Anda di halaman 1dari 8

Artikel Penelitian

PENGALAMAN KELUARGA MERAWAT ANGGOTA KELUARGA


DENGAN PALLIATIVE CARE
(STUDI FENOMENOLOGI)

Jaji
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
E-mail: jaji.unsri@gmail.com

Abstrak

Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengeksplor perasaan anggota keluarga dalam merawat klien
paliatif.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi


deskriptif.

Hasil: Hasil analisis data didapatkan tujuh tema, yaitu: konsep sakit (modern dan tradisional),
penyebab penyakit yang di derita, berusaha untuk membawa dan mengobati klien yang sakit,
berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan klien, kondisi klien sangat menyita waktu orang di
sekitarnya, peralihan peran, semuanya di serahkan kepada sang pencipta (pasrah).

Simpulan: Saran bagi para keluarga yang terdapat klien paliatif care, agar selalu bersabar dan
berusaha memberikan yang terbaik bagi klien yang mengalami paliatif care.

Kata Kunci: keluarga, pengalaman merawat, paliatif, stroke.

Abstract

Aim: The purpose of this study was to explore the feelings of family members in caring for palliative
clients.

Method: This research is a qualitative research with descriptive phenomenology approach.

Result: The results of data analysis found seven themes, namely: the concept of sickness (modern and
traditional), the causes of illness, trying to bring and treat clients who are sick, trying to meet all the
needs of clients, the condition of the client is very time-consuming for those around him, the transition of
roles, all of which are left to the creator (surrender).

Conclusion: Suggestions for families who have palliative care clients, to always be patient and try
to provide the best for clients who experience palliative care.

Keywords: family, caring, palliative, stroke experience.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 6 Nomor 2, Juli 2019, P-ISSN 2355-5459 E-ISSN 26849712 18
Artikel Penelitian

PENDAHULUAN pedesaan), dan dari jumlah total penderita


stroke yang ada di Indonesia, sekitar 2,5
Stroke merupakan salah satu penyakit tidak persen atau 250 ribu orang meninggal dunia,
menular, menempati posisi pertama, dan sisanya cacat ringan maupun berat.5
urutan ketiga terbesar penyebab kematian di
dunia setelah jantung dan kanker, dilihat dari Stroke atau CVD (Cerebro Vaskuler
pola kematian penderita rawat inap. World Disease) merupakan defisit neurologis
Health Organisation (WHO)1, mendefinisi secara mendadak susunan saraf pusat yang
stroke adalah suatu gangguan otak fokal disebabkan oleh peristiwa iskemik atau
(atau global), dengan tanda klinis yang hemoragik mempunyai etiologi dan
berkembang begitu cepat sebagai akibat dari patogenesis yang multi kompleks. Stroke
gejala yang berlangsung selama 24 jam menjadi penyebab utama suatu kecacatan
bahkan lebih, dan dapat menyebabkan fisik dan atau mental pada pasiennya yang
kecacatan pada penderitanya bahkan mengalami, atau terjadi pada usia produktif
kematian tanpa ada penyebab lain yang maupun usia lanjut.6 Penyakit stroke,
begitu jelas selain vaskuler.2,3 mengakibatkan berbagai masalah pada
kliennya. Pada masa kelanjutannya, pasien
Hasil analisa data dari berbagai Negara yang dengan penyakit stroke akut atau kronis
ada, didapatkankan data bahwa 15 juta orang biasanya akan mengalami berbagai gejala
terkena stroke setiap tahunnya, data masalah fisik, diantaranya sesak nafas, nyeri,
mengatakan sepertiganya akan mengalami terjadi penurunan berat badan, begitupun
kematian pada tahun berikutnya, data yang dengan gangguan aktivitas.
sepertiganya lagi mengatakan bahwa pasien
stroke bertahan hidup dengan kondisi Pasien stroke tidak hanya mengalami
kecacatan, dan data sepertiga sisanya lagi gangguan fisik saja tetapi akan mengalami
mengatakan bahwa pasien stroke dapat gangguan psikososial dan spritual juga,
sembuh kembali seperti semula.1 Kejadian dimana gangguan tersebut akan sangat
kasus penyakit stroke meningkat di negara mempengaruhi kualitas hidup dari pasien
maju seperti Amerika Serikat. Data statistik dan keluarga penderita stroke. Penangannya
di Amerika menyebutkan, setiap tahunnya pun pada pasien stroke tidak hanya
terjadi 750.000 kasus stroke baru di pemenuhan kebetuhuhan fisik saja, tetapi
Amerika. Data tersebut artinya menunjukan penting juga dukungan terhadap kebutuhan
bahwa, pada setiap 45 menit, terdapat satu psikologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan
orang di Amerika yang terkena serangan spritual, yang kesemuanya akan terpenuhi
penyakit stroke. Bahkan ada perkiraan pada dilakukan dengan pendekatan interdisiplin
tahun 2020 diprediksi sekitar 7,6 juta orang oleh tim, dan yang lebih dikenal dengan
akan mengalami meninggal dunia karena sebutan perawatan palliative.7,8
penyakit stroke.4
Perawatan Palliative adalah bentuk
Kejadian penyakit stroke di Indonesia pelayanan yang dapat memberikan kualitas
merupakan sebagai pembunuh nomor tiga. hidup bagi pasien yang akan menjadi lebih
Hasil analisa data berdasarkan data Riset baik. Perawatan Palliative mempunyai
Kesehatan Dasar (Riskesdas) di tahun 2007, bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup
usia 45-54 tahun angka terjadi kematian baik bagi pasien maupun keluarga pasien
yang diakibatkan oleh penyakit stroke dari masalah penyakit yang dapat
sebesar 15,9% (terjadi pada daerah mengancam jiwa. Implementasinya dapat
perkotaan), dan 11,5% (terjadi pada daerah dilakukan melalui pencegahan, dengan cara
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 6 Nomor 2, Juli 2019, P-ISSN 2355-5459 E-ISSN 26849712 19
Artikel Penelitian

