Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302-0172

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 14 Pages pp. 57- 70

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH


Basyir1), Abubakar Hamzah2), Sofyan Syahnur3)
1,2,3)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No.7, Darussalam Banda Aceh 23111

Abstract: This study aims to assess the influence of the General Allocation Fund (DAU), Special
Allocation Fund (DAK) and the government spending on poverty rate in Aceh province. The data
used is secondary data obtained from the Directorate General of Fiscal Balance, Ministry of
Finance of the Republic of Indonesia, the Statistics Central Agency (BPS) and development
planning agencies of Aceh Province. The data in the form of data pooling the combination of time
series data during the period of 2009-2013 with the data crosection 23 districts in Aceh province.
Furthermore, the data were analyzed by the method of ordinary least squares (OLS). The study
found that simultaneous General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK) and
government spending are significantly effect on poverty reduction in Aceh province. Partially,
only the General Allocation Fund (DAU) and Special Allocation Fund (DAK) which have a
significant effect on reducing poverty. Instead government spending partially no significant effect
on the reduction of poverty in Aceh Province..
Keyword : Poverty rate, General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK) and
Government Expenditure.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan pengeluaran pemerintah Aceh terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh.
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersumber dari Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS)
dan Bappeda Aceh. Data tersebut berbentuk pooling data yakni gabungan antara time series data
selama periode tahun 2009-2013 dengan crosection data 23 kabupaten kota di Provinsi Aceh.
Selanjutnya data dianalisis dengan metode ordinary least square (OLS). Penelitian menemukan
bahwa secara simultan Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
pengeluaran pemerintah Aceh berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi
Aceh. Secara parsial hanya Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang
berpengaruh signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Sebaliknya pengeluaran
pemerintah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan di
Provinsi Aceh.
Kata Kunci : Tingkat Kemiskinan, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
Pengeluaran Pemerintah

PENDAHULUAN Provinsi Aceh dapat dikelompokkan sebagai


Sejak tahun 1990-an, sebagian masyarakat masyarakat miskin (Anonymous, 2006).
Provinsi Aceh berada di bawah garis Seiring dengan pembangunan Aceh pasca
kemiskinan. Kondisi tersebut diperparah lagi konflik dan tsunami, maka pemerintah daerah
dengan konflik yang berkepanjangan di daerah berupaya untuk mengurangi angka kemiskinan.
tersebut. Selain itu, musibah gempa bumi dan Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah
tsunami 26 Desember tahun 2004 yang lalu melalui berbagai program kerja baik dalam
juga telah banyak menghancurkan kegiatan bentuk program daerah maupun program
ekonomi masyarakat, sehingga jumlah pemerintah pusat yang dilaksanakan di daerah,
penduduk miskin terus bertambah. Pada tahun yang tujuannya adalah untuk mengurangi
2006 sebesar 45 persen dari jumlah penduduk jumlah penduduk miskin. Namun hingga saat

57 - Volume 3, No. 1, Februari 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ini angka kemiskinan di Provinsi Aceh tetap masing-masing kabupaten kota di Provinsi
tinggi. Bahkan persentase penduduk miskin di Aceh mengindikasikan bahwa tantangan yang
Provinsi Aceh berada pada peringkat kelima di dihadapi pemerintah kabupaten kota dalam
Indonesia setelah Papua, Papua Barat, Maluku melaksanakan pembangunan juga berbeda.
dan Nusa Tengga Timur (NTT). Apalagi persoalan kemiskinan tidak hanya
Pada tahun 2008 penduduk miskin di menjadi masalah dalam perekonomian, tetapi
Provinsi Aceh mencapai sebesar 23,53%. juga dapat berdampak pada kondisi sosial
Angka ini terus mengalami penurunan pada masyarakat.
tahun-tahun berikutnya hingga menjadi 17,66 Komitmen nyata pemerintah pusat dalam
persen pada tahun 2012. menanggulangi kemiskinan di daerah dilakukan
Grafik 1 melalui kebijakan pengalokasian dana alokasi
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Aceh
umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
Selama Periode Tahun 2008-2013
25 (DAK) untuk seluruh kabupaten kota di
23,53
21,81
20,3 19,81
Indonesia. Dana Alokasi Umum (DAU)
20 18,89 17,66
merupakan salah satu transfer dana Pemerintah
15 Pusat kepada pemerintah daerah yang
bersumber dari pendapatan APBN, yang
10
dialokasikan dengan tujuan pemerataan
5 kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 pelaksanaan desentralisasi. DAU bersifat
“Block Grant” yang berarti penggunaannya
Sumber: BPS Aceh, 2014 (Diolah)
diserahkan kepada daerah sesuai dengan
Penduduk miskin tersebar pada seluruh
prioritas dan kebutuhan daerah untuk
kabupaten kota di Provinsi Aceh. Hingga tahun
peningkatan pelayanan kepada masyarakat
2013 persentase penduduk miskin terbesar
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
terdapat di Kabupaten Aceh Barat sebesar
Melalui penggunaan DAU secara efektif dan
23,70%, kemudian menyusul Kabupaten Bener
efisien, diharapkan pemerintah daerah dapat
Meriah di urutan kedua sebesar 23,47%.
melaksanakan program yang berdampak positif
Selanjutnya Pidie Jaya berada pada urutan
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di
ketiga sebesar 22,70%, dan Gayo Lues di
daerah.
urutan keempat dengan jumlah penduduk
Selanjutnya Dana Alokasi Khusus (DAK)
miskin sebesar 22,33%. Sebaliknya persentase
adalah dana yang bersumber dari pendapatan
penduduk miskin paling kecil terdapat di Kota
APBN yang dialokasikan kepada daerah
Banda Aceh yakni sebesar 7,15%. Adanya
tertentu dengan tujuan untuk membantu
perbedaan persentase penduduk miskin pada
Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 58
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

