Bab Iii
Bab Iii
PERENCANAAN
B. Timbang Terima
Timbang terima pasien (Operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (Laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dilakukan belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer ke perawat
penanggung jawab secara tulisan dan lisan. Timbang terima di ruangan mawar merah
barat telah dilakukan setiap pergantiaan shift.
Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya. Hal ini
dilakukan untuk perbaikan pada masa yang akan datang sehingga timbang terima
menjadi bagian penting dalam menggali permasalahan pasien sehari-hari
1. Masalah
Timbang terima sudah dilakukan tetapi belum optimal.
a). Materi timbang terima tidak berfokus pada masalah keperawatan hanya
menyebutkan nama, tanggal lahir, nomor RM, diagnose medis, tindakan yang telah
dan akan dilakukan.
b). Alur dan proses timbang terima belum sesuai dengan prosedur SAP.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat Ruang Tulip 3
Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan klien dengan baik sehingga kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien dapat dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.
b. Tujuan khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Target
Menentukan penanggung jawab timbang terima untuk tiap-tiap shift.
1. Melibatkan PJ Unit, Ners Primer dan Ners Associate Ruang Tulip 3 Timur
RSUD Kabupaten Sidoarjo dalam pelaksanaan timbang terima
2. Mendokumentasikan kegiatan timbang terima masing – masing shift
4. Pengorganisasian
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan roleplay timbang terima mulai dilaksanakan pada tanggal 25-30
Januari 2021 oleh mahasiswa praktik profesi manajemen keperawatan di Ruang
Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
b. Rencana strategi
1) Menyusun materi timbang terima
2) Membuat format timbang terima dan juknis
3) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan
4) Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.
Situation
Background
Riwayat keperawatan
Rekomendation:
tindakan yang sudah,
dilanjutkan, stop,
modifikasi, startegi baru
Gambar Alur timbang terima yang diterapkan dalam praktik profesi manajemen keperawatan Ruang Tulip 3
Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo.
c. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
Rencana kegiatan timbang terima sebelum pelaksanaan dibawah tanggung jawab
masing-masing
2) Evaluasi proses
Kegiatan timbang terima berjalan sesuai dengan rencana
3) Evaluasi hasil
Perawat ruangan melakukan timbang terima dengan benar.
b. Hambatan
Keterbatasan pengetahuan mahasiswa yang sedang praktik stage manajemen tentang
pelaksanaan timbang yang baik dan benar.
c. Dukungan
1) Pembimbing lahan memberikan pengarahan dalam pelaksanaan roleplay dan
memberi masukan-masukan.
2) Adanya kerjasama dari pasien dan keluarga dalam pelaksanaan timbang terima
terutama dalam kegiatan validasi ke pasien
C. Supervisi
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan roleplay supervisi dilakukan pada tanggal 25-30 Januari 2021
b. Tujuan
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, diharapkan di Ruang Tulip 3
Timur mampu menerapkan supervisi injeksi intra vena secara optimal.
c. Materi supervisi
Pemberian obat melalui selang intravena (IV bolus).
d. Hambatan
Kurangnya koordinasi dan persiapan anggota roleplay, tidak tersediannya media
penilaian tindakan.
e. Dukungan
Adanya kerjasama antar anggota dalam pelaksanaan roleplay supervisi.
D. Discharge planning
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada tanggal 25-30 Januari
2021 dilaksanakan pada pasien yang berencana diperbolehkan untuk pulang.
Dokter melakukan visite pada pasien untuk memastikan keadaan pasien dan
memberikan advis pasien untuk pulang, perawat primer melakukan persiapan
berkas untuk pasien pulang dan memberikan form persetujuan untuk
ditandatangani oleh keluarga pasien. Pasien dan keluarga dipanggil untuk
mengurus persyarat pulang di ners station. Keluarga pasien diberikan KIE
tentang penyakit yang diderita anggota keluarga.
b. Evaluasi
Terdapat kekurangan yaitu tertukar urutan SOP saat pelaksanaan discharge
planning.
c. Hambatan
Kurangnya media leaflet yang akan diberikan pada keluarga dan pasien disaat
diberikan KIE.
d. Dukungan
Team harus lebih bekerja sama dan kooperatif saat role play dilakukan.