identifikasi dini penyakit yang dialami, Analisis data kualitatif dilakukan dengan
penanganan masalah nyeri, dan masalah- tahapan menurut langkah-langkah dari
masalah lainyang di akibatkan oleh sifat Colaizzi.13,14,15 yaitu sebagai berikut: (1)
penyakit tersebut, yaitu fisik, psikososial dan menggambarkan fenomena yang menjadi
spiritual.9 fokus penelitian; (2) mengumpulkan
informasi fenomena dari partisipan; (3)
Perawatan palliative ini sangatlah penting membaca semua transkrip wawancara dan
dan memiliki beberapa keuntungan antara catatan lapangan; (4) membuat transkrip
lain : dengan paliatif care pasien akan untuk mendapatkan keseluruhan kesan dan
merasa nyaman, merasa bebas, lebih dekat mengidentifikasi pernyataan-pernyataan
dengan keluarga, rasa aman dan memberi yang signifikan; (5) mencoba
kesempatan bagi anggota keluarga untuk menggambarkan kategori dari setiap
ikut terlibat dalam perawatan.10 Pasien pernyataan yang signifikan; (6) menentukan
dengan penyakit stroke akan memiliki kategori-kategori pernyataan menjadi
ketergantunngan yang berat kepada pernyataan bermakna dan berhubungan dan
keluarga, karena keluarga merupakan orang menjadikan tema; (6a) mengelompokkan
yang sangat dekat dengan pasien, keluarga tema-tema yang sejenis kemudian
adalah bagian anggota dari pasien, dan dibandingkan dengan deskripsi asli dalam
keluarga akan sangat berperan dalam transkrip; (6b) mencatat ketidakcocokan
memberikan perawatan lanjutan untuk antara tema dengan transkrip (7)
memabntu memenuhi kebutuhan perawatan mengintegrasikan hasil ke pernyataan yang
pasien yang tidak akan dapat dilakukan mendalam dari fenomena dan
sendiri oleh pasien, maka keluarga hadir memformulasikan penyataan yang
dalam menjalankan perannya atau mendalam dari fenomena penelitian sebagai
mengganti peran dari klien tersebut untuk sesuatu penyataan yang jelas diidentifikasi
mempertahankan keadaan kesehatan anggota dari fenomena (8) mengembalikan hasilnya
keluarga.11 kepada partisipan untuk divalidasi (9) jika
menemukan data baru masukan kembali ke
METODE dalam pernyataan mendalam.