mendanai kegiatan khusus yang merupakan terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga,
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bantuan
nasional. Pengalokasian dan arah kegiatan keuangan kepada kabupaten kota dan
DAK di antaranya digunakan untuk pemerintahan desa (Pemdes) serta belanja tidak
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, terduga. Keseluruhan belanja pemerintah
irigasi, air minum dan sanitasi, pertanian, daerah seperti dijelaskan di atas tidak hanya
kelautan dan perikanan, prasarana pemerintahan, dimaksudkan untuk membiayai kegiatan
perdagangan, sarana dan Prasarana Perdesaan pemerintah dalam memberikan pelayanan
dan lain sebagainya. Dengan adanya DAK publik bagi masyarakat, tetapi diharapkan
diharapkan dapat meningkatkan perbaikan mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan
infrastruktur didaerah sebagai syarat penting masyarakat dan pada akhirnya dapat
kegiatan ekonomi yang pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Pengeluaran pemerintah daerah tingkat II di
mengurangi tingkat kemiskinan di daerah. Provinsi Aceh berbeda berdasarkan kabupaten
Hingga saat ini, kabupaten kota di Provinsi kota. Perbedaan tersebut tentunya tidak hanya
Aceh menerima Dana Alokasi Umum (DAU) terkait dengan adanya perbedaan sumber-
dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Besarnya sumber penerimaan daerah, tetapi juga
pengeluaran pemerintah pusat dalam bentuk disebabkan adanya perbedaan kebutuhan
DAU dan DAK relatif berbeda berdasarkan pengalokasian keuangan daerah pada berbagai
kabupaten kota. pos pengeluaran daerah.
Upaya pemerintah daerah dalam Tingkat kemiskinan di masing-masing
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kabupaten kota di Provinsi Aceh tentunya dapat
pengurangan tingkat kemiskinan di daerah juga dikaitkan dengan beberapa variabel yang
dilakukan melalui kebijakan anggaran daerah dijelaskan di atas, seperti Dana Alokasi Umum
(APBD). Pengentasan kemiskinan dapat dengan (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
menggunakan APBD sebagai salah satu pengeluaran pemerintah. Karena itu, penelitian
instrumen kebijakan pemerintah daerah yang ini menguji keterkaitan tingkat kemiskinan
didalamnya selain mencakup sumber-sumber penduduk kabupaten kota di Provinsi Aceh
pendapatan daerah tetapi juga berbagai dengan DAU, DAK dan pengeluaran
pengeluaran pemerintah (Mardiasmo, 2002). pemerintah kabupaten kota di Provinsi Aceh
Pengeluaran pemerintah daerah terdiri dari
belanja langsung dan belanja tidak langsung. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Belanja langsung antara lain terdiri dari belanja Keterkaitan DAU dengan Kemiskinan
pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja Dana Alokasi Umum (DAU) adalah
modal. Sedangkan belanja tidak langsung sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap

59 - Volume 3, No. 1, Februari 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Daerah Otonom (provinsi/kabupaten/kota) di bagi hasil.


Indonesia setiap tahunnya sebagai dana Dana Alokasi Umum merupakan jenis
pembangunan. DAU merupakan salah satu transfer dana antar tingkat pemerintahan yang
komponen belanja pada APBN, dan menjadi tidak terikat dengan program pengeluaran
salah satu komponen pendapatan pada APBD. tertentu. Dana alokasi umum ini dimaksudkan
Tujuan DAU adalah sebagai pemerataan untuk menggantikan transfer berupa subsidi
kemampuan keuangan antar daerah untuk daerah otonom. Adapun tujuan dari transfer ini
mendanai kebutuhan Daerah Otonom dalam adalah untuk menutup kesenjangan fiskal (fiscal
rangka pelaksanaan desentralisasi. gap) dan pemerataan kemampuan fiskal antara
Jumlah Dana Alokasi Umum setiap tahun daerah. Sehingga dana alokasi umum tiap
ditentukan berdasarkan Keputusan Presiden. daerah tidak akan sama besarnya.
Setiap provinsi/kabupaten/kota menerima DAU Daerah yang mempunyai pendapatan asli
dengan besaran yang tidak sama, dan ini diatur daerah rendah maka akan mendapatkan dana
secara mendetail dalam Peraturan Pemerintah. alokasi umum yang tinggi, dan sebaliknya
Besaran DAU dihitung menggunakan daerah yang mempunyai pendapatan asli daerah
rumus/formulasi statistik yang kompleks, antara tinggi maka akan mendapatkan alokasi umum
lain dengan variabel jumlah penduduk dan luas yang rendah. Dana Alokasi Umum (DAU),
wilayah. Menurut Undang-undang No. 33 adalah dana yang berasal dari APBN yang
Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan dialokasikan dengan tujuan pemerataan
antara pemerintah pusat dan daerah bahwa yang keuangan antar daerah untuk membiayai
dimaksud dengan perimbangan keuangan antara kebutuhan pengeluarannya dalam rangka
pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah pelaksanaan desentralisasi.
suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam Berkaitan dengan perimbangan keuangan
rangka Negara kesatuan yang mencakup antara pemerintah pusat dan daerah, hal tersebut
pembagian keuangan antara pemerintah pusat merupakan konsekuensi adanya penyerahan
dan pemerintah daerah serta pemerataan antar kewenangan pemerintah pusat kepada
daerah secara proposional, demokratis, adil dan pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi
transparan dengan memperhatikan potensi, transfer yang cukup signifikan didalam APBN
kondisi dan kebutuhan daerah sejalan dengan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah,
kewajiban dan pembagian kewenangan serta dan pemerintah daerah secara leluasa dapat
tata cara penyelenggaraan kewenangan tersebut, menggunakan dana ini apakah untuk memberi
termasuk pengelolaan dan pengawasan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat
keuangannya. Dana perimbangan yang atau untuk keperluan lain yang tidak penting.
diperoleh pemerintah daerah terdiri dari dana DAU tidak hanya sekedar memperkuat
alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana kegiatan sektoral Kementerian-Lembaga (KL)