Perencanaan Pulang
Lain-Lain
Penyelesaian administrasi
KIE
Pencegahan DHF
E. Dokumentasi
Dokumentasi juga dapat menjadi media koordinasi perawatan untuk menilai
kedisiplinan antar tim. Pada taraf klien maka standar dokumentasi dapat menyampaikan
secara jelas tentang riwayat klien. Dokumentasi keperawatan juga dapat sebagai
tanggung gugat perawat (nursing accountability) untuk melindungi klien Hannah, et al,
(2015). Perawat memiliki kontribusi penting terhadap catatan klinis dan keperawatan
klien. Dokumentasi keperawatan harus objektif dan dapat memastikan kondisi klien serta
apa yang terjadi pada klien secara akurat. Apabila terdapat tuntutan legal, maka catatan
keperawatan dapat menunjukkan alasan yang bijaksana serta dapat dipetakan kenapa
melakukan tindakan tersebut (Moyet, 2009).
Secara keseluruhan dokumentasi di ruang Tulip 3 Timur telah berjalan dengan
baik, dan ada form pendokumentasian yang baku yang digunakan diruangan, namun
pendokumentasian yang dilakukan belum secara lengkap. Hal ini sering terjadi jika BOR
ruangan meningkat yang mempengaruhi waktu perawat untuk melakukan dokumentasi.
Setiap perawat yang sedang bertugas dapat mengatur waktu pemberian asuhan kepada
pasien dan melakukan dokumentasi hasil pemberian asuhan. Peran kepala ruangan
juga diperlukan untuk mengingatkan perawat tentang pentingnya dokumentasi
keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN DAN EVALUASI
A. MAN (M1)
1. Persiapan
Tabel 1.1. Persiapan Kegiatan M1
No Kegiatan Tanggal
1 Melakukan pembuatan jadwal sift 25 januari 2021
harian
2 Pembuatan struktur organisasi 26 januari 2021
mahasiswa ners
3 Melakukan pembuatan jadwal peran 27 januari 2021
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan implementasi dilaksanakan mulai tanggal 30 Januari 2021. Berikut
merupakan struktur ruangan, jumlah ketenagaan, BOR, tingkat ketergantungan pasien
dan kebutuhan tenaga perawat serta ALOS, antara lain :
1) Struktur organisasi ruangan
Dari hasil observasi kelompok tentang model asuhan keperawatan professional
(MAKP) yang digunakan di ruang Tulip 3 Timur adalah MAKP jenis modular, yang
dipimpinoleh kepala ruangan dibantu oleh perawat primer dan perawat pelaksana.
Kepala Ruangan
b. Tenaga/SDM
KETUA
MAHMUD JAMALUDDIN
SEKRETARIS I
MIRIAM BAERSADY
SEKRETARIS II
Erna Yasin
Tabel 2.13 BOR di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo bulan Januari 2021
tanggal 25 – 30 Januari 2021
No
Hari ke- Perhitungan BOR
.
1. 25 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 1)
2. 26 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 2)
3. 27 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 3)
4 28 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 4)
5 29 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 5)
6 30 Januari 2021 BOR = 4 / (4x1hari) x 100% = 100%
(Hari 6)
Sumber: Data Primer (2021)
Tabel 2.1 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 januari 2021 (hari ke-1)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 6x0,17=1,02 6x0,14=0,14 6x0,07=0,42
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,96 0,74 0,82
Sumber: Data Primer (2021)
Total tenaga perawat: Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari:
Pagi : 5 orang
86x3 = 258 = 0,92 atau 1 orang
279 279
Sore : 4 orang
9 orang
Tabel 2.2 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 januari 2021 (hari ke-
2)
Tabel 2.3 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 25-30 Januari 2020 (hari ke-3)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 5x0,17=0,85 5x0,14=0,7 5x0,07=0,35
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,3 1x0,20=0,20
0
Jumlah 4 1,75 1,3 0,75
Sumber: Data Primer (2020)
Tabel 2.4 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 4 januari 2020 hari ke-4)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 3x0,17=0,51 3x0,14=0,42 3x0,07=0,21
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,41 1,02 0,61
Sumber: Data Primer (2020)
Tabel 2.5 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 5 Januari 2020 (hari ke-5)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 2x0,17=0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,24 0,88 0,54
Sumber: Data Primer (2020)
Tabel 2.7 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
Douglas di Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo 6 Januari 2020 (hari ke-6)
