Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK IV

KETUA :
IRFAN SEPTIANDI

WAKIL KETUA :
AGUNG WAHYUDI

SEKRETARIS :
ELLA NATASYA

BENDAHARA :
SUCI

ANGGOTA :
ANNISA BUTSAINAH
YUSHARI YAHYA
AGUNG INDRAWAN
MUHAMMAD FARID RAHMAN
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah Pembelaan Negara. Makalah ini
disusun untuk melengkapi salah satu tugas pendidikan kewarganegaraan,
dengan adanya makalah ini diharapkan siswa/siswi dapat menjadi warga
Negara yang bertanggung jawab dalam kehidupan bernegara. Serta mampu
menjaga dan mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia dari berbagai
ancaman baik dari internal maupun eksternal. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini
menganalisis tentang apa yang dimaksud dengan pengertian bela negara,
instrumen hukum pembelaan negara, pentingnya usaha pembelaan negara,
bentuk–bentuk usaha pembelaan negara, dan partisipasi dalam usaha
pembelaan negara. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami dapat
belajar mengenai pentingnya pembelaan negara. Mohon maaf apabila terdapat
kekurangan penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa karya ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran ibu
guru kami terima dengan senang hati demi menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan para
siswa/siswi.
DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR ………………………………………… 2


DAFTAR ISI …………………………………………………... 3
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………….. 4
LATAR BELAKANG MASALAH………………………….... 4

HAKIKAT NEGARA….....………………………..……...…... 5
HAKIKAT WARGA NEGARA…..…….. ………………….... 5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………. 7
PENGERTIAN BELA NEGARA …………...……………...... 7
INSTRUMEN HUKUM PEMBELAAN NEGARA ……….... 9
PENTINGNYA USAHA PEMBELAAN NEGARA ………... 11
BENTUK – BENTUK USAHA PEMBELAAN NEGARA … 11
PARTISIPASI DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA .. 12

BAB III PENUTUP……………………………………………. 14


DAFTAR PUSTAKA……...........................…………………. 15
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Seperti yang kita ketahui, untuk mencapai kemerdekaan, Bangsa


Indonesia harus mengalami perjuangan yang amat panjang dan luar biasa
beratnya paling sedikit tiga setengah abad lamanya bangsa Indonesia berjuang
untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, dengan korban yang luar
biasa banyaknya. Itulah pengorbanan yang harus diberikan dalam suatu
perjuangan, yang pada akhirnya berhasil membawa bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan. Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan
dipertahankan, jika kita tidak ingin direbut kembali. Sebab, meskipun bangsa
Indonesia telah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan. Oleh karena itu, kita sebagai warga
negara harus menjaga keutuhan bangsa dan membela Negara dari masalah
apapun. Usaha bela negara dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang dan
bentuk. Bukan hanya dalam ancaman fisik, tetapi juga nonfisik. Bukan hanya
terhadap ancaman militer, tetapi juga ancaman nonmiliter. Sebelum kita
membahas upaya warga Negara dalam membela Negara, terlebih dahulu kita
akan membahas tentang hakikat Negara dan hakikat warga Negara.
Kita sering menyaksikan film di televisi yang menceritakan seseorang
yang berjuang melawan kejahatan atau ketidakadilan yang pada akhirnya
cerita, pahlawan mengalami kemenangan. Hal itu bisa kita refleksikan
terhadap bangsa indonesia, yaitu saat dijajah oleh bangsa Belanda maupun
Jepang. Rakyat bersemangat berjuang untuk menegakkan berdirinya sebuah
negara yang merdeka. Setelah mampu memproklamasikan kemerdekaan,
rakyat Indonesia masih menghadapi Belanda yang berkeinginan untuk tetap
berkuasa di Indonesia. Oleh karena itu, masih diperlukan usaha membela
negara saat menghadapi ancaman, baik dari dalam negeri maupun dari negara
asing.
Hakikat Negara
Istilah Negara dalam bahasa lain seperti staat (Belanda), state (Inggris), etat (Prancis).
Negara merupakan organisasi suatu bangsa. Sedangkan kata „Negara‟ berasal dari bahasa
Sansekerta „nagara‟ atau „nagari‟yang berarti kota.
Negara pada dasarnya diibaratkan seperti rumah besar dengan banyak penghuni.
Membangun sebuah negara seperti membangun sebuah rumah juga. Dibutuhkan beberapa
modal guna terbentuknya negara yang kokoh yang dapat menghadapi segala tantangan
zaman. Dengan begitu, negara tersebut dapat memiliki kedaulatan, memiliki ketahanan yang
kuat, menghasilkan sumber daya alam, dan mengayomi ornag yang tinggal di dalamnya.
Adapun sifat – sifat Negara antara lain sebagai berikut:
A. Memaksa, artinya Negara memiliki kekuasaan memaksa agar perundang undangan ditaati.
B. Monopoli, artinya Negara memiliki monopoli dalam menetapkan tutjuan bersama dari
masyarakat.
C. Menyeluruh, bermakna mencakup semua. Maksudnya, peraturan perundang – undangan
yang dibuat Negara berlaku untuk semua warga Negara tanpa kecuali.

