Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas)

Dosen Pengampu: Nur Rochmatul Wachidah, M.Pd.I

Disusun oleh

Adi Pratama 1911030246

Dian Pertiwi 1911030286

Riski Anggun Fikri 1911030388

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Marilah kita haturkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Shalawat beriring salam
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan.

Makalah ini membahas tentang “Pendekatan Dalam Manajemen Kelas”


yang disusun sebagai tugas pada mata kuliah Manajemen Kepemimpinan
Pendidikan, kami mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan, untuk itu
kepada segenap pembaca mohon kritik dan sarannya guna tercapainya makalah
yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya, dengan senantiasa
mengharap rahmat serta Ridho Allah SWT, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandarlampung, 22 Oktober 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................i

Kata Pengantar ............................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan dalam Manajemen Kelas ..............................3


B. Pendekatan Permisif ..........................................................................3
C. Pendekatan Instruksional ...................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................13

Daftar Pustaka............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suasana sekolah merupakan modal penting bagi jernihnya pikiran
untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keadaan yang
menyenangkan demi meningkatkan motivasi peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pelajaran, untuk mengatasinya dibutuhkan manajemen
kelas, yaitu penanganan yang baik agar dalam kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Kelas merupakan suatu tempat anak belajar untuk mendapatkan
ilmu, berinteraksi dengan teman serta pembentukan pribadi yang baik.
Kegiatan belajar peserta didik yang berada di sekolah diharapkan secara
intens berjalan di kelas. Dalam lingkup kelas terdiri dari peserta didik yang
dapat ditinjau dari cara belajar mereka, karakter peserta didik, hubungan
sosial, kedisiplinan, dan tanggung jawab dalam proses belajar mengajar.
Salah satu pendekatan manajemen kelas yang baik ialah
menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk sedikit demi sedikit
mengurangi ketergantungannya kepada guru, sehingga mereka mampu
membimbing kegiatannya sendiri. Sebagai manajer, guru hendaknya
mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil
optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dalam manajemen kelas?
2. Bagaimana pendekatan Permisif dalam manajemen kelas?
3. Bagaimana pendekatan instruksional dalam manajemen kelas?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan dalam manajemen kelas.
2. Untuk mengetahui pendekatan Permisif dalam manajemen kelas.
3. Untuk mengetahui pendekatan Instruksional dalam manajemen kelas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan dalam Manajemen Kelas


Pendeketan yang dipilih guru senantiasa diselaraskan dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa. Pendeketan dengan penerapan sejumlah
larangan dan ajuran cocok bagi penanggulangan masalah kelas yang
bersifat incidental kurang mengarah pada pemecahan masalah yang
bersifat jangka panjang. Dalam penerapan pendekatan ini akan muncul
bentuk-bentuk: penghukuman atau pengancaman, penguasaan atau
penekaran, pengalihan atau pemasabodohan. Oleh karean itu, dalam
penerapan pendekatan ini guru memperhitungkan dampak psikologisnya
siswa agar penggunaan ini tetap memberikan manfaat positif bagi siswa.
Ada berbagai macam pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas
seperti, pendekatan otoriter, intimidasi permisif, kerja kelompok, sosio-
emosional intrusional dan masih ada berbagai pebdekatan yang lain.
Pendektan-pendekatan ini dapat dilakukan agar proses pembelajarnya di
dalam suatu kelas dapat berjalan dengan baik, efektif dan efesien.
Manajemen kelas tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang
dilakukan guru yntuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara
berkelompok maupun secara individual. Keharmonisan siswa hubungan
guru dan siswa, tingginya kerjasama di antara siswa tersimpul dalam
bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari
pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.1
B. Pendekatan Permisif (Kebebasan)

Pendekatan permisif ( kebebasan) Adalah pendekatan yang


menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. tema Sentral
dari pendekatan ini adalah apa, Kapan, dan di mana juga guru

1
A.R, Nursalim, Manajemen Kelas, (Pekanbaru: Zanafa Publishing.), hal. 6

3
hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan
yang diinginkan nya. Bebas berarti lepas sama sekali, tidak terhalang,
terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak dan berbicara
dengan leluasa. Sementara kebebasan dapat diartikan sebagai keadaan
bebas. kata kerjanya adalah membebaskan yang berarti melepaskan dari
ikatan,  tuntutan, tekanan, hukuman, dan kekuasaan. membebaskan
juga dapat berarti memberikan keleluasaan untuk bergerak.

