4732 9368 1 SM 1
4732 9368 1 SM 1
Abstract: This study aims to assess the influence of the General Allocation Fund (DAU), Special
Allocation Fund (DAK) and the government spending on poverty rate in Aceh province. The data
used is secondary data obtained from the Directorate General of Fiscal Balance, Ministry of
Finance of the Republic of Indonesia, the Statistics Central Agency (BPS) and development
planning agencies of Aceh Province. The data in the form of data pooling the combination of time
series data during the period of 2009-2013 with the data crosection 23 districts in Aceh province.
Furthermore, the data were analyzed by the method of ordinary least squares (OLS). The study
found that simultaneous General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK) and
government spending are significantly effect on poverty reduction in Aceh province. Partially,
only the General Allocation Fund (DAU) and Special Allocation Fund (DAK) which have a
significant effect on reducing poverty. Instead government spending partially no significant effect
on the reduction of poverty in Aceh Province..
Keyword : Poverty rate, General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK) and
Government Expenditure.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan pengeluaran pemerintah Aceh terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh.
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersumber dari Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS)
dan Bappeda Aceh. Data tersebut berbentuk pooling data yakni gabungan antara time series data
selama periode tahun 2009-2013 dengan crosection data 23 kabupaten kota di Provinsi Aceh.
Selanjutnya data dianalisis dengan metode ordinary least square (OLS). Penelitian menemukan
bahwa secara simultan Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
pengeluaran pemerintah Aceh berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi
Aceh. Secara parsial hanya Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang
berpengaruh signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Sebaliknya pengeluaran
pemerintah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan di
Provinsi Aceh.
Kata Kunci : Tingkat Kemiskinan, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
Pengeluaran Pemerintah
ini angka kemiskinan di Provinsi Aceh tetap masing-masing kabupaten kota di Provinsi
tinggi. Bahkan persentase penduduk miskin di Aceh mengindikasikan bahwa tantangan yang
Provinsi Aceh berada pada peringkat kelima di dihadapi pemerintah kabupaten kota dalam
Indonesia setelah Papua, Papua Barat, Maluku melaksanakan pembangunan juga berbeda.
dan Nusa Tengga Timur (NTT). Apalagi persoalan kemiskinan tidak hanya
Pada tahun 2008 penduduk miskin di menjadi masalah dalam perekonomian, tetapi
Provinsi Aceh mencapai sebesar 23,53%. juga dapat berdampak pada kondisi sosial
Angka ini terus mengalami penurunan pada masyarakat.
tahun-tahun berikutnya hingga menjadi 17,66 Komitmen nyata pemerintah pusat dalam
persen pada tahun 2012. menanggulangi kemiskinan di daerah dilakukan
Grafik 1 melalui kebijakan pengalokasian dana alokasi
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Aceh
umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
Selama Periode Tahun 2008-2013
25 (DAK) untuk seluruh kabupaten kota di
23,53
21,81
20,3 19,81
Indonesia. Dana Alokasi Umum (DAU)
20 18,89 17,66
merupakan salah satu transfer dana Pemerintah
15 Pusat kepada pemerintah daerah yang
bersumber dari pendapatan APBN, yang
10
dialokasikan dengan tujuan pemerataan
5 kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 pelaksanaan desentralisasi. DAU bersifat
“Block Grant” yang berarti penggunaannya
Sumber: BPS Aceh, 2014 (Diolah)
diserahkan kepada daerah sesuai dengan
Penduduk miskin tersebar pada seluruh
prioritas dan kebutuhan daerah untuk
kabupaten kota di Provinsi Aceh. Hingga tahun
peningkatan pelayanan kepada masyarakat
2013 persentase penduduk miskin terbesar
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
terdapat di Kabupaten Aceh Barat sebesar
Melalui penggunaan DAU secara efektif dan
23,70%, kemudian menyusul Kabupaten Bener
efisien, diharapkan pemerintah daerah dapat
Meriah di urutan kedua sebesar 23,47%.
