Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
5.1.1. Kabel UTP Straight Dan Kabel UTP Crossover
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Langkah-langkah dalam merangkai kabel UTP Straight dan
UTP Cross proses pembuatannya hampir sama semua, yang
membedakan adalah posisi warna kabel yang berbeda-beda,
2. Untuk penyusunan Kabel Straight posisi kabel sama baik di
ujung kabel 1 dan 2 sedangkan untuk penyurunan kabel UTP
cross over yang berubah adalah posisi 1,2,3 dan 6, jadi ganjil
ke ganjil dan genap ke genap, yang dirubah cuma 2 tempat.
Jika terjadi kesalahan pada pemasanan kabel pada konektor,
maka untuk membuat ulang harus memotong dan mengulang.

5.1.2. Peer To Peer (P2P)


Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Membuat jaringan peer to peer dengan dua komputer, tidak
perlu menggunakan perangkat hub atau switch, namun hanya
menggunakan 1 kabel UTP saja yaitu Kabel UTP Cross.
2. Kabel Cross berguna untuk menghubungkan device yang
sama. Seperti hanya menghubungkan dua komputer dimana
kedua komputer bisa menjadi server maupun client, jadi tidak
ada perbedaan antara client dan server.
IV-2

5.1.3. Konfigurasi Wireless/Accesspoint Menggunakan Cisco


Package
Tracer
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan konfigurasi Acces Point dapat kita dapatkan hasil yang
tepat dalam pemasangan wireless.
2. Sebagai sarana simulasi jaringan penghubung internet.

5.1.4. Konfigurasi Router Menggunakan Cisco Package Tracer


Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Jika komponen sudah saling terhubung menggunakan kabel
straight maka jaringan tersebut akan terhubung sehingga bisa
dilakukan routing dan router, bisa juga saling mengirim pesan
dan bisa berkomunikasi.
2. Sebagai sarana simulasi konfigurasi router.

5.1.5. Konfigurasi Router Statik Menggunakan Cisco Package


Tracer
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil
tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu
diisikan pada forwarding table di setiap router.
2. Dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk
jaringan multi-access network atau point to multipoint
sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan
menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static
route.
IV-3

5.2. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, penulis mempunyai beberapa
saran untuk mahasiswa/mahasiswi yang akan melakukan praktikum
selanjutnya, yaitu:
1. Pahami materi sebelum melakukan kegiatan praktikum, agar tidak
kebingungan saat praktikum.
2. Catat selengkap mungkin hasil dari praktikum untuk mempermudah
dalam pembuatan laporan.
3. Sebaiknya laporan praktikum sudah mulai dibuat setelah melakukan
praktikum yang pertama agar tidak mengejar-ngejar waktu dan
asistensi laporan, dan agar laporan pun selesai dengan hasil yang
terbaik.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, E. A. (2018). Perancangan Sistem Otentikasi RADIUS Pada


Pengguna Jaringan WirelessUntuk Meningkatkan Keamanan Jaringan
Komputer, 9-16.
Edy, Winarno. “Membuat Sendiri Jaringan Komputer”, Jakarta : PT Elex Media
Komputindo. 2013
Hadi, A. (2016). Administratif Jaringan Komputer. Prenada Media.
Indrarini, Dyah Irawati dkk. “Jaringan Komputer dan Data”, Jakarta :
Deepublish, 2018
Jubilee, Enterprise, “Trik Membuat Jaringan Komputer dan Wifi”, Jakarta :
PT Elex Media komputindo, 2014
Nurmawanti, N. C., Soegiarto, D., & Faruq, U. A. (2013). Pengamanan Jaringan
Wireless Menggunakan PEAP Ms CHAP V2, 214-219.
Rumalutur, S. (2014). Analisis Keamanan Jaringan Wireless LAN (WLAN)
Pada PT. PLN (Persero) Wilayah P2B Area Sorong, 48-60.
Sofana, I., Teori dan Modul Praktikum JARINGAN KOMPUTER, Modula,
Bandung, 2012

Anda mungkin juga menyukai