Wiyani (2013b)  menyatakan dalam konteks manajemen kelas,


pendekatan permisif( kebebasan)   dapat didefinisikan sebagai cara
pandang guru yang menyatakan bahwa kondisi kelas yang kondusif
dapat dicapai jika guru sebagai seorang manajer di kelas memberikan
keleluasaan kepada semua peserta didiknya untuk bergerak bebas
didalam kelas. pendekatan permisif (kebebasan)  ini merupakan antitesa
dari pendekatan otoriter(kekuasaan). guru pada pendekatan
otoriter( kekuasaan) memiliki  otoritas untuk mengatur peserta
didiknya, sementara dalam pendekatan permisif( kebebasan) ini
sebaliknya, guru membantu peserta didiknya agar mereka dapat bebas
bergerak Mengerjakan sesuatu di dalam kelas. tentu saja kebebasan
yang diberikan oleh guru dalam pendekatan ini bukan berarti kebebasan
yang tanpa batas.2

Akan tetapi,   harus ada hal-hal yang membatasi kebebasan.


batasan kebebasan tersebut adalah: 1. peserta didik dapat bergerak
bebas melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan kegiatan
belajar atau pengalaman belajar yang diharapkan oleh guru,  2. peserta
didik diperbolehkan melakukan apa saja di dalam kelas selama Apa
yang dilakukannya tidak menyimpang ataupun melanggar aturan-aturan
kelas yang telah disepakati bersama; dan tiga. peserta didik boleh
berekspresi dengan cara apapun dalam menerima materi pelajaran dari
guru selama ekspresi tersebut tidak mengganggu teman sekelasnya dan
juga keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

2
Imam Gunawan, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasinya, (Depok: PT RajaGrafindo Persada,
2019), hal.65.

4
Seorang guru Jika dengan kekuasaannya terlalu mengekang
peserta didiknya, Maka hal itu dapat menjadikan peserta didik tidak
merasa nyaman di kelas, karena siswa merasa berada dalam tekanan.
sementara itu, jika seorang guru terlalu membebaskan peserta didiknya
di dalamkelas,  Maka hal itu dapat menjadikan peserta didik
meremehkan kegiatan belajar mengajar(Yang  dalam istilah bahasa
Jawanya disebut ngelunjak). Itulah sebabnya dalam menggunakan
pendekatan kebebasan, seorang guru harus mampu mengendalikan
perilaku peserta didik dengan Memegang teguh batasan-batasan
kebebasan tersebut jika guru merasa hal itu tidak dapat dilakukan, maka
sebaiknya pendekatan kebebasan itu tidak diterapkan.

Kelemahan pendekatan permisif ( kebebasan)  menurut Rizky


(2013) adalah sedikit penganggurannya. pendekatan ini kurang
menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki
Pranata pranata sosial. dalam sistem sosial para anggotanya, dalam hal
ini guru dan peserta didik menyandang hak dan kewajiban. mereka
diharapkan bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya dan diterima
oleh semua pihak. perbuatan yang bebas tanpa batas akan memperkosa
dan mengancam hak-hak orang lain. 3sedangkan lebihan permisif
kebebasan ialah banyak Pendapat yang menyatakan bahwa pendekatan
permisif kebebasan dalam bentuknya yang murni tidak produktif di
terapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas. namun,
disarankan agar guru memberikan kesempatan kepada para peserta
didik melakukan urusan sendiri apabila hal itu berguna. urusan itu
seperti risiko yang aman, mengatur kegiatan sekolah sesuai
cakupannya, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri,
disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pendekatan permisif
dalam bentuknya yang murni tidak produktif diterapkan dalam situasi atau
lingkungan sekolah dan kelas. Para peserta didik sebaiknya memperoleh
kesempatan secara psikologi memikul resiko yang aman, mengatur

3
Ibid., hal. 66

5
kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemempuan
memimpin diri sendiri,  disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri.4

Berbagai bentuk pendekatan dalam pelaksaan pengelolaan kelas ini banyak


menyerahkan segala inisiatif dan tindakan pada diri pembelajar, yaitu:

1)   Tindakan pendekatan pengalihan dan pemasa bodohan merupakan


tindakan yang bersifat premisif.