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 60


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

di daerah, tetapi bahkan bisa menjadi kegiatan dalam pembangunan daerah.


substitusi karena minimnya kegiatan daerah di Adanya keterkaitan antara DAU dengan
sektor itu. Grand design DAU menunjukkan tingkat kemiskinan secara eksplisit dinyatakan
peran penting DAU dalam mempercepat oleh Halim (2002) bagi daerah yang tingkat
pembangunan dan memperbaiki pelayanan kemiskinannya lebih tinggi, akan diberikan
masyarakat. Di tingkat daerah, melihat pola DAU lebih besar dibanding daerah yang kaya
umum belanja yang menempatkan belanja dan begitu juga sebaliknya. Hal ini bertujuan
pegawai dalam porsi yang dominan, DAU dapat untuk mempecepat upaya pemerintah dalam
dijadikan kompensasi atas kekurangan mengurangi angka kemiskinan di daerah. DAU
pembiayaan pembangunan fisik dan pelayanan dimaksudkan untuk membantu kesenjangan
masyarakat di daerah kendatipun dalam jumlah keuangan antar daerah berdasarkan formula
yang terbatas. Tambahan lagi, bagi banyak yang memperhitungkan tingkat kemiskinan,
daerah-daerah bentukan baru akibat pemekaran luas wilayah, jumlah penduduk, biaya hidup
DAU mengambil porsi yang signifikan dan kapasitas fiskal (World Bank, 2009).
(Bappenas). Untuk melihat peran DAU yang Dengan adanya DAU diharapkan dapat
cukup besar dalam pembangunan ekonomi membantu pemerintah daerah dalam
daerah membuat porsi DAU terus mengalami mengurangi tingkat kemiskinan di daerah.
peningkatan.
Peran DAU dalam menyelesaikan Keterkaitan DAK dengan Kemiskinan
permasalahan kemiskinan menjadi penting Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana
mengingat kemampuan daerah yang masih yang bersumber dari pendapatan APBN yang
mengalami kesulitan fiskal dimana kebutuhan dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
fiskal lebih besar dibandingkan potensi fiskal. tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
Dalam kondisi seperti ini DAU menjadi salah khusus yang merupakan urusan daerah dan
satu variabel penting dalam membantu sesuai dengan prioritas nasional (Dirjen
keuangan daerah untuk membiayai Perimbangan Keuangan Kemenku RI, 2014).
pembangunan khususnya dalam hal Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang
penyelesaian kemiskinan di daerah. Jika tujuan bersumber dari pendapatan APBN yang
dari transfer adalah untuk peningkatan dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
kesejahteraan secara umum, maka tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
unconditional non-matchinggrant atau block khusus yang merupakan urusan daerah dan
grants seperti Dana Alokasi Umum (DAU) sesuai dengan prioritas nasional. Besaran DAK
adalah yang terbaik (Shah, 1994). Menunjukkan ditetapkan setiap tahun dalam APBN. Dasar
DAU, betapapun kecil porsi yang hukum Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah
dialokasikannya, memainkan peran penting UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang

61 - Volume 3, No. 1, Februari 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Belajar (Wajar) Pendidikan Dasar 9 tahun