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Ketergantungan Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 1 6x0,17=1,02 6x0,14=0,14 6x0,07=0,42
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
Jumlah 4 1,96 0,74 0,82
Berdasarkan hasil diatas yang telah dihitung menurut Douglas, jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan rata-rata dalam 1 hari yaitu 13 orang dengan rincian
sebagai berikut:
a. Shift pagi
Dibutuhkan 5 orang perawat yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan 1
orang Perawat primer dan 3 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur,
jumlah perawat yang bertugas pada dinas pagi adalah 5 orang yaitu 1 orang
kepala ruangan 1 orang PP dan 3 orang perawat pelaksana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
b. Shift siang
Dibutuhkan 4 orang perawat yang terdiri dari 1 orang perawat
penanggung jawab sift dan 3 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3
timur, jumlah perawat yang bertugas pada dinas siang adalah 4 orang yaitu 1
orang perawat penanggung jawab sift, dan 3 orang perawat pelaksana.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
c. Shift malam
Dibutuhkan 3 orang perawat yang terdiri dari 1 orang pearwat
penanggung jawab dan 2 orang perawat pelaksana. Pada ruang tulip 3 timur,
jumlah perawat yang bertugas pada dinas malam adalah 4 orang yaitu 1 orang
perawat penanggung jawab dan 3 perawat pelaksana. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian tenaga perawat.
d. Libur
Jumlah perawat yang libur pada hari efektif (senin-sabtu) yaitu 6 orang
perawat, sedangkan pada hari minggu dan hari besar terdapat 4 orang perawat
(1 orang kepala ruangan, 1 orang perawat primer dan 2 orang perawat
pelaksana)
e. Luaran
Luaran merupakan hari lepas dinas perawat sebelum dinas perawat
setelah melakukan dinas malam.
f. Cuti
Terdapat 2 orang perawat yang cuti saat dilakukan pengkajian (24-26
desember 2019) yaitu 1 kepala ruangan dan 1 perawat primer.
B. MATERIAL (M2)
1. Permasalahan
Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana atau alat-alat medis
yang rusak dan kurang seperti kursi roda dan fasilitas pasien yaitu 3 bed rusak.
2. Perencanaan
Koordinasi dengan petugas terkait untuk perbaikan barang yang rusak.
3. Evaluasi
Sudah terperincinya daftar sarana dan prasarana yang akan dibeli sesuai kebutuhan
untuk satu tahun yang akan datang.
4. Dukungan dan hambatan
a. Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari BLUD, APBN dan APBD
b. Kegiatan ini dilakukan di ruangan sehingga mahasiswa hanya mengobservasi
C. METHODE (M3)
1. Persiapan
ii. Menggunakan MAKP primer
iii. Pembentukan Organisasi
iv. Pembuatan jadwal sift
2. Pelaksanaan
a. Melakukan Role Play
1) Timbang Terima : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Machmud Jamalludin
2) Supervisi : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Crispina Melsadalim
3) Discharge Planning : 30 Januari 2021
Penanggung Jawab : Lucky Lospalos
b. Hambatan
a. Keterbatasan pengetahuan mahasiswa tentang manajemen keperawatan
membuat roleplay masih kurang sempurna.
b. Beberapa lembar dokumentasi yang belum lengkap.
c. Beberapa roleplay yang belum sesuai dengan SOP.
d. Kurangnya koordinasi antar anggota roleplay sehingga miss komunikasi.
b. Dukungan
1. Tersedianya ruangan khusus untuk mahasiswa keperawatan sehingga roleplay
dapat dilakukan secara maksimal.
2. Perawat ruangan membantu memberikan masukan dan saran yang membantu
pelaksanaan roleplay keperawatan.
3. Rekan sejawat membantu mengingatkan data yang kurang lengkap.
B. MONEY (M4)
Mahasiswa hanya melakukan pengkajian tidak melakukan implementasi karena m4
merupakan kebijakan rumah sakit.
C. MUTU (M5)
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standart kode etik profesi (Nursalam, 2015).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi
salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan dimata masyarakat. Hal ini
terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling
depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, kesengsaraan yang di alami pasien
dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah
pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang di dapat dengan keinginan,
kebutuhan dan harapan (Tjiptono,2004).
