Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah

Tuberculosis (TBC)
Ana Faizah
Learning Objectives

01 Tuberculosis (TBC)

02 Nursing Care

03 Discuss

04 Case
What do you think about Tuber
culosis (TBC)?
Tuberculosis (TBC)
suatu penyakit menular saluran
pernapasan bagian bawah yang
disebabkan oleh basil Mycobacterium
tuberculosis yang masuk kedalam
jaringan paru & hampir seluruh organ
tubuh lainnya melalui airborne
respiratory droplets infection.

Bakteri ini dapat masuk melalui


pernapasan, saluran pencernaan (GIT)
dan luka terbuka pada kulit
Tuberculosis (TBC)
Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami
penyakit aktif karena gangguan/ketidakefektifan
respon imun limfosit B.

Mycobacterium tuberculosis: kuman aerob yang


dapat hidup terutama diparu atau berbagai organ
tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi,
termasuk meningen, ginjal, tulang, nodus limfe.
Epidemologi

Penderita tuberculosisi dikawasan asia terus bertambah. Sejauh ini,


Asia termasuk kawasan dengan penyebaran tuberculosis (TB) tertingi
didunia. Setiap 30 detik, ada satu pasien di asia meninggal akibat TB.
11 dari 22 negara dengan kasus tertinggi berada di Asia diantaranya
Bangladesh, Cina, India, Indonesia, dan Pakistan. 4 dari 5 penderita
TB di Asia termasuk kelompok usia produktif.

Di Indonesia, angka kematian akibat TB mencapai 140.000 orang per-


tahun atau 8% dari korban meninggal di seluruh dunia. Setiap tahun,
terdapat lebih dari 500.000 kasus baru TB, dan 75% penderita
termasuk kelompok usia produktif (Muttaqin, 2012, hal. 72).
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya TBC oleh Mycobacterium tuberculosis ya
ng merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh la
mbat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV. Bakteri ya
ng jarang sebagai penyebab TBC, tetapi pernah terjadi adala
h M. bovis dan M. avium (Muttaqin, 2012, hal. 73).
TBC PRIMER
• Tuberkolosis primer adalah infeksi bakteri TB dari penderita yang belum memp
unyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB.
• Bila bakteri TB terhirup dari udara melalui saluran pernapasan dan mencapai al
veoli atau bagian terminal saluran pernapasan, maka bakteri akan ditangkap d
an dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli.
• Jika pada proses ini ditangkap oleh makrofag yang lemah, maka bakteri akan b
erkembang biak dalam tubuh makrofag yang lemah tersebut dan menghancur
kan makrofag.
• Dari proses ini, dihasilkan bahan kemotaksis yang menarik monosit (makrofag)
dari aliran darah membentuk tuberkel. Sebelum menhancurkan bakteri, makro
fag harus diaktifkan terlebih dahulu oleh limfokin yang dihasilkan limfosit T.
TBC Sekunder
Setelah terjadi revolusi dari infeksi primer, seju
mlah kecil bakteri TB masih hidup dalam kead
aan dorman di jaringan parut. Sebanyak 90%
di antaranya tidak mengalami kekambuhan. R
eaktivasi penyakit TB (TB pasca primer /TB sek
under) terjadi bila daya tahan tubuh menuru
n, alkoholisme, keganasan, silikosis, diabetes
melitus, dan AIDS.
Faktor Resiko
 Pasien dengan kelainan yang melemah
sistem kekebalan.
 Orang yang memiliki kontak dekat dgn
penderita TB aktif.
 Orang yg hidup atau bekerja didaerah
padat penduduk.
 Mereka yang memiliki sedikit akses
hingga tidak mempunyai akses sama
sekali terhadap pelayanan kesehatan
yang memadai.
 Penggunaan obat-obatan terlarang dan
alkohol.
 Orang yang bepergian ke daerah kasus
TB mewabah 
TANDA & GEJALA
 Batuk dengan produksi sputum >>
 Lemah
 Berkeringat malam hari
 Penurunan berat badan
 Sistemik : demam, malaise, nafsu makan menurun, sakit kepala, gangg
uan siklus haid (pada wanita)
 Respiratorik : batuk, batuk darah (pecahnya pembuluh darah, ulserasi
mukosa bronchus), sesak nafas, nyeri dada
Penegakan Diagnosa
 Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
 Pemeriksaan fisik secara langsung.
 Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
 Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
 Rontgen dada (thorax photo).
 dan Uji tuberkulin.
KOMPLIKASI
• Penyebaran hematogen kuman TB ke organ-organ dala
m tubuh
• Kerusakan tulang dan sendi
• Kerusakan otak (meningitis, hingga kematian)
• Kerusakan hati dan ginjal sebagai filtrasi aliran darah
• Kerusakan jantung (cardiac tamponade, cairan>>)
• Gangguan penglihatan (merah, iritasi, edema retina)
• Resistensi kuman TB
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tuberkolosis paru
 Diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
 Pemberian obat-obatan

