambah nilai perusahaan melalui proses
evaluasi efektivitas terhadap proses manajemen risiko, proses pengendalian, dan
proses tata kelola, dimana perannya adalah sebagai berikut :
a. Manajemen Risiko / Risk Management yaitu suatu proses yang dilakukan
perusahaan untuk mengelola suatu ancaman yang diestimasi dapat terjadi
di perusahaan dengan menganalis, menilai, mengendalikan, dan sebisa
mungkin untuk menghindari risiko tersebut supaya tidak terjadi di
perusahaan. Peran Audit Internal di sini yaitu dengan melakukan
pemastian terhadap efektivitas manajemen risiko perusahaan telah
dilakukan dengan benar ataukah belum.
b. Pengendalian / Internal Control adalah suatu proses yang sistemnya diatur
oleh manajemen yaitu sistem pengendalian intern. Peran audit internal di
sini adalah untuk mengendalikan dan memastikan bahwa setiap aktivitas
yang dilakukan oleh organisasi telah berjalan sesuai prosedur yang
ditetapkan dan tidak melenceng dari ketentuannya.
c. Tata Kelola / Governance adalah suatu kegiatan yang dilakukan dewan
direksi untuk memantau kegiatan manajemen, apakah tujuan kegiatan
5
6
tersebut telah tercapai atau belum serta dapat membuat kebijakan yang
dapat memengaruhi pengarahan, pengelolaan, dan pengendalian suatu
organisasi. Peran audit internal di sini adalah menilai dan membuat
rekomendasi untuk meningkatkan proses tata kelola yang ada di
organisasi dengan pencapaiannya dari tujuan-tujuan seperti (1) membuat
keputusan strategis dan keputusan operasional terhadap kinerja organisasi
jika dalam operasi tersebut telah melenceng dari ketentuan yang ada, (2)
mengawasi manajemen risiko dan pengendalian apakah sesuai dengan
prosedur atau belum, (3) mempromosikan etika dan nilai-nilai yang sesuai
dengan organisasi, (4) memastikan bahwa pengelolaan dan akuntabilitas
kinerja organisasi telah efektif (5) mengkomunikasikan informasi risiko
dan pengendalian ke daerah-daerah yang tepat sasaran dalam organisasi,
(6) serta mengoordinasikan kegiatan dan mengkomunikasikan informasi
yang efektif antara dewan pengawas, auditor eksternal dan internal, dan
manajemen.
2.1.2 Tujuan Audit Internal
Seperti pengertiannya, tujuan audit internal pada hakikatnya adalah
menambah nilai perusahaan, yaitu dengan membantu organisasi mencapai
tujuannya dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja organisasi tersebut. Maka
dengan begitu bisa dikatakan tujuan audit internal selaras dengan tujuan
organisasi / tujuan bisnis. Menurut COSO (Commitee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission, 2004 dalam Reding et al. 2013:1-3)
terdapat beberapa tujuan bisnis yang dibagi menjadi 4 tujuan, yaitu sebagai
berikut :
a. Tujuan Strategis (Strategic Objectives) yaitu suatu tujuan untuk menambah
nilai perusahaan dengan memilih cara yang paling efektif dalam setiap
kegiatan bisnis organisasi demi tercapainya tujuan organisasi tersebut.
Tujuan organisasi adalah tujuan dimana apa yang ingin dicapai organisasi,
sedangkan tujuan strategi adalah bagaimana cara perusahaan untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut. Sebagai contoh, misalnya tujuan
organisasi adalah meningkatkan pangsa pasar, maka strategi yang
7
sertifikasi lain yang ditawarkan oleh The IIA dan organisasi profesi yang
sesuai lainnya
a. Jika auditor internal diindikasikan tidak memiliki pengetahuan,
keterampilan, atau kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
seluruh atau sebagian penugasannya maka Kepala Audit Internal
harus mendapatkan bantuan saran dan asistensi yang kompeten untuk
auditor internal.
