Disusun oleh
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Marilah kita haturkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Shalawat beriring salam
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan, untuk itu
kepada segenap pembaca mohon kritik dan sarannya guna tercapainya makalah
yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya, dengan senantiasa
mengharap rahmat serta Ridho Allah SWT, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................13
Daftar Pustaka............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suasana sekolah merupakan modal penting bagi jernihnya pikiran
untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keadaan yang
menyenangkan demi meningkatkan motivasi peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pelajaran, untuk mengatasinya dibutuhkan manajemen
kelas, yaitu penanganan yang baik agar dalam kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Kelas merupakan suatu tempat anak belajar untuk mendapatkan
ilmu, berinteraksi dengan teman serta pembentukan pribadi yang baik.
Kegiatan belajar peserta didik yang berada di sekolah diharapkan secara
intens berjalan di kelas. Dalam lingkup kelas terdiri dari peserta didik yang
dapat ditinjau dari cara belajar mereka, karakter peserta didik, hubungan
sosial, kedisiplinan, dan tanggung jawab dalam proses belajar mengajar.
Salah satu pendekatan manajemen kelas yang baik ialah
menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk sedikit demi sedikit
mengurangi ketergantungannya kepada guru, sehingga mereka mampu
membimbing kegiatannya sendiri. Sebagai manajer, guru hendaknya
mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil
optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dalam manajemen kelas?
2. Bagaimana pendekatan Permisif dalam manajemen kelas?
3. Bagaimana pendekatan instruksional dalam manajemen kelas?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan dalam manajemen kelas.
2. Untuk mengetahui pendekatan Permisif dalam manajemen kelas.
3. Untuk mengetahui pendekatan Instruksional dalam manajemen kelas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
A.R, Nursalim, Manajemen Kelas, (Pekanbaru: Zanafa Publishing.), hal. 6
3
hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan
yang diinginkan nya. Bebas berarti lepas sama sekali, tidak terhalang,
terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak dan berbicara
dengan leluasa. Sementara kebebasan dapat diartikan sebagai keadaan
bebas. kata kerjanya adalah membebaskan yang berarti melepaskan dari
ikatan, tuntutan, tekanan, hukuman, dan kekuasaan. membebaskan
juga dapat berarti memberikan keleluasaan untuk bergerak.
2
Imam Gunawan, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasinya, (Depok: PT RajaGrafindo Persada,
2019), hal.65.
4
Seorang guru Jika dengan kekuasaannya terlalu mengekang
peserta didiknya, Maka hal itu dapat menjadikan peserta didik tidak
merasa nyaman di kelas, karena siswa merasa berada dalam tekanan.
sementara itu, jika seorang guru terlalu membebaskan peserta didiknya
di dalamkelas, Maka hal itu dapat menjadikan peserta didik
meremehkan kegiatan belajar mengajar(Yang dalam istilah bahasa
Jawanya disebut ngelunjak). Itulah sebabnya dalam menggunakan
pendekatan kebebasan, seorang guru harus mampu mengendalikan
perilaku peserta didik dengan Memegang teguh batasan-batasan
kebebasan tersebut jika guru merasa hal itu tidak dapat dilakukan, maka
sebaiknya pendekatan kebebasan itu tidak diterapkan.
3
Ibid., hal. 66
5
kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemempuan
memimpin diri sendiri, disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri.4
Dari tindakan pendekatan ini muncul hal-hal yang kurang disadari oleh
pembelajar diantaranya:
· Meremehkansesuatukejadian,atautidakmelakukanapa-apasamasekali,
· Memberipeluangkemalasandanmenundapekerjaan,
4
Ardy Novan, Wiyani, Manajemen kelas, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2013), hal.6
6
Percaya atau tidak bahwa hasil bekerja pembelajar belum memadai dan
kurang terarah Akibat yang sering terjadi pembelajar merasa telah benar
dengan tingkah laku dalam pengerjaan tugas, telah bertanggung jawab
dalam kelompok atau kelas itu. Tapi ternyata dibandingkan dengan
kelompok lainnya kurang atau malahan lebih rendah. Kedua pendekatan
inipun kurang menguntungkan, tanpa kontrol dan pengajar bersikap serta
memandang ringan gejala-gejala yang muncul. Pihak pengajar dan
pembelajar tampak bebas, kurang memikat.5
7
pengajaran ini memiliki empat fungsi,yaitu (1) Perencanaan pengajaran
dapat dijadikan media untuk menentukan dan memecahkan masalah
belajar di dalam kelas ; (2)Perencanaan mpengajaran dapat mengarahkan
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas ; (3)
Perencanaan pengajaran dapat dijadikan dasar dalam memanfaatkan
berbagai sarana belajar di kelas ; (4) Perencanaan pengajaran dapat
dijadikan sebagai barometer untuk mengukur dan meramalkan hasil
kegiatan belajar-mengajar yang hedak di capai.6
Agar keempat fungsi tersebut dapat dicapai,guru sebagai manajer
kelas sebelum membuat perencanaan pengajaran harus melakukan analisis
kemampuan awal dan karakteristik peserta didiknya. Kegiatan tersebut
sangat perlu dilakukan mengingat peserta didik yang berada di dalam
sebuah kelas memiliki kemampuan dan karakteristik yang beragam
walaupun mungkin dalam hal usia,mereka relatif sama. Wiyani(2013b)
menegaskan bawha kemampuan awal dan karakteristik peserta didik
adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik,termasuk
latar belakangnya. Pada saat melakukan analis kemampuan awal dan
karakteristik peserta didik di kelas, sering kali guru membuat kekeliruan
dengan menganggap bahwa semua peserta didiknya sama. Tentu saja
anggapan ini dapat mengakibatkan kegagalan dalam kegiatan belajar-
mengajar.