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses,
dan outcome system pelayanan rumah sakit. Secara umum aspek penilaian meliputi
evaluasi, dokumentasi, instrumen, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2015). Menurut Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (2018) dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
pasien dan menjamin keselamatan pasien maka rumah sakit perlu mempunyai program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja
di rumah sakit.
a. Pelaksanaan
a. Phlebitis
Penilaian phlebitis dilakukan pada periode 25-30 Januari 2021 di kamar kelolaan
yaitu A, B dan C dengan instrumen VIS (Visual Infussion Score). Berdasarkan hasil
penilaian tersebut didapatkan rata-rata dari jumlah pasien selama pengkajian tidak
mengalami phlebitis dengan hasil sebagai berikut :
PHLEBITIS TANGGAL 25 - 30 JANUARI 2021
13% 13%
13%
Hari ke 1
21% Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
Hari ke 5
Hari ke 6
21%
21%
b. Dekubitus
Penilaian dekubitus dilakukan pada tanggal 25-30 januari 2021. Berdasarkan
hasil penilaian tersebut didapatkan bahwa selama pasien dirawat tidak ada yang
mengalami dekubitus.
14% 14%
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
Hari ke 5
Hari ke 6
23% 23%
c. Resiko jatuh
Penilaian risiko jatuh umumnya ada pada setiap status pasien dan sudah
diisi secara rutin setiap hari. Berdasarkan hasil data pada tanggal 25-30
Januari 2021 didapatkan data insiden pasien jatuh selama perawatan rawat
inap di Rumah Sakit mencapai target 0%.
Tabel Insiden pasien jatuh selama perawatan di Ruang Tulip 3 Timur pada
tanggal 25-30Januari 2021
Hari ke 1
11% Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
18%
Hari ke 5
Hari ke 6
18% 18%
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ketenagaan (M1)
Untuk Ruang Tulip 3 Timur RSUD Kabupaten Sidoarjo Disarankan agar dapat dilakukan
penambahan tenaga kerja disesuaikan dengan jumlah pasien kelolaan dan beban kerja
perawat.
3. Methode (M3)
1. Penerimaan Pasien Baru
Mempertahankan penggunaan metode Penerimaan pasien baru yang sudah ada.
2. Sentralisasi Obat
Mempertahankan pemberian obat (oral, injeksi, topical) yang diberikan etiket pada
masing-masing obatnya dan tanda tangan pada lembar medikasi.
3. Timbang Terima
Mempertahankan penggunaan metode timbang terima yaitu melakukan validasi ke
pasien dengan membawa buku operan antar shift dan serta dilanjutkan diskusi di
ruang perawat.
4. Supervisi
Mahasiswa praktik manajemen keperawatan periode selanjutnya dapat
bekerjasama dengan perawat ruangan dalam pembuatan jadwal supervisi.
5. Ronde Keperawatan
Menentukan tim ronde keperawatan secara bergantian agar seluruh perawat
ruangan berkontribusi dalam pelaksanaan ronde keperawatan guna
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.
6. Discharge planning
Discharge planning sebaiknya dilakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan berupa media booklet yang bersifat general (umum) sesuai masalah
pasien untuk digunakan pada saat penerimaan pasien baru dan selama
perawatan. DP sebaiknya dilakukan dengan memberikan leaflet pada pasien
yang pulang.
7. Dokumentasi
Peningkatkan supervisi terhadap kegiatan pendokumentasian asuhan
keperawatan di rekam medis.
4. Mutu (M5)
a. Mutu pelayanan diruang mawar merah barat sudah terlaksana dengan baik dan
sudah sesuai Standart Operasional Prosedur.
b. Meningkatkan edukasi terkait cuci tangan dan meningkatkan jadwal supervisi
terhdap komponen mutu , dokumentasi, dan ketepatan pemberian obat
B. Saran
1. Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
Dapat meningkatkan dalam upaya pembaharuan data dan
pengadaan barang yang digunakan oleh tenaga keperawatan untuk
meningkatkan pelayanan rumah sakit yang lebih baik.
2. Institusi STIKes Widyagama Husada Malang
Kerjasama dan dukungan yang diberikan kepada perawat RSUD
maupun mahasiswa yang melalakukan studi profesi ners khusunya stase
manajemen lebih di tingkatkan dan diperbaiki agar tidak menimbulkan
kesimpangsiuran. Kinerja pembimmbing institusi harus di pantau secara
maksimal sehingga komunikasi antara pembimbing institusi dan
pembimbing lahan tidak miskomunikasi perihal perkembangan
mahasiswa.