Metode yang di pakai dalam penelitian ini, HASIL


yaitu penelitian kualitatif fenomenologi.
Konsep utama penelitian yang dilakukan Hasil penelitian dengan menggunakan
yaitu memperoleh informasi dari infirman tekhnik wawancara kepada informan
secara mendalam tentang pendapat dan didapatkan tujuh tema, yaitu: konsep sakit
perasaan, tentang sikap, kepercayaan, (modern dan tradisional), penyebab penyakit
motivasi dan perilaku hidup.12 Informan yang di derita, berusaha untuk membawa
penelitian adalah anak dan istri dari klien, dan mengobati klien yang sakit, berusaha
sedangkan penelitian di lakukan di rumah untuk memenuhi semua kebuutuhan klien,
klien di daerah Gandus Palembang, kondisi klien sangat menyita waktu orang di
Sumatera Selatan. Peneliti melakukan sekitarnya, peralihan peran, semuanya di
skrining dengan format skrining milik rumah serahkan kepada sang pencipta (pasrah).
sakit, dengan hasil screening didapatkan Secara rinci akan di uraikan di bawah ini:
klien masuk kategori klien paliatif.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 6 Nomor 2, Juli 2019, P-ISSN 2355-5459 E-ISSN 26849712 20
Artikel Penelitian

1. Konsep sakit (modern dan tradisional).


a. Modern, sesuai dengan pernyataan informan:
“ Kalo secara kedokteran mungkin dia sakit stroke,… Tapi kalu prediksi kedokteran
kesitu “. (I1)
“ Bapak sakit stroke katanya, waktu berobat ke rumah sakit dulu, … “. (I2)

b. Tradisional.
“ …, tapi kalo kita balik ke kampung kena guna guna. Bapak nih mungkin kena teguran
“. (I1)
“ Tapi kalo dikaitkan dengan agama bapa ini jauh dari agama “. (I2)

2. Penyebab penyakit yang di derita.


“ Penyebabnya kesemutan, bapak suka minum jamu sebelum sakit.. karena asam urat “. (I1)
“ bapak nih suka sakit pusing-pusing, pas berobat ke rumah sakit, satu mingu balik dari
rumah sakit, disuruh ngulang berobat tapi bapaknya tidak bisa duduk “. (I2)

3. Berusaha untuk membawa dan mengobati klien yang sakit.


“ Berobat ke dokter kampung, Ya kalo ada yang kita obati kita obati, ... “. (I1)
“ Berobat ke alternatif, berobat kampung, ya sama dengan di terapi dengan cara di urut
badannya itu berobat kampung, … “. (I2)

4. Berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan klien.


a. Personal hygine.
“ Mandi be kita yang ngerjain, mandi susah duduk karena pinggangnya sakit. paling kita
bantu-bantu gerak-gerak gitu lo “. (I1)
“ Masalah personal hygine kita bantu mandi seperti yang ada di rumah ni lah, Semua
kebutuhan yang memenuhinya sama anak, mandi di bantu oleh nenek dan anak-anak“.
(I2)

b. Psikologis.
“ Ya kita kasih, istilahnya selama masih hidup ini apa yang mau kita kasih mumpung
masih hidup selama bapak sakit, karena takutnya kalo tidak di kasih sembuhu
penyakitnya idak kalao sampe mati keinginannya tepenuhi idak “. (I1)
“ Semua kepinginannya kalau ada, kita bisa kita penuhi, pemenuhan keinginannya
seperti merokok kalo kepengen kita kasih, walaupun tidak baik untuk kesehatan, tapi
cakmana kalau bapaknya mau “. (I2)

c. Spiritual.
“ Berdoa, pemenuhan spiritual, … bapak engga ada pusing dengan tidak beribadah, (I1)
“ Ibadah sudah tidak bisa terbaring begitu, … “. (I2)

d. Sosial.
“ Pengen, pengen keluar ngeliat keluar, atau keteras, tapi kondisinya, … “. (I1)
“ Kepengenan bapak kadang pengen keluar ke teras tapi tidak bisa dengan kondisi kayak
gini, gotong-gotongnya berat “. (I2)