melaksanakan program yang berdampak positif
Selanjutnya Pidie Jaya berada pada urutan
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di
ketiga sebesar 22,70%, dan Gayo Lues di
daerah.
urutan keempat dengan jumlah penduduk
Selanjutnya Dana Alokasi Khusus (DAK)
miskin sebesar 22,33%. Sebaliknya persentase
adalah dana yang bersumber dari pendapatan
penduduk miskin paling kecil terdapat di Kota
APBN yang dialokasikan kepada daerah
Banda Aceh yakni sebesar 7,15%. Adanya
tertentu dengan tujuan untuk membantu
perbedaan persentase penduduk miskin pada
Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 58
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
mendanai kegiatan khusus yang merupakan terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga,
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bantuan
nasional. Pengalokasian dan arah kegiatan keuangan kepada kabupaten kota dan
DAK di antaranya digunakan untuk pemerintahan desa (Pemdes) serta belanja tidak
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, terduga. Keseluruhan belanja pemerintah
irigasi, air minum dan sanitasi, pertanian, daerah seperti dijelaskan di atas tidak hanya
kelautan dan perikanan, prasarana pemerintahan, dimaksudkan untuk membiayai kegiatan
perdagangan, sarana dan Prasarana Perdesaan pemerintah dalam memberikan pelayanan
dan lain sebagainya. Dengan adanya DAK publik bagi masyarakat, tetapi diharapkan
diharapkan dapat meningkatkan perbaikan mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan
infrastruktur didaerah sebagai syarat penting masyarakat dan pada akhirnya dapat
kegiatan ekonomi yang pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Pengeluaran pemerintah daerah tingkat II di
mengurangi tingkat kemiskinan di daerah. Provinsi Aceh berbeda berdasarkan kabupaten
Hingga saat ini, kabupaten kota di Provinsi kota. Perbedaan tersebut tentunya tidak hanya
Aceh menerima Dana Alokasi Umum (DAU) terkait dengan adanya perbedaan sumber-
dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Besarnya sumber penerimaan daerah, tetapi juga
pengeluaran pemerintah pusat dalam bentuk disebabkan adanya perbedaan kebutuhan
DAU dan DAK relatif berbeda berdasarkan pengalokasian keuangan daerah pada berbagai
kabupaten kota. pos pengeluaran daerah.
Upaya pemerintah daerah dalam Tingkat kemiskinan di masing-masing
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kabupaten kota di Provinsi Aceh tentunya dapat
pengurangan tingkat kemiskinan di daerah juga dikaitkan dengan beberapa variabel yang
dilakukan melalui kebijakan anggaran daerah dijelaskan di atas, seperti Dana Alokasi Umum
(APBD). Pengentasan kemiskinan dapat dengan (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
menggunakan APBD sebagai salah satu pengeluaran pemerintah. Karena itu, penelitian
instrumen kebijakan pemerintah daerah yang ini menguji keterkaitan tingkat kemiskinan
didalamnya selain mencakup sumber-sumber penduduk kabupaten kota di Provinsi Aceh
pendapatan daerah tetapi juga berbagai dengan DAU, DAK dan pengeluaran
pengeluaran pemerintah (Mardiasmo, 2002). pemerintah kabupaten kota di Provinsi Aceh
Pengeluaran pemerintah daerah terdiri dari
belanja langsung dan belanja tidak langsung. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Belanja langsung antara lain terdiri dari belanja Keterkaitan DAU dengan Kemiskinan
pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja Dana Alokasi Umum (DAU) adalah
modal. Sedangkan belanja tidak langsung sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap
tingkat kemiskinan juga dikemukakan oleh daerah sebagai akibat Dana Alokasi Khusus
Setiyawati (2007) bahwa daerah yang dapat mengurangi kemiskinan di daerah.
