Anda di halaman 1dari 3

Nama :

NIM :

Kelas :

Sistem Ekonomi Syariah

Soal :

1. Kemukakan pengertian akad dan syarat akad dalam Islam.


2. Kemukakan dan jelaskan dasar hukum dan macam-macam hutang.
3. Apa rukun dan syarat hutang.
4. Apa landasan hukum dan syarat2 Ijarah.
5. Kemukakan dan jelaskan apa itu hukum sewa-beli dan apa dasar hukumnya dalam Islam.
6. Kemukakan macam-macam produk Bank Syariah dan jelaskan secara singkat
7. Kemukakan produk2 MLM, apa landasan hukum MLM dalam Islam.
8. Kemukakan dan jelaskan landasan hukum pasar modal dalam Islam.
9. Apa perbedaan pasar modal dalam perspektif Islam dan konvensional.
10. Kemukakan dan jelaskan apa prinsip2 syariah dalam pasar modal.

Jawababan :

1. Akad adalah suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih berdasarkan
keridhaan masing-masing pihak yang melakukan akad dan memiliki akibat hukum baru bagi
mereka yang berakad.

Rukun dan Syarat akad Yakni :

a)
melakukan transaksi, misalnya dalam hal jual beli mereka adalah
penjual dan pembeli.
b)
dilakukan atasnya, sehingga akan terdapat implikasi hukum tertentu.
a. Objek akad harus ada ketika akad/kontrak sedang dilakukan.
b. Objek akad harus berupa mal mutaqawwim (harta yang
diperbolehkan syara’ untuk ditransaksikan) dan dimiliki penuh oleh
pemiliknya.
c. Adanya kejelasan tentang objek akad.
d. Objek akad bisa diserahterimakan saat terjadinya akad, atau
dimungkinkan kemudian hari.
c)
merupakan ungkapan yang menunjukkan kerelaan/kesepakatan dua
pihak yang melakukan kontrak / akad.
d)
dengan adanya akad yang dilakukan tujuan tersebut tercapai.

2. Dasar Hukum Al-Qardh (Hutang Piutang)

Arruyani, sebagaimana dikutip Taqiy Addin bahwa ‘Ariyah hukumnya wajib. Memberikan
hutang hukumnya sunnah, bahkan bisa menjadi wajib. Misalnya, menghutangi orang yang
terlantar atau yang sangat membutuhkannya. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini adalah
suatu yang amat besar faedahnya terhadap masyarakat, karena tiap-tiap orang dalam
bermasyarakat biasanya memerlukan pertolongan orang lain.

MACAM HUTANG: HALAL DAN HARAM (RIBA)

 Hutang Baik atau Hutang Halal


Hutang piutang yang halal adalah transaksi hutang dari pemberi hutang kepada orang
yang hutang berdasarkan pada belas kasih pada terhutang (muqtaridh) agar supaya
mengembalikan dengan nilai yang sama tanpa syarat lebih.

 Hutang Ribawi atau Hutang Haram


Yaitu harta yang diberikan pada orang yang hutang dengan syarat mengembalikannya
dengan nilai lebih dari yang jumlah yang dihutang.

3. Rukun dari al-Qardh adalah sebagi berikut;


1) Kalimat atau Lafazh “Saya utangkan benda ini kepada kamu” dan yang menerima berkata
“Saya mengaku berutang benda tersebut kepada kamu”, syarat bendanya ialah sama
dengan syarat benda dalam jual-beli.
2) Mu’ir yaitu orang yang mengutangkan dan Musta’ir yaitu orang yang menerima utang,
syarat dari Mu’ir adalah pemilik yang berhak menyerahkannya,sedangkan syarat-syarat
dari Mu’ir an Musta’ir adalah;
a) Baligh, maka batal Ariyah yang dilakukan anak kecil.
b) Berakal,maka batal Ariyah yang dilakukan oleh orang yang sedang tidur atau gila.
c) Orang tersebut tidak diMahjur (dibawah curatelle),maka tidak sah Ariyah yang
dilakukan oleh orang yang berada dibawah perlindungan (curatelle), seperti
pemboros.
3) Benda yang di utangkan  diisyaratkan yaitu;
a) Materi yang dipinjamkan dapat dimanfaatkan,maka tidak sah ‘ariyah yang materinya
tidak dapat digunakan,seperti meminjam karung yang telah hancur sehingga tidak
dapat digunakan untuk menyimpan padi.
b) Pemanfaatan itu dibolehkan,maka batal ‘ariyah yang pengambilan manfaat materinya
dibatalkan oleh syara’ seperti meminjam benda-benda najis. 

Anda mungkin juga menyukai