Anda di halaman 1dari 8

1.

Seorang perempuan 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala, muntah2,
palpitasi sejak 6 bula, disertai dengan perasaan panas pada daerah muka. Pasien mnederita
hipertensi sejak 2 tahun lalu mendapatkan terapi amlodipin 1x10mg, kaptopril 3x25 mg,
bisoprolol 1x5 mg, dan HCT 1x25 mg, namun tekanan darah tetap 200/120 mmHg, nadi
96x/menit. pemeriksaan lain dalam batas normal. Diagnosis yang paling mungkin pada
pasien ini adalah:
a. Tirotoksikosis
b. Feokromasitoma
c. Hipertensi primer
d. Sindrome chusing
e. Hiperaldosteron primer\

2. Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke Triage Interna. Setelah menjalani anamnesis dan
pemeriksaan fisik, pasien terdiagnosa dengan Pielonefritis Akut dan disarankan untuk rawat
inap oleh dokter jaga. Indikasi rawat inap yang mungkin ditemukan pada pasien, kecuali:
a. Pasien sakit berat
b. Diperlukan investigasi lanjutan
c. Terapi antibiotika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan.
d. Terdapat komorbiditas seperti kehamilan, DM tipe 2, usia lanjut.
e. Kegagalan mempertahankan hidrasi normal tapi toleransi terhadap antibiotika
oral baik.

3. Seorang perempuan 48 tahun datang kontrol ke Poliklinik Ginjal-Hipertensi untuk persiapan


Dialisis Peritoneal. Pasien sebelumnya riwayat terdiagnosa CKD stage 5 sejak tahun 2016
dan secara rutin menjalani hemodialisis dua kali seminggu. Pernyataan berikut ini yang
benar mengenai indikasi biokimiawi dialisis peritoneal yang dapat terjadi pasien ini adalah
a. Ureum darah > 200 mg%
b. Kalium > 20 mEq/L
c. HCO3- < 10-15 mEq/L
d. Ph < 7.2
e. Semua benar

4. Seorang lelaki berusia 40 tahun datang dengan sesak nafas berat, tampak pucat dan posisi
setengah duduk. Riwayat alkoholik. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan PH : 7,27,
PCO2:23 mmhg,PO2:84 mmhg, HCO3:10,6 mmol/L, BE-14,5 mmol/L, SaO2:93 %.
Problem pada pasien ini adalah :
a. Sindroma Nefritik
b. Glomerulonefritis Akut
c. Acute Kidney Injury
d. Gagal Ginjal Akut
e. Renal Tubular Acidosis

5. Seorang mahasiswa berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua mata
sembab tiap bangun pagi sejak 2 bulan ini. Pasien juga sering mengeluhkan kaki yang
bengkak sejak 1 bulan ini. Pada pemeriksaan laborat didapatkan Hb 12 g/dl, lekosit 8000,
trombosit 180.000, BUN 20, serum kreatinin 1,1, albumin 2,5 g/dl, pemeriksaan urin
didapatkan proteinuria > 3,5 g/hari dan didapatkan adanya cast. Pada pemeriksaan biopsi
didapatkan gambaran glomerulus yang normal. Apakah manajemen terapi yang sesuai untuk
diagnosis diatas?
a. Siklosporin
b. Tacrolimus
c. Kortikosteroid
d. Siklofosfamid
e. Rituksimab