Pusat dan Pemerintahan Daerah; dan PP Nomor yang bermutu, yang diperuntukkan bagi SD,
55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. baik negeri maupun swasta, yang
Dalam mengalokasikan DAK terdapat diprioritaskan pada daerah tertinggal,
beberapa kriteria meliputi (Kemenku RI, 2014): daerah terpencil, daerah perbatasan, daerah
a. Kriteria Umum, dirumuskan berdasarkan rawan bencana, dan daerah pesisir dan
kemampuan keuangan daerah yang pulau pulau kecil.
tercermin dari penerimaan umum APBD 2. DAK Kesehatan, yang diarahkan untuk
setelah dikurangi belanja PNSD; meningkatkan pelayanan kesehatan
b. Kriteria Khusus, dirumuskan berdasarkan terutama dalam rangka mempercepat
peraturan perundang-undangan yang penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
mengatur penyelenggaraan otonomi khusus Angka Kematian Bayi (AKB);
dan karakteristik daerah; dan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
c. Kriteria Teknis, yang disusun berdasarkan keluarga miskin serta masyarakat di daerah
indikator-indikator yang dapat menggam- terpencil, tertinggal, perbatasan dan
barkan kondisi sarana dan prasarana, serta kepulauan, melalui peningkatan jangkauan
pencapaian teknis pelaksanaan kegiatan dan kualitas pelayanan kesehatan,
DAK di daerah. khususnya untuk pengadaan, peningkatan,
Penghitungan alokasi DAK dilakukan dan perbaikan sarana dan prasarana
melalui dua tahapan, yaitu: penentuan daerah puskesmas, dan jaringannya termasuk
tertentu yang menerima DAK; dan penentuan poskesdes, dan rumah sakit
besaran alokasi DAK masing-masing daerah. provinsi/kabupaten/kota untuk pelayanan
Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kesehatan rujukan, serta penyediaan
kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria sarana/prasarana penunjang pelayanan
teknis. Besaran alokasi DAK masing-masing kesehatan di kabupaten/kota.
daerah ditentukan dengan perhitungan indeks 3. DAK Keluarga Berencana, yang diarahkan
berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan untuk meningkatkan daya jangkau dan
kriteria teknis. Alokasi DAK per daerah kualitas pelayanan tenaga lini lapangan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Program KB, sarana dan prasarana
(Kemenku RI, 2014). pelayanan Komunikasi, Informasi dan
Menurut Dirjen Perimbangan Keuangan Edukasi (KIE)/advokasi Program KB;
Kemenku RI (2014), arah kegiatan Dana sarana dan prasarana pelayanan di klinik
Alokasi Khusus (DAK) sebagai berikut. KB; dan sarana pengasuhan dan pembinaan
1. DAK Pendidikan, yang diarahkan untuk tumbuh kembang anak dalam rangka
menunjang pelaksanaan program Wajib menurunkan angka kelahiran dan laju

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 62


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pertumbuhan penduduk, serta 8. DAK Kelautan dan Perikanan, yang


meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan diarahkan untuk meningkatkan sarana dan
keluarga. prasarana produksi, pengolahan,
4. DAK Infrastruktur Jalan dan Jembatan, peningkatan mutu, pemasaran, dan
yang diarahkan untuk mempertahankan dan pengawasan, serta penyediaan sarana dan
meningkatkan tingkat pelayanan prasarana prasarana pemberdayaan di wilayah pesisir
jalan provinsi, kabupaten, dan kota dalam dan pulau-pulau kecil.
rangka memperlancar distribusi penumpang, 9. DAK Prasarana Pemerintahan Daerah, yang
barang dan jasa, serta hasil produksi yang diarahkan untuk meningkatkan kinerja
diprioritaskan untuk mendukung sektor daerah dalam menyelenggarakan
pertanian, industri, dan pariwisata sehingga pembangunan dan pelayanan publik di
dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi daerah pemekaran, dan diprioritaskan
regional. untuk daerah yang terkena dampak
5. DAK Infrastruktur Irigasi, yang diarahkan pemekaran tahun 2007-2008, serta
untuk mempertahankan dan meningkatkan digunakan untuk pembangunan/perluasan/
tingkat pelayanan prasarana sistem irigasi rehabilitasi total gedung kantor/bupati/
termasuk jaringan reklamasi rawa dan walikota, dan pembangunan/perluasan/
jaringan irigasi desa yang menjadi urusan rehabilitasi total gedung kantor DPRD,
kabupaten/ kota dan provinsi khususnya di dengan tetap memperhatikan kriteria
daerah lumbung pangan nasional dan perhitungan alokasi DAK.
daerah tertinggal dalam rangka mendukung 10. DAK Lingkungan hidup, yang diarahkan
program peningkatan ketahanan pangan. untuk meningkatkan kinerja daerah dalam
6. DAK Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi, menyelenggarakan pembangunan di bidang
yang diarahkan untuk meningkatkan lingkungan hidup melalui peningkatan
cakupan dan kehandalan pelayanan air penyediaan sarana dan prasarana
minum dan meningkatkan cakupan dan kelembagaan dan sistem informasi
kehandalan pelayanan penyehatan pemantauan kualitas air, pengendalian
lingkungan (air limbah, persampahan, dan pencemaran air, serta perlindungan sumber
drainase) untuk meningkatkan kualitas daya air di luar kawasan hutan.
kesehatan masyarakat. 11. DAK Kehutanan, yang diarahkan untuk
7. DAK Pertanian, yang diarahkan untuk meningkatkan fungsi Daerah Aliran Sungai
meningkatkan sarana dan prasarana (DAS), meningkatkan fungsi hutan
pertanian di tingkat usaha tani, dalam mangrove dan hutan pantai, pemantapan
rangka meningkatkan produksi guna fungsi hutan lindung, Taman Hutan Raya
mendukung ketahanan pangan nasional. (TAHURA), hutan kota, serta