Problem yang sering dihadapi oleh guru dalam menganalis
kemampuan awal peserta didik adalah guru menganggap jika kemampuan
awal peserta didiknya terlalu rendah atau tinggi. Jika guru menganggap
kemampuan awal peserta didiknya terlalu rendah, maka akan
mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar kurang berarti bahkan sia-sia.
Sebaiknya, jika guru menganggap kemampuan peserta didiknya terlalu
tinggi,maka mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar akan menyulitkan
peserta didiknya karena peserta didik belum memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar-mengajar.
6
Imam Gunawan, op.cit., hal.70
8
Kemudian pada saat melakukan analisis karakteristik peserta didik,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru sebagai manajer kelas,
yaitu (1) karakteristik peserta didik yang terkait dengan kemampuan
intelektual, kemampuan bersikap, dan kemampuan psikomotornya; (2)
Karakteristik peserta didik yang terkait dengan latar belakang peserta
didik, baik latar belakang agamanya,ekonomi, sosial, maupun budayanya;
dan (3) karakteristik peserta didik yang terkait dengan sikap,perasaan dan
minatnya. Guru sebagai manajer kelas untuk mengetahui kemampuan awal
serta karakteristik peserta didiknya,dapat menggunakan berbagai cara
antara lain; (1) melakukan tes kemampuan awal (pre-test); (2)
menggunakan data pribadi peserta didik yang terlah tersedia; (3)
menggunakan teknik wawancara(interview); dan (4) menggunakan angket
kuesioner.7
Kelemahan pendekatan instruksional menurut rizky(2013) adalah
para pengajar pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung
memandang prilaku intruksional guru mempunyai potensi mencapai dua
tujuan utama manajemen kelas. Tujuan tersebut adalah mencegah
timbulnya masalah manajerial dan menyelesaikan masalah manajerial
kelas. Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-
mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik dan
merupakan faktor uatama dalam pencegahan timbulnya masaalah
manajemen kelas.
Sedangkan kelebihan pendekatan instruksional adalah pendekatan
ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif ialah hasil perencanaan
pengajaran yang bermutu. Peran guru dengan demikian adalah
merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta
didik.mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak
didik yang kurang baik. Para penganjur instruksional dalam manajemen
kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai
potensial mencapai dua tujuan utama manajemen kelas, yaitu mencegah
7
Ibid., hal.71
9
timbulnya masalah manajerial dan menyelesaikan masalah manajerial
kelas.8
8
Ibid
9
Maman, Rahman, Manajemen Kelas, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pendidikan Pendidikan Tinggi), hal.8
10
kurang, kebosanan, dan perilaku menyimpang. Guru yang berhasil ialah
guru yang rnenyajikan pelajaran yang disiapkan dengan baik, yang
berlangsung dengan lancar, dan dengan tempo yang baik, tepat dan jelas
arahnya, memberikan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat
peserta didik.
11
memberikan saran – saran, perbaikan lebih lanjut. Dengan cara ini guru
membantu peserta didik meneruskan aktivitasnya dan mencegah
timbulnya perilaku menyimpang.
11
Ibid., hal.9
12
Ibid.,
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan ada berbagai macam pendekatan-pendekatan dalam
pengelolaan kelas seperti, pendekatan otoriter, intimidasi permisif, kerja
kelompok, sosio-emosional intrusional dan masih ada berbagai pebdekatan
yang lain. Pendektan-pendekatan ini dapat dilakukan agar proses
pembelajarnya di dalam suatu kelas dapat berjalan dengan baik, efektif dan
efesien.
Manajemen kelas tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang
dilakukan guru yntuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara
berkelompok maupun secara individual. Keharmonisan siswa hubungan
guru dan siswa, tingginya kerjasama di antara siswa tersimpul dalam
bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari
pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas
Pendekatan permisif (kebebasan) Adalah pendekatan yang
menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. tema Sentral dari
pendekatan ini adalah apa, Kapan, dan di mana juga guru hendaknya
membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkan
nya. Bebas berarti lepas sama sekali, tidak terhalang, terganggu, dan
sebagainya sehingga dapat bergerak dan berbicara dengan leluasa.
Sementara kebebasan dapat diartikan sebagai keadaan bebas. kata kerjanya
adalah membebaskan yang berarti melepaskan dari ikatan, tuntutan,
tekanan, hukuman, dan kekuasaan. membebaskan juga dapat berarti
memberikan keleluasaan untuk bergerak.
Instruksional berasal dari bahasa inggris yakni instruction yang
dalam bahasa indonesia berarti pengajaran. Pengajaran berasal dari kata
dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui dan dituruti. Kata kerjanya adalah mengajar yang berarti
memberi pelajaran,melatih dan memarahi. Sementara pengajaran dapat
13
diartikan sebagai proses,cara,perbuatan mengajar atau mengajarkan. Jadi
dalam konteks manajemen kelas, pendekatan pengajaran dapat diartikan
sebagai cara pandang yang beranggapan bahwa kelas yang kondusif dapat
dicapai dengan kegiatan mengajar itu sendiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
15