Anda di halaman 1dari 3

WIRAUSAHA

Badai krisis ekonomi yang menimpa Indonesia telah terlewati. Negara ini mampu
melewati krisis tersebut salah satunya disebabkan tingginya tingkat konsumerisme yang
berbanding lurus dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar. Berbeda dengan China
dan India yang bukan hanya disebabkan banyaknya penduduk saja melainkan disokong
oleh kekuatan wirausaha masyarakatnya. Indonesia dengan potensi yang ada perlu
membangun jiwa wirausaha ini pada masyarakatnya. Schumpeter mengatakan dalam
teori pertumbuhan ekonomi bahwasanya entrepreneur atau wirausaha adalah penggerak
ekonomi kapitalistik. Entah bagaimana nasib perekonomian Indonesia bila hanya
berkonsentrasi pada kemenangan jumlah penduduk, tetapi kalah secara mental ekonomi.
Jiwa-jiwa wirausaha haruslah tertanam pada setiap benak masyarakatnya. Sebuah
pengistilahan wawasan wirausaha perlu didengungkan sebagaimana halnya kita bangga
dengan wawasan nusantara. Dalam wawasan kewirausahaan ini kita harus mengenal
serta dapat membedakan empat aspek dasarnya. Pertama, wirausaha pada hakikatnya
adalah kemampuan berusaha secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain serta
rangguh menghadapi cobaan. Makna wirausaha lebih mendalam yaitu berkenaan
dengan sikap mental manusia, rasa percaya diri, efisiensi wakyu, kreativitas, ketabahan,
keuletan, kesungguhan, dan moralitas dalam menjalankan usaha mandiri yang tujuanya
adalah untuk mempersiapkan tiap individu maupun masyarakat untuk dapat hidup lebih
layak. Kedua, kewirausahaan adalah sebuah proses dimana orang-orang berpikir untuk
mengejar berbagai peluang, memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan berdasar pada
sumber daya yang dimiliki saat ini. Ketiga, wirausahawan (enterpreneur)  adalah
mereka yang mereka yang mampu menggerakan perekonomian masyarakat untuk maju,
termasuk juga mereka yang berani mengambil resiko,mengatur kegiatan, mengelola
modal atau sumber daya yang dimiliki,dan mereka yang memilki respon kreatif dan
inovatif terhadap peluang yang ada. Keempat, pengusaha adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk mengubah sumber-sumber ekonomis menjadi suatu usaha yang
menguntungkan. Untuk membangun wawasan ini sebenarnya pemerintah telah memulai
sejak dini dengan diawali instruksi presiden No 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni tentang
Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Inpres ini
mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan Bangsa Indonesia untuk
mengembangkan program-program kewirausahaan. Konsep ini baik untuk menunjang
lahirnya para wirausaha muda di Indonesia. Paradigma pengusaha lahir dari keluarga
pengusaha telah tertanam kuat sehingga sebagian masyarakat tidak memiliki wawasan
yang luas tentang kewirausahaan. Penanaman wawasan ini dilakukan dengan
pemahaman yang utuh dalam setiap unsur kehidupan. Para wirausahawan haruslah
dilahirkan dan dididik dari benih-benih masyarakat Indonesia. Keluarga sebagai tempat
awal berlangsungnya sebuah pendidikan dapat menjadi tempat permulaan untuk
pemahaman tersebut. G Meredith mengemukakan bahwa para wirausaha adalah orang-
orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan yang ada. Maka,
salah satu bentuk wawasan ini adalah kepercayaan diri pada setiap unsur ekonomi yaitu
masyarakat. Berwirausaha bukanlah bentuk pekerjaan yang mengharuskan kepemilikan
modal besar dalam memulainya. Bermula dari kepercayaan diri berwirausaha dengan
kecakapan hidup karena telah memiliki wawasan kewirausahaan yang holistik.
Kelahiran wirausahawan muda pun sebuah keniscayaan. Untuk berwirausaha, inovasi
dan kreativitas adalah hal yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam diri wirausaha
demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha terutama pada era 4.0. Inovasi dan
kreativitas adalah inti dari kewirausahaan. Pada dasarnya sebuah inovasi dalam
berusaha adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan
peluang untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki kinerja usaha. Sedangakn
kreativitas dapat dipandang sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru
dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi
adalah mengimplementasikan kreativitas terhadap sesuatu menjadi satu kombinasi baru
yang dapat menghasilkan. Definisi baru disini tidak selalu berarti original, melainkan
kebaruan atau diperbaharui, yang berarti juga adalah improvement, karena inovasi tidak
harus selalu barang atau jasa baru, melainkan perbaikan atau pengembangan dari barang
atau jasa yang telah ada. Peter Drucker pernah mengatakan bahwa inovasi merupakan
sebuah kekhasan dari entrepreneurs (wirausaha), sebuah alat yang mereka gunakan
untuk menggali peluang dalam perubahan untuk membangun sebuah bisnis yang
berbeda. Inovasi, dapat ditunjukkan sebagai sikap disiplin, dapat dipelajari, dan dapat
dipraktikkan. Inovasi dan kewirausahaan tidak hanya sebatas ide-ide bisnis yang
cemerlang. Poin terbesar dalam hal ini adalah bagaimana caranya untuk
mengidentifikasi, menilai, dan menyempurnakan ide tersebut, serta mengembangkannya
ke dalam konsep bisnis yang nyata. Pengembangan usaha membutuhkan kemampuan
inovasi dan kreativitas untuk menghadapi tantangan dalam usaha, khususnya untuk
menemukan produk dan layanan yang unggul. Banyak produk dan layanan yang
dihasilkan oleh pebisnis sukses merupakan hasil inovasi dan kreativitas yang
dikembangkan dalam usaha. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang unggul
diperlukan kemampuan melakukan inovasi dan kreativitas. “Creativity is thinking up
new things. Innovation is doing new things.” – Theodore Levitt. Berbicara mengenai
kewirausahaan tidak sah rasanya jika kita tidak mengenal tokoh-tokoh inspiratif di
dalamnya. Salah satu tokoh yang paling menginspirasi saya yaitu Hamzah Izzulhaq ,
seorang entrepreneur muda yang bibit-bibit kemandiriannya telah terbentuk sejak ia
masih duduk di bangku sekolah dasar. Secara finansial, Hamzah tidak termasuk dalam
golongan yang kekurangan. Namun, sifat mandiri dan ingin memiliki uang saku lebih
banyak-lah yang membuat Hamzah akhirnya rela menukar waktu bermainnya untuk
mencari penghasilan bersama beberapa orang teman lainnya yang secara finansial
masuk dalam kategori kurang mampu. Hamzah mulai terjun total ke dalam dunia bisnis
saat ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Satu kesempatan datang ketika ia baru
menginjak kelas 2 SMA ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar
bertajuk Community of Motivatorand Entrepreneur atau COME. Di sanalah, Hamzah
bertemu dengan partner bisnisnya yang menawarkan kerjasama
usaha franchise  bimbingan belajar atau bimbel bernama Bintang Solusi Mandiri.
Hamzah sukses menjadi entrepreneur, memiliki usaha franchise program bimbingan
belajar ini sudah mempunyai 3 lisensi cabang dengan jumlah peserta rata-rata 200 orang
tiap semesternya. Hamzah yang masih menginjak umur 22 tahun ini dapat memperoleh
omzet sekitar Rp 360 juta per semester. Selain itu juga, Hamzah telah resmi menjadi
Direktur Utama CV Hanamasa Indonesia sejak 2011.

Anda mungkin juga menyukai