3. Perawat Tulip 3
Meningkatkan hubungan antar perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga pasien dapat
terjalin dengan baik, tumbuh dan terbinanya akuntasitas dan disiplin diri
perawat, serta meningkatkan profesionalisme dalam menerapkan asuhan.
4. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan kerjasama dan
tanggung jawab dalam pembagian dan mengerjakan tugas yang telah di
berikan upaya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
1.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 1, Edisi
4, EGC, Jakarta
TIMBANG TERIMA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL No. Dokumen No.Revisi
Tanggal Terbit
3 oktober 2019
Narasi : timbang terima dilakukan setiap pergantian sift pagi, siang dan malam
1. Pre Konferen
Nurse Station
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita
melakukan operan, marilah kita ucapkan puji
syukur atas kehadirat Allah swt. karena rahmat
serta karunianya lah kita dapat berkumpul disini.
Pada siang hari ini hari sabtu tanggal 30 januari
2021 pukul 14 : 00 akan dilakukan kegiatan operan
yang rutin kita lakukan setiap pergantian shift.
Kepada perawat pelaksana yang dinas pagi
dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas
sore. Dan untuk masing-masing ketua tim saya
persilahkan memvalidasi data yang sudah ada
untuk merencanakan tindakan keperawatan
selanjutnya.
Dan begitu juga pada perawat pelaksana tim 2 melaporkan keadaan pasien saat
ini
PP Tim 2(Pagi) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk kesempatan
yang diberikan Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi Pasien
Saat Ini, Jumlah Pasien Dari Tim 1 Saat Ini Adalah 3
orang Dengan Tingkat Ketergantungan Parsial care 2 orang dan
Total care 1 orang. Identitas Pasien Yang Pertama Nama Tn.R,
umur 50 tahun, Tingkat Ketergantungan partial care. Diagnosa
Medis Fraktur Femur 1/3 distal. Keadaan Umum Pasien
lemah TTV
PRA SUPERVISI
Karu menyampaikan kepada PP terkait jadwal supervisi yang akan dilakukan
kepada PA. Karu selanjutnya mendelegasikan kepada PP untuk mensupervisi
PA.
Sesuai jadwal yang ada, pada pagi ini Hari sabtu 30 januari 2021 pukul
08.00 akan dilakukan supervisi dari PP (risna) kepada PA (erna) mengenai
proses pengambilan darah vena kepada Tn. X
SUPERVISI
Sebelum melakukan tindakan pengambilan darah vena, perawat pelaksana
menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk tindakan. PP pengawasi PA dalam
proses persiapan alat, dan mengecek kembali peralatan yang sudah
dipersiapkan oleh PA. Karu menyaksikan jalannya supervisi yang sudah
didelegasikan kepada PP dari kejauhan.
Persiapan Alat :
1. Baki
2. Spuit dan jarum steril sesuai kebutuhan
3. Kapas steril dan alkohol swab
4. Karet pembendung
5. Perlak untuk pengalas
6. Wadah untuk tempat pemeriksaan
7. Tempat sampah medis
8. Bengkok
9. Sarung tangan
10. Label
PA : Selamat pagi Pak, saya Ners erna yang bertugas pada hari ini,
dengan bapak siapa namanya? (sambil melihat gelang pasien
untuk memastikan identitas pasien)
Px : Saya Tn X Ners.
PA : Selamat pagi Tn X. bagaimana kabarnya hari ini??
Px : Keadaan saya hari ini baik Ners.
PA : Alhamdulillah kalau begitu Pak, sesuai dengan jadwal, hari ini
bapak akan diperiksa darahnya, hal ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perkembangan klinis bapak, Bagaimana
Pak, apakah Bapak bersedia untuk diambil darahnya?
Px : Iya Ners saya mau, silahkan Ners
PA : (Mendekatkan peralatan ke samping pasien).
Beberapa saat kemudian PA melakukan proses pengambilan
darah vena
PA : Pak, apabila terasa sakit, bapak tarik nafas dalam ya..