Hakikat Warga Negara


Penduduk Indonesia yaitu setiap orang yang tinggal di wilayah Indonesia untuk
jangka waktu tertentu, terdiri dari WNI dan WNA.
1. Penduduk dan warga Negara Orang – orang yang berada di dalam suatu wilayah
Negara tertentu, belum tentu merupakan penduduk Negara tersebut. Artinya, orang –
orang yang berada dalam suatu wilayah Negara tertentu ada yang berstatus penduduk
ada pula yang bukan penduduk Negara tersebut. Penduduk Negara (warga Negara)
adalah mereka yang berdasarkan hukum menjadi anggota suatu Negara. Penduduk
bukan warga Negara (orang asing) adalah mereka yang belum menjadi warga Negara
secara hukum. Naturalisali adalah kewarganegaraan yang diperoleh warga Negara
asing setelah memenuhi syarat dalam undang – undang.
2. Asas kewarganegaraan. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang dikenal dua
asas, yakni asasius sanguinis dan asasiussoli. Asasius sanguinis (keturunan),
asas ini menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut keturunan atau pertalian
darah. Artinya, yang menentukan kewarganegaraan seseorang yaitu kewarganegaraan
orang tuanya. Contoh: seseorang yang lahir di Negara X yang orang tuanya warga
Negara Y, maka ia adalah warga Negara Y. Asasiussoli (tempat kelahiran), asas ini
menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut Negara tempat ia dilahirkan.
Contoh: seseorang yang lahir di Negara X adalah warga Negara X, meskipun orang
tuanya warga Negara Y. Sehubungan dengan asas – asas kewarganegaraan ini,
kenyataannya seseorang biasa tidak mempunyai kewarganegaraan (apatride) atau
mungkin mempunyai kewarganegaraan ganda (bipatride). Hal ini dimungkinkan
karena ada Negara yang menggunakan asaius sanguinis (keturunan), tetapi ada pula
Negara yang menggunakan asasiussoli (tempat kelahiran).
Stelsel kewarganegaraan,Selain asas kewarganegaraan tersebut, untuk menentukan
kewarganegaraan seseorang digunakan juga sistem stelsel. Sistem stelsel terdiri dari stelsel
aktif dan stelsel pasif. Stelsel aktif, dimaksudkan bahwa untuk mendapatkan status
kewarganegaraan, seseorang harus melakukan tindakan – tindakan hukum tertentu secara
aktif. Misalnya dengan mengajukan permohonan dan mengurus segala persyaratannya.
Stelsel pasif, ialah seseorang yang dengan sendirinya dianggap menjadi warga Negara
tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu. Hak opsi, adalah hak untuk memilih suatu
kewarganegaraan (stelsel aktif). Hak repodiasi, adalah untuk menolak suatu
kewarganegaraan (stelsel pasif).
Warga Negara UUD 1945 pasal 26 Ayat (1) menyebutkan bahwa:
“Yang menjadi warga Negara ialah orang – orang bangsa Indonesia asli dan orang – orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang – undang sebagai warga
Negara”. Hal ini ditegaskan kembali dalam Pasal 2, Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006
Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Yang dimaksud dengan
orang- orang bangsa Indonesia asli adalah orang Indonesia yang menjadi Warga Negara
Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan
lain atas kehendak sendiri. Berdasarkan Undang – Undang ini Pasal 4 Warga Negara
Indonesia adalah:
A. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang – undangan dan atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan Negara lain sebelum
Undang – Undang ini berlaku sudah menjadi warga Negara Indonesia.
B. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga Negara
Indonesia.
C. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara Indonesia
dan seorang ibu warga Negara asing.
D. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara asing dan
seorang ibu warga Negara Indonesia.
E. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara Indonesia,
tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum Negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
F. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga Negara Indonesia.
G. Anak yang lahir di luar pekawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara
Indonesia.
H. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara asing
yang diakui oleh ayah warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18(delapan belas) tahun atau belum kawin.
I. Anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
J. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya belum diketahui.
K. Anak yang baru lahir di wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
L. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Indonesia dari seorang ayah dan ibu warga
Negara Indonesia yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
M. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal sebelum mengucapkan
sumpah atau menyatakan janji setia.
Selanjutnya Pasal 7 Undang – Undang ini menegaskan, bahwa:
Setiap orang yang bukan Warga Negara Indonesia diperlakukan sebagai orang asing. Apabila
orang asing ini ingin menjadi Warga Negara Indonesia, maka mereka harus melalui proses
kewarganegaraan atau naturalisasi, yakni tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan (Pasal 1 ayat 3 Undang – Undang
Nomor 12 Tahun 2006).
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Bela Negara


Pengertian pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air, bangasa, dan negara indonesia untuk rela
berkorban menghadapi setiap ancaman, baik dari dalam maupun dari luar yang
membahayakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Uud 1945.
Adapun pengertian Bela Negara menurut UU No 3 tahun 2002 adalah sikap dan
perilaku warga Negara yang di jiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan Negara. Pembelaan Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara.
Sistem pertahanan dan keamanan nasional yang digunakan oleh bangsa Indonesia
adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta atau perlawanan rakya semesta.
Dilihat dari aspek yuridis, kewajiban membela negara adalah tanggung jawab seluruh rakyat
Indonesia.
Pada dasarnya, negara berarti organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Semntara bangsa berarti kesatuan orang-orang
yang bersamaan asal keturunan, adat istiadat, bahasa, dan sejahterahnya.
Tiap-tiap negara sudah tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam usaha
pembelaan terhadap negara. Usaha terhadap pembelaan negara harus senantiasa diupayakan
demi terciptanya kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Oleh sebab itu,
pembelaan terhadap negara harus diwujudkan dalam langkah nyata dengan tetap menghargai
prinsip-prinsip hak asasi manusia sekaligus prinsip-prinsip demokrasi.
Setiap warga negara mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu hendak mewujudkan
kebahagiaan lahir dan batin bagi rakyatnya. Tujuan negara adalah cita-cita yang hendak
dicapai oleh negara. Tujuan Negara Indonesia yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945
alenia IV, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Melaksanakan ketertiban dunia.
Sedangkan fungsi negara adalah upaya negara untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Fungsi
Negara dapat dikelompokkan menjadi:
1. Menjaga keamanan dan ketertiban.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
3. Pertahanan demi menjaga kemungkinan serangan dari luar.
4. Menegakan keadilan.

Tujuan negara menunjukkan suatu cita-cita atau harapan yang hendak dicapai oleh
suatu negara, sedangkan fungsi negara merupakan pelaksanaan cita-cita dalam kenyataan.
Ideologi yang dianut suatu negara akan banyak memengaruhi fungsi yang harus dilaksanakan
oleh negara tersebut. Oleh karena itu, lahirlah beberapa teori fungsi negara, antara lain :
1. Teori Individualisme.
2. Sosialisme.
3. Komunisme.
4. Anarkhisme.
Sampai saat ini belum dapat dipastikan mengenai perumusan tujuan negara yang tepat
dalam sebuah konsep yang dapat mencakup semua unsur serta corak segala bangsa dalam
segala zaman yang ada. Tujuan tiap-tiap negara akan berbeda tergantung dari berikut ini :
A. Tempat kejadian.
B. Keadaan dan waktu kejadian.
C. Sifat dari kekuasaan penguasa.
Sementara dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia, telah terumuskan
pula beberapa tujuan negara. Kita telah memahami bersama mengenai cita-cita bangsa
Indonesia atau tujuan bangsa Indonesia yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4,
yakni sebagai berikut :
A. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
B. Memajukan kesejahteraan umum.
C. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
D. Ikut serta menciptakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 tentang sistem pertahanan negara
menegaskan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas
kekuasaan belakang. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di
bawah Majelis permusyawaratan Rakyat. Selanjutnya, dalam Batang Tubuh Undang-Undang
Dasar 1945 disebutkan bahwa wewenang presiden, antara lain sebagai berikut:
A. Memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar 1945.
B. Memegang kekuasaan tertinggi Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara.
C. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamain, dan membuat perjanjian dengan negara lain.
D. Menyatakan keadaan bahaya.
Untuk membentuk sebuah negara, diperlukan unsur-unsur tertentu agar memenuhi syarat.
Dengan terpenuhinya unsur-unsur sebagai syarat, maka dapat dikatakan bahwa negara
tersebut berdiri dengan sah. Adapun unsur-unsur berdirinya suatu bangsa meliputi tiga unsur,
yaitu :
1. Memiliki rakyat.
2. Memiliki wilayah atau daerah.
3. Memiliki pemerintah yang berdaulat.
Unsur tambahan berdirinya suatu negara adalah adanya pengakuan dari negara lain.
Hak dan kewajiban dalam pembelaan terhadap negara telah dilaksanakan pada masa
sebelum dan sesudah kemerdekaan. Tentu saja pembelaan terhadap negara pada masa
sebelum dan sesudah kemerdekaan memiliki sisi-sisi yang berbeda.
Perbedaan yang sangat prinsip adalah sebagai berikut :
1. Masa sebelum kemerdekaan, memiliki tujuan untuk membela negara dari segala
bentuk penjajahan melalui perang untuk mengusir penjajah.
2. Masa sesudah kemerdekaan, memiliki tujuan untuk mempertahankan negara sekaligus
untuk mengisi kemerdekaan yang telah diproklamasikan oleh bangsa indonesia.
Instrumen Hukum Pembelaan Negara
A. Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
B. UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan 1 dan pasal 30 ayat 1 dan 2
- Isi dari pasal 27 ayat 3 UUD 1945 (hasil amandemen) :
“ setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
- Isi dari pasal 27 ayat 1 UUD 1945 :
“segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintah dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintah.”
- Isi dari pasal 30 ayat 1 UUD 1945 :
“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan
Negara.”
- Isi dari pasal 30 ayat 2 UUD 1945 :
“usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
kemanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.”
C. Tap No VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI.
D. Tap No VII tentang peran TNI dan POLRI.
E. UU No 3 tahun 2002 tentang pertahan Negara pasal 9 ayat 1 :
“segala warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara” Sistem pertahanan Negara
adalah sistem pertahanan rakyat semesta (sishanrata) artinya melibatkan seluruh
rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana dan seluruh wilayah
sebagai satu kesatuan.
Berikut ini adalah komponen pertahanan Negara yaitu, antara lain:
A. Komponen utama yaitu TNI yang bertugas mempertahankan kedaulatan negara
dan keutuhan wilayah, meelindungi kehormatan dan keselamatan bangsa,
melaksanakan operasi militer selain perang, ikut aktif dalam pemeliharaan
perdamaian dunia.
B. Komponen cadangan yaitu sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk
digunakan seperti, pensiunan TNI, resimen mahasiswa, SAR, dll.
C. Komponen pendukung yaitu sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen lain.
Selain ada komponen dan landasan tentang pembelaan Negara, ada juga ancaman-ancaman
terhadap bangsa dan Negara yaitu:
A ancaman militer:
- Agresi, berupa penggunaan kekuasaan bersenjata terhadap kedaulatan Negara.
Seperti kegiatan invasi, bombardemen, blockade, dll.
- Pelanggaran wilayah.
- Spionase.
- Sabotase.
- Aksi terror.
- Pemberontakan bersenjata.
- Perang saudara.
B. Ancaman nonmiliter, seperti:
- Ancaman terhadap ideology.
- Ancaman terhadap budaya.

