KESULITAN BELAJAR
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikah)
Disusun Oleh:
1. Ciara 1911030279
2. Mar’atus Mudrikah 1911030120
3. Novita Sari 1911030362
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas
berkat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “KESULITAN BELAJAR” dengan baik dan tepat pada
waktunnya. Sholawat serta selama kita haturkan kepada junjungan agung Nabi
Besar Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang telah memberikan
pedoman kepada kita jalan yang sebenar-benarnya jalan berupa ajaran agama
islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari beberapa pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada pihak pihak
yang telah membantu baik moral maupun pikiran.
Tiada gading yang tak retak, itu kata pepatah tiada satupun manusia yang luput
dari kesalahan. Oleh karena itu kami berharap pemberian maaf yang sebesar-
besarnya atas kekurangan dan kesalahan yang ada dalam makalah ini. Kritik dan
saran sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah yang
akan kami buat selanjutnya.
Penyusun (Kelompok 9)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..................................................................................13
B. Saran ...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses
belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun dilingkungan
rumah (keluarga).
Pada sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar.
Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja.
Hal tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu,
siswa yang berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulitan dalam belajar. Sedang
yang namanya kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses belajar yang ditandai
oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan. Kesulitan belajar ini
tidak selalu disebabkan oleh intelegensi yang rendah akan tetapi juga disebabkan oleh
faktor-faktor non-integensi.
Maka dari itu kami membahas masalah kesulitan belajar ini karena disaat
sekarang ini banyak anak atau siswa yang banyak mengalami masalah kesulitan
belajar. Kami berharap dengan adanya makalah ini kami semua bisa mengetahui
mengenai faktor dan hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa kesulitan
belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kesulitan belajar ?
2. Bagaimana indikasi kesulitan belajar ?
3. Apa penyebab kesulitan belajar ?
4. Apa saja bentuk-bentuk kesulitan belajar ?
5. Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar ?
6. Bagaimana implikasi terhadap pendidikan ?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kesulitan belajar.
2. Untuk mengetahui indikasi kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar.
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kesulitan belajar.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi kesulitan belajar.
6. Untuk mengetahui implikasi terhadap pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Hlm 5.
3
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa indikasi kesulitan
belajar dapat terwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang
akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik, seperti membaca, menulis,
matematika atau menghitung, dan mengeja atau dalam berbagai keterampilan yang
bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara dan berpikir. 2
Sementara itu, menurut Muhibbin Syah mengungkapkan bahwa secara garis besar
penyebab kesulitan belajar terdiri dari:
2
Ibid, Hlm 7.
3
WS Wingkel, Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasmara, 1991), Hlm
175.
4
a. Faktor interen siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri
siswa sendiri, meliputi gangguan atau kekurang mampuan psiko-fisik siswa,
yakni:
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual atau intelegensi siswa.
2) Yang bersifat efektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap.
3) Yang bersikap psikomotor (ranah karsah), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran (mata dan
telinga)
b. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
diri siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa, yakni;
1) Lingkungan keluarga, contohnya ketidak harmonisan hubungan orang
tua dan rendahnya ekonomi keluarga.
2) Lingkungan perkampungan atau masyarakat, contohnya wilayah
perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat dengan pasar dan kondisi guru dan alat-alat
belajar yang berkualitas yang rendah. 4
5
f. Kesulitan membaca antara lain: pengkodean, ketrampilan dasar membaca,
membaca komprehensif.
g. Kesulitan menulis bahasa, antara lain mengeja, tulisan tangan, mengarang.
h. Kesulitan matematika antara lain; pemikiran kuantitatif, berhitung, waktu,
ruang dan menghitung fakta.
i. Tingkah laku sosial yang tidak pantas antara lain persepsi sosial, tingkah laku
emosi, penegakkan saling berhubungan.
Selain itu, adanya gangguan belajar pada anak dalam proses belajar dapat dilihat
pada:
6
2) Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang
mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya.
e. Hiperaktivitas, yaitu:
1) Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa diam)
.
2) Berpindah-pindah dalam satu tugas ke tugas lain tanpa
menyelesaikannya.
3) Implusif
f. Kacau, yaitu:
1) Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
2) Tidak teratus, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses
pemikiran.
3) Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan
(misalnya melamun atau sedang menghayal saat belajar di sekolah).
7
menghindari belajar, sehingga hasil belajar dibawah potensi intelektualnya. Siswa
yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas, akan
tampak dari berbagai gejala yang di manifestasikan dalam prilakunya, baik aspek
psikomotorik, kognitif, konatif, maupun efektif. Beberapa prilaku yang merupakan
manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain:
a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah nilai rata-rata yang dicapai
oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tetapi nilai yang
diperoleh selalu rendah.