Px : Iya Ners
No
Tindakan yang harus dilakukan perawat
2 Mengidentifikasi pasien
3 Menjelaskan tujuan pengambilan darah vena
4 Menjelaskan prosedur pengambilan darah vena
5 Menyatakan kesiapan pasien
6 Melakukan cuci tangan, lalu pakai handschon
7 Meraba vena yang akan di tusuk
Siapkan peralatan. Mendekatkan alat
8
Memasang alas pada lokasi yang akan diambil sampel
9
darah
10 Memasang karet pembendung
11 Menyarankan pasien mengepalkan tangannya
Mendesinfeksi tangan yang akan di tusuk dengan alkohol
12
swab
Menusukkan jarum spuit pada intravena dan mengambil
13
darah sesuai kebutuhan
Lepaskan karet pembendung, jarum dicabut, bekas
14
tusukan diberi kapas dan ditekan
Masukkan darah pada wadah yang sudah diberi label
15
terlebih dahulu
16 Buang sampah terkontaminasi sesuai dengan jenisnya
17 Lepaskan sarung tangan
18 Cuci tangan
19 Dokumentasi
Saat pengambilan darah PP menilai kinerja PA, baik dari segi komunikasi
(dengan identifikasi pasien) sampai dengan tindakan yang dilakukan serta alat-
alat yang digunakan serta dokumentasi
Setelah tindakan pengambilan darah :
PA : Bagaimana Pak perasaannya setelah diambil darah?, apakah
Bapak merasa sakit? (sambil mengamati ekspresi pasien)
Px : Tidak Ners.
PA : Baiklah Bapak, pengambilan darahnya sudah selesai. Jika ada
keperluan, bapak bisa memanggil saya ya pak.
Px : Baik Ners, terima kasih ya
PA : Iya sama-sama Pak, kalau begitu saya permisi dulu ya Pak,
Selamat pagi.
Px : Iya Ners, selamat pagi
POST SUPERVISI
Saat semua tindakan telah dilakukan, PP memanggil PA untuk dilakukan
evaluasi proses pengambilan darah vena kepada Tn.X.
PP : Selamat pagi Ners erna. Kita akan melakukan evaluasi tindakan
pagi hari ini. Saya akan menjabarkan hasil supervisi atau
penilaian yang telah saya buat tentang proses tindakan
pengambilan darah vena oleh ners erna. Bagaimana Ners erna
pada saat tindakan pengambilan darah vena tadi, apakah ada
yang kurang atau belum dilakukan? Mulai dari identifikasi pasien
hingga pendokumentasian pengambilan darah vena?
PA : Saya rasa tidak ada Ners risna
PP : Saya boleh memberikan pendapat ataupun pertanyaan, Ners
erna?
PA : Iya silahkan Ners risna
PP : Bagaimana untuk prinsip pengambilan darah vena tadi ? Saat
sebelum ke pasien apakah telah melakukan proses
identifikasi pasien dan menyampaikan maksud dari tindakan?
PA : Menurut saya sudah benar prinsip yang saya gunakan tadi,
dengan sebelumnya mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
baru menyentuh pasien untuk pengambilan darah vena.
Saya juga telah memastikan bahwa pasien ini benar yang akan
dilakukan pengambilan darah vena dengan melakukan proses
identifikasi pasien terlebih dahulu dan sudah menyampaikan
maksud dilakukan pengambilan darah vena.
PP : Baiklah Ners, semua tindakan yang Ners erna lakukan
tadi sudah baik dan benar, mulai dari awal mempersiapkan alat,
identifikasi pasien serta obat, komunikasi yang baik, saat proses
tindakan sudah benar sesuai SOP, serta mendokumentasikannya
dalam catatan integrasi keperawatan (RM) sudah dilakukan
dengan baik dan lengkap, anda juga sudah menuliskan semua
tindakan dalam form SOAP. Selamat, semoga Ners erna dapat
mempertahankan kinerja baiknya ini kedepannya
PA : Iya, baik Ners risna, terimaksih atas penilaiannya hari ini dan
pujiannya.
PP : Baiklah, kegiatan supervisi ini nantinya akan dilakukan secara
berkala kepada perawat-perawat diruangan ini. Agar perawat
lainnya juga bisa menyiapkan dan melaksanaakan dengan baik.
PA : Iya Ners
PP : Baiklah, sekarang Ners erna bisa kembali ke ruangan untuk
bertugas. Selamat pagi.
