MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 7
SEMESTER 1
OKTOBER 2019
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karna telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya teradap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan” dalam bentuk makalah, sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan yamg terbatas, maka makalah yg berjudul “Masyarakat Madani” ini, masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyemurnaan pembutan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami susun ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II : PEMBAHASAN 2
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR RUJUKAN 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian masyarakat madani ?
B. Apa saja ciri-ciri masyarakat madani ?
C. Bagaimana tujuan masyarakat madani ?
D. Bagaimana hubungan masyarakat madani dan demokrasi ?
3. Tujuan Penelitian
A. Agar dapat mengetahui pengertian masyarakat madani.
B. Agar dapat mengetahui ciri-ciri masyarakat madani.
C. Agar mengetahui tujuan masyarakat madani.
D. Agar mengetahui tentang masyarakat madani dan demokrasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syarifudin Jurdi,Pemikiran Politik Islam Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008), hal.533-534
2
Yaitu Keputusan-keputusan sayongyan diambil secara local dan tidak dikontrol
oleh Negara dan birokrasinya.
2. Menurut Taylor
Yaitu bagian dari perjuangan yang berkelanjutan untuk memperoleh kebebasan
dalam dunia modern.
3. Menurut Waltzer
Yaitu bahwa masyarakat Madani ini dalam rangka memperoleh sintesa nilai-nilai
yang berbeda dalam rangka mencari kehidupan yang bagus.
3
(3). Masyarakat Madani merupakan istilah yang berkaitan dengan konsep-konsep
normatif yang filosofis: sebagai konsep ideal yang etis, yakni suatu visi keteraturan
social yang membawa kita mengarah pada terciptanya visi kehidupan yang baik.2
Sedangkan Hall memberi defisi Masyarakat Madani, dengan ungakapanya:
Masyarakat Madani adalah bentuk khusus masyarakat yang menghargai perbedaan social
dan mampu membatasi pembinasaan kekuasaan politik.
4
Tanpa prasyarat tersebut, masyarakat madani hanya akan berhenti pada jargon.
Masyarakat madani akan terjerumus pada kekuasaan masyarakat sipil yang sempit. Hal
tersebut tidak ubahnya dengan sistem militerisme yang antidemokrasi dan sering
melanggar hak asasi manusia.
Dengan kata lain, ada beberapa rambu-rambu yang perlu diwaspadai dalam
proses mewujudkan masyarakat madani. Rambu-rambu tersebut dapat menjadi jebakan
yang menggiring masyarakat menjadi sebuah semangat kelompok yang bertolak
belakang dengan semangat negara-bangsa.
4
A Qodri Azizy,Melawan Globalisasi..., hal.134-135
5
Kalau disini ditarik suatu pemahaman yang berciri ke Indonesiaan yakni,
masyarakat madani (civil society) itu adalah suatu masyarakat yang memiliki
kemerdekaan penuh dalam menentukan jalan hidup bangsa yang bersangkutan, bebas
dari tekanan pihak pemerintah, namun segala hal ihwal dalam kehidupan bernegara itu
dilandasi oleh hukum yang berkeadilan.
Karena dalam kehidupan politik, ekonomi dan hak untuk menentukan
kepemimpinan negara itu tidak keluar dari koridor hukum. Untuk Indonesia ruh dari
hukum itu sendiri hanya Pancasila yang dipahami secara murni dan konsekwen, tidak
melenceng dari sumber – sumber aslinya yakni budaya bangsa Indonesia. Maka dari itu
sangatlah keliru jika ada pihak yang menganggap bahwa sosialisme ala Indonesia itu
adalah sama persis dengan sosialisme yang berkembang di negeri – negeri barat atau
yang terdapat dalam konsepsi para cendekiawan maupun para filosof barat. Alasannya
penulis yakin dengan teori Ibnu Khaldun yang mengatakan bahwa “bentuk itu mesti
sesuai materi”, berarti adalah suatu kemustahilan untuk dapat menerapkan suatu ideologi
yang nyata – nyata kontradiksi dengan budaya masyarakat dimana ideologi itu akan
diterapkan.
Masyarakat Indonesia yang sejak zaman dahulu kala sudah nyata–nyata sebagai
masyarakat yang “religius” lantas harus diarahkan kepada suatu ideologi yang
kontradiksi dengan hati nuraninya, niscahya arahan itu agal mengalami kegagalan total,
sebab masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim, tentu alam pikirannya
tidak akan berjauhan dari nilai – nilai Islam.
Suatu negara demokratis tidaklah mendiskriminasikan warganya untuk terlibat
dalam kegiatan ekonomi, politik, dan agama. Selain itu tidak ada diskriminasi dalam
pemberian kesempatan untuk bekerja dalam menuju kepada kehidupan yang layak dan
manusiawi, termasuk juga dalam hal mendapatkan pendidikan, dan berbagai
sisikehidupan lainnya.
Masyarakat Madani menginginkan tegaknya demokrasi, keadilan dalam hukum,
ekonomi yang Islami (religius) dalam berbagai sisi kehidupan, sedangkan civil society
kering dari nilai-nilai religious karena hanya berlandaskan hasil kajian logika dan
budaya.
Konsep masyarakat madani (Islam) digunakan sebagai alternatif untuk
mewujudkan good government yang dapat diartikan menciptakan suatu masyarakat
harmonis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang pada puncaknya akan
terciptalah masyarakat adil dan makmur.
6
BAB III
PENUTUP
7
A. Kesimpulan
Masyarakat madani adalah masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi
etika dan moralitas , transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif bermotivasi,
berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana,
sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling
dominan adalah masyarakat yang demokratis. Masyarakat madani kelembagaan
social yang akan melindungi warga Negara dari perwujudan kekuasaan Negara
yang berlebihan. Bahkan masyarakat madani tiang utama kehidupan politik yang
demokratis. Sebab masyarakat madani tidak saja melindungi warga Negara dalam
berhadapan dengan Negara, tetapi juga merumuskan dan menyuarakan aspirasi
masyarakat.
B. Saran
Bagi para pembaca yang budiman jika ingin menambah wawasan dan ingin
mengetahui lebih jauh maka penyusun mengharapkan dengan rendah hati agar
membaca buku-buku yang berkaitan dengan judul "Masyarakat Madani" dan jika
masih ada yang dibingungkan, dihimbau untuk bertanya kepada ahlinya.
DAFTAR RUJUKAN
8
Rahardjo, M. Dawam. 1999. Masyarakat madani: agama, kelas menengah, dan
perubahan sosial. Jakarta: Pustaka LP3ES
Azizy, A. Qodri. 2004. Melawan Globalisasi Reintrepretasi Ajaran Islam.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Jurdi,Syarifuddin. 2008. Pemikiran Politik Islam Indonesia.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Wawan,Mas’udi. 1999. Masyarakat Madani. Jurnal Ilmu Sosial & Ilmu Politik. 3(2).
http://jurnal.ugm.ac.id
Khalik, Abu Tholib. 2012. Masyarakat Madani dan Sosialisme. 8(3).
http://ejournal.radenintan.ac.id
Sopiana, Angga. 2019. “Tujuan Masyarakat Madani”, dalam
http://www.sridianti.com/tujuan-masyarakat-madani.html , diakses 23 Oktober 2019