b. Dalam mengevaluasi kecurangan Auditor Internal harus memiliki
pengetahuan memadai tentang risiko dan cara organiasi mengelola
kecurangan tersebut, namun tidak diharapkan memiliki keahlian
seperti layaknya seseorang yang tanggungjawab utamanya adalah
mendeteksi dan menginvestigasi kecurangan.
c. Auditor Internal harus memiliki pengetahuan memadai mengenai
risiko dan pengendalian kunci / utama, serta teknik audit berbasis
teknologi informasi. Auditor internal hanya diwajibkan memiliki
pengetahuan saja, hanya auditor internal yang tugas utamanya
mengaudit teknologi informasi saja yang diwajibkan memiliki
keahlian tersebut.
d. Jika auditor internal diindikasikan tidak memiliki pengetahuan,
keterampilan, atau kompetensi untuk melaksanakan seluruh atau
sebagian penugasan tersebut, maka Kepala Auditor Internal harus
menolak adanya penugasan konsultasi.
3. Kecermatan Profesional (Standar Atribut 1220)
Dalam melaksanakan tugasnya Auditor Internal harus menggunakan
kecermatan dan keahlian demi meminimalisir adanya kekeliruan
sebagaimana diharapkan dari seorang auditor internal yang cukup bijak
(reasonably prudent) dan kompeten. Namun ada beberapa pertimbangan
yang harus diterapkan auditor internal dalam menerapkan kecermatan
profesional, yaitu sebagai berikut :
1220.A1 – Hal yang harus dipertimbangkan auditor internal dalam
menerapkan kecermatan professional :
12
a. Documentation (Dokumentasi).
Sistem pengendalian manajemen, semua transaksi serta kejadian
penting lainnya didokumentasikan secara baik, dan ada saat
diperlukan.
b. Recording of transaction and events (Mencatat transaksi dan
kejadian).
Transaksi dan kejadian penting lainnya harus dicatat dengan segera
dan diklasifikasikan secara sepadan.
c. Execution transactions and events (Eksekusi transaksi dan
kejadian).
Transaksi dan kejadian penting lainnya harus diotorisasi dan
dilaksanakan hanya oleh orang yang bertindak dalam lingkup
kewenangan.
d. Separation of duties (Pemisahan tugas).
Tugas dan tanggung jawab kunci dalam otorisasi, mengolah,
mencatat, dan meninjau (review) transaksi harus dipisahkan
diantara individu.
e. Supervision (Pengawasan).
Pengawasan secara berkesinambungan harus dilakukan untuk
menjamin bahwa sasaran sistem pengendalian manajemen dapat
dicapai.
f. Access to and accountability for resources (Akses dan
akuntabilitas terhadap sumber daya).
Akses terhadap sumber daya dan catatan harus terbatas hanya
untuk pegawai yang berwenang, sedangkan penjagaan dan
penggunaan sumber daya seharusnya ditugaskan dan dipelihara
oleh pegawai yang terpisah.