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 6 Nomor 2, Juli 2019, P-ISSN 2355-5459 E-ISSN 26849712 21
Artikel Penelitian

5. Kondisi klien sangat menyita waktu orang di sekitarnya.


“ Kalo bapak nih mau kita ajak jauh untuk berobat tidak bisa, rencana berobat lagi ada,
cuman faktor begawe bagi pengantarnya, yang tidak bisa. (I1)
“ Kondisi ini sangat menyita waktu anggota keluarga yang lain, ngurusi bapak kayak
gini,…. “. (I2)

6. Peralihan peran.
“ Semampu aku punya aku penuhi kebutuhan keluarga ini, …. “. (I1)
“ Selama bapak sakit semua kebutuhan kehidupan dan biaya berobat anak yang menuhi
semuanya “.(I2)

7. Semuanya di serahkan kepada sang pencipta (pasrah).


“ Kita jalani aja yang sudah terjadi biarlah terjadi yang kedepannya kita pikirkan, kalo kita
pikirkan terus ntar mumet kitanya, yang sudah terjadi ya terjadi sudah kuasa tuhan, tapi
kalo kita mampu kita usahakan, rejeki, nikmat kita jalani “. (I1)
“ Kalao saya sendiri teerima apa adanya, aku pasarah sama yang kuasa. Sy tidak mengeluh
dengan kondisi bapak, sudah pasrah, berobat juga kalau kata yang diatas belum dikasih
kesembuhan maka belum sembuh “. (I2)

PEMBAHASAN keluarga.16 Pada kondisi inilah diperlukan


perawatan paliatif.
Hasil penelitian ini didapatkan tujuh tema
yaitu: konsep sakit (modern dan tradisional), Perawatan paliatif sendiri adalah pelayanan
penyebab penyakit yang di derita, berusaha kesehatan kepada klien paliatif secara
untuk membawa dan mengobati klien yang terpadu dalam rangka meningkatkan kualitas
sakit, berusaha untuk memenuhi semua hidup klien dengan cara meringankan
kebutuhan klien, kondisi klien sangat keluhan, memberi dukungan psikososial dan
menyita waktu orang di sekitarnya, peralihan spiritual, ketika pertama kali diagnosa
peran, semuanya di serahkan kepada sang ditegakkan sampai akhir hayat. Sedangkan
pencipta (pasrah). tujuan perawatan sendiri uuntuk
memperbaiki kualitas hidup pasien dan
Penyakit Stroke yang menimpa pada salah keluarga, dari masalah penyakit yang dapat
seorang, dapat menyebabkan kecacatan fisik mengancam jiwa, melalui preventif, kuratip
dan atau mental pada klien yang dan rehabilitatip. Melalui kegiatan
mengalaminya, tidak hanya itu, penyakit pemeriksaan yang baik, identifikasi dini,
stroke juga mengakibatkan berbagai masalah terapi rasa sakit, masalah fisik, psikososial,
pada kliennya juga pada keluarganya. dan spritual.17,1 Ada juga pendapat lain18,
Keluarga sangat diharapkan oleh klien dalam bahwa tujuan utama perawatan paliatif yaitu
merawat memenuhi semua kebutuhan klien menciptakan keamanan dan kenyamanan,
untuk membantu pemulihan klien stroke. serta memberikan dukungan kepada klien di
Walaupun berbagai masalah kadang fase terakhir dari penyakit yang dialami
dihadapai seperti, kondisi keuangan yang klien sehingga tercipta kenyamanan yang di
tidak memungkinkan untuk biaya harapkan.
pengobatan sehingga harus pulang paksa,
atau pemberhentian pengobatan, keadaan Secara psikologis keluarga dengan klien
tersebut hak sepenuhnya penderita atau yang terkategori paliatif akan berdampak
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 6 Nomor 2, Juli 2019, P-ISSN 2355-5459 E-ISSN 26849712 22
Artikel Penelitian