- Ancaman terhadap ekonomi.


- Dampak globalisasi.
Instrumen Hukum Pembelaan Negara Khusus yang berkaitan dengan pertahanan dan
keamanan Negara, upaya bela Negara dan warganya diatur dalam beberapa ketentuan berikut.
A. Undang – Undang Dasar 1945 Upaya bela Negara diatur dalam Pasal 27 Ayat (3),
dan Pasal 30 Ayat (1) dan (2). Pasal 27 Ayat (3) berbunyi,
“Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
Pasal 30Ayat (1) berbunyi,
“Tiap – tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara”.
Sementara Ayat (2) berbunyi,
“Usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
B. UU RI No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara UU RI No. 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara merupakan pengganti UU. No. 20 Tahun 1982 tentang
Ketentuan – Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Dalam UU RI No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara diatur dalam
Pasal 9 ayat (1) dan Ayat (2).Pasal 9 Ayat (1) berbunyi,
“Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara”.

Sementara Ayat (2) berbunyi,


“Keikutsertaan warga Negara dalam upaya bela Negara,
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)diselenggarakan melalui empat hal berikut.
A. Pendidikan kewarganegaraan.
B. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
C. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib.
D. Pengabdian sesuai dengan profesi.
Pentingnya Usaha Pembelaan Negara
Pada tanggal 17 agustus 1945 indonesia menyatakan kemerdekaannya, melalui
proklamasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Ir. Soekarno atas nama Bangsa Indonesia.
Dengan adanya proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut, maka secara Defacto bangsa
Indonesia telah merdeka, berdiri sejajar dengan negara-negara merdeka lain di dunia. Untuk
mencapai kemerdekaan tersebut, bangsa Indonesia harus mengalami perjuangan yang amat
panjang dan luar biasa beratnya. Ratusan, ribuan dan mungkin lebih korban yang meninggal
dunia dari perjuangan merebut kemerdekaan ini, belum termasuk korban raga dan korban
harta. Perjuangan yang gigih dan pengorbanan yang luar biasa dari para pejuang telah
mengantarkan kita menjadi bangsa yang merdeka. Kemerdekaan yang kita miliki sekarang
harus dijaga dan pertahankan karena meskipun Indonesia sudah merdeka, bukan berarti
terlepas dari segala bentuk ancaman, gangguan. Hambatan, dan tantangan (AGHT).
Berdasarkan pandangan hidup tersebut, bangsa Indonesia dalam penyelengaraan
pertahanan Negara menganut prinsip-prinsip berikut ini:
A. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan
dan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman.
B. Pembelaan Negara diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan
Negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga Negara.
C. Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan
kedaulatannya.
D. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik bebas
aktif.
E. Bentuk pertahanan Negara bersifat semesta dalam arti elibatkan seluruh rakyat dan
segenap sumber daya nasional.
F. Pertahanan Negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum
internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara
damai.

Bentuk – Bentuk Usaha Pembelaan Negara


1. Upaya bela Negara terhadap ancaman militer.
2. Upaya bela Negara terhadap ancaman penyalahgunaan Narkoba.
3. Upaya bela Negara terhadap ancaman KKN.
4. Upaya bela Negara terhadap ancaman perusakan lingkungan.
5. Upaya bela Negara terhadap ancaman kemiskinan.
6. Upaya bela Negara terhadap ancaman kebodohan.
7. Upaya bela Negara tehadap ancaman lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa.
8. Upaya bela Negara terhada ancaman budaya asing yang negative.
9. Upaya bela Negara tuntuk mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata dunia.
Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara
Sebagai sebuah negara yang baru saja merdeka, pada awal kemerdekaan di tahun
1945 bangsa indonesia banyak mengalami ancaman, tantangan, gangguan, dan hambatan,
baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Sudah sewajarnya hal ini terjadi,
mengingat pada masa transisi atau pada masa peralihan adalah masa yang sangat sulit untuk
membangun kemitraan.
1. Sebagai anggota keluarga Upaya dari setiap anggota keluarga untuk saling berbagi,
saling mendukung, saling menolong, dan saling mengasihi satu sama lain merupakan
sikap yang dapat menciptakan kerukunan dan keharmonisan dalam keluarga. Upaya
menjaga ketentraman dan kedamaian keluarga ini sudah merupakan bentuk partisipasi
dalam upaya pembelaan Negara di lingkungannya.
2. Sebagai Pelajar Partisipasi dalam upaya bela Negara bagi pelajar dapat diwujudkan
dangan cara belajar dengan tekun dan penuh semangat untuk memperdalam iman dan
takwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketekunan belajar tersebut akan berhasil
mewujudkan generasi yang cerdas, beriman, bermoral, berwawasan luas, dan terampil
untuk membangun bangsa dan Negara di masa datang.