63 - Volume 3, No. 1, Februari 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pengembangan sarana dan prasarana constrainmatching grant. Artinya, DAK di


penyuluhan kehutanan termasuk Indonesia merupakan transfer bersyarat dengan
operasional kegiatan penyuluhan kehutanan. tujuan khusus yang besaran dananya (pagu)
12. DAK Sarana dan Prasarana Perdesaan, telah ditetapkan sejak semula. Secara teoritis
yang ditujukan khusus untuk daerah (Boadway dan Shah 2007) dapat diprediksi
tertinggal, dan diarahkan untuk bahwa jenis matchinggrant seperti ini adalah
meningkatkan aksesibilitas dan jenis yang paling lemah dampaknya terhadap
ketersediaan prasarana dan sarana dasar tiga hal yaitu penambahan kapasitas keuangan
untuk memperlancar arus angkutan daerah, akuntabilitas pelaporan anggaran dan
penumpang, bahan pokok, dan produk kesejahteraan masyarakat. sehingga konsep
pertanian lainnya dari daerah pusat-pusat tentang dana alokasi khusus yang mengalami
produksi di perdesaan ke daerah pemasaran. kesulitan untuk memberikan dampak yang
13. DAK Perdagangan, yang diarahkan untuk signifikan khususnya terhadap kesejahteraan
menunjang penguatan sistem distribusi masyarakat di daerah.
nasional melalui pembangunan sarana dan Ini lebih disebabkan oleh pola penetapan
prasarana perdagangan yang terutama program yang langsung dtentukan pagu/besaran
berupa pasar tradisional di daerah dana yang akan ditransfer sesuai dengan
perbatasan, daerah pesisir dan pulau-pulau program yang ditentukan sendiri oleh
kecil, daerah tertinggal/terpencil, serta pemerintah pusat, sehingga besar kemungkinan
daerah pasca bencana. program yang ditentukan tersebut tidak sesuai
Adanya alokasi DAK pada berbagai sektor dengan kebutuhan oleh daerah. Untuk itulah
seperti dijelaskan di atas, dapat membantu penggunaan DAK telah ditentukan sebelumnya
pemerintah daerah dalam mengurangi tingkat oleh pemerintah pusat yang semuanya untuk
kemiskinan di daerah. Seperti halnya DAK pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan
Pertanian yang diarahkan untuk meningkatkan raya, fasilitas pendidikan dan kesehatan. Ini
sarana dan prasarana pertanian di tingkat usaha dapat membantu daerah yang mengalami
tani sehingga berdampak pada peningkatan kesulitan keuangan sehingga pendapatan daerah
produktivitas pertanian atau pendapatan petani. hanya cukup untuk membiayai belanja rutin.
Diagnosa kemiskinan menunjukkan bahwa Sebagai modal desentralisasi fiskal, DAK
peningkatan pendapatan di sektor pertanian dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus
tetap menjadi pendorong utama untuk di daerah tertentu (DAK white paper 2011)
pengurangan kemiskinan (World Bank, 2006). sehingga pengaruh DAK terhadap
Berdasarkan perspektif teori, DAK pembangunan daerah cukup penting disamping
yang diterapkan di Indonesia sejauh ini membantu pembiayaan keuangan daerah.
termasuk conditional, closed-ended and binding Adanya keterkaitan antara DAK dengan

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 64


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

tingkat kemiskinan juga dikemukakan oleh daerah sebagai akibat Dana Alokasi Khusus
Setiyawati (2007) bahwa daerah yang dapat mengurangi kemiskinan di daerah.
pertumbuhan ekonominya positif mempunyai Sebagaimana dikemukakan oleh Jahan dan
kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD. Mcleery (2005)”infrastructure development can
Dengan melihat PAD berpengaruh pada lead to poverty reduction through direct or
pertumbuhan ekonomi, maka kemungkinan indirect channels. Through the direct channel it
DAK juga berpengaruh positif terhadap reduces poverty as people’s access to health
pertumbuhan ekonomi. Pembiayaan program and educational services improves, there is
pembangunan melalui DAU harus ditargetkan cleaner energy available and the government
pada daerah-daerah yang mempunyai kondisi provides for protection against national
buruk, terutama dalam masalah kemiskinan. disasters. The indirect effect of infrastructure
Peta lokasi kemiskinan, bersama dengan peta provision on poverty occurs when the
kondisi jalan, dapat digunakan untuk productivity of workers increases, transport
mengidentifikasi daerah-daerah tersebut. costs are reduced and more employment is
Masyarakat miskin setempat juga harus generated, thereby leading to economic growth.
dilibatkan agar hasilnya dapat sesuai dengan This implies that infrastructure provision can
kebutuhan mereka, serta menjamin tersedianya have economic and social impacts on the lives
pemeliharaan secara lebih baik Dana Alokasi of people”.
Khusus dapat menjadi insentif bagi pemerintah
daerah untuk memenuhi target penurunan
Keterkaitan Pengeluaran Pemerintah
tingkat kemiskinan. Oleh karena itu DAK harus
dengan Kemiskinan
ditingkatkan fungsinya dan dikaitkan dengan
Masalah kemiskinan yang identik dengan
program pengentasan kemiskinan, termasuk
jumlah pendapatan masyarakat yang tidak
infrastruktur di daerah pedesaan, kesehatan,
memadai, harus selalu menjadi prioritas dalam
pendidikan, serta penyediaan air bersih dan
pembangunan suatu negara. Meskipun masalah
sanitasi (World Bank, 2009). Daerah yang lebih
kemiskinan akan selalu muncul karena sifat
miskin harus dapat menerima DAK yang lebih
dasar dari kemiskinan adalah relatif, namun
besar, mengingat DAU belum dapat
ketika dari sebuah negara mengalami
memperkecil kesenjangan pembiayaan antar
peningkatan taraf hidup, maka standar hidup
daerah. Peningkatan DAK dapat dilakukan
akan berubah (Widodo et al, 2011). Agenda
dengan memotong anggaran pemerintah pusat
mengatasi kemiskinan bagi suatu negara
di daerah melalui departemen teknis, yang
berkaitan dengan banyaknya faktor yang
selama ini dikenal sebagai Daftar Isian Proyek
berhubungan dengan apa yang diakibatkan oleh
(DIP).
kemiskinan itu sendiri, karena dampak dari
Adanya pembangunan infrastruktur di