terhadap anggota keluarga yang lain. lain merupakan peran perawatan dari
Kondisi klien dengan sendirinya tidak akan anggota keluarga yang mempunyai anggota
mampu memenuhi kebutuhannya sehingga keluarga dengan klien paliatip. Peran
segala kebutuhan klien otomatis akan di perawatan yang di berikatan terkait dengan
kerjakan oleh anggota keluarga yang lain. hubungan anggota keluarga yaitu peran
Semua kebutuhan klien baik yang bersifat perawatan yang di berikan oleh anggota
formal seperti kebuutuhan esensial akan keluarga yang lain meliputi: orang tua (ayah
makan dan minum dan lain sebagainya, atau ibu), anak laki-laki maupun perempuan,
maupun kebutuhan yang tidak formal seperti saudara kandung maupun pertalian darah.20
minta ditemani sekedar untuk ngobrol dan
lain lain. Walaupun ada keuntungannya Keluarga seperti halnya klien dengan
karena tidak mengeluarkan biaya lain halnya paliatip,sama-sama menghadapi stresor dan
seperti di tempat pelayanan resmi seperti terjadi perubahan peran yang signifikan
rumah sakit maka harus dengan biaya atau dalam peranannya di kehidupannya.
yang lebih dikenal dengan formal dan Anggota keluarga selain mengalami
informal caregiver.19 Konsep diatas sejalan perubahan peran juga mempunyai tantangan
dengan penelitian,20 dimana hsil dalam memberikan atau memenuhi segala
penelitiannya dalam mengembangkan sesuatu yang menjadi kebutuhan klien
keperawatan paliatif di masyarakat akan dengan paliatip. Semua kebutuhan klien
membuat mandiri keluarga dalam dengan paliatip yang harus teerpenuhi
memberikan perawatan kepada anggota diantaranya: memberikan obat, ganti perban
keluarga yang menderita kanker di rumah. atau perawatan luka, kebutuhan pemenuhan
Implementasinya melalui home visit, dimana akan personal hygine, kebutuhan makan dan
klien mendapatkan informasi kesehatan miinum, memebrikan perawatan mobilitas,
paliatif care. Sehingga keluarga dalam psikologis, dan tetap berusaha memberikan
merawat klien dengan paliatip care punya pengobatan yang terbaik bahkan pengobatan
kemapuan mengenal masalah, mengambil alternative sekalipun. Upaya yang dilakukan
keputusan, merawat, memodifikasi dalam perawatan paliatif terutama fokus
lingkungan dan memanfaatkan layanan mengurangi keluhan penderita, sehingga
kesehatan yang ada di sekitarnya. klien tetap aktif, dan kualitas hidup klien
meningkat.24
Peran kepedulian anggota keluarga pada
klien paliatip sangat berperan sekali Perubahan peran yang dihadapi oleh anggota
memberikan dan menjaga serta memelihara keluarga menjadi tantangan bagi anggota
kesejahteraan klien di rumah. Bahkan ketika keluarga, dimana peran klien yang
klien sendiri tidak dapat menyampaikan apa mengalami sakit akan digantikan oleh
yang diharapkan atau dirasakan, atau tidak anggota keluarga yang lain, walaupun
dapat berkomunikasi dengan orang lain, atau anggota keluarga itu sendiri mempunyai
ketika membuat keputusan medis sekalipun, peran nya sendiri juga. Itulah yang menjadi
maka anggota keluarga yang lainlah yang tantangannya karena akan memakan waktu,
akan menggantikannya atau mewakilinya.21 tenaga materi beban pisik maupun
Literature lain mengatakan selama klien psikologis, termasuk koping yang dipakai
mengalami masa penyakit dengan kronisnya, dan masalah-masalah keuangan dalam
kurang lebih sekitar 55 % segala yang menghadapi kondisi tersebut. Bahkan peran
menjadi kebutuhan perawatan klien dipenuhi anggota pengganti klien dengan paliatip di
oleh anggota keluarga lainnya.22 Menurut tuntut mampu dan tegar menghadapi
Pearlin23 kepedulian anggota keluarga yang
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 6 Nomor 2, Juli 2019, P-ISSN 2355-5459 E-ISSN 26849712 23
Artikel Penelitian