pertumbuhan ekonominya positif mempunyai Sebagaimana dikemukakan oleh Jahan dan
kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD. Mcleery (2005)”infrastructure development can
Dengan melihat PAD berpengaruh pada lead to poverty reduction through direct or
pertumbuhan ekonomi, maka kemungkinan indirect channels. Through the direct channel it
DAK juga berpengaruh positif terhadap reduces poverty as people’s access to health
pertumbuhan ekonomi. Pembiayaan program and educational services improves, there is
pembangunan melalui DAU harus ditargetkan cleaner energy available and the government
pada daerah-daerah yang mempunyai kondisi provides for protection against national
buruk, terutama dalam masalah kemiskinan. disasters. The indirect effect of infrastructure
Peta lokasi kemiskinan, bersama dengan peta provision on poverty occurs when the
kondisi jalan, dapat digunakan untuk productivity of workers increases, transport
mengidentifikasi daerah-daerah tersebut. costs are reduced and more employment is
Masyarakat miskin setempat juga harus generated, thereby leading to economic growth.
dilibatkan agar hasilnya dapat sesuai dengan This implies that infrastructure provision can
kebutuhan mereka, serta menjamin tersedianya have economic and social impacts on the lives
pemeliharaan secara lebih baik Dana Alokasi of people”.
Khusus dapat menjadi insentif bagi pemerintah
daerah untuk memenuhi target penurunan
Keterkaitan Pengeluaran Pemerintah
tingkat kemiskinan. Oleh karena itu DAK harus
dengan Kemiskinan
ditingkatkan fungsinya dan dikaitkan dengan
Masalah kemiskinan yang identik dengan
program pengentasan kemiskinan, termasuk
jumlah pendapatan masyarakat yang tidak
infrastruktur di daerah pedesaan, kesehatan,
memadai, harus selalu menjadi prioritas dalam
pendidikan, serta penyediaan air bersih dan
pembangunan suatu negara. Meskipun masalah
sanitasi (World Bank, 2009). Daerah yang lebih
kemiskinan akan selalu muncul karena sifat
miskin harus dapat menerima DAK yang lebih
dasar dari kemiskinan adalah relatif, namun
besar, mengingat DAU belum dapat
ketika dari sebuah negara mengalami
memperkecil kesenjangan pembiayaan antar
peningkatan taraf hidup, maka standar hidup
daerah. Peningkatan DAK dapat dilakukan
akan berubah (Widodo et al, 2011). Agenda
dengan memotong anggaran pemerintah pusat
mengatasi kemiskinan bagi suatu negara
di daerah melalui departemen teknis, yang
berkaitan dengan banyaknya faktor yang
selama ini dikenal sebagai Daftar Isian Proyek
berhubungan dengan apa yang diakibatkan oleh
(DIP).
kemiskinan itu sendiri, karena dampak dari
Adanya pembangunan infrastruktur di
kemiskinan itu akan berhubungan dengan adalah pengeluaran yang digunakan untuk
kondisi fundamental yang menjadi syarat pembelian/ pengadaan atau pembangunan asset
berlangsungnya pembangunan suatu negara tetap yang berwujud yang nilai manfaatnya
yang berkelanjutan. melebihi dan setahun dan atau pemakaian jasa
Belanja atau pengeluaran pemerintah dalam melaksanakan program atau kegiatan
daerah tidak hanya dimaksudkan untuk pemerintahan daerah.