Dari tindakan pendekatan ini muncul hal-hal yang kurang disadari oleh
pembelajar diantaranya:

·      Meremehkansesuatukejadian,atautidakmelakukanapa-apasamasekali,

·      Memberipeluangkemalasandanmenundapekerjaan,

·      Menukar dan mengganti susunan kelompok tanpa melalui prosedur


yang sebenarnya,

·      Menukar kegiatan salah satu pembelajar, digantikan oleh orang lain,

·      Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada seorang anggota.

Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah, tak banyak resiko.


Namun, sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara pendekatan,
terlalu memandang mudah mengalihkan, menukar, mengganti, suatu tugas
atau penanggung jawab. Padahal pembelajar memiliki harga diri pribadi
serta pola berpikir yang masing-masing tidak sama.

2)   Pendekatan membiarkan dan memberi kebebasan.

Sekali lagi pengajar memandang pembelajar telah mampu memikrkan


sesuatu dengan prosedur yang benar. “Biarlah mereka bekerja sendiri
dengan bebas”, demikian pegangan pengajar dalam mengelola kelas. Lebih
kurang menguntungkan lagi kalau selama pembeiajar bekerja sendiri,
pengajar juga aktif mengerjakan tugas sendiri dan pada saat waktu habis
baru ditanyakan atau disusun.

4
Ardy Novan, Wiyani, Manajemen kelas, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2013), hal.6

6
Percaya atau tidak bahwa hasil bekerja pembelajar belum memadai dan
kurang terarah Akibat yang sering terjadi pembelajar merasa telah benar
dengan tingkah laku dalam pengerjaan tugas, telah bertanggung jawab
dalam kelompok atau kelas itu. Tapi ternyata dibandingkan dengan
kelompok lainnya kurang atau malahan lebih rendah. Kedua pendekatan
inipun kurang menguntungkan, tanpa kontrol dan pengajar bersikap serta
memandang ringan gejala-gejala yang muncul. Pihak pengajar dan
pembelajar tampak bebas, kurang memikat.5

C. Pendekatan Instruksional (Pengajaran)

Instruksional berasal dari bahasa inggris yakni instruction yang


dalam bahasa indonesia berarti pengajaran. Pengajaran berasal dari kata
dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui dan dituruti. Kata kerjanya adalah mengajar yang berarti
memberi pelajaran,melatih dan memarahi. Sementara pengajaran dapat
diartikan sebagai proses,cara,perbuatan mengajar atau mengajarkan. Jadi
dalam konteks manajemen kelas, pendekatan pengajaran dapat diartikan
sebagai cara pandang yang beranggapan bahwa kelas yang kondusif dapat
dicapai dengan kegiatan mengajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum mengajar
seorang guru harus membuat perencanaan mengajar yang matang sebelum
masuk kelas dan pada saat mengajar di kelas seoeang guru harus
melaksanakan kegiatan mengajar sesuai dengan apa yang telah
direncanakannya. Cara pandang tersebut muncul adanya semacam asumsi
bahwa jika guru mengajar asal-asalan atau mengajar apa adanya, dapat
dipastikan kondisi kelas tidak kondusif dan alhasil kegiatan belajar-
mengajar mengalami kegagalan.
Memang benar asumsi tersebut, bahkan jika mau jujur sebenarnya
terdapat oknum guru yang mengajar asal-asalan dan apa adanya. Kalaupun
guru membuat perencanaan,perencanaan yang dibuat merupakan
perencanaan pengajaran tahun-tahun yang telah lalu (tinggal mengganti
identitass tahun pelajarannya saja) tanpa melihat karakteristik peserta didik
yang sekarang dihadapi. Dalam konteks manajemen kelas, perencanaan
5
Ibid., hal.7

7
pengajaran ini memiliki empat fungsi,yaitu (1) Perencanaan pengajaran
dapat dijadikan media untuk menentukan dan memecahkan masalah
belajar di dalam kelas ; (2)Perencanaan mpengajaran dapat mengarahkan
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas ; (3)
Perencanaan pengajaran dapat dijadikan dasar dalam memanfaatkan
berbagai sarana belajar di kelas ; (4) Perencanaan pengajaran dapat
dijadikan sebagai barometer untuk mengukur dan meramalkan hasil
kegiatan belajar-mengajar yang hedak di capai.6
Agar keempat fungsi tersebut dapat dicapai,guru sebagai manajer
kelas sebelum membuat perencanaan pengajaran harus melakukan analisis
kemampuan awal dan karakteristik peserta didiknya. Kegiatan tersebut
sangat perlu dilakukan mengingat peserta didik yang berada di dalam
sebuah kelas memiliki kemampuan dan karakteristik yang beragam
walaupun mungkin dalam hal usia,mereka relatif sama. Wiyani(2013b)
menegaskan bawha kemampuan awal dan karakteristik peserta didik
adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik,termasuk
latar belakangnya. Pada saat melakukan analis kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik di kelas, sering kali guru membuat kekeliruan
dengan menganggap bahwa semua peserta didiknya sama. Tentu saja
anggapan ini dapat mengakibatkan kegagalan dalam kegiatan belajar-
mengajar.
Problem yang sering dihadapi oleh guru dalam menganalis
kemampuan awal peserta didik adalah guru menganggap jika kemampuan
awal peserta didiknya terlalu rendah atau tinggi. Jika guru menganggap
kemampuan awal peserta didiknya terlalu rendah, maka akan
mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar kurang berarti bahkan sia-sia.
Sebaiknya, jika guru menganggap kemampuan peserta didiknya terlalu
tinggi,maka mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar akan menyulitkan
peserta didiknya karena peserta didik belum memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar-mengajar.

6
Imam Gunawan, op.cit., hal.70

8
Kemudian pada saat melakukan analisis karakteristik peserta didik,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru sebagai manajer kelas,
yaitu (1) karakteristik peserta didik yang terkait dengan kemampuan
intelektual, kemampuan bersikap, dan kemampuan psikomotornya; (2)
Karakteristik peserta didik yang terkait dengan latar belakang peserta
didik, baik latar belakang agamanya,ekonomi, sosial, maupun budayanya;
dan (3) karakteristik peserta didik yang terkait dengan sikap,perasaan dan
minatnya. Guru sebagai manajer kelas untuk mengetahui kemampuan awal
serta karakteristik peserta didiknya,dapat menggunakan berbagai cara
antara lain; (1) melakukan tes kemampuan awal (pre-test); (2)
menggunakan data pribadi peserta didik yang terlah tersedia; (3)
menggunakan teknik wawancara(interview); dan (4) menggunakan angket
kuesioner.7
Kelemahan pendekatan instruksional menurut rizky(2013) adalah
para pengajar pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung
memandang prilaku intruksional guru mempunyai potensi mencapai dua
tujuan utama manajemen kelas. Tujuan tersebut adalah mencegah
timbulnya masalah manajerial dan menyelesaikan masalah manajerial
kelas. Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-
mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik dan
merupakan faktor uatama dalam pencegahan timbulnya masaalah
manajemen kelas.
Sedangkan kelebihan pendekatan instruksional adalah pendekatan
ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif ialah hasil perencanaan
pengajaran yang bermutu. Peran guru dengan demikian adalah
merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta
didik.mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak
didik yang kurang baik. Para penganjur instruksional dalam manajemen
kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai
potensial mencapai dua tujuan utama manajemen kelas, yaitu mencegah