65 - Volume 3, No. 1, Februari 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

kemiskinan itu akan berhubungan dengan adalah pengeluaran yang digunakan untuk
kondisi fundamental yang menjadi syarat pembelian/ pengadaan atau pembangunan asset
berlangsungnya pembangunan suatu negara tetap yang berwujud yang nilai manfaatnya
yang berkelanjutan. melebihi dan setahun dan atau pemakaian jasa
Belanja atau pengeluaran pemerintah dalam melaksanakan program atau kegiatan
daerah tidak hanya dimaksudkan untuk pemerintahan daerah.
memperlancar kegiatan operasional Pengeluaran pemerintah baik dalam bentuk
pemerintahan di daerah, tetapi melalui belanja pengeluaran langsung maupun pengeluaran
daerah pemerintah dituntut untuk meningkatkan tidak langsung tidak hanya dapat
pertumbuhan ekonomi daerah. Sehingga belanja mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat,
pemerintah terdiri dari belanja langsung dan tetapi juga dapat berdampak pada pertumbuhan
belanja tidak langsung. Sebagaimana ekonomi dan kemiskinan. Pengeluaran
dinyatakan dalam Permendagri Nomor 13 pemerintah dalam bentuk belanja pembangunan
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan misalnya, digunakan untuk membangun atau
Keuangan Daerah, menyebutkan bahwa belanja memperbaiki inftrastruktur ekonomi di daerah,
menurut kelompok belanja terdiri belanja berdampak pada peningkatan intensitas
langsung dan belanja tidak langsung. kegiatan ekonomi masyarakat. pada gilirannya
Belanja langsung, merupakan belanja yang pembangunan infrastruktur tidak hanya
dianggarkan terkait secara langsung dengan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat,
pelaksanaan program dan kegiatan. Dalam tetapi juga berdampak pada pendapatan
belanja langsung dikelompokkan menurut jenis masyarakat dan mengurangi tingkat kemiskinan
belanja terdiri dan belanja pegawai, belanja di daerah. Adanya keterkaitan antara
barang dan jasa, dan belanja modal. Halim pengeluaran pemerintah dengan penurunan
(2002:73) menyatakan, belanja modal tingkat kemiskinan dikemukakan oleh Fan dan
merupakan pengeluaran pemerintah daerah Zhang (2002) bahwa pengeluaran pemerintah
yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran (public expenditure) dapat berdampak langsung
dan akan menambah aset dan kekayaan daerah. terhadap kemiskinan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 8
Hipotesis Penelitian
tahun 2006, tanggal 3 April 2006, tentang
Berdasarkan latar belakang penelitian dan
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
landasan teoritis yang telah dikemukakan
Pemerintah yang termasuk Belanja Modal
sebelumnya, maka yang menjadi hipotesis
adalah : Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan
penelitian adalah Dana Alokasi Umum (DAU),
Mesin, Belanja Gedung dan Bangunan, Belanja
Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pengeluaran
Jalan, Irigasi dan Jaringan, Belanja Aset Tetap
Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap
Lainnya, Belanja Aset Lainnya. Belanja modal