memperlancar kegiatan operasional Pengeluaran pemerintah baik dalam bentuk
pemerintahan di daerah, tetapi melalui belanja pengeluaran langsung maupun pengeluaran
daerah pemerintah dituntut untuk meningkatkan tidak langsung tidak hanya dapat
pertumbuhan ekonomi daerah. Sehingga belanja mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat,
pemerintah terdiri dari belanja langsung dan tetapi juga dapat berdampak pada pertumbuhan
belanja tidak langsung. Sebagaimana ekonomi dan kemiskinan. Pengeluaran
dinyatakan dalam Permendagri Nomor 13 pemerintah dalam bentuk belanja pembangunan
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan misalnya, digunakan untuk membangun atau
Keuangan Daerah, menyebutkan bahwa belanja memperbaiki inftrastruktur ekonomi di daerah,
menurut kelompok belanja terdiri belanja berdampak pada peningkatan intensitas
langsung dan belanja tidak langsung. kegiatan ekonomi masyarakat. pada gilirannya
Belanja langsung, merupakan belanja yang pembangunan infrastruktur tidak hanya
dianggarkan terkait secara langsung dengan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat,
pelaksanaan program dan kegiatan. Dalam tetapi juga berdampak pada pendapatan
belanja langsung dikelompokkan menurut jenis masyarakat dan mengurangi tingkat kemiskinan
belanja terdiri dan belanja pegawai, belanja di daerah. Adanya keterkaitan antara
barang dan jasa, dan belanja modal. Halim pengeluaran pemerintah dengan penurunan
(2002:73) menyatakan, belanja modal tingkat kemiskinan dikemukakan oleh Fan dan
merupakan pengeluaran pemerintah daerah Zhang (2002) bahwa pengeluaran pemerintah
yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran (public expenditure) dapat berdampak langsung
dan akan menambah aset dan kekayaan daerah. terhadap kemiskinan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 8
Hipotesis Penelitian
tahun 2006, tanggal 3 April 2006, tentang
Berdasarkan latar belakang penelitian dan
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
landasan teoritis yang telah dikemukakan
Pemerintah yang termasuk Belanja Modal
sebelumnya, maka yang menjadi hipotesis
adalah : Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan
penelitian adalah Dana Alokasi Umum (DAU),
Mesin, Belanja Gedung dan Bangunan, Belanja
Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pengeluaran
Jalan, Irigasi dan Jaringan, Belanja Aset Tetap
Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap
Lainnya, Belanja Aset Lainnya. Belanja modal
penurunan tingkat kemiskinan pada kabupaten Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
kota di Provinsi Aceh.. (DAK) dan Pengeluaran Pemerintah. Secara
matematis keterkaitan antar keempat variabel
METODE PENELITIAN
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
Data yang digunakan di dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari
TK = f (DAU, DAK, PP)
berbagai instansi/lembaga yang terkait dengan
Dimana :
permasalahan yang diteliti, antara lain
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan TK = Tingkat kemiskinan
DAU = Dana Alokasi Umum
Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
DAK = Dana Alokasi Khusus
Badan Pusat Statistik (BPS), Bappeda Aceh dan PP = Pengeluaran Pemerintah
dan instansi terkait lannya. Data yang
Berdasarkan model diatas maka
dikumpulkan adalah data time series selama 5
untuk melihat pengaruh Dana Alokasi Umum
tahun. Sesuai dengan ketersediaan data, data
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
time series dimaksud selama periode tahun
Pengeluaran Pemerintah terhadap tingkat
2009-2013.
kemiskinan digunakan formula analisis
Penelitian ini, menguji hubungan
regresi linear berganda (Multiple Regresion).
fungsional antara tingkat kemiskinan dengan
TK = a + b1DAU + b2DAK + b3PP + ei
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Dimana :
Khusus (DAK), dan Pengeluaran Pemerintah.
Horizon waktu yang digunakan dalam TK = Tingkat kemiskinan
DAU = Dana Alokasi Umum
penelitian ini adalah gabungan antara
DAK = Dana Alokasi Khusus
crosscheck dan longitudinal yang disebut PP = Pengeluaran Pemerintah
b1, b2 dan b3 = Koefisien regresi
dengan data pooling. Penelitian ini
ei = Error Terms
menggunakan data 23 kabupaten kota di
Provinsi Aceh dan periode waktu tahun 2009- HASIL DAN PEMBAHASAN
2013 Hasil analisis regresi pengaruh Dana
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya
(DAK) dan pengeluaran pemerintah tingkat
yakni untuk mengetahui pengaruh Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus kemiskinan di Provinsi Aceh merupakan bentuk
(DAK) dan Pengeluaran Pemerintah terhadap
linier berganda dengan pendekatan kuadrat
tingkat kemiskinan kabupaten kota di Provinsi
terkecil (ordinary least square), diperoleh hasil
Aceh, maka dapat dipahami bahwa tingkat
kemiskinan merupakan fungsi dari Dana persamaan sebagai berikut.