7
Ibid., hal.71

9
timbulnya masalah manajerial dan menyelesaikan masalah manajerial
kelas.8

Cukup banyak contoh yang membuktikan banwa kegiatan belajar-


mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik .adalah
merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah
manajemen kelas. Sebaliknya banyak kenyataan yang mendukung
pendirian bahwa kegiatan belajar  -mengajar yang direncanakan dan
dilaksanakan dengan tidak baik adalah penyebab utama timbulnya masalah
manajemen kelas. Oleh karena itu, para pengembang pendekatan
instruksional meyakinkan guru dalam mengembangkan strategi
menajemen kelas memperhatikan hal – hal berikut ini:9

1) Menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan, dan


sesuai,

2) Menerapkan kegiatan yang efektif,

3) Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas,

4) Memberikan pengarahan yang jelas,

5) Menggunakan dorongan yang bermakna,

6) Memberikan bantuan mengatasi rintangan,

7) Merencanakan perubahan lingkungan,

8) Mengatur kembali struktur situasi.

Menyampaikan kurikulum, pelajaran yang menarik, relevan dan


sesuai dengan secara empiris dianggap sebagai penangkal perilaku
menyimpang para peserta didik di dalam kelas. Di samping itu penelitian –
penelitian menemukan bukti – bukti bahwa kunci keberhasilan manajemen
kelas ialah kemampuan guru mempersiapkan dan menyelenggarakan
kegiatan belajar – mengajar. Hal itu akan mencegah perhatian yang

8
Ibid
9
Maman, Rahman, Manajemen Kelas, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pendidikan Pendidikan Tinggi), hal.8

10
kurang, kebosanan, dan perilaku menyimpang. Guru yang berhasil ialah
guru yang rnenyajikan pelajaran yang disiapkan dengan baik, yang
berlangsung dengan lancar, dan dengan tempo yang baik, tepat dan jelas
arahnya, memberikan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat
peserta didik.

Menerapkan kegiatan yang efektif adalah kemampuan guru


mengatur arus dan tempo kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga
mencegah peserta didik melalaikan tugasnya. Kegiatan guru yang
meloncat – loncat ( mendesak, tergantung, terputus, berubah arah ), bertele
– tele, dan terpisah – pisah adalah kegiatan – kegiatan yang tidak efektif,
dan akan mengundang perilaku peserta didik untuk menyimpang.

Menetapkan kegiatan rutin kelas adalah kegiatan sehari – hari yang


perlu difahami dan dilakukan peserta didik, Informasi kegiatan ini
disampaikan guru pada awal pertemuan dengan para peserta didik di kelas.
Penjelasan secukupnya mengenai harapan guru yang berkaitan dengan
kegiatan rutin kelas merupakan langkah yang menentukan efektivitas
manajemen kelas dan pengembangkan kelas yang produktif. Proses ini
membatasi kemungkinan timbulnya masalah manajemen kelas seminimal
mungkin.10

Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan


mengkomunikasikan harapan – harapan yang diinginkan guru, lnstruksi
yang jelas, sederhana, ringkas, tepat pada sasaran, sistematis akan
membantu efektivitas manajemen kelas, sehingga masalah – masalah
menyimpang yang disebabkan oleh pengarahan yang buruk dapat
dihindari,

Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu proses dimana


guru berusaha menunjukkan minat yang sungguh – sungguh terhadap
perilaku peserta didik yang menunjukkan tanda – tanda kobosanan dan
keresahan. Kegiatannya misalnya, guru dapat mendekati peserta didik,
memeriksa pekerjaannya, memberikan penghargaan pada usahanya, dan
10
Ibid

11
memberikan saran – saran,  perbaikan lebih lanjut. Dengan cara ini guru
membantu peserta didik meneruskan aktivitasnya dan mencegah
timbulnya perilaku menyimpang.

Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan yang


diberikan oleh guru untuk membantu peserta didik menghadapi persoalan
yang mematahkan semangat, pada saat mereka benar – benar
memerlukannya. Proses bantuannya dilaksanakan sebelum situasi
berkembang hingga tidak dapat dikuasai. Bantuan mengatasi rintangan ini
adalah cara yang sangat bermanfaat untuk mencegah perilaku
mengganggu.

Merencanakan perubahan lingkungan adalah proses mempersiapkan kelas


atau lingkungan menghadapi perubahan – perubahan situasi. Misalnya,
peserta didik harus disiapkan atas kemungkinan guru tidak dapat hadir
selama beberapa hari dan akan digantikan oleh guru lain. Perencanaan
yang disiapkan sebe1umnya akan membantu peserta didik memahami hal
itu dan akan berperilaku sesuai dengan yang direncanakan guru. Dengan
demikian, timbulnya masalah manajemen kelas dapat dicegah secara
dini.11

Merencanakan dan mengubah lingkungan kelas adalah proses penciptaan


lingkungan yang menyenangkan dan tertib. Kegiatan ini dimaksudkan
memaksimalkan produktivitas dan meminimalkan perilaku menyimpang,
dan dirancang dengan baik. Merencanakan dan mengubah lingkungan
kelas diperlukan untuk mencegah atau mengurangi jenis – jenis perilaku
tertentu yang tidak diinginkan. Mengatur kembali struktur situasi adalah
strategi manajerial kelas dalam memulai suatu kegiatan atau mengerjakan
tugas dengan cara yang lain atau cara yang berbeda. Mengubah sifat
kegiatan, mengubah pusat perhatian, atau menggunakan cara baru untuk
mengerjakan hal-hal lama akan efektif mencegah timbulnya masalah
manajemen kelas, khususnya yang bersumber pada perasaan bosan.12

11
Ibid., hal.9
12
Ibid.,

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan ada berbagai macam pendekatan-pendekatan dalam
pengelolaan kelas seperti, pendekatan otoriter, intimidasi permisif, kerja
kelompok, sosio-emosional intrusional dan masih ada berbagai pebdekatan
yang lain. Pendektan-pendekatan ini dapat dilakukan agar proses
pembelajarnya di dalam suatu kelas dapat berjalan dengan baik, efektif dan
efesien.
Manajemen kelas tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang
dilakukan guru yntuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara
berkelompok maupun secara individual. Keharmonisan siswa hubungan
guru dan siswa, tingginya kerjasama di antara siswa tersimpul dalam
bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari
pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas
Pendekatan permisif (kebebasan) Adalah pendekatan yang
menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. tema Sentral dari
pendekatan ini adalah apa, Kapan, dan di mana juga guru hendaknya
membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkan
nya. Bebas berarti lepas sama sekali, tidak terhalang, terganggu, dan
sebagainya sehingga dapat bergerak dan berbicara dengan leluasa.
Sementara kebebasan dapat diartikan sebagai keadaan bebas. kata kerjanya
adalah membebaskan yang berarti melepaskan dari ikatan,  tuntutan,
tekanan, hukuman, dan kekuasaan. membebaskan juga dapat berarti
memberikan keleluasaan untuk bergerak.
Instruksional berasal dari bahasa inggris yakni instruction yang
dalam bahasa indonesia berarti pengajaran. Pengajaran berasal dari kata
dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui dan dituruti. Kata kerjanya adalah mengajar yang berarti
memberi pelajaran,melatih dan memarahi. Sementara pengajaran dapat

13
diartikan sebagai proses,cara,perbuatan mengajar atau mengajarkan. Jadi
dalam konteks manajemen kelas, pendekatan pengajaran dapat diartikan
sebagai cara pandang yang beranggapan bahwa kelas yang kondusif dapat
dicapai dengan kegiatan mengajar itu sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Imam. 2019. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasinya. (Depok: PT


RajaGrafindo Persada).
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Manajemen kelas.( Yogyakarta: Ar Ruzz Media.)
Rahman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. (Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Pendidikan Pendidikan Tinggi)
Nursalim A.R, 2011. Manajemen Kelas. (Pekanbaru: Zanafa Publishing.)

15

Anda mungkin juga menyukai