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 66


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

penurunan tingkat kemiskinan pada kabupaten Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
kota di Provinsi Aceh.. (DAK) dan Pengeluaran Pemerintah. Secara
matematis keterkaitan antar keempat variabel
METODE PENELITIAN
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
Data yang digunakan di dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari
TK = f (DAU, DAK, PP)
berbagai instansi/lembaga yang terkait dengan
Dimana :
permasalahan yang diteliti, antara lain
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan TK = Tingkat kemiskinan
DAU = Dana Alokasi Umum
Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
DAK = Dana Alokasi Khusus
Badan Pusat Statistik (BPS), Bappeda Aceh dan PP = Pengeluaran Pemerintah
dan instansi terkait lannya. Data yang
Berdasarkan model diatas maka
dikumpulkan adalah data time series selama 5
untuk melihat pengaruh Dana Alokasi Umum
tahun. Sesuai dengan ketersediaan data, data
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
time series dimaksud selama periode tahun
Pengeluaran Pemerintah terhadap tingkat
2009-2013.
kemiskinan digunakan formula analisis
Penelitian ini, menguji hubungan
regresi linear berganda (Multiple Regresion).
fungsional antara tingkat kemiskinan dengan
TK = a + b1DAU + b2DAK + b3PP + ei
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Dimana :
Khusus (DAK), dan Pengeluaran Pemerintah.
Horizon waktu yang digunakan dalam TK = Tingkat kemiskinan
DAU = Dana Alokasi Umum
penelitian ini adalah gabungan antara
DAK = Dana Alokasi Khusus
crosscheck dan longitudinal yang disebut PP = Pengeluaran Pemerintah
b1, b2 dan b3 = Koefisien regresi
dengan data pooling. Penelitian ini
ei = Error Terms
menggunakan data 23 kabupaten kota di
Provinsi Aceh dan periode waktu tahun 2009- HASIL DAN PEMBAHASAN
2013 Hasil analisis regresi pengaruh Dana
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya
(DAK) dan pengeluaran pemerintah tingkat
yakni untuk mengetahui pengaruh Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus kemiskinan di Provinsi Aceh merupakan bentuk
(DAK) dan Pengeluaran Pemerintah terhadap
linier berganda dengan pendekatan kuadrat
tingkat kemiskinan kabupaten kota di Provinsi
terkecil (ordinary least square), diperoleh hasil
Aceh, maka dapat dipahami bahwa tingkat
kemiskinan merupakan fungsi dari Dana persamaan sebagai berikut.

67 - Volume 3, No. 1, Februari 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

TK = 0,20782 - 0,000001869DAU - peningkatan pelayanan kepada masyarakat


0,00000122DAK - 0,0000000829PP
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Koefisien regresi variabel Dana Alokasi Melalui penggunaan DAU secara efektif dan
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) efisien, diharapkan pemerintah daerah dapat
dan pengeluaran pemerintah bernilai negatif. melaksanakan program yang berdampak positif
Hal ini dapat diartikan bahwa dana alokasi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di
umum, dana alokasi khusus dan pengeluaran daerah sehingga menurunkan tingkat
pemerintah berpengaruh negatif terhadap kemiskinan. Adanya pengaruh DAU terhadap
tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Artinya penurunan tingkat kemiskinan juga sudah
semakin besar DAU, DAK dan pengeluaran ditegaskan oleh Halim (2002) bahwa sesuai
pemerintah semakin rendah tingkat kemiskinan. dengan pemberian DAU itu sendiri dimana bagi
Uji terhadap signifikansi pengaruh Dana daerah yang tingkat kemiskinannya lebih tinggi
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi akan diberikan DAU lebih besar bila dibanding
Khusus terhadap tingkat kemiskinan daerah yang kaya dan begitu juga sebaliknya.
menunjukkan nilai t hitung > t tabel dan nilai p- Hal ini bertujuan untuk mempecepat upaya
value < 0,05. Hal ini berarti bahwa pada tingkat pemerintah dalam mengurangi angka
keyakinan 95 persen, kedua variabel kemiskinan di daerah.
independen tersebut secara parsial berpengaruh Pengaruh signifikan (nyata) Dana Alokasi
signifikan terhadap penurunan tingkat Khusus (DAK) terhadap penurunan tingkat
kemiskinan di Provinsi Aceh. Selanjutnya hasil kemiskinan mengindikasikan bahwa DAK yang
uji signifikansi pengeluaran pemerintah bersumber dari APBN mampu mendorong
terhadap tingkat kemiskinan menunjukkan nilai kegiatan ekonomi di daerah. Hal ini sangat
t hitung < t tabel dan nilai p-value > 0,05, beralasan karena DAK yang diterima oleh suatu
bermakna bahwa secara parsial pengeluaran daerah dimaksudkan untuk mendanai kegiatan
pemerintah tidak berpengaruh signifikan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai
terhadap penurunan tingkat kemiskinan. dengan prioritas nasional salah satunya adalah
Adanya pengaruh signifikan (nyata) dana mengurangi tingkat kemiskinan di daerah.
alokasi umum (DAU) terhadap penurunan Secara eksplisit, terjadinya penurunan tingkat
tingkat kemiskinan pada kabupaten kota di kemiskinan sebagai akibat adanya dana alokasi
Provinsi Aceh mengindikasikan bahwa dana khusus dapat dilihat dari arah kegiatan Dana
tersebut mampu mendorong perbaikan ekonomi Alokasi Khusus (DAK) yang sudah ditentukan
masyarakat di daerah. Apalagi DAU bersifat berdasarkan peraturan Dirjen Perimbangan
“Block Grant” yang berarti penggunaannya Keuangan Kemenku RI, antara lain DAK
diserahkan kepada daerah sesuai dengan infrastruktur jalan dan jembatan, DAK irigasi,
prioritas dan kebutuhan daerah untuk DAK pertanian, DAK kelautan dan perikanan,