DAK sarana dan prasarana pedesaan, DAK kemiskinan pada kabupaten kota di Provinsi
perdagangan dan DAK lainnya yang Aceh. Peningkatan pengeluaran pemerintah
pengalokasiannya secara langsung dapat baik dalam bentuk pengeluaran langsung
mendorong kegiatan ekonomi masyarakat di maupun tidak langsung, belum memberikan
daerah. dampak signifikan bagi penurunan tingkat
Selanjutnya pengeluaran pemerintah kemiskinan. Hal ini mengindikasikan bahwa
kabupaten kota di Provinsi Aceh tidak pengalokasian dan penggunaan belanja
berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pemerintah daerah belum memberikan dampak
penurunan tingkat kemiskinan. Sekalipun hasil signifikan bagi perbaikan perekonomian
pengolahan data memperlihatkan bahwa masyarakat di daerah.
pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif,
namun pengaruh dimaksud tidak signifikan Saran
(nyata). Hal ini mengindikasikan bahwa Sebaiknya pemerintah kabupaten kota di
pengeluaran pemerintah daerah belum mampu Provinsi Aceh dapat meningkatkan efektifitas
dialokasikan secara baik guna meningkatkan dan efisiensi penggunaan Dana Alokasi Umum
kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan kata lain, (DAU) yang mereka terima untuk mendukung
peningkatan anggaran belanja daerah belum program prioritas nasional yang berorientasi
sepenuhnya dapat membawa dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di
bagi perbaikan perekonomian masyarakat. Hal daerah.
inilah yang menyebabkan pengeluaran Pemerintah kabupaten kota di Provinsi Aceh
pemerintah kabupaten kota di Provinsi Aceh dipandang perlu meningkatkan efektifitas dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi pengalokasian Dana Alokasi Khusus
penurunan tingkat kemiskinan. (DAK) yang mereka terima sesuai dengan arah
kegiatan dana tersebut. Upaya meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN efektifitas dan efisien pengalokasian dana dapat
Kesimpulan dilakukan dengan memperhitungkan dampak
Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh sosial ekonomi yang akan diterima oleh
signifikan terhadap penurunan tingkat masyarakat pada setiap alternatif arah kegiatan
kemiskinan pada kabupaten kota di Provinsi DAK pada setiap periode tahun anggaran. Pada
Aceh. Dana Alokasi Khusus (DAK) akhirnya proporsi penggunaan DAK harus
berpengaruh signifikan terhadap penurunan diprioritaskan pada kegiatan yang memberikan
tingkat kemiskinan pada kabupaten kota di dampak sosial ekonomi yang lebih besar dan
Provinsi Aceh. konsisten dengan upaya penurunan tingkat
Pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh kemiskinan.
signifikan terhadap penurunan tingkat Pemerintah kabupaten kota di Provinsi Aceh
Fan, S., L. X. Zhang, and X. B. Zhang. (2002). Wold Bank. 2006. Era Baru Dalam
‘Growth, Inequality, and Poverty in Rural Pengentasan Kemiskinan di Indonesia,
China: The Role of Public Investments’. The World Bank Office Jakarta.
IFPR Research Report 125. Washington,
DC: International Food Policy Research World Bank Institute. 2002. Dasar-dasar
Institute. Analisis Kemiskinan. Edisi Terjemahan.
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Halim, A. 2002. Akuntansi Sektor Publik :
Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba World Bank. 2009. Indonesia Expanding
Empat, Jakarta. Horizons, Indonesia Policy Briefs, Ide-
ide Program 100 Hari, The World Bank
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Office, Jakarta.
Keuangan Daerah. Andi. Yogyakarta.