6. Seorang pasien perempuan 46 tahun dikonsulkan dari departemen obstetri ginekologi


dengan kanker ovarium hari ke-5 post kemoterapi I. Pasien dengan keluhan lemah
ekstremitas bawah disertai parastesia, sesak napas, gelisah, keram otot perut, diare dan
penurunan produksi urine. Pasien dengan riwayat HT dan DM sejak 6 tahun yang lalu.
Pasien selama ini mengkonsumsi kaptopril dan metformin. Dari pemeriksaan elektrolit
serum didapatkan natrium 145 mg/dL, kalium 7,2 mg/dL, phosphate 8,2 mg/dL, dan
kalsium serum 5,9 mg/dL. BUN 46 SK 1,9. Asam urat pasien 16 mg/dL. Dari hasil EKG
pasien didapatkan sinus takikardi 124x/menit dengan gelombang T tinggi, PR memanjang,
depresi ST dan QRS yang melebar. Patofisiologi yang paling sering menyebabkan
terjadinya kelainan pada pasien ini adalah:
a. Nefropati obstruksi
b. Hiporeninemik hipoaldoaldosteronisme
c. Shifting intraseluler ke ekstraseluler
d. Dehidrasi
e. Inhibisi aksis renin-angiotensin-aldosteron

7. Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang dengan keluhan batuk kering, lemah badan, sering
mengantuk sejak 1 bulan, dan batuk disertai darah segar sejak 1 minggu terakhir. Pasien
mengaku BB turun 13kg dalam setahun terakhir, nafsu makan turun, dan riwayat merokok
10 batang setiap hari selama 40 tahun. Pasien merupakan peminum alkohol dan memiliki
riwayat hepatitis B yang tidak pernah diterapi. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
TBC dan keganasan. Pada pmx fisik didapatkan afebris, TD 100/60 mmHg, RR 18x/mnt,
Nadi 92x/mnt, JVP 6 cm H2O. Pemeriksaan paru didapatkan suara nafas paru kanan
menurun dibandingkan sebelah kiri, dan didapatkan wheezing hampir di seluruh bagian
paru posterior kanan. Pemeriksaan lab: Hb 12 g/dl, leukosit, hematokrit, dan platelet dalam
batas normal. Na serum 120 mmol/l, Na urin 64 mEq/L, osmolalitas serum 262 mOsm/kg,
dan osmolalitas urin 579 mOsm/kg. Pada Manakah dari yang berikut ini adalah diagnosis
yang paling mungkin?
a. Nephrotic Syndrome
b. Syndrome of inaapropriate anti-diuretic hormone secretion (SIADH)
c. kanker paru metastase ginjal
d. Acute kidney injury terkait dehidrasi
e. Renal Tubular Acidosis (RTA)

8. Seorang laki-laki berusia 47 tahun datang berobat ke UGD dengan keluhan tidak
sadar. Dari anamnesis dengan istri penderita di katakan bahwa selama 3 hari ini
penderita mencret, cair sehari lebih dari 10 kali, tiap kali makan munta, minum
hanya sedikit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit berkurang, mata
cekung, akral dingin, TD 90/50 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 22x/menit, suhu
37,50 C, jantung dan paru dalam batas normal, abdomen dalam batas normal, EKG
sinus takikardi. Hasil laboratorium di UGD didapatkan Hb 16,8 gr%, Leukosit 10,0
ribu/mmk, trombosit 298 ribu/mmk, GDS 110 mg/dL, ureum 80 mg/dL, kreatinin
1,7 mg/dl, elektrolit natrium 125 mg/dl, kalium 4,5 mmol/L chlorida 115 mmol/L
dengan osmolaritas plasma 230 mOsm/kg H2O, dan osmolaritas urin 96 mOsm/kg
H2O. Pasien dalam kondisi dehidrasi berat, dilakukan rehidrasi cairan terhadap
pasien tersebut. Tatalaksana untuk melakukan koreksi hiponatremia pada pasien ini
yang tepat adalah:
a. Koreksi natrium dilakukan secara perlahan dengan pemberian larutan
natrium hipertonik
b. Koreksi natrium dilakukan secara perlahan yaitu sebesat 0,5 meq/L setiap 1
jam , maksimal 10 meq/L dalam 24jam.
c. Koreksi natrium dilakukan secara perlahan dengan pemberian larutan
natrium hipertonik intravena. Kadar natrium plasma dinaikan sebanyak 5
meq/L dari kadar natrium awal dalam waktu 1jam
d. Koreksi natrium dilakukan secara perlahan yaitu sebesat 1 meq/L setiap 1
jam , maksimal 10 meq/L dalam 24jam
e. Koreksi natrium dilakukan secara cepat dengan pemberian larutan
natrium hipertonik intravena. Kadar natrium plasma dinaikan sebanyak
5 meq/L dari kadar natrium awal dalam waktu 1 jam.