3. Norma Resolusi Audit
Norma resolusi audit yaitu suatu resolusi terhadap temuan hasil audit. Norma
ini mensyaratkan bahwa auditee harus mematuhi suatu ketentuan yang dibuat
oleh organisasi yang berwenang. Ketentuan tersebut pada dasarnya mengatur
18
Y : Pencegahan d. Menggunakan
Kecurangan Norma Umum
(Fraud) Pengendalian /
a. Syarat Penemuan Pengendalian
Fraud Intern
b. Ruang Lingkup e. Menggunakan
Fraud Auditing Norma Khusus
c. Pendekatan Audit Pengendalian
Manajemen /
Pengendalian
Intern
f. Menggunakan
Norma Resolusi
Audit
(Karyono, 2013:79)
3. Suginam Pengaruh X : Peran Audit Audit X : Audit Internal
(2016) Peran Audit Internal internal 4. Indikator :
(Jurnal) Internal a. Watchdog berpengaruh Indepenpensi
terhadap a. Konsultan terhadap dan Objektivitas
Pencegahan b. Katalis pencegahan 5. Kecakapan dan
(Fraud) kecurangan 6. Kecermatan
(Suginam, 2016:28) Profesional
Y : Pencegahan (Standar
Kecurangan Internasional Praktik
a. Mengurangi Profesional Audit
Tekanan Internal, 2017)
b. Mengurangi Y : Pencegahan
Kesempatan Kecurangan
c. Mengurangi g. Menggunakan
pembenaran Norma Umum
Pengendalian /
(Dr. Donald Pengendalian
Cressey, 1950) Intern
h. Menggunakan
Norma Khusus
Pengendalian
Manajemen /
Pengendalian
Intern
i. Menggunakan
Norma Resolusi
Audit
(Karyono, 2013:79)
4. Indrajati Pengaruh X : Audit Internal Audit X : Audit Internal
Aldi Audit Indikator : Internal 7. Indikator :
(2016) Internal 1. Independensi berpengaruh Indepenpensi
(Skripsi) terhadap 2. Kompetensi Terhadap dan Objektivitas
Pencegahan atau Pencegahan 8. Kecakapan dan
Kecurangan Kecakapan Kecurangan 9. Kecermatan
Profesional Profesional
3. Program Audit
21
Internal (Standar
4. Pelaksanaan Internasional Praktik
Pekerjaan Profesional Audit
Audit Internal Internal, 2017)
5. Laporan Hasil
Audit Internal Y : Pencegahan
6. Tindak Lanjut Kecurangan
atas Hasil j. Menggunakan
Laporan Audit Norma Umum
Internal Pengendalian /
Pengendalian
Y : Pencegahan Intern
Kecurangan k. Menggunakan
1. Critical Point Norma Khusus
Auditing (CPA) Pengendalian
Manajemen /
(Job Sensitivity Pengendalian
Analysis) (JSA) Intern
l. Menggunakan
Norma Resolusi
Audit
(Karyono, 2013:79)
5. Eka Pengaruh X1 : Audit Internal Audit X : Audit Internal
Putra Audit 1. Lingkup Internal dan Indikator :
Pratama Internal dan Penugasan Pengendalia 1. Indepenpensi
(2017) Pengendalian 2. Perencanaan n Internal dan Objektivitas
(Skripsi) Internal Penugasan berpengaruh 2. Kecakapan dan
terhadap 3. Pelaksanaan signifikan 3. Kecermatan
Pencegahan Penugasan terhadap Profesional
Kecurangan 4. Komunikasi Pencegahan
Hasil Kecurangan (Standar
Penugasan Internasional Praktik
5. Pemantauan Profesional Audit
Tindak Lanjut Internal, 2017)
(HiroTugiman, Y : Pencegahan
2006:1) Kecurangan
a. Menggunakan
X2 : Pengendalian Norma Umum
Internal Pengendalian /
1. Lingkupan Pengendalian
Pengendalian Intern
2. Penaksiran b. Menggunakan
Risiko Norma Khusus
3. Aktivitas Pengendalian
Pengendalian Manajemen /
4. Informasi dan Pengendalian
Komunikasi Intern
5. Pengawasan c. Menggunakan
Norma Resolusi
(Hiro Tugiman, Audit
2006)
(Karyono, 2013:79)
22
Y: Pencegahan
Kecurangan
1. Penyimpangan
Aset
2. Pernyataan
Palsu atau
Salah
3. Korupsi
(Hiro Tugiman,
1997:32)
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Perusahaan
Tujuan Perusahaan
Mencari Laba
Audit Internal
Risiko
Risiko
Kecurangan
Kecurangan
Pencegahan Kecurangan (Fraud)
1. Menerapkan Norma Umum
Pengendalian / Pengendalian Intern
2. Menerapkan Norma Khusus
Pengendalian Manejemen /
Pengendalian Intern
3. Menerapkan Norma Resolusi Audit
(Karyono, 2013:79-82)
(X) (Y)
24
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yanga akan diuji berdasarkan kerangka pemikiran di atas adalah:
Ho : Audit Internal tidak berpengaruh terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud)
Ha : Audit Internal berpengaruh terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud)