Anda di halaman 1dari 62

BAB III

PERENCANAAN

A. Penerimaan Pasien Baru


1. Latar Belakang
Penerimaan pasien baru adalah proses interaksi dengan pasien, keluarga dan
petugas lain dalam kegiatan serah terima pasien yang baru masuk di ruang
perawatan Suarli, (2010), penerimaan pasien baru dapat dimulai dengan adanya
upaya perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperawatan sejak masuk sampai
pasien pulang. Penerimaan pasien baru yang belum dilakukan sesuai standar maka
akan menurunkan mutu kualitas pelayanan yang akhirnya menurunkan tingkat
kepercayaan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit.
2. Masalah
Tidak ada masalah
3. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan peran perawat dalam penerimaan pasien
baru.
1.2 Tujuan khusus
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien baru dengan ramah dan
terapeutik.
b. Menjelaskan tentang orientasi ruangan
c. Menjelaskan tentang perawatan di rumah sakit
d. Menjelaskan tentang penanganan medis (dokter yang menangani dan
jadwal visite
e. Menjelaskan tentang tata tertib ruangan.
f. Melakukan/melengkapi pengkajian pasien baru
A. Program Kerja
a. Pengorganisasian
- Penanggung jawab : Machmd Jamalludin
- Kepala Ruangan : Lucky Lospalos Billy
- Perawat Primer : Yustina Mette
- Perawat Associate 1 : Erna Yasin
- Perawat Associate 2 : Sarciani S Kase
b. Pelaksanaan
Role Play timbang terima dilakukan pada tanggal 25-30 Januari 2021 yang
didampingi oleh pembimbing lahan (CI) dan pembimbing institusi. Timbang terima
dilakukan menggunakan acuan SPO (Standard Prosedure Operasional) timbang
terima yang disusun saat perencanaan.

B. Timbang Terima
Timbang terima pasien (Operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (Laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dilakukan belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer ke perawat
penanggung jawab secara tulisan dan lisan. Timbang terima di ruangan mawar merah
barat telah dilakukan setiap pergantiaan shift.
Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya. Hal ini
dilakukan untuk perbaikan pada masa yang akan datang sehingga timbang terima
menjadi bagian penting dalam menggali permasalahan pasien sehari-hari
1. Masalah
Timbang terima sudah dilakukan tetapi belum optimal.
a). Materi timbang terima tidak berfokus pada masalah keperawatan hanya
menyebutkan nama, tanggal lahir, nomor RM, diagnose medis, tindakan yang telah
dan akan dilakukan.
b). Alur dan proses timbang terima belum sesuai dengan prosedur SAP.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat Ruang Tulip 3
Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan klien dengan baik sehingga kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien dapat dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.
b. Tujuan khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Target
Menentukan penanggung jawab timbang terima untuk tiap-tiap shift.
1. Melibatkan PJ Unit, Ners Primer dan Ners Associate Ruang Tulip 3 Timur
RSUD Kabupaten Sidoarjo dalam pelaksanaan timbang terima
2. Mendokumentasikan kegiatan timbang terima masing – masing shift
4. Pengorganisasian
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan roleplay timbang terima mulai dilaksanakan pada tanggal 25-30
Januari 2021 oleh mahasiswa praktik profesi manajemen keperawatan di Ruang
Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
b. Rencana strategi
1) Menyusun materi timbang terima
2) Membuat format timbang terima dan juknis
3) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan
4) Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.
Situation

Data demografi Diagnosis


diagnosis medis keperawatan
(data)

Background

Riwayat keperawatan

Assesment : KU, TTV,


GCS, skala nyeri,
resiko jatuh dan ROS

Rekomendation:
tindakan yang sudah,
dilanjutkan, stop,
modifikasi, startegi baru

Gambar Alur timbang terima yang diterapkan dalam praktik profesi manajemen keperawatan Ruang Tulip 3
Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
c. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
Rencana kegiatan timbang terima sebelum pelaksanaan dibawah tanggung jawab
masing-masing
2) Evaluasi proses
Kegiatan timbang terima berjalan sesuai dengan rencana
3) Evaluasi hasil
Perawat ruangan melakukan timbang terima dengan benar.
b. Hambatan
Keterbatasan pengetahuan mahasiswa yang sedang praktik stage manajemen tentang
pelaksanaan timbang yang baik dan benar.

c. Dukungan
1) Pembimbing lahan memberikan pengarahan dalam pelaksanaan roleplay dan
memberi masukan-masukan.
2) Adanya kerjasama dari pasien dan keluarga dalam pelaksanaan timbang terima
terutama dalam kegiatan validasi ke pasien
C. Supervisi
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan roleplay supervisi dilakukan pada tanggal 25-30 Januari 2021
b. Tujuan
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, diharapkan di Ruang Tulip 3
Timur mampu menerapkan supervisi injeksi intra vena secara optimal.
c. Materi supervisi
Pemberian obat melalui selang intravena (IV bolus).
d. Hambatan
Kurangnya koordinasi dan persiapan anggota roleplay, tidak tersediannya media
penilaian tindakan.
e. Dukungan
Adanya kerjasama antar anggota dalam pelaksanaan roleplay supervisi.

D. Discharge planning
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada tanggal 25-30 Januari
2021 dilaksanakan pada pasien yang berencana diperbolehkan untuk pulang.
Dokter melakukan visite pada pasien untuk memastikan keadaan pasien dan
memberikan advis pasien untuk pulang, perawat primer melakukan persiapan
berkas untuk pasien pulang dan memberikan form persetujuan untuk
ditandatangani oleh keluarga pasien. Pasien dan keluarga dipanggil untuk
mengurus persyarat pulang di ners station. Keluarga pasien diberikan KIE
tentang penyakit yang diderita anggota keluarga.
b. Evaluasi
Terdapat kekurangan yaitu tertukar urutan SOP saat pelaksanaan discharge
planning.

c. Hambatan
Kurangnya media leaflet yang akan diberikan pada keluarga dan pasien disaat
diberikan KIE.
d. Dukungan
Team harus lebih bekerja sama dan kooperatif saat role play dilakukan.

Gambar alur discharge planning

Dokter dan tim kesehatan lain Ners PP dibantu PA

Penetuan keadan pasien

 Klinis dan pemeriksaan penunjang lain


 Tinggkat ketergantungan pasien

Perencanaan Pulang
Lain-Lain
Penyelesaian administrasi

KIE

 Pencegahan DHF

Monitor (sebagai program service safety) oleh keluarga dan petugas

E. Dokumentasi
Dokumentasi juga dapat menjadi media koordinasi perawatan untuk menilai
kedisiplinan antar tim. Pada taraf klien maka standar dokumentasi dapat menyampaikan
secara jelas tentang riwayat klien. Dokumentasi keperawatan juga dapat sebagai
tanggung gugat perawat (nursing accountability) untuk melindungi klien Hannah, et al,
(2015). Perawat memiliki kontribusi penting terhadap catatan klinis dan keperawatan
klien. Dokumentasi keperawatan harus objektif dan dapat memastikan kondisi klien serta
apa yang terjadi pada klien secara akurat. Apabila terdapat tuntutan legal, maka catatan
keperawatan dapat menunjukkan alasan yang bijaksana serta dapat dipetakan kenapa
melakukan tindakan tersebut (Moyet, 2009).
Secara keseluruhan dokumentasi di ruang Tulip 3 Timur telah berjalan dengan
baik, dan ada form pendokumentasian yang baku yang digunakan diruangan, namun
pendokumentasian yang dilakukan belum secara lengkap. Hal ini sering terjadi jika BOR
ruangan meningkat yang mempengaruhi waktu perawat untuk melakukan dokumentasi.
Setiap perawat yang sedang bertugas dapat mengatur waktu pemberian asuhan kepada
pasien dan melakukan dokumentasi hasil pemberian asuhan. Peran kepala ruangan
juga diperlukan untuk mengingatkan perawat tentang pentingnya dokumentasi
keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN DAN EVALUASI

A. MAN (M1)
1. Persiapan
Tabel 1.1. Persiapan Kegiatan M1

No Kegiatan Tanggal
1 Melakukan pembuatan jadwal sift 25 januari 2021
harian
2 Pembuatan struktur organisasi 26 januari 2021
mahasiswa ners
3 Melakukan pembuatan jadwal peran 27 januari 2021

Pembagian jadwal peran bersifat fleksibel, sehingga setiap mahasiswa ners


mendapatkan peran sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan implementasi dilaksanakan mulai tanggal 30 Januari 2021. Berikut
merupakan struktur ruangan, jumlah ketenagaan, BOR, tingkat ketergantungan pasien
dan kebutuhan tenaga perawat serta ALOS, antara lain :
1) Struktur organisasi ruangan
Dari hasil observasi kelompok tentang model asuhan keperawatan professional
(MAKP) yang digunakan di ruang Tulip 3 Timur adalah MAKP jenis modular, yang
dipimpinoleh kepala ruangan dibantu oleh perawat primer dan perawat pelaksana.
Kepala Ruangan

Perawat Primer I Perawat Primer II

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Pasien Pasien Pasien Pasien

A-D E-H S-T-U-V W-X-Y

Gambar Bagan Struktur Ruangan Mahasiswa Ners

b. Tenaga/SDM

No Nama TTL Jabatan Pendidikan


Terakhir
1 Mahmud jamaluddin Pasuruan, 09 KARU S.Kep
Desember 1997
2 Candra aprilia kartika Malang, 14 April Dokter S.Kep
1998
3 Sarciani kase Kupang, 08 April PA S.Kep
1998
4 Krispina melsadalim Jayapura, 17 PP S.Kep
Juni 1999
5 Miriam baersady Matakus, 07 Juli PA S.Kep
1999
6 Lucky lospalos billy Timor Timur 30 PA S.Kep
Mei 1997
7 Erna yasin Lewohama, 11 PA S.Kep
November 1996
8 Umi kulsm Probolinggo, 05 Perawat primer S.Kep
Februari 1998
9 Yustina mete Hombarica,08 Perawat primer S.Kep
Juni 1996

Pembagian peran/jabatan bersifat fleksibel, setiap mahasiswa ners mendapat pergantian


peran setiap hari. Sehingga, setiap mahasiswa pernah sekali menjadi kepala ruangan. Jadwal
peran setiap mahasiswa terlampir

Strukutur Organisasi kelompok 2 stage manajemen Ruang Tulip 3 Timur RSUD


Sidoarjo.

KETUA
MAHMUD JAMALUDDIN

SEKRETARIS I

MIRIAM BAERSADY

SEKRETARIS II

Erna Yasin

SIE SIE BENDAHARA SIE SIE


PERLENGKAPAN KEDISISIPLINAN KEAMANAN HUMAS

Yustina Mete Sarciani S kase


Lucky Lospalos Candra Aprilia Umi kulsum

c. BOR ( Bed Occupacy Rate)


Perhitungan BOR (Bed Occupacy Rate) pada kasus kelolaan di kamar G dan H dimulai
pada tanggal 25 Januari s/d 30 Januari 2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.13 BOR di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo bulan Januari 2021
tanggal 25 – 30 Januari 2021
No
Hari ke- Perhitungan BOR
.
1. 25 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 1)
2. 26 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 2)
3. 27 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 3)
4 28 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 4)
5 29 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 5)
6 30 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 6)
Sumber: Data Primer (2021)

2. Tingkat ketergantungan tenaga perawat


Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) penerapan system klasifikasi klien
dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kategori I: perawatan mandiri
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri
kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan, minum, penampilan secara
umum baik, tidak ada reaksi emosional. Klien perlu dilakukan diawasi ketika
melakukan ambulasi atau gerakan. Klien perlu dilakukan observasi setiap shift,
pengobatan minimal, dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
b. Kategori II: Perawatan parsial
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah memerlukan bantuan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari seperti makan, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan
agar makan, bantuan dalam eliminasi dan kebersihan diri, tindakan keperawatan
untuk memonitor tanda-tanda vital, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran
drainase, bantuan dalam pendidikan kesehatan serta kesiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
c. Kategori III: Perawatan total
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri kebutuhan
sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu oleh perawat, penampilan klien sakit
berat, klien memerlukan observasi tanda vital setiap dua jam, menggunakan selang
nasogastric (NGT), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap
(suction) dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disoriented.

Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) menetapkan jumlah perawat


yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana
masing-masing kategori mempunyai nilai standar per shift.
Tabel 2.6 Nilai Standar Jumlah Perawat Per Shift Berdasarkan Klasifikasi
Klien
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60


Sumber: Data Primer (2021)

Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan


metode Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.1 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 januari 2021 (hari ke-1)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 6x0,17=1,02 6x0,14=0,14 6x0,07=0,42
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,96 0,74 0,82
Sumber: Data Primer (2021)

Total tenaga perawat: Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari:
Pagi : 5 orang
86x3 = 258 = 0,92 atau 1 orang
279 279
Sore : 4 orang
9 orang

Tabel 2.2 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 januari 2021 (hari ke-
2)

Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 6x0,17=1,02 6x0,14=0,14 6x0,07=0,42
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,96 0,74 0,82
Sumber: Data Primer (2020)

Total tenaga perawat:


Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari:
Pagi : 5 orang
86x3 = 258 = 0,92 atau 1 orang
Sore : 4 orang 279 279
9 orang

Tabel 2.3 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 Januari 2020 (hari ke-3)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 5x0,17=0,85 5x0,14=0,7 5x0,07=0,35
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,3 1x0,20=0,20
0
Jumlah 4 1,75 1,3 0,75
Sumber: Data Primer (2020)

Total tenaga kerja


Pagi : 5 orang Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :
Sore : 4 orang 86
86x3 = 258 = 0,92 atau 1 orang
9 orang 279 279

Tabel 2.4 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 4 januari 2020 hari ke-4)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 3x0,17=0,51 3x0,14=0,42 3x0,07=0,21
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,41 1,02 0,61
Sumber: Data Primer (2020)

Total tenaga kerja:


Pagi : 5 orang Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :

Sore : 4 orang 86 = = 0,92 atau 1 orang


86x3 258
9 orang 279 279

Tabel 2.5 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 5 Januari 2020 (hari ke-5)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 2x0,17=0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,24 0,88 0,54
Sumber: Data Primer (2020)

Total tenaga kerja:


Pagi : 5 orang Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :

Sore : 4 orang 86 = = 0,92 atau 1 orang


86x3 258
9 orang 279 279

Tabel 2.7 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 6 Januari 2020 (hari ke-6)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 6x0,17=1,02 6x0,14=0,14 6x0,07=0,42
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,96 0,74 0,82

Total tenaga kerja:


Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :

= = 0,92 atau 1 orang


Pagi : 5 orang
86x3 258
Sore : 4 orang 86 279
279
9 orang

Berdasarkan Berdasarkan Jumlah perawat Jumlah perawat


tingkat Permenkes RI No. ruangan (harian) ruangan
ketergantungan 340/MENKES/PER (Perawat:TT)
klien (Douglas) /III/2010
Harian (jumlah (Jumlah
klien dan tingkat Perawat:Jumlah
ketergantungan) TT)
7 perawat, 1
1 7:10 kepala ruangan, 2 7:17
ketua tim dan 4
perawat
pelaksana

Berdasarkan hasil diatas yang telah dihitung menurut Douglas, jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan rata-rata dalam 1 hari yaitu 13 orang dengan rincian
sebagai berikut:
a. Shift pagi
Dibutuhkan 5 orang perawat yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan 1
orang Perawat primer dan 3 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur,
jumlah perawat yang bertugas pada dinas pagi adalah 5 orang yaitu 1 orang
kepala ruangan 1 orang PP dan 3 orang perawat pelaksana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.

b. Shift siang
Dibutuhkan 4 orang perawat yang terdiri dari 1 orang perawat
penanggung jawab sift dan 3 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3
timur, jumlah perawat yang bertugas pada dinas siang adalah 4 orang yaitu 1
orang perawat penanggung jawab sift, dan 3 orang perawat pelaksana.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
c. Shift malam
Dibutuhkan 3 orang perawat yang terdiri dari 1 orang pearwat
penanggung jawab dan 2 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur,
jumlah perawat yang bertugas pada dinas malam adalah 4 orang yaitu 1 orang
perawat penanggung jawab dan 3 perawat pelaksana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
d. Libur
Jumlah perawat yang libur pada hari efektif (senin-sabtu) yaitu 6 orang
perawat, sedangkan pada hari minggu dan hari besar terdapat 4 orang perawat
(1 orang kepala ruangan, 1 orang perawat primer dan 2 orang perawat
pelaksana)
e. Luaran
Luaran merupakan hari lepas dinas perawat sebelum dinas perawat
setelah melakukan dinas malam.
f. Cuti
Terdapat 2 orang perawat yang cuti saat dilakukan pengkajian (24-26
desember 2019) yaitu 1 kepala ruangan dan 1 perawat primer.

3. Average Length Of Stay (ALOS)


Berdasarkan data LOS selama 3 hari yaitu pada tanggal 25-30 Januari 2021
didapatkan bahwa hampir setengah pasien yang di Tulip 3 Timur RSUD Sidoarjo
memiliki Length of Stay kurang dari sampai dengan 3 hari.

No LOS 25 Januari – 28 Januari 2021


1 < 3 hari 55%
2 4-6 hari 35%
3 7.9 Hari 6%
4 10 hari 3%
5 >10 hari 3%
Total 100%
Sumber : Data primer (2021)
a. Hambatan
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan kami tentang manajemen keperawatan,
menyebabkan pelaksanaan roleplay penerpan MAKP berjalan kurang maksimal
dikarenakan sebagian kurang mengenai metodek yang kelompok terapkan.
b. Dukungan
Perawat dalam ruangan Tulip 3 Timur memberikan kepercayaan pada mahasiswa
profesi Ners dalam mengelolah wilayah kelolaan yaitu di ruangan A, B dan C.

B. MATERIAL (M2)
1. Permasalahan
Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana atau alat-alat medis
yang rusak dan kurang seperti kursi roda dan fasilitas pasien yaitu 3 bed rusak.
2. Perencanaan
Koordinasi dengan petugas terkait untuk perbaikan barang yang rusak.
3. Evaluasi
Sudah terperincinya daftar sarana dan prasarana yang akan dibeli sesuai kebutuhan
untuk satu tahun yang akan datang.
4. Dukungan dan hambatan
a. Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari BLUD, APBN dan APBD
b. Kegiatan ini dilakukan di ruangan sehingga mahasiswa hanya mengobservasi

C. METHODE (M3)
1. Persiapan
ii. Menggunakan MAKP primer
iii. Pembentukan Organisasi
iv. Pembuatan jadwal sift
2. Pelaksanaan
a. Melakukan Role Play
1) Timbang Terima : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Machmud Jamalludin
2) Supervisi : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Crispina Melsadalim
3) Discharge Planning : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Lucky Lospalos
b. Hambatan
a. Keterbatasan pengetahuan mahasiswa tentang manajemen keperawatan
membuat roleplay masih kurang sempurna.
b. Beberapa lembar dokumentasi yang belum lengkap.
c. Beberapa roleplay yang belum sesuai dengan SOP.
d. Kurangnya koordinasi antar anggota roleplay sehingga miss komunikasi.
b. Dukungan
1. Tersedianya ruangan khusus untuk mahasiswa keperawatan sehingga roleplay
dapat dilakukan secara maksimal.
2. Perawat ruangan membantu memberikan masukan dan saran yang membantu
pelaksanaan roleplay keperawatan.
3. Rekan sejawat membantu mengingatkan data yang kurang lengkap.

B. MONEY (M4)
Mahasiswa hanya melakukan pengkajian tidak melakukan implementasi karena m4
merupakan kebijakan rumah sakit.
C. MUTU (M5)
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standart kode etik profesi (Nursalam, 2015).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi
salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan dimata masyarakat. Hal ini
terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling
depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, kesengsaraan yang di alami pasien
dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah
pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang di dapat dengan keinginan,
kebutuhan dan harapan (Tjiptono,2004).
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses,
dan outcome system pelayanan rumah sakit. Secara umum aspek penilaian meliputi
evaluasi, dokumentasi, instrumen, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2015). Menurut Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (2018) dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
pasien dan menjamin keselamatan pasien maka rumah sakit perlu mempunyai program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja
di rumah sakit.
a. Pelaksanaan
a. Phlebitis
Penilaian phlebitis dilakukan pada periode 25-30 Januari 2021 di kamar kelolaan
yaitu A, B dan C dengan instrumen VIS (Visual Infussion Score). Berdasarkan hasil
penilaian tersebut didapatkan rata-rata dari jumlah pasien selama pengkajian tidak
mengalami phlebitis dengan hasil sebagai berikut :
PHLEBITIS TANGGAL 25 - 30 JANUARI 2021
13% 13%

13%

Hari ke 1
21% Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
Hari ke 5
Hari ke 6

21%
21%

b. Dekubitus
Penilaian dekubitus dilakukan pada tanggal 25-30 januari 2021. Berdasarkan
hasil penilaian tersebut didapatkan bahwa selama pasien dirawat tidak ada yang
mengalami dekubitus.

DEKUBITUS TANGGAL 25 - 30 JANUARI 2021


14% 14%

14% 14%
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
Hari ke 5
Hari ke 6

23% 23%
c. Resiko jatuh
Penilaian risiko jatuh umumnya ada pada setiap status pasien dan sudah
diisi secara rutin setiap hari. Berdasarkan hasil data pada tanggal 25-30
Januari 2021 didapatkan data insiden pasien jatuh selama perawatan rawat
inap di Rumah Sakit mencapai target 0%.
Tabel Insiden pasien jatuh selama perawatan di Ruang Tulip 3 Timur pada
tanggal 25-30Januari 2021

RESIKO JATUH TANGGAL 25 - 30 JANUARI 2021


18% 18%

Hari ke 1
11% Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
18%
Hari ke 5
Hari ke 6

18% 18%
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ketenagaan (M1)
Untuk Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo Disarankan agar dapat dilakukan
penambahan tenaga kerja disesuaikan dengan jumlah pasien kelolaan dan beban kerja
perawat.

2. Sarana dan Prasarana (M2)


1. Untuk Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo
Sebaiknya ruangan segera melakukan pengajuan penambahan alat yang masih kurang
sebagai upaya untuk memaksimalkan perawatan.
2. Untuk Perawat Ruangan
Disarankan kepada perawat agar selalu melaporkan kondisi inventaris ruangan setiap
hari. Diharapkan perawat meningkatkan edukasi dan mempaktekkan kepada pasien dan
keluaga terkait langkah-langkah momen cuci tangan, etika batuk dan gizi seimbang
menggunakan media yang sudah ada di setiap ruangan.
3. Untuk Mahasiwa Selanjutnya
Diharapkan untuk melakukan pengkajian sampai dengan eveluasi tentang sarana dan
prasarana (M2) di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo. Follow up kerja
sama dengan tim sarana dan prasarana.

3. Methode (M3)
1. Penerimaan Pasien Baru
Mempertahankan penggunaan metode Penerimaan pasien baru yang sudah ada.
2. Sentralisasi Obat
Mempertahankan pemberian obat (oral, injeksi, topical) yang diberikan etiket pada
masing-masing obatnya dan tanda tangan pada lembar medikasi.
3. Timbang Terima
Mempertahankan penggunaan metode timbang terima yaitu melakukan validasi ke
pasien dengan membawa buku operan antar shift dan serta dilanjutkan diskusi di
ruang perawat.
4. Supervisi
Mahasiswa praktik manajemen keperawatan periode selanjutnya dapat
bekerjasama dengan perawat ruangan dalam pembuatan jadwal supervisi.
5. Ronde Keperawatan
Menentukan tim ronde keperawatan secara bergantian agar seluruh perawat
ruangan berkontribusi dalam pelaksanaan ronde keperawatan guna
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.
6. Discharge planning
Discharge planning sebaiknya dilakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan berupa media booklet yang bersifat general (umum) sesuai masalah
pasien untuk digunakan pada saat penerimaan pasien baru dan selama
perawatan. DP sebaiknya dilakukan dengan memberikan leaflet pada pasien
yang pulang.
7. Dokumentasi
Peningkatkan supervisi terhadap kegiatan pendokumentasian asuhan
keperawatan di rekam medis.

4. Mutu (M5)
a. Mutu pelayanan diruang mawar merah barat sudah terlaksana dengan baik dan
sudah sesuai Standart Operasional Prosedur.
b. Meningkatkan edukasi terkait cuci tangan dan meningkatkan jadwal supervisi
terhdap komponen mutu , dokumentasi, dan ketepatan pemberian obat
B. Saran
1. Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
Dapat meningkatkan dalam upaya pembaharuan data dan
pengadaan barang yang digunakan oleh tenaga keperawatan untuk
meningkatkan pelayanan rumah sakit yang lebih baik.
2. Institusi STIKes Widyagama Husada Malang
Kerjasama dan dukungan yang diberikan kepada perawat RSUD
maupun mahasiswa yang melalakukan studi profesi ners khusunya stase
manajemen lebih di tingkatkan dan diperbaiki agar tidak menimbulkan
kesimpangsiuran. Kinerja pembimmbing institusi harus di pantau secara
maksimal sehingga komunikasi antara pembimbing institusi dan
pembimbing lahan tidak miskomunikasi perihal perkembangan
mahasiswa.
3. Perawat Tulip 3
Meningkatkan hubungan antar perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga pasien dapat
terjalin dengan baik, tumbuh dan terbinanya akuntasitas dan disiplin diri
perawat, serta meningkatkan profesionalisme dalam menerapkan asuhan.
4. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan kerjasama dan
tanggung jawab dalam pembagian dan mengerjakan tugas yang telah di
berikan upaya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu

1.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam (2016), Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek


Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta

Potter & Perry (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 1, Edisi
4, EGC, Jakarta

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo (2019), Pedoman standar


tarif pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Sidoarjo, Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sidoarjo.

Pedoman Pengorganisasian Bidang Keperawatan di RSUD Kabupaten


Sidoarjo, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo.

Siregar, Charles JP (2004), Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan


Cetakan I. EGC, Jakarta

Suarli & Bahtiar (2010), Manajemen Keperawatan, Erlangga, Jakarta

Suyanto (2008), Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan di Rumah Sakit, Mitra Cendekia, Jogjakarta
Lampiran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TIMBANG TERIMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL No. Dokumen No.Revisi
Tanggal Terbit
3 oktober 2019

PENGERTIAN Proses kegiatan menyampaikan dan menerima suatu


laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien dan
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan
rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan
TUJUAN 1. Menyampaikan masalah kondisi dan keadaan
pasien
2. Menyampaikan hal-hal penting yang perluh
ditindaklanjuti kepada petugas shift jaga
berikutnya
3. Menyampaikan hal-hal yang sudah /belum
dilakukan dalam asuhan keperawatan
KEBIJAKAN Peraturan direktur rumah sakit umum daerah
kabupaten sidoarjo no 40 tahun 2019 tentang
pelayanan keperawatan
PROSEDUR 1. Lakukan timbang terima pasien di nurse
station
2. Buka timbang terima dan pimpin doa oleh
kepala perawat atau ketua tim atau perawat
primer atau penanggung jawab shift
“selamat pagi/siang/sore/malam,
bapak/ibu....kita akan melaksanakan
kegiatan timbang terima .... sebelumnya
marilah kita berdoa sesuai dengan
keyakinan kita masing-masingagar kegiatan
kita hari ini berjalan dengan lancar, berdoa
mulai.... berdoaa selesai. Kepada ketua
tim/perawat primer/ penanggung jawab shift
silahkan menjelaskan kondisi pasien ke
perawat shift selanjutnya......”
3. Berikan penjelasan oleh ketua tim/ perawat
primer/ penanggung jawab shift sebelumnya
tentang jumlah pasien dan tingkat
ketergantungan (minimal care, parsial care,
total care) jumlah pasien beresiko, nama
pasien, tanggal lahir, diagnosa medik, data
fokus ( subyektif dan objektif) masalah
keperawatan, tindakan yang sudah dilakukan
dan yang belum dilakukan, dan instruksi
khusus), di nurse station
4. Klasifikasi oleh ketua tim/ perawat primer/
penanggung jawab shift/ perawat pelaksana
shift selanjutnya terhadap penjelasan yang
disampaikan saat timbang terima di nurse
station
5. Lakukan validasi data ke ruangan atau ke
pasien
6. Ucapkan salam
“selamat pagi/ siang/ sore/ malam,
bapak/ibu....”
7. Tanyakan keluhan pasien saat timbang
terima
8. Perkenalkan perawat penanggung jawab
pasien selanjutnya
9. Ucapkan salam
“.............semoga cepat sembuh”
10. Kembali ke nurse station
11. Lakukan klarifikasi hasil validasi data
12. Beri stempel bukti timbang terima
13. Tulis tanggal/jam timbang terima
14. Tulis shift, paraf dan nama perawat yang
dilakukan timbang terima
15. Tutup kegiatan timbang terima oleh kepala
perawat atau ketua tim atau perawat primer
atau penanggung jawab shift
1. Instalasi rawat inap
2. Intalasi gawat darurat
3. Instalasi pelayanan intensif terpadu
4. Isntalasi peristi
5. Instalasi poliklinik eksekutif
SKENARIO TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN
Kelompok 3 Manajemen Keperawatan

Kepala Ruangan : Mahmud Jamaludin


Perawat Primer Pagi : Yustina Mete & Umi Kulsum
Perawat Penanggung Jawab : Krispina Melsadalim
Perawat Pelaksana Pagi : Miriam Baersady
Perawat Pelaksana Sore : Erna Yasin
Pasien : Lucky Lospalos Billy
Moderator Sarciani Suhartini Kase

Narasi : timbang terima dilakukan setiap pergantian sift pagi, siang dan malam
1. Pre Konferen
Nurse Station
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita
melakukan operan, marilah kita ucapkan puji
syukur atas kehadirat Allah swt. karena rahmat
serta karunianya lah kita dapat berkumpul disini.
Pada siang hari ini hari sabtu tanggal 30 januari
2021 pukul 14 : 00 akan dilakukan kegiatan operan
yang rutin kita lakukan setiap pergantian shift.
Kepada perawat pelaksana yang dinas pagi
dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas
sore. Dan untuk masing-masing ketua tim saya
persilahkan memvalidasi data yang sudah ada
untuk merencanakan tindakan keperawatan
selanjutnya.

PP Tim 1(Pagi) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk


Kesempatan Yang Diberikan Kepada Saya Untuk
Menjelaskan Kondisi Pasien Saat Ini, Jumlah
Pasien Dari Tim 1 Saat Ini Adalah 4 orang
Dengan Tingkat Ketergantungan Minimal 2
orang, Parsial 2 orang dan Total care 1 orang.
Identitas Pasien Yang Pertama Nama Ny.S, umur
55 tahun, Tingkat Ketergantungan minimal care
Diagnosa Medis Ca. Mammae. Keadaan Umum
Pasien baik. Ttv Terakhir Pukul 10.00.
Tensi, 120/80 mmHg, Suhu 36,80c, Nadi 89x/menit, RR
20x/menit GCS 456. Pasien Mengeluh nyeri bagian mammae.
masalah keperawatan yang ditemukan adalah gangguan rasa
nyaman nyeri.
Implementasi yang sudah dilakukan
1. Mengkaji tingkat nyeri dengan hasil nyeri sedang
2. mempertahankan tirah baring, lingkungan yang
tenang, sedikit penerangan
3. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
4. Membatasi aktivitas.
5. Beri obat analgesik dan sesuai pesanan.
Evaluasi (Soap)
S : pasien mengatakan nyeri mammae
berkurang
O : pasien Nampak rileks
A : masalah nyeri sebagian
teratasi
P : lanjutkan intervensi.
Pengambil darah
untuk pemeriksaan darah
lengkap pukul 15.00
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang keadaan pasien
saat ini.

Dan begitu juga pada perawat pelaksana tim 2 melaporkan keadaan pasien saat
ini
PP Tim 2(Pagi) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk kesempatan
yang diberikan Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi Pasien
Saat Ini, Jumlah Pasien Dari Tim 1 Saat Ini Adalah 3
orang Dengan Tingkat Ketergantungan Parsial care 2 orang dan
Total care 1 orang. Identitas Pasien Yang Pertama Nama Tn.R,
umur 50 tahun, Tingkat Ketergantungan partial care. Diagnosa
Medis Fraktur Femur 1/3 distal. Keadaan Umum Pasien
lemah TTV

Terakhir Pukul 13.00. Tensi 130/70 mmHg, S: 37,50c. Nadi


64x/mnt. Rr : 22x/mnt. Gcs 15. Pasien Mengeluhkan tidak bisa
beraktivitas seperti biasa.
Masalah keperawatan yang ditemukan adalah hambatan
mobilitas fisik b/d terpasangx gips/traksi.
Implementasi yang sudah dilakukan
1. Mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
2. Mengkaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas
3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan
penggunaan, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan
sebagainya ditempat tidur.
Intervensi Yang Belum Terlaksana
1. Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode
aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap
kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan).
2. Jelaskan pada pasien pentingnya melakukan aktivitas
sesuai kemampuan.
Evaluasi (Soap)
S : pasien mengatakan sebagian aktivitasnya bisa dilakukan
di tempat tidur.
O : pasien nampak terbaring lemah
A : masalah belum teratasi
P : ulangi intervensi
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang keadaan pasien
saat ini
Kepala Ruangan : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah menyampaikan
kondisi dari semua pasien saat ini, mungkin ada yang perlu
ditambahkan dari masing-masing ketua tim untuk memvalidasi
data. Kalau tidak ada tambahan mari kita langsung saja menuju
ke ruangan pasien
3.Konferen saat Berada di Ruangan Pasien
Kepala Ruangan :”Assalamu’alaikum wr wb, bagaimana
keadaannya ibu saat ini? seperti biasa , ibu, kita
disini akan melakukan kegiatan timbang terima
yang rutin setiap pergantian shift, tujuan dari
timbang terima ini adalah mengkomunikasikan
keadaan ibu sekarang dan menyampaikan
informasi yang penting antar shift jaga. Perkenalkan
kepada perawat pelaksana sore dari tim satu ada
Ns. Risna Dan Ns Erna. yang akan bertugas
menggantikan perawat pelaksana pagi ini.
Masing-masing perawat pelaksana dari tim 1 dan tim 2 yang dinas
sore melakukan validasi langsung ke pasien.
Perawat pelaksana (Sore) : Apa yang dirasakan bu Santi Saat ini
apakah sudah ada perkembangan yang lebih
baik dari sebelumnya?
Pasien Iya suster saya masih lemas dan sakit pada bagian
dada terutama pada payudara dan kepala saya
jd pusing.
Perawat pelaksana (Sore): Iya ibu, lemas dan sakit pada bagian
kepala yang dirasakan merupakan efek dari
proses penyakit, namun ibu jangan terlalu cemas
karena sudah ada perawatan yang a k a n
m e m berikan terapi obat yang di berikan
dokter untuk mengatasi masalah yang diderita
ibu saat ini, (perawat memberikan posisi
senyaman mungkin pada pasien dan
mengajarkan teknik distraksi, relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri) baik ya ibu, tidak
perlu sungkan bila memerlukan bantuan
(sory ma kalo ini kan tindakan keperawatan ya
dikerjakannya saja 15 menit kaya gak usa ya
saat kita operan) kecuali kalo kita evaluasi aja
buat tindakan tersebut kalo sudah diajarkan
atau bahasanya nanti kami akan ajarkan ibu
melakukan teknik relaksasi napas dalam
setelah operan nie, kami akan akan selalu
siap memberikan pelayanan yang terbaik.

Demikian perawat pelaksana dari masing-masing tim (sore)menanyakan


secara bergantian keluhan dari semua pasien yang ada di ruang perawatan
untuk memvalidasi data yang dilaporkan oleh perawat pelaksana pada
masing-masing tim (pagi)
Kepala ruangan : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau
koreksi yang perlu didiskusikan kembali ?
Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah mengikuti timbang terima ini.
Wassalamu’alaikum wr wb.
sambil berjabat tangan dengan semua anggota
timbang terima sambil meninggalkan kamar pasien
dan akan menuju ke nurse station)
4. POST KONFERENS

Kepala ruangan : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan


kegiatan timbang terima, saya berharap dengan
adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas
antar shift bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari
pasien tadi ada yang masih harus di diskusikan lagi?
Perawat pelaksana dari tim 1 dan tim 2 yang dinas sore
mengklarifikasikan hasil validasi kepada Karu, Katim 1 dan 2, serta
Perawat pelaksana tim 1 dan 2 yang dinas pagi.
PP (Sore) : Iya, ada tambahan dari pasien kamar VII atas
nama Ny. Nursia masih mengeluh nyeri bagian
post oprasi.
PP (Pagi) : Sudah diberikan terapi obat tramadol Yang
sesuai dengan anjuran dari dokter.
Ketua Tim : untuk intervensi selanjutnya pasien Ny. Nursia
berikan posisi yang nyaman dan ajarkan teknik
distraksi relaksasi, bila perlu konsulkan lagi ke
dokter jaga untuk terapi obat apakah masih bisa
diberikan atau diganti dngan obat yang lain.
Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya dari ketua tim 1
dan ketua tim 2 beserta perawat pelaksana yang
telah bekerja dengan baik. Demikian tadi timbang
terima ini semoga apa yang telah kita lakukan
hari ini memberikan banyak keuntungan bagi kita
semua, dan kita diberikan kelancaran dalam
melaksanakan tugas masing- masing. Demikian
saya akhiri Wassalamu’alaikum wr, wb.
SUPERVISI KEPERAWATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A/KEP/02/2018 0 1 dari 1

Pengertian Supervisi keperawatan adalah proses pemberian sumber-


sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam
rangka mencapai tujuan.
Tujuan Pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan dan kemampuan
perawat dalam melaksanakan tugas.
Prosedur Pra -Supervisi :
1. Salam pembukaan dan menjelaskan kegiatan supervisi
2. Menjelaskan tujuan supervisi
3. Menjelaskan format penilaian yang akan digunakan
Supervisi:
1. Melakukan pengawasan dan koordinasi.
2. Menilai berdasarkan fomat supervisi.
3. Mencatat jika ditemukan ada hal-hal yang perlu
didiskusikan bersama PP.
4. Memberikan masukan berupa saran atau pembetulan dari
tindakan yang dilakukan.
Post- Supervisi :
1. Menginformasikan hasil dari penilaian.
2. Melakukan evaluasi hasil bimbingan.
3. Memberikan solusi dan feedback.
4. Memberikan reinforcement dan reward.
5. Melakukan dokumentasi hasil supervisi.
6. Menyusun format rencana tindak lanjut
Unit Terkait Rawat Inap
SKENARIO SUPERVISI

PRA SUPERVISI
Karu menyampaikan kepada PP terkait jadwal supervisi yang akan dilakukan
kepada PA. Karu selanjutnya mendelegasikan kepada PP untuk mensupervisi
PA.
Sesuai jadwal yang ada, pada pagi ini Hari sabtu 30 januari 2021 pukul
08.00 akan dilakukan supervisi dari PP (risna) kepada PA (erna) mengenai
proses pengambilan darah vena kepada Tn. X

SUPERVISI
Sebelum melakukan tindakan pengambilan darah vena, perawat pelaksana
menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk tindakan. PP pengawasi PA dalam
proses persiapan alat, dan mengecek kembali peralatan yang sudah
dipersiapkan oleh PA. Karu menyaksikan jalannya supervisi yang sudah
didelegasikan kepada PP dari kejauhan.
Persiapan Alat :
1. Baki
2. Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan
3. Kapas steril dan alkohol swab
4. Karet pembendung
5. Perlak untuk pengalas
6. Wadah untuk tempat pemeriksaan
7. Tempat sampah medis
8. Bengkok
9. Sarung tangan
10. Label

PA : Selamat pagi Pak, saya Ners erna yang bertugas pada hari ini,
dengan bapak siapa namanya? (sambil melihat gelang pasien
untuk memastikan identitas pasien)
Px : Saya Tn X Ners.
PA : Selamat pagi Tn X. bagaimana kabarnya hari ini??
Px : Keadaan saya hari ini baik Ners.
PA : Alhamdulillah kalau begitu Pak, sesuai dengan jadwal, hari ini
bapak akan diperiksa darahnya, hal ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perkembangan klinis bapak, Bagaimana
Pak, apakah Bapak bersedia untuk diambil darahnya?
Px : Iya Ners saya mau, silahkan Ners
PA : (Mendekatkan peralatan ke samping pasien).
Beberapa saat kemudian PA melakukan proses pengambilan
darah vena
PA : Pak, apabila terasa sakit, bapak tarik nafas dalam ya..
Px : Iya Ners
No
Tindakan yang harus dilakukan perawat

Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri


1

2 Mengidentifikasi pasien
3 Menjelaskan tujuan pengambilan darah vena
4 Menjelaskan prosedur pengambilan darah vena
5 Menyatakan kesiapan pasien
6 Melakukan cuci tangan, lalu pakai handschon
7 Meraba vena yang akan di tusuk
Siapkan peralatan. Mendekatkan alat
8
Memasang alas pada lokasi yang akan diambil sampel
9
darah
10 Memasang karet pembendung
11 Menyarankan pasien mengepalkan tangannya
Mendesinfeksi tangan yang akan di tusuk dengan alkohol
12
swab
Menusukkan jarum spuit pada intravena dan mengambil
13
darah sesuai kebutuhan
Lepaskan karet pembendung, jarum dicabut, bekas
14
tusukan diberi kapas dan ditekan
Masukkan darah pada wadah yang sudah diberi label
15
terlebih dahulu
16 Buang sampah terkontaminasi sesuai dengan jenisnya
17 Lepaskan sarung tangan
18 Cuci tangan

19 Dokumentasi
Saat pengambilan darah PP menilai kinerja PA, baik dari segi komunikasi
(dengan identifikasi pasien) sampai dengan tindakan yang dilakukan serta alat-
alat yang digunakan serta dokumentasi
Setelah tindakan pengambilan darah :
PA : Bagaimana Pak perasaannya setelah diambil darah?, apakah
Bapak merasa sakit? (sambil mengamati ekspresi pasien)
Px : Tidak Ners.
PA : Baiklah Bapak, pengambilan darahnya sudah selesai. Jika ada
keperluan, bapak bisa memanggil saya ya pak.
Px : Baik Ners, terima kasih ya
PA : Iya sama-sama Pak, kalau begitu saya permisi dulu ya Pak,
Selamat pagi.
Px : Iya Ners, selamat pagi

Setelah dari pasien, PA merapikan alat dan mengembalikan pada


tempatnya. Setelah semua alat dibereskan, perawat erna melakukan
dokumentasi di catatan integrasi perawat.

POST SUPERVISI
Saat semua tindakan telah dilakukan, PP memanggil PA untuk dilakukan
evaluasi proses pengambilan darah vena kepada Tn.X.
PP : Selamat pagi Ners erna. Kita akan melakukan evaluasi tindakan
pagi hari ini. Saya akan menjabarkan hasil supervisi atau
penilaian yang telah saya buat tentang proses tindakan
pengambilan darah vena oleh ners erna. Bagaimana Ners erna
pada saat tindakan pengambilan darah vena tadi, apakah ada
yang kurang atau belum dilakukan? Mulai dari identifikasi pasien
hingga pendokumentasian pengambilan darah vena?
PA : Saya rasa tidak ada Ners risna
PP : Saya boleh memberikan pendapat ataupun pertanyaan, Ners
erna?
PA : Iya silahkan Ners risna
PP : Bagaimana untuk prinsip pengambilan darah vena tadi ? Saat
sebelum ke pasien apakah telah melakukan proses
identifikasi pasien dan menyampaikan maksud dari tindakan?
PA : Menurut saya sudah benar prinsip yang saya gunakan tadi,
dengan sebelumnya mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
baru menyentuh pasien untuk pengambilan darah vena.
Saya juga telah memastikan bahwa pasien ini benar yang akan
dilakukan pengambilan darah vena dengan melakukan proses
identifikasi pasien terlebih dahulu dan sudah menyampaikan
maksud dilakukan pengambilan darah vena.
PP : Baiklah Ners, semua tindakan yang Ners erna lakukan
tadi sudah baik dan benar, mulai dari awal mempersiapkan alat,
identifikasi pasien serta obat, komunikasi yang baik, saat proses
tindakan sudah benar sesuai SOP, serta mendokumentasikannya
dalam catatan integrasi keperawatan (RM) sudah dilakukan
dengan baik dan lengkap, anda juga sudah menuliskan semua
tindakan dalam form SOAP. Selamat, semoga Ners erna dapat
mempertahankan kinerja baiknya ini kedepannya
PA : Iya, baik Ners risna, terimaksih atas penilaiannya hari ini dan
pujiannya.
PP : Baiklah, kegiatan supervisi ini nantinya akan dilakukan secara
berkala kepada perawat-perawat diruangan ini. Agar perawat
lainnya juga bisa menyiapkan dan melaksanaakan dengan baik.
PA : Iya Ners
PP : Baiklah, sekarang Ners erna bisa kembali ke ruangan untuk
bertugas. Selamat pagi.
PA : Baik, sama-sama Ners. selamat pagi.

Perawat Primer dan Kepala Ruangan sedang berdiskusi perihal hasil evalusi
pagi.

PP : Selamat pagi pak


Karu : Selamat pagi Ners risna, silahkan duduk.
PP : Baik bu, terima kasih.
Karu : Bagaimana hasil evaluasi hari ini Ners risna?
PP : Hari ini saya melakukan observasi mengenai proses identifikasi
hingga pendokumentasian keperawatan tindakan pengambilan
darah vena yang dilakukan oleh Ners erna dan untuk hasilnya
Ners erna sudah melaksanakan semua tindakan dengan benar
dan sesuai SOP yang ada.
Karu : Alhamdulillah jika hasilnya seperti itu, sepertinya kita harus
memberikan sesuatu yang baik atas capaian yang telah dilakukan
Ners erna. Kita perlu melakukan supervisi kepada perawat lain
untuk mengetahui keterampilan mereka sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan di ruang Tulip.
PP : Benar sekali pak, saya setuju dengan pendapat bapak
Karu : Baiklah, Ners risna, sekarang bisa kembali ke ruangan untuk
melanjutkan tugasnya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas
kerjasamanya. Selamat pagi..
PP : Baik bu, sama-sama. Saya permisi kembali ke ruangan, selamat
pagi
OLEH : MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

I PENGERTIAN Merupakan persiapan pasien sebelum pulang ke


rumah dengan memberikan penyuluhan tentang
perawatan di rumah, pencegahan, dan sebagainya.

II TUJUAN 1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam


melakukan keperawatan di rumah.
2. Meningkatkan keperawatan yang
berkelanjutan pada pasien.
3. Membantu pasien memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam memperbaiki
serta mempertahankan status kesehatan
pasien.
III INDIKASI Pasien yang akan pulang ke Rumah.

IV KONTRAINDIKASI -

V PERSIAPAN 1. Perawat harus tahu penyakit apa


PERAWAT yang diderita pasien, dan bagaimana
melakukan perawatan di rumah, dan
pencegahannya.
2. Perawat harus percaya diri dalam
menyampaikan discharge planning.
VI PERSIAPAN ALAT 1. Lembar telah dilakukan discharge
planning.
2. Lingkungan yang nyaman.
VII PERSIAPAN PASIEN 1. Beri penjelasan pada keluarga dan pasien
tentang cara perawatan di rumah dan
pencegahannya.
VII CARA KERJA 1. Memberikan salam.
I 2. Mengenalkan nama perawat.
3. Memberi penyuluhan kepada pasien dengan
cara diskusi, tanya jawab, demonstrasi.
4. Menggunakan alat peraga bila diperlukan.
5. Mengadakan evaluasi.
6. Memberikan umpan balik.
7. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan
salam.
8. Mencatat hasil penyuluhan.
IX HASIL Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah dilakukan.
2. Waktu dan Tanggal Tindakan.
3. Nama Pasien, Usia, Nomor Rekam Medik.
4. Nama Perawat dan Tanda Tangan Perawat.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DISCHARGE PLANNING
DISCHARGE PLANNING PASIEN PULANG

DISCHARGE PLANNING No. Reg :

Nama :

Jenis Kelamin :

Tanggal MRS : Tanggal KRS :

Bagian : Bagian :

Dipulangkan dari RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dengan keadaan

: Sembuh : Pulang paksa

: Meneruskan dengan obat jalan : Lari

: Pindah ke RS lain : Meninggal

A. Kontrol
a. Waktu :
b. Tempat :
B. Lanjutan keperawatan di rumah

C. Aturan diet / nutrisi


D. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya

E. Aktivitas dan istirahat

Situbondo, 2014
Pasien/Keluarga Perawat
(..................................)
(..................................)
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN DISCHARGE PLANNING

1. No. Reg (diisi sesuai nomer registrasi pasien.

2. Nama (diisi sesuai nama pasien).

3. Jenis kelamin (diisi laki-laki atau perempuan).

4. Tanggal MRS (sesuai pasien masuk RS).

5. Diagnosis MRS (diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan klinis).

6. Tanggal MRS (tanggal dimana pasien masuk rumah sakit)

7. Diagnosis KRS (diagnosis pasien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah


pasien diperbolehkkan pulang.

8. Dipulangkan dari RS dengan keadaan ( diisi berdasarkan kondisi pasien


pulang).

9. Tanggal atau tempat kontrol ( diisi sesuai tempat dan kontrol ketika pasien
kontrol)

10. Lanjutan keperawatan dirumah ( diisi keperawatan lanjutan sesuai diagnosis


sewaktu pulang (keperawatan luka, gift dan lain-lain).

11. Aturan diet (diisi berdasarkan anjuran ahli gizi).

12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya ( diisi sesuai obat yang dibawa
pulang aturannya, dosisnya, jumlahnya).

13. Aktivitas dan istirahat ( diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya dan
istirahatnya dirumah).

14. Hal yang dibawa pulang (hassil laboratorium, foto, EKG).

15. Lain-lain (diisi hal diluar ketentuan diatas misalnya obat-obat yang distop atau
dihentikan).
Skenario Discharge Planning

Peran
Dokter :Candra
Kepala Ruangan : Mahmud Jamaluddin
Perawat Primer : Yustina Mete
Crispina Melsadalim
Perawat Pelaksana : Mia, Lucky, Erna.
Pasien : Umi Kulsum
Keluarga Pasien :Sarciany

Tugas
Dokter : Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk
mendiagnosa penyakit pasien secara tepat dan
memberikan terapi secara tepat dan cepat.
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan
bagi pasiennya.Membina keluarga pasien untuk
berpartisipasi dalam upaya peningkatan tarah
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
dan rehabilitasi.
Kepala Ruangan : Membuka acara discharge planning kepada
pasien. Menyetujui dan menandatangani format
discharge planning.
Perawat Primer : Membuat rencana discharge planning, membuat
leaflet dan kartu discharge planning, memberikan
konseling, memberikan pendidikan kesehatan,
menyediakan format discharge planning,
mendokumentasikan discharge planning,
melakukan agenda discharge planning (pada
awal perawatan sampai akhir perawatan).
Perawat pelaksana : Ikut membantu dalam melaksanakan discharge
planning yang sudah direncanakan.
Pasien : Pasien menderita DHF (Dengue High Fever) dan
sudah menjalani hospitalisasi rumah sakit selama
seminggu. Dari hasil pemeriksaan, pasien
dikatakan boleh menjalani pengobatan di rumah
dan direncanakan menerima discharge planning
dari perawat ruangan.
Keluarga Pasien : Menjaga, merawat dan mendampingi pasien
selama perawatan dirumah sakit. Ikut
berpartisipasi dalam discharge planning yang
diberikan perawat.

Setting Role Play


Tempat : RSUD Sidoarjo
Ruang : Ruang Tulip
Kamar :Z
Teks Dialog
(Ruang Perawat, Pagi hari)
Perawat pelaksana dan Kepala ruangan sedang berdiskusi mengenai discharge
planning yang akan diberikan kepada pasien umi dengan diagnosa DHF.
Perawat Primer : “Selamat pagi Ibu any dan Ibu umi, saya yusni
sebagai Perawat Primer hari ini. Sebeumnya
saya ingin menyerahkan formulir rencana
discharge planning kepada pasien umi di ruang
tulip. Dari hasil observasi, keadaan pasien umi
sudah membaik.Dari hasil lab rutin menunjukkan
peningkatan trombosit dan hematokrit dan sudah
dalam rentang normal.Selain itu, kondisi fisik
pasien bagus, sudah tidak demam lagi dan tidak
lemas lagi.Dari segi asuhan keperawatan pasien
sudah bisa pulang hari ini. Saya berencana untuk
memberikan discharge planning kepada pasien
umi. Bagaimana pendapat ibu?Apakah ibu
menyetujuinya? Mungkin ibu bisa melihat format
rencana discharge planning yang sudah saya
buat.”
Keluarga pasien : “Apa yang difokuskan dari discharge planning
ini?”
Perawat Primer : “Nanti akan diberikan penyuluhan mengenai
pencegahan demam berdarah, apa yang perlu
diperhatikan saat pasien pulang nanti dan
dipersiapkan leaflet yang bisa dibawa pulang oleh
pasien.”
Kepala Ruangan : “Baik kalo begitu nanti kita diskusikan lagi
bersama dokter visite hari ini.”

(Ruang tulip, Pagi hari)


Pagi hari di ruang tulip, kamar Z, terbaring lemas pasien umi dengan diagnose
DHF. Pasien sudah menjalani hospitalisasi selama seminggu dirumah sakit dan
hari ini dilakukan visite rutin oleh dokter bersama dengan kepala ruangan dan
perawat pelaksana yang bertugas di shift pagi.
Perawat : “Selamat pagi, ibu. Bagaimana keadaan ibu hari
ini?”
Pasien : “Pagi. Sudah mendingan suster.Saya sudah tidak
demam lagi.”
Perawat : “Bagaimana tidurnya tadi malam ibu?”
Pasien : “Nyenyak suster”
Perawat : “Sepertinya kondisi ibu sudah membaik ya, hari ini
akan ada kunjungan ya Pak dari Dokter. Seperti
kunjungan sebelumnya, ibu akan dicek kondisi
kesehatannya.”
Dokter : “Selamat pagi, ibu. Saya dengar dari suster yang
merawat bapak bahwa kondisi ibu sudah mulai
membaik dan dari hasil laboratorium juga sudah
menunjukkan perkembangan yang
baik.Bagaimana pola makannya, bu?Apakah pagi
ini makanannya habis ?”
Pasien : “Hari ini saya makan habis 1 porsi, dok. Berbeda
dengan kemarin-kemarin, makanannya tidak
habis karena merasa tidak enak menelan
makanan.”
Dokter : “Sudah bagus ya pola makannya. Nanti lebih
banyak minum air putih juga ya, ibu agar suhu
badan ibu tetap normal dan untuk memperbaiki
system kekebalan tubuh ibu juga. Secara
keseluruhan dari hasil pengamatan saya, ibu
sudah mengalami perkembangan kesehatan
yang cukup baik.Hanya saja perlu banyak
istirahat dulu dalam beberapa hari.”
Perawat : “Baik ibu, sekarang bisa istirahat kembali.
Sebelum saya tinggalkan, apakah ibu ada
pertanyaan?”
Pasien : “Tidak ada, suster.”
Perawat : “Baik kalau tidak ada, kami permisi ya bu.”

(Ruang Perawat)
Di ruang perawat, dokter, kepala ruangan, wakil kepala ruangan, perawat primer
dan perawat pelaksana berdiskusi mengenai keadaan pasien Kresna dan
rencana pemberian terapi selanjutnya.
Kepala Ruangan : “Dok, mengenai pasien umi, apa sebaiknya bisa
direncanakan untuk pulang saja, dari hasil
observasi yang dilakukan perawat, kondisi pasien
semakin hari semakin membaik dan dari hasil lab
juga sudah menunjukkan peningkatan. Trombosit
dan hematokritnya juga sudah normal.Sebaiknya
apa tidak direncanakan pulang saja?”
Dokter : “Tadi juga saya sudah melihat hasil labnya
memang menunjukkan peningkatan dan bisa
dikatakan normal, tapi menurut saya sebaiknya
jangan dipulangkan dulu untuk lebih memastikan
keadaannya.”
Kepala Ruangan : “Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien
sudah bisa membaik, intervensi keperawatan
yang diberikan juga sudah tercapai, dan hanya
perlu untuk lebih banyak istirahat dan pemulihan
saja di rumah.”
Dokter : “Tapi bagaimana nanti dengan keadaan pasien
jika muncul demam lagi? Menurut saya pasien ini
masih sedikit lemas dan masih perlu menjalani
hospitalisasi, kita tunggu sampai besok saja.”
Perawat Primer : “Maaf Dok, sebelumnya pada intinya pasien
hanya memerlukan isitrahat saja yang cukup
untuk memulihkan kembali kondisi kesehatannya,
dan menurut kami itu bisa dilakukan dirumah,
mengingat pasien juga seorang mahasiswa yang
pastinya juga dia merasa tidak betah di rumah
sakit lama-lama.”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, mengenai penanganan demam yang
nantinya jika muncul lagi, kita sudah
merencanakan discharge planning. Discharge
planning ini nantinya akan diberikan edukasi
kepada pasien mengenai yang perlu diperhatikan
di rumah nantinya. Jika nanti, demam pasien
muncul lagi, akan diajarkan dengan teknik
kompres hangat dan pemberian terapi obat. Minta
bantuan keluarga untuk selalu memperhatikan
keadaan pasien.”
Perawat Primer : “Iya Dok, discharge planning ini nantinya akan
diberikan oleh perawat-perawat yang bertugas
hari ini.”
Dokter : “Iya kalau begitu, saya harapkan nantinya
discharge planning ini nantinya benar-benar
dilaksanakan kepada pasien dan pastikan jika
pasien juga sudah memahami apa yang harus
dilakukan di rumah.”
Perawat Primer : “Iya nanti akan diberikan leaflet yang berisikan
informasi penting bagi kelurga pasien.”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, jadi bagaimana bisa dipulangkan pasien
Kresna hari ini?”
Dokter : “Bisa. Pasien Kresna bisa pulang hari ini, saya
akan membuat surat ijin pulangnya dan resep
obat yang harus diberikan ke pasien.”
Kepala Ruangan : “Bu Padma, ini format discharge planning yang
sudah saya setujui dan bisa dilakukan pada
pasien Kresna ya. Bisa disiapkan untuk discharge
planningnyaa sekarang.”
Perawat Primer : “Baik bu, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu.
Bu Okta, tolong panggilkan keluarga Bapak
Kresna agar datang ke ruangan perawat
sekarang.”
Perawat pelaksana : “Baik, Bu.”
(Ruang tulip)
Perawat pelaksana : “Selamat Pagi, ibu. Bagaimana sarapannya?
Habis makannya bu?”
Pasien : “Habis suster. Pagi ini sudah makan banyak.”
Perawat pelaksana : “Bagus ya ibu. Berarti ibu sudah sembuh ya
sekarang dan tadi setelah dibicarakan dengan
Dokter, kata Dokter, ibu hari ini boleh pulang,
karena keadaan ibu sudah membaik dan semua
hasil pemeriksaan juga menunjukkan
peningkatan normal.Keluarga pasien bisa ikut
saya sebentar ke ruang perawat, karena ada
beberapa penjelasan terkait perencanaan pulang
ibu umi hari ini.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster.”
(Nurse Station)
Perawat primer :“Selamat pagi, Bu. Keluarganya ibu umi ya?”
Keluarga pasien : “Iya, suster.”
Perawat primer : “Begini Ibu, setelah dokter tadi melakukan
pemeriksaan terhadap ibu umi, dan dari hasil
tindakan keperawatan, kondisi ibu umi sudah
membaik dan sudah bisa dilakukan perawatan
dirumah.”
Keluarga Pasien : “Apa benar suster adik saya boleh pulang?”
Perawat primer : “Iya Ibu. Pasien sudah bisa pulang hari ini dan ini
resep obat yang harus ditebus dulu sebelum
pulang.”
Keluarga Pasien : “Baik suster.”
Perawat primer : “Begini Ibu sebelum nanti ibu umi pulang kami
akan memberikan penyuluhan. Jadi penyuluhan
ini penting nantinya untuk bapak jalani selama
pemulihan di rumah.Apa Ibu bersedia untuk
diberikan penyuluhan ini?”
Keluarga Pasien : “Saya setuju suster, jadi saya nantinya tahu yang
benar mengenai perawatan keluarga saya
dirumah.”
Perawat Primer : “Baiklah Ibu, nanti kami minta waktunya sebelum
pulang ya, untuk memberikan penjelasan cara
pemulihan kondisi ibu umi dirumah. Sekarang,
saya minta Ibu untuk memberikan form ini kepada
ibu umi agar ditandatangan ya, Bu. Form ini berisi
persetujuan Bapak Kresna untuk dilakukan
penyuluhan sebelum pulang.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster. Nanti akan saya berikan.Terima
kasih, sus.”

(Ruang tulip, Discharge Planning)


Perawat Primer : “Selamat Pagi bu, hari ini kami dari perawat ruang
tulip yang betugas pagi ini, akan memberikan
penyuluhan mengenai yang harus diperhatikan
selama ibu pemulihan dirumah. Sebelumnya ada
yang ingin ibu tanyakan dulu sebelum dimulai?”
Pasien dan Keluarga : “Tidak suster.”
Perawat Primer : “bu, nanti akan dijelaskan mengenai informasi-
informasinya, kemudian nanti akan ditanyakan
kembali dan diakhiri dengan pemberian leaflet
yang bisa dibawa pulang. Nanti yang akan
memberikan informasi adalah teman perawat
saya yang lainnya. Bagimana bu bisa dimulai
sekarang?”
Pasien dan Keluarga : “Bisa suster.”
Perawat pelaksana : “Selamat Pagi bu. Benar dengan ibu umi?”
Pasien : “Iya benar, suster.”
Perawat pelaksana : “Saya perawat mia bersama 2 orang teman saya
yang lainnya yaitu perawat erna dan lucky yang
pagi ini akan memberikan sedikit informasi
kepada ibu umi dan keluarga mengenai cara
perawatan Bapak dirumah nanti setelah ibu
pulang dari rumah sakit.Mungkin sebelumnya ibu
sudah tahu mengenai penyakit yang ibu alami?”
Pasien : “Saya menderita penyakit demam berdarah atau
DHF karena gigitan dari nyamuk, suster. Kurang
lebih itu yang saya tahu.”
Perawat pelaksana : “Ok, benar ya bu. Demam Berdarah Dengue
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue terutama menyerang anak-
anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak,
disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi
menimbulkan syok dan kematian.Demam yang
tinggi terjadi secara mendadak dan terus-
menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab yang
jelas). Cara untuk mengetahui seseorang
menderita DHF itu dengan cara melakukan cek
darah seperti yang sering Bapak lakukan selama
dirawat dimana yang dicari dari darah yaitu data
mengenai trombosit, hemoglobin dan hematokrit.
Ketiga hal itulah yang menentukan baik atau
buruknya kondisi ibu saat menderita DHF.
Pencegahan utama DHF dengan cara
menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk
demam berdarah. Inisiatif untuk menimbun
kolam-kolam air yang sudah tidak digunakan
(misalnya pot bunga), menguras bak mandi
setiap seminggu sekali, dan membuang hal-hal
yang dapat mengakibatkan terbentuknya sarang
nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk
menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit
demam berdarah, diantaranya:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan-
makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat
yang cukup.
2. Perhatikan kebersihan lingkungan tempat
tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras
bak mandi, menutup wadah yang dapat
menampung air, dan mengubur barang-
barang bekas yang dapat menjadi sarang
perkembangan jentik-jentik nyamuk.
3. Fogging atau pengasapan hanya akan
mematikan nyamuk dewasa, sedangkan
bubuk abate akan mematikan jentik pada air.
Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan
rantai perkembangbiakan nyamuk.Segera
berikan obat penurun panas untuk demam
apabila penderita mengalami demam atau
panas tinggi.
Sudahkah Bapak dan keluarga melakukan salah
satu atau mungkin keseluruhan dari cara
pencegahan yang saya sebutkan tadi?”
Pasien& Keluarga : “Belum, suster. Saya dan keluarga kurang
memperhatikan lingkungan sekitar rumah.”
Perawat pelaksana : “Nah, untuk itu kedepannya pencegahan yang
saya paparkan tadi bisa bapak terapkan,ya.”
Perawat pelaksana : “Selanjutnya saya akan menambahkan sedikit ya
pak.apakah ibu tahu bagaimana penanganan
awal untuk mengatasi demam saat-saat awal
terkena DHF?”
Pasien : “Tidak tahu, suster.”
Perawat pelaksana : “Nah, untuk penanganan awal saat demam bisa
dilakukan dengan cara melakukan kompres.
Selain itu, hal yang terpenting adalah istirahat
yang cukup apabila merasa lelah, karena virus
dengue ini menyerang sistem kekebalan tubuh
Bapak, nah apabila ibu kelelahan, virus tersebut
akan semakin mudah untuk berkembang dalam
tubuh ibu yang lemah. Setelah 1 minggu
mengalami DHF biasanya kondisi pasien kembali
normal namun masih lemah dan pucat. Oleh
karena itu, perawatan yang dapat diberikan
dirumah dalam kondisi pasien yang demikian,
yaitu:
1. Istirahat yang cukup pasca rawat
2. Banyak minum air putih 2000-2005 cc /hari
3. Makan seperti biasa tetapi bila terasa sakit
makan harus lunak
4. Makanan tidak terlau asam dan pedas
Seperti yang kita ketahui, lebih baik mencegah
daripada mengobati, dimana beberapa hal utama
yang perlu dilakukan dalam mencegah
penyebaran virus dengue, yaitu dengan
memperhatikan pencetus,misalnya (mengusulkan
kepada Ketua RT untuk melakukan fogging rutin,
lakukan 3 M (mengurus, menutup, mengubur),
jangan biarkan pakaian banyak di ruang istirahat
karena akan menyebabkan nyamuk bersarang
disana, gunakan kelambuh bila perlu, apabila
suhu tubuh tinggi ± 3hari langsung periksakan ke
dokter, minum obat sesuai aturan, dan kontrol
sesuai jadwal/1 minggu setelah pulang).Nah
Bapak, itu informasi yang dapat kami berikan
kepada Bapak dan keluarga. Mungkin diantara
Bapak atau Ibu ada yang bias menjelaskan
kembali apa itu DHF?”
Pasien : “DHF biasa disebut dengan demam berdarah
yaitu penyakit seperti demam tinggi selama 7 hari
yang disebabkan oleh virus dengue.”
Perawat pelaksana : “Sudah benar ya jawaban ibu umi. Kalau Ibu
mungkin biasa menyebutkan apa saja yang
perawatan yang dapat dilakukan dirumah?”
Keluarga Pasien : “Istirahat yang cukup, banyak minum air putih,
makan makanan yang lunak dan tidak boleh
asam ataupun pedas.”
Perawat pelaksana : “Sudah benar juga, ya Bu. Itu artinya ibu dan
keluarga sudah mampu untuk melakukan
perawatan dirumah.”
Perawat pelaksana : “ibu, Ibu sebelum saya akhiri, apakah ada
pertanyaan?”
Pasien : “Suster, kenapa saya tidak boleh makan
makanan pedas dan asam? Saya kan tidak
mengalami diare.”
Perawat pelaksana : “ibu tidak boleh makan makanan yang pedas dan
asam karena disini kondisi ibu umi belum pulih
sehingga kemungkinan untuk mengalami demam
lagi itu bisa terjadi apabila ibu makan
sembarangan dan menyebabkan gangguan pada
pencernaan. Jadi, tidak diperkenankan untuk
makan makanan pedas dan asam.Ada lagi yang
ingin ditanyakan?”
Pasien & Keluarga : “Tidak ada, suster.”
Perawat pelaksana : “Baik, kalau tidak ada, ini saya bagikan leaflet
kepada ibu dan Ibu. Isinya kurang lebih sama
dengan apa yang saya jelaskan tadi, dan saya
harap ini dapat menjadi bahan bacaan bagi ibu
dan keluarga dalam melakukan perawatan
dirumah. Form discharge planning yang tadi
diberikan bisa diberikan kepada saya, Bu. Baik,
sekian dari kami, terima kasih atas kerjasamanya,
semoga lekas sembuh, dan ingat untuk kontrol
kesehatan 1 minggu lagi, ya bu. Selamat pagi.”
Pasien & Keluarga : “Selamat pagi, suster.”
LAMPIRAN DOKUMENDASI

1. Cuci Tangan
2. Timbang Terima
3. Supervisi
4. Discharge Planing

Anda mungkin juga menyukai