9. Seorang laki-laki 68 tahun dengan penyakit ginjal kronik datang dengan keluhan
lemas, paresthesia dan sesak nafas yang semakin memberat sejak 4 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik jantung adanya kardiomegali, paru suara dasar vesikuler dan
tidak ada suatra tambahan. Abdomen dalam batas normal, ekstremitas tidak
oedem. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10,8 gr%,Leukosit 7,0 ribu/mmk,
trombosit 180 ribu/mmk, GDS 110 mg/dL, ureum 96 mg/dL, kreatinin 2,7 mg/dl,
elektrolit natrium 145 mg/dl, kalium 7,5 mmol/L chlorida 115 mmol/, EKG
ditemukan gambaran tall T dan gelombang QRS yang melebar. Tatalaksana
berikut ini yang kurang tepat untuk tatalaksana awal untuk pasien ini adalah?
a. Kalsium intravena
b. Glukosa dan insulin intravena
c. Dialisis
d. Natrium polystyrene sulfonate (Kayexalate,Kionex)
e. Penghambat beta

10. Laki-laki 45 tahun dibawa ke IGD oleh tetangganya. Pasien ditemukan tidak
sadarkan diri di lantai rumahnya setelah minum minuman beralkohol. Pemeriksaan
fisik pasien ditemukan tidak sadar dan dehidrasi. Hasil laboratorium menunjukkan
hematokrit 41%, ureum 130 mg/dl, kreatinin 3.2 mg/dl. Kreatin kinase (CK) dan
LDH meningkat (12.000 U/L dan 475 U/L). Urinalisis: warna kemerahan, BJ
1.020, darah +3, protein +1, sedimen urin ada eritrosist 0-2 dan leukosit 0-5 per
lapang pandang besar, ada silinder hialin. Manakah diantara kondisi berikut yang
sesuai dengan temuan urinalisis pasienini?
a. Glomerulonefritisakut
b. Hemoglobinuria
c. Nefritis interstitialalergi
d. Mioglobiuria
e. Nekrosis tubular akut

11. Berikut ini merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik kecuali..


a. Keseimbangan nitrogen menjadi negatif
b. Lipiduria
c. Hiperlipidemia
d. Hipokoagulasi
e. Menurunnya kadar 25(OH)D dan 1,25 (OH)2D

12. Penderita sindrom nefrotik sangat rentan mengalami infeksi akibat defek imunitas.
Hal berikut ini yang mendasari defek tersebut adalah
a. Kadar zinc yang meningkat
b. Kadar transferin yang meningkat
c. Kadar ferritin yang meningkat
d. Sintesis IgG yang menurun
e. Gamma globulin termetabolisme

13. Seorang wanita berusia 24 tahun yang telah didiagnosa kanker ovarium stadium 4
dengan massa pelvis yang besar, dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan
produksi urin yang menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
130/90 mmHg; frekuensi nadi 92x/menit; frekuensi napas 25x/menit; suhu 37,4°C.
Jumlah urin 35 cc/6jam, JVP 5-2, terdapat RBK di basal paru kanan, distensi
abdomen, odema pada keduatungkai. Pemeriksaan penunjang menunjukkan Na
serum 135 mEq/L; K serum 5,7 mEq/L, Cl serum 107 mEq/L; HCO3 16 mEq/L;
ureum 128 mg/dL; keratin 3,1 mg/dL; P serum 6,9 mg/dL; asam urat 12,4 mg/dL.
Hasil USG abdomen : hidronefrosis kanan grade 2; tebal korteks ginjal 1,5 cm;
hidronefrosis kiri grade 3 dengan korteks 1 cm. Rencana tatalaksana selanjutnya
yang tepat bagi pasien adalah :
a. Koreksibikarbonat
b. Nefrostomi Perkuttaneus
c. Hemodialisis cito (segera)
d. Pemberian dripfurosemid
e. Alopurinol dan alkalinisasi urin.