masalah, dengan berdiskusi dengan tim menyita waktu orang di sekitarnya, peralihan
kesehatan lain.21 peran, semuanya di serahkan kepada sang
pencipta (pasrah). Saran bagi para keluarga
Sesuai dengan konsep6, semakin tinggi yang terdapat klien paliatif care, agar selalu
pengetahuan keluarga tentang paliatip care, bersabar dan berusaha memberikan yang
maka akan semakin terampil pula keluarga terbaik bagi klien yang mengalami paliatif
merawat anggota keluarganya dengan care
paliatip care dirumah, dalam ranngka
mencegah dan meningkatkan kualitas hidup
klien paliatip. Sejalan dengan hasil REFERENSI
penelitian25, bahwa keluarga yang
mempunyai klien yang menderita kanker 1. WHO. 2005. WHO Defi nition of
(pasca perawatan), ketika di rumah sangat Palliative Care. Retrieved Februari 4,
membutuhkan tim kesehatan. Sehingga akan 2013, from WHO: http: //www.who.int/
memfasilitasi kebutuhan klien baik secara
cancer/ palliative/defi nition/en/.
fisik maupun emosional. Begitupun hasil
penelitian Pratitis, 201626 yaitu pelatihan 2. Mackay J, Mensah G. editors. The Atlas
pemecahan masalah dapat menurunkan stres of Heart Disease and Stroke. Geneva:
pada keluarga. WHO. Retrieved 9 April 2008.
3. McIlraith DM, Cote R: Epidemiology
Selain itu pasien paliatif harus dikenalkan and Etiology of Stroke, Current Opinian
kepada konsep happy dying atau menerima in Neurology and Neurosurgery 4:31-7.
kematian ketika waktunya tiba, dengan cara 1991.
mengarahkan kepada rutinitas ibadahnya 4. Sjahrir, Hasan. Stroke Iskemik. Yandira
dalam rangka mendekatkan diri kepada
Agung: Medan. 2009.
penciptanya. Adapun bentuk seperti ibadah,
dan kegiatan yang pada prinsipnya untuk 5. Kementerian Kesehatan RI. 2012.
mendekatkan diri, pasrah kepada sang Gambaran Penyakit Tidak Menular di
penciptanya.27 Pasien paliatif diarahkan Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2009
untuk mempersiapakan kemungkinan- dan 2010. Buletin Jendela Data dan
kemungkinan yang akan terjadi bahkan Informasi Kesehatan, pp.1-48.
kematian sekalipun, karena itu adalah 6. Lubis Erika, & Karim. N Ulfah. 2017.
kejadian natural atau alami, dan merupakan Kualitas Hidup Pasien Stroke dalam
suatu fenomena dimana setiap orang akan Perawatan Palliative Homecare. Jurnal
mengalaminya. Karena kematian adalah Ners dan Kebidanan Indonesia.
suatu kejadian khusus maka membutuhkan 7. Stevens, T., Payne, S., Burton, C.,
pendekatan khusus dalam intervensinya.28 Addington-Hall, J., & Jones. (2007).
Palliative care in stroke: A critical
review of the literature. Palliative
SIMPULAN Medicine, 21(4), 323–31. https://doi.org
/ 10.1177/0269216307.
Hasil penelitian didapatkan tujuh tema, 8. Fitria, Nur Cemy. 2010. Palliative Care
yaitu: konsep sakit (modern dan tradisional), Pada Penderita Penyakit Terminal.
penyebab penyakit yang di derita, berusaha Yogyakarta. Jurnal Gaster Vol. 7 No. 1.
untuk membawa dan mengobati klien yang
sakit, berusaha untuk memenuhi semua
kebuutuhan klien, kondisi klien sangat
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 6 Nomor 2, Juli 2019, P-ISSN 2355-5459 E-ISSN 26849712 24
Artikel Penelitian