PA : Baik, sama-sama Ners. selamat pagi.
Perawat Primer dan Kepala Ruangan sedang berdiskusi perihal hasil evalusi
pagi.
IV KONTRAINDIKASI -
Nama :
Jenis Kelamin :
Bagian : Bagian :
A. Kontrol
a. Waktu :
b. Tempat :
B. Lanjutan keperawatan di rumah
Situbondo, 2014
Pasien/Keluarga Perawat
(..................................)
(..................................)
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN DISCHARGE PLANNING
9. Tanggal atau tempat kontrol ( diisi sesuai tempat dan kontrol ketika pasien
kontrol)
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya ( diisi sesuai obat yang dibawa
pulang aturannya, dosisnya, jumlahnya).
13. Aktivitas dan istirahat ( diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya dan
istirahatnya dirumah).
15. Lain-lain (diisi hal diluar ketentuan diatas misalnya obat-obat yang distop atau
dihentikan).
Skenario Discharge Planning
Peran
Dokter :Candra
Kepala Ruangan : Mahmud Jamaluddin
Perawat Primer : Yustina Mete
Crispina Melsadalim
Perawat Pelaksana : Mia, Lucky, Erna.
Pasien : Umi Kulsum
Keluarga Pasien :Sarciany
Tugas
Dokter : Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk
mendiagnosa penyakit pasien secara tepat dan
memberikan terapi secara tepat dan cepat.
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan
bagi pasiennya.Membina keluarga pasien untuk
berpartisipasi dalam upaya peningkatan tarah
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
dan rehabilitasi.
Kepala Ruangan : Membuka acara discharge planning kepada
pasien. Menyetujui dan menandatangani format
discharge planning.
Perawat Primer : Membuat rencana discharge planning, membuat
leaflet dan kartu discharge planning, memberikan
konseling, memberikan pendidikan kesehatan,
menyediakan format discharge planning,
mendokumentasikan discharge planning,
melakukan agenda discharge planning (pada
awal perawatan sampai akhir perawatan).
Perawat pelaksana : Ikut membantu dalam melaksanakan discharge
planning yang sudah direncanakan.
Pasien : Pasien menderita DHF (Dengue High Fever) dan
sudah menjalani hospitalisasi rumah sakit selama
seminggu. Dari hasil pemeriksaan, pasien
dikatakan boleh menjalani pengobatan di rumah
dan direncanakan menerima discharge planning
dari perawat ruangan.
Keluarga Pasien : Menjaga, merawat dan mendampingi pasien
selama perawatan dirumah sakit. Ikut
berpartisipasi dalam discharge planning yang
diberikan perawat.
(Ruang Perawat)
Di ruang perawat, dokter, kepala ruangan, wakil kepala ruangan, perawat primer
dan perawat pelaksana berdiskusi mengenai keadaan pasien Kresna dan
rencana pemberian terapi selanjutnya.
Kepala Ruangan : “Dok, mengenai pasien umi, apa sebaiknya bisa
direncanakan untuk pulang saja, dari hasil
observasi yang dilakukan perawat, kondisi pasien
semakin hari semakin membaik dan dari hasil lab
juga sudah menunjukkan peningkatan. Trombosit
dan hematokritnya juga sudah normal.Sebaiknya
apa tidak direncanakan pulang saja?”
Dokter : “Tadi juga saya sudah melihat hasil labnya
memang menunjukkan peningkatan dan bisa
dikatakan normal, tapi menurut saya sebaiknya
jangan dipulangkan dulu untuk lebih memastikan
keadaannya.”
Kepala Ruangan : “Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien
sudah bisa membaik, intervensi keperawatan
yang diberikan juga sudah tercapai, dan hanya
perlu untuk lebih banyak istirahat dan pemulihan
saja di rumah.”
Dokter : “Tapi bagaimana nanti dengan keadaan pasien
jika muncul demam lagi? Menurut saya pasien ini
masih sedikit lemas dan masih perlu menjalani
hospitalisasi, kita tunggu sampai besok saja.”