Sementara banyak sekali ancaman yang berasal dari dalam, yang justru tidak dapat
kita abaikan, karena bukan tidak mungkin, akan memiliki daya hancur yang kuat.
Adapun ancaman yang berasal dari dalam antara lain sebagai berikut :
A. Sikap sukuisme,eksklusivisme.
B. Sikap membeda-bedakan dalam pergaulan.
C. Sikap tidak mau menerima perbedaan.
D. Sikap menonjolkan perbedaan.
E. Upaya menggulingkan pemerintah yang sah.
F. Merongrong kewibawaan pemerintah.
G. Pelanggaran hukum
H. Memutarbalikkan fakta sejarah.
I. Korupsi, kolusi, dan nepotisme.
J. Acuh tak acuh terhadap kepentingan bersama.
Diperkirakan ancaman dan gangguan terhadap kepentingan pertahanan negara
Indonesia di masa mendatang, meliputi berikut ini :
A. Terorisem internasional yang memiliki jaringan lintas negara dan timbul di dalam
negeri.
B. Gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia terutama gerakan separatis bersenjata yang mengancam kedaulatan dan
keutuhan wilayah Indonesia.
C. Aksi radikalisme yang berlatar belakang primoldial etnis, ras dan agama serta
ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan
dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri.
D. Konflik komunal, kendatipun bersumber pada masalah sosial ekonomi, namun
dapat berkembang menjadi konflik antar suku, agama maupun ras atau keturunan
dalam skala yang luas.
E. Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan maupun batu
loncatan ke negeri lain.
F. Gangguan keamanan laut seperti pembajakan atau perampokan, penangkapan ikan
secara ilegal, pencemaran dan perusakan ekosistem.
G. Gangguan keamanan udara seperti pembajakan udara, pelanggaran wilayah udara,
dan terorisme melalui sarana transportasi udara.
H. Perusakan lingkungan seperti pembakaran hutan, perambahan hutan ilegal, serta
pembuangan limbah bahan beracun dan berbahaya.
I. Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa.
Bentuk partisipasi dalam pembelaan negara dalam upaya bela Negara melalui:
- Pendidikan kewarganegaraan.
- Pelatihan dasar kemiliteran wajib.
- Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib.
- Pengabdian sesuai profesi.
TNI merupakan alat pertahanan Negara, bertugas:
- Mempertahankan kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah.
- Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.
- Melaksanakan operasi militer selain perang.
- Ikut aktif dalam pemeliharaan perdamaian dunia.
Polri merupakan alat keamanan Negara, bertugas:
- Menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
- Mengayomi masyarakat dan memberikan perlindungan hukum.
BAB III
PENUTUP
Upaya membela Negara warga Negara sebenarnya tidak hanya berhubungan dengan
upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman dan
serangan musuh,melainkan merupakan upaya warga Negara mempertahankan dan
memajukan bangsa Indonesia di segala bidang, baik dari luar maupun dari dalam Negara kita
sendiri.Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan dipertahankan. Sebab, meskipun
bangsa Indonesia telah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT). Setiap Negara pasti akan menghadapi segala
macam bentuk AGHT tersebut, besar ataupun kecil. Oleh karena itu, sudah menjadi
kewajiban kita semua warga Negara Indonesia, untuk terus menjaga dan mempertahankan
keutuhan serta kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Kita bela dan
pertahankan Negara kita dari segala bentuk gangguan dan ancaman, baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T. 2001. Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: PT Pradya
Paramita.Lemhanas. 2001. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum.Syarbani, Syahrial, MA. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT
Ghalia Indonesia.Undang – Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen. 11

Anda mungkin juga menyukai