14. Laki-laki 77 tahun datang ke IGD dengan keluhan tidak bisa kencing sejak 24 jam
terakhir. Pasien mengaku telah mengalami masalah yang sama beberapa kali
sebelumnya dan telah diketahui menderita pembesaran prostat jinak. Pasien juga
mengeluhkan flu dan telah mengkonsumsi pseudoefedrin. Pasien memiliki riwayat
dirawat di ICCU karena angina pectoris tidak stabil satu tahun yang lalu. Saat itu
kadar kreatinin darah 1.1 mg/dl. Saat ini kadar kreatinin didapatkan 4.2mg/dl.
Manakah pernyataan yang tidak tepat mengenai kondisi ginjal pasien ini?

a. USG ginjal ditemukan hidronefrosis bilateral, yang menunjukkan adanya


uropati obstruksi sebagai penyebab gagal ginjal akut pasien ini.
b. Pemakaian pseudoefedrin merupakan faktor risiko terjadinya obstruksi saluran
kemih.
c. Urinalisis biasanya menunjukkan hasil yang abnormal pada uropati
obstruksi; hasil yang tidak normal mendukung diagnosis obstruksi.
d. Adanya sumbatan mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dalam
memekatkan urin sehingga terjadi kondisipoliuria.
e. Penyebab obstruksi yang sering yaitu nefrolitiasis dan neurogenic bladder
(pada wanita: kanker serviks).

15. Risiko potensial yang dapat muncul akibat ISK pada kehamilan trimester ketiga
kecuali
a.Bayi mengalami retardasi mental
b.Pertumbuhan bayi lambat
c. Cerebral palsy
d.Fetal death
e. Anemia pada bayi
16. Seorang pria 45 tahun, berat badan 60 kg datang dengan muntah-muntah sebanyak
lebih dari 10 kali/hari sejak kurang lebih 5 hari. Pasien sudah minum lansoprazol,
oralit, metoklopramid dan loperamid. Saat ini pasien mengatakan muntah dan diare
sudah berkurang, buang air kecil +/- 300 cc dalam 12 jam. Didapatkan tekanan
darah 110/60 mmHg, nadi 100 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 37,50C,
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 15,0 g/dL, hematokrit 46%, leukosit
11000/mm3, trombosit 300000/mm3, ureum 110 mg/dL, kreatinin 2,5 mg/dL,
natrium 150 mmol/L, kalium 3,2 mmol/l. Penatalaksanaan selanjutnya pada pasien
ini adalah :
a. Pemberian Furosemid injeksi
b. Pemberian cairan, dengan balans cairan positif
c. Hemodialisis cito
d. Peritoneal dialisis
e. Pemberian antibiotik adekuat

17. Seorang laki-laki 55 tahun dengan riwayat DM tipe 2 dan CAD dengan nyeri dada
yang memberat dan hipertensi. BB 60 Kg, TB 158 Cm, TD 180/100, Nadi
120X/menit. Pemeriksaan jantung didapatkan ictus bergeser ke kaudolateral tanpa
murmur atau perikardial rub. GDS 203 mg/dL, Ureum 45, Creatinine 1,4 mg/dL.
Enzim jantung dalam batas normal. Ia kemudian diberikan Nitrogliserin IV dan
aspirin, untuk menurunkan tekanan darahnya diberikan ACE-i dan untuk
menurunkan HR diberikan Bisoprolol. Pasien kemudian menjalani Angiografi
koroner dengan hasil tidak ada penyumbatan yang signifikan. Esok harinya,
produksi urine pasien berkurang menjadi 200 ml/24 jam. Pada pemeriksaan HR
reguler pada 60X/menit, TD 110/65 mmHG, JVP 5+0, pemeriksaan paru tidak
didapatkan kelainan, pemriksaan jantung tidak didapatkan perubahan yang
signifikan dibandingkan pemeriksaan sehari sebelumnya. Pemeriksaan abdomen
dalam batas normal. Pemeriksaan lab didaptkan GDS 289 mg/dL, Na 140 mEq/L,
K 5.3 mEq/L, Cl 104 mEq, Ureum 70 mg/dL, dan Kreatinin 2.8 mg/dL. Pasien
didiagnosa dengan Gangguan Ginjal Akut. Apa faktor yang bukan menjadi
menyebabkan AKI pada pasien tersebut?
a. Penurunan TD yang terlalu cepat.
b. Penggunaan ACE-inhibitor.
c. Peningkatan Gula darah.
d. Penggunaan zat kontras pada anggiografi.
e. Restriksi cairan