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugad kegiatan belajarnya dan selalu
tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
d. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti; acuh tak acuh, menentang,
pura-pura dan sebagainya.
e. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat,
tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas,
tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan
menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti; pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi
tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kesulitan belajar pasti akan
dihadapi oleh setiap individu di dalam belajar karena tingkat intelegensi yang
berbeda dan cara belajar yang berbeda.5
8
1. Berikan perintah yang terperinci, karena anak-anak memiliki kesulitan
dalam merangkai kata.
2. Sebisa mungkin tidak ada gangguan selama proses belajar mengajar
sedang berlangsung.
3. Sampaikan pelajaran dengan menggunakan contoh-contoh yang
konkrit.
4. Perhatikan jika mungkin beberapa anak yang mengalami kesulitan
belajar selalu berada dalam pengawasan Anda.
5. Berikan program remedial, siswa yang gagal mencapai tujuan
pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan program
remedial.
6. Bantuan media dan alat peraga, penggunaan alat peraga pelajaran dan
media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami
kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya, karena materi
pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
6
Sudjara, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Falah Production, 2000), Hlm 102.
9
3. Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar sehingga
memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan berbagai proses
perkembangannya.
Secara fisik, anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini
perlu dipelajari dan dipahami karena akan memiliki implikasi tertentu bagi
penyelenggaraan pendidikan. Proses perkembangan biologis atau perkembangan fisik
mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot,
sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ dll, termasuk juga didalamnya
perubahan dalam kemampuan fisik seperti perubahan dalam penglihatan, kekuatan
arti memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk memfungsikan unsur
unsur fisiknya, dengan kata lain, diperlukan suatu cara pembelajaran seperti ini tidak
saja akan memunculkan kegemaran belajar, tetapi juga akan memberikan banyak
dampak positif.7
Perkembangan intelektual erat kaitannya dengan potensi otak manusia, potensi otak
manusia hanya tampak delapan persen sebagai pikiran sadar, sedangkan sisanya 92
persen disebut alam bawah sadar. Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa
potensi otak manusia yang berkaitan dengan perkembangan intelektual hanya memuat
delapan persen saja. Untuk itu, perkembangan intelektual pada peserta didik perlu
dikembangkan. Proses perkembangan intelektual melibatkan perubahan dalam
kemampuan dan pola berpikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh
pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-altivitas seperti mengamati dan
mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat,
7
Mukhlis, “Prinsip-prinsip/Hukum Perkembangan Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan”,
dalam Jurnal Ansiru PAI, Vol. 2, No. 2. Juli-Desember 2018. Hlm 126
10
menghappal doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman
kepada orang lain merupakan proses intelektual dalam perkembangan anak.
11
Manusia menurut pembawaannya adalah makhluk sosial, sejak dilahirkan, bayi sudah
termasuk ke dalam masyarakat kecil yang disebut keluarga. Ketika kecil, mulanya
anak-anak hanya mempunyai hak saja, didalam rumah tangga ia mempunyai hak
untuk dipelihara dan dilindungi oleh orang tuanya, namun lama-kelamaan keadaanitu
berubah. Anak-anak yang pada mulnya hanya mempunyai hak saja, berangsur-angsur
mempunyai kewajiban. Lingkungan sosial merupakan pengaruh luar yang datang dari
orang lain. Selain itu, yang termasuk lingkungan sosial ialah pendidikan. Yang
dimaksud dengan pendidikan adalah pengaruh-pengaruh yang disengaja dari anggota
berbagai golongan tertentu, seperti pengaruh ayah, nenek, paman, dan guru-guru.
Perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral, tradisi atau meleburkan diri menjadi satu kesatuan
yang saling berkomunikasi dan bekerja sama.
12
halus, dan sebagainya, termasuk pula kedalam moral yang perlu dikembangkan dan
ditanamkan dalam hati sanubari anak-anak. Perkembangan moral anak dapat
berlangsung yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar-
salah atau baik-buruk oleh orang tua dan gurunya.
9
Ibid, Hlm 127-129
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris learning
disability. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya
14
belajar dan disability artinya ketidak mampuan; sehingga terjemahannya yang
benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar siswa dalam belajar.
Indikasi kesulitan belajar dapat terwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu
atau lebih bidang akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik, seperti
membaca, menulis, matematika atau menghitung, dan mengeja atau dalam
berbagai keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara
dan berpikir.
B. Saran
Makalah yang kami buat ini belumlah sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari para pembaca sangat kami harapkan, agar makalah yang akan kami
buat selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
15
Wingkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Gramedia Widiasmara.
16