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 68


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

DAK sarana dan prasarana pedesaan, DAK kemiskinan pada kabupaten kota di Provinsi
perdagangan dan DAK lainnya yang Aceh. Peningkatan pengeluaran pemerintah
pengalokasiannya secara langsung dapat baik dalam bentuk pengeluaran langsung
mendorong kegiatan ekonomi masyarakat di maupun tidak langsung, belum memberikan
daerah. dampak signifikan bagi penurunan tingkat
Selanjutnya pengeluaran pemerintah kemiskinan. Hal ini mengindikasikan bahwa
kabupaten kota di Provinsi Aceh tidak pengalokasian dan penggunaan belanja
berpengaruh signifikan (nyata) terhadap pemerintah daerah belum memberikan dampak
penurunan tingkat kemiskinan. Sekalipun hasil signifikan bagi perbaikan perekonomian
pengolahan data memperlihatkan bahwa masyarakat di daerah.
pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif,
namun pengaruh dimaksud tidak signifikan Saran
(nyata). Hal ini mengindikasikan bahwa Sebaiknya pemerintah kabupaten kota di
pengeluaran pemerintah daerah belum mampu Provinsi Aceh dapat meningkatkan efektifitas
dialokasikan secara baik guna meningkatkan dan efisiensi penggunaan Dana Alokasi Umum
kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan kata lain, (DAU) yang mereka terima untuk mendukung
peningkatan anggaran belanja daerah belum program prioritas nasional yang berorientasi
sepenuhnya dapat membawa dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di
bagi perbaikan perekonomian masyarakat. Hal daerah.
inilah yang menyebabkan pengeluaran Pemerintah kabupaten kota di Provinsi Aceh
pemerintah kabupaten kota di Provinsi Aceh dipandang perlu meningkatkan efektifitas dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi pengalokasian Dana Alokasi Khusus
penurunan tingkat kemiskinan. (DAK) yang mereka terima sesuai dengan arah
kegiatan dana tersebut. Upaya meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN efektifitas dan efisien pengalokasian dana dapat
Kesimpulan dilakukan dengan memperhitungkan dampak
Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh sosial ekonomi yang akan diterima oleh
signifikan terhadap penurunan tingkat masyarakat pada setiap alternatif arah kegiatan
kemiskinan pada kabupaten kota di Provinsi DAK pada setiap periode tahun anggaran. Pada
Aceh. Dana Alokasi Khusus (DAK) akhirnya proporsi penggunaan DAK harus
berpengaruh signifikan terhadap penurunan diprioritaskan pada kegiatan yang memberikan
tingkat kemiskinan pada kabupaten kota di dampak sosial ekonomi yang lebih besar dan
Provinsi Aceh. konsisten dengan upaya penurunan tingkat
Pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh kemiskinan.
signifikan terhadap penurunan tingkat Pemerintah kabupaten kota di Provinsi Aceh

69 - Volume 3, No. 1, Februari 2015


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dipandang perlu meningkatkan efektifitas (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi:


Studi Kasus Sumatera Barat, Jurnal
pengalokasian anggaran belanja daerah
Akuntansi dan Manajemen Vol. 5, No.
terutama yang bersumber dari penerimaan 2, Desember 2010. Hal 68-84.
daerah. Anggaran yang besar belum tentu
Peraturan Pemerintah RI No. 8 tahun 2006
mampu mendorong pembangunan ekonomi tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
secara lebih baik sehingga dapat menurunkan
tingkat kemiskinan, terutama ketika anggaran Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
tersebut tidak dialokasikan secara tepat sasaran
pada pos-pos anggaran. Karena itu sebaiknya Setiyawati, A., dan Hamzah, A. 2007. Analisis
Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan Belanja
harus ada perhitungan yang akurat tentang
Pembangunan Terhadap Pertumbuhan
dampak masing-masing pos anggaran terhadap Ekonomi, Kemiskinan, dan
Pengangguran: Pendekatan Analisis Jalur.
perekonomian sehingga dapat ditentukan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan
optimalisasi pengalokasian anggaran daerah Indonesia. Desember 2007, Vol.4, No. 2,
hal. 211-228.
secara lebih baik.
Shah, A.1994. Intergovermental Fiscal Relation
In Indonesia: Issue And Reform
Options.World Bank Discussion
DAFTAR PUSTAKA
Paper,No.239. The World Bank
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Washington.
2014. Leaflet Dana Alokasi Khusus,
Departemen Keuangan Republik Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 tentang
Indonesia. perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
2014. Leaflet Dana Alokasi Umum, UNPD, 2000. Overcoming Human Poverty,
Departemen Keuangan Republik United Nations Development Programme,
Indonesia. Poverty Report 2000.

Fan, S., L. X. Zhang, and X. B. Zhang. (2002). Wold Bank. 2006. Era Baru Dalam
‘Growth, Inequality, and Poverty in Rural Pengentasan Kemiskinan di Indonesia,
China: The Role of Public Investments’. The World Bank Office Jakarta.
IFPR Research Report 125. Washington,
DC: International Food Policy Research World Bank Institute. 2002. Dasar-dasar
Institute. Analisis Kemiskinan. Edisi Terjemahan.
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Halim, A. 2002. Akuntansi Sektor Publik :
Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba World Bank. 2009. Indonesia Expanding
Empat, Jakarta. Horizons, Indonesia Policy Briefs, Ide-
ide Program 100 Hari, The World Bank
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Office, Jakarta.
Keuangan Daerah. Andi. Yogyakarta.

Maryati, U dan Endrawati. 2010. Pengaruh


Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus

Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 70

Anda mungkin juga menyukai