Pengobatan TBC di Indonesia sesuai program nasional


menggunakan panduan OAT yang diberikan dalam
bentuk combipack, sebagai berikut:
 OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
 Bronkodilator
 Ekspektoran
 Obat batuk hitam (OBH)
 Vitamin
Pengobatan yang teratur :
 Isoniazid
 Rifampisin
 Pirazinamid
 Streptomisin
 Ethambutol
Cara Pemberian Kombinasi OAT
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3. Dalam kategori jenis pertama ini penderita
selama 2bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid dan
etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum
obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).

Pemberian obat TBC ini diberikan kepada pasien baru TBC paru dengan
hasil BTA positif, penderita TBC ekstra paru (TBC diluar paru) yang
berat.
Dosis OAT
INH 5 – 15 mg/kg BB/hari (maks.300 mg/hari)
Streptomisin 15-30 mg/kg BB/hari (maks 1 g/hari)
Rifampisin 10-15 mg/kg BB/hari (maks 600 mg/hari)
Pirazinamid 25-35 mg/kg BB/hari (maks 2 g/hari)
diberikan 1 atau 2x
Etambutol 15-20 mg/kg BB/hari (maks 2,5 g/hari)
Cara Pemberian Kombinasi OAT
Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3. Pengobatan diberikan pada penderita
yang kambuh. Pasien yng mengalami gagal terapi dan juga kepada
penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3. Pengobatan Tuberkulosis kategori ketiga


ini diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung
aktif.
Nursing Care
Pengkajian

 Data Identitas (usia, jenis kelamin, dll)


 Status kesehatan (keluhan utama)
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
Demam : subfebris, febris (40-41˚C) hilang timbul.
Batuk : terjadi karena adanya iritasi bronkus. Batuk ini terjadi untuk membuang/mengeluarkan
produksi radang yang dimulai dari batuk kering sampai dengan batuk purulen (menghasilka
n sputum).
Sesak napas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru-paru.
Nyeri dada : jarang di temukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingg
a menimbulkan pleuritis.
Malaise : ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit kepa
la, nyeri otot, dan keringat malam.
Sianosis, sesak napas, dan kolaps merupakan gejala atelektasis. Bagian dada pasien tidak berger
ak pada saat bernapas dan jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi ya
ng sakit tampak bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini muncul bukan karen
a sebagai penyakit keturunan tetapi merupakan penyakit infeksi menular. 

KELUHAN UTAMA
Diagnosa Keperawatan

 Hipertermi b.d invasi bakteri, pengeluaran


zat pirogen
 Gangguan pertukaran gas b.d konsolidasi
dan eksudasi alveolus
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d
sekret , batuk terus menerus
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi kurang
mual muntah, distensi abdomen
 Resiko penyebaran infeksi bd invasi bakteri
hematogen, limfogen, dll

Anda mungkin juga menyukai