Perawat Primer : “Maaf Dok, sebelumnya pada intinya pasien
hanya memerlukan isitrahat saja yang cukup
untuk memulihkan kembali kondisi kesehatannya,
dan menurut kami itu bisa dilakukan dirumah,
mengingat pasien juga seorang mahasiswa yang
pastinya juga dia merasa tidak betah di rumah
sakit lama-lama.”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, mengenai penanganan demam yang
nantinya jika muncul lagi, kita sudah
merencanakan discharge planning. Discharge
planning ini nantinya akan diberikan edukasi
kepada pasien mengenai yang perlu diperhatikan
di rumah nantinya. Jika nanti, demam pasien
muncul lagi, akan diajarkan dengan teknik
kompres hangat dan pemberian terapi obat. Minta
bantuan keluarga untuk selalu memperhatikan
keadaan pasien.”
Perawat Primer : “Iya Dok, discharge planning ini nantinya akan
diberikan oleh perawat-perawat yang bertugas
hari ini.”
Dokter : “Iya kalau begitu, saya harapkan nantinya
discharge planning ini nantinya benar-benar
dilaksanakan kepada pasien dan pastikan jika
pasien juga sudah memahami apa yang harus
dilakukan di rumah.”
Perawat Primer : “Iya nanti akan diberikan leaflet yang berisikan
informasi penting bagi kelurga pasien.”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, jadi bagaimana bisa dipulangkan pasien
Kresna hari ini?”
Dokter : “Bisa. Pasien Kresna bisa pulang hari ini, saya
akan membuat surat ijin pulangnya dan resep
obat yang harus diberikan ke pasien.”
Kepala Ruangan : “Bu Padma, ini format discharge planning yang
sudah saya setujui dan bisa dilakukan pada
pasien Kresna ya. Bisa disiapkan untuk discharge
planningnyaa sekarang.”
Perawat Primer : “Baik bu, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu.
Bu Okta, tolong panggilkan keluarga Bapak
Kresna agar datang ke ruangan perawat
sekarang.”
Perawat pelaksana : “Baik, Bu.”
(Ruang tulip)
Perawat pelaksana : “Selamat Pagi, ibu. Bagaimana sarapannya?
Habis makannya bu?”
Pasien : “Habis suster. Pagi ini sudah makan banyak.”
Perawat pelaksana : “Bagus ya ibu. Berarti ibu sudah sembuh ya
sekarang dan tadi setelah dibicarakan dengan
Dokter, kata Dokter, ibu hari ini boleh pulang,
karena keadaan ibu sudah membaik dan semua
hasil pemeriksaan juga menunjukkan
peningkatan normal.Keluarga pasien bisa ikut
saya sebentar ke ruang perawat, karena ada
beberapa penjelasan terkait perencanaan pulang
ibu umi hari ini.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster.”
(Nurse Station)
Perawat primer :“Selamat pagi, Bu. Keluarganya ibu umi ya?”
Keluarga pasien : “Iya, suster.”
Perawat primer : “Begini Ibu, setelah dokter tadi melakukan
pemeriksaan terhadap ibu umi, dan dari hasil
tindakan keperawatan, kondisi ibu umi sudah
membaik dan sudah bisa dilakukan perawatan
dirumah.”
Keluarga Pasien : “Apa benar suster adik saya boleh pulang?”
Perawat primer : “Iya Ibu. Pasien sudah bisa pulang hari ini dan ini
resep obat yang harus ditebus dulu sebelum
pulang.”
Keluarga Pasien : “Baik suster.”
Perawat primer : “Begini Ibu sebelum nanti ibu umi pulang kami
akan memberikan penyuluhan. Jadi penyuluhan
ini penting nantinya untuk bapak jalani selama
pemulihan di rumah.Apa Ibu bersedia untuk
diberikan penyuluhan ini?”
Keluarga Pasien : “Saya setuju suster, jadi saya nantinya tahu yang
benar mengenai perawatan keluarga saya
dirumah.”
Perawat Primer : “Baiklah Ibu, nanti kami minta waktunya sebelum
pulang ya, untuk memberikan penjelasan cara
pemulihan kondisi ibu umi dirumah. Sekarang,
saya minta Ibu untuk memberikan form ini kepada
ibu umi agar ditandatangan ya, Bu. Form ini berisi
persetujuan Bapak Kresna untuk dilakukan
penyuluhan sebelum pulang.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster. Nanti akan saya berikan.Terima
kasih, sus.”
1. Cuci Tangan
2. Timbang Terima
3. Supervisi
4. Discharge Planing