9. KEMENKES. 2007. Kebijakan 21. Dorris. (2007). Care for the family in
Perawatan Palliative. Kepmenkes RI palliative care. HKSPM Newsletter. Hal
No 812 tahun 2007. 26.
10. Kusumawardhani Candra RA, Danatosa 22. Macaraeg, J.C. & Smith, S.T. (2013).
Thomas, Saleh Syahria Maya. 2008. Psychological distress and help seeking
Perawatan Palliative di Puskesmas attitudes of cancer caregivers on Guam.
Bolongsari Surabaya. Indonesian Pacific Asia Inquiry, (4), 121-13.
Journal of cancer1, 27-29. 23. Pearlin, L.I., Mullan, J.T., Semple, S., &
11. Friedman. M Marilyn, Bowden. R Skaff, M.M. (1990). Caregiving and the
Vicky, & Jones. G Elaine. 2010. Buku stress process: An overview of concepts
Ajar Keperawatan Keluarga Riset, and their measures. The Gerontologist,
Teori, & Praktik. Jakarta : EGC. 30(5), 583-594.
12. Anggreani, D.M & Saryono. (2010). 24. Bare, S. 2007. Brunner & Suddarth’s
Metodologi Penelitian Kualitatif dalam textbook of medical surgical nursing,
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha 10th edition. USA: Mosby Inc.
Medika. 25. Steele,& Fitch. 1996. Needs of family
13. Moleong, lexy. Metodologi penelitian caregivers of patients receiving home
kualitatif, edisi revisi. Penerbit: PT. hospice care for cancer. Nursing
Remaja Rosdakarya Bandung 2004. Oncology Forum.
14. Streubert, H.J., & Carpenter, D.R. 26. Pratitis, Nindia. Efektivitas Problem
Qualitatif research in nursing Solving Training untuk Menurunkan
advamcing the humanistic imperative Stres Perawatan pada Family Caregiver
(3ed ed.). Philadephia; Lippincott 2003. Pasien Paliatif. Persona, Jurnal
15. Polit, D.F., & Beck, C.T. Nursing Psikologi Indonesia September 2016,
research principles and methods (7th Vol. 5, No. 03, hal 204 - 214.
ed.). Philadelphia: Lippincott Williams 27. Indrawati dan Ambarwati Nur Winarsih.
& Wilkins 2004. 2009. Hubungan antara pengetahuan
16. Harsono. 2000. Coaching dan aspek- dan sikap keluarga dengan perilaku
aspek psikologismdalam choaching. dalam meningkatkan kapasitas
jakarta : Tombak Kesuma. fungsional pasien pasca stroke di
17. Rasjidi, I. (2010). Perawatan paliatif wilayah kerja puskesmas kartasura.
supportif dan bebas nyeri pada Berita ilmu keperwatan. ISSN 1979-
kanker.Jakarta: Sagung Seto. 2679 Vol 2 no 2.
18. Twycross, R. (1995). Introducing 28. Macleod, R., Vella-Brincat, J., &
palliative care. New York: Radcliffe Macleod, A. 2012. The Palliative Care
MedicalPress. Handbook 10th ed., Wellington:
19. Barrow, G.M. (1996). Aging, the Hospice New Zealand.
individual and society (6th edition).
Amerika: West Publishing Company.
20. Ulfiana, Elida. Has, Eka Mishbahatul
Mar’ah. Dan Rachmawati, Praba
Diyan.Pengembangan palliative
community health nursing (pchn) untuk
meningkatkan kemandirian keluarga
dalam merawat penderita kanker di
rumah. Jurnal Ners Vol. 8 No. 2
Oktober 2013: 309–316.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 6 Nomor 2, Juli 2019, P-ISSN 2355-5459 E-ISSN 26849712 25

Anda mungkin juga menyukai