18. Seorang pria usia 25 tahun, pekerjaan satpam datang dengan keluhan utama sesak
hebat dan pandangan kabur sejak 3 jam SMRS setelah meminum minuman
beralkohol merk Vodka dicampur dengan Extrajoss dan Binter sebanyak 1,5 botol
2 hari yang lalu, Saat di IGD os tidak dapat diajak berkomunikasi, os tidak sadar,
sesak nafas. Sejak tahun 2008 os mulai suka minuman beralkohol dengan frekuensi
seminggu sekali lebih kurang 1-2 botol. Os terbiasa mencampur beberapa
minuman alkohol sekali minum. pemeriksaan penunjang didapatkan kreatinin 2,13
mg/dL, pemeriksaan AGD pH: 7,000, pCO2: 26,0 mmHg, HCO3: 6,5 mmol/l,
perkiraan kadar metenol didalam darah 37,12 mg/dl Penatalaksanaan yang paling
tepat untuk gangguan ginjal pada pasien ini adalah
a. Hemodialisa
b. Hemofiltrasi
c. Koreksi bicarbonate
d. Rehidrasi
e. Antidotum dengan mehtylenethanol

19. Seorang wanita usia 74 tahun dirawat di intensive care unit (ICU) dengan sepsis
karenapneumonia dan infeksi saluran kencing. Pasien didapatkan riwayat stroke 2 tahun
dengankelemahan anggota gerak badan sebelah kanan, dan pelo. Sejak terjatuh di kamar
mandi 2bulan yang lalu, pasien hanya beraktifitas di tempat tidur dengan dibantu oleh
anaknya.Pasien menderita diabetes melitus (DM) dan hipertensi selama 10 tahun, mendapat
terapi metformin 3x500 mg dan amlodipin 1x10 mg. Saat datang di IRD, didapatkan kondisi
lemah, TD 80/palp, N 120x/menit, RR 28x/mnt, t 37,90C. Selama perawatan di ICU
mendapatkan terapi antibiotika dan infus normal salin 0,9% 2100 ml/24 jam dan produksi
urin 1300cc/24 jam. Setelah 2 hari perawatan, produksi urin menjadi 350 ml/24 jam dan
pada pemeriksaan laboratorium didapatkan BUN 40 mg/dL dan SK 2,1 mg/dL, Hb 12,6
g/dL, leukosit 27860 sel/mm3, gr 92%, trombosit 314.000 sel/mm3. Urinalisis didapatkan
heme-granular cast, Na urin 56 mEq/L. Apakah kemungkinan terbesar penyebab gagal
ginjal akut pada pasien?
a. Dehidrasi karena kurang intake cairan
b. Nephrotoxic antibiotics
c. Acute tubular necrosis
d. Nefritis interstitial akut
e. Glomerulonefritis akut

20. Laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik datang dengan dx PGK stadium V. Hasil lab Hb 8,7,
leukosit 5000 trombosit 300.000 MCV 85 MCH 29 SI 40 TIBC 356 Feritin 131.
Tatalaksana anemia yang tepat pada pasien ini adalah
a. Tranfusi PRC
b. Pemberian preparat besi
c. Pemberian EPO
d. Pemberian preparat besi intravena
e. Pemberian preparat besi dikombinasikan dengan EPO

Anda mungkin juga menyukai