Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SELVI PRATIWI

NIM : 1862201353

KELAS : AKUNTANSI (6 SHIFT 3)

MATKUL : INTERPRETASI PSAK

SUMMARY PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

A. Definisi

Berikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh Perubahan
Nilai Tukar Valuta Asing :

a. Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah dari kepentingan
entitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha itu.
b. Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas anak,
perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya
dilaksanakan di suatu negara atau menggunakan mata uang selain dari mata uang entitas
pelapor.
c. Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
d. Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.
e. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu
entitas beroperasi.
f. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
g. Nilai tukar adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.
h. Nilai tukar spot adalah nilai tukar untuk pengiriman segera.
i. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset atau
menyelesaikan kewajiban antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar (arm’s length transaction).
j. Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta laibilitas yang
akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang pasti atau dapat
ditentukan.
k. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata
uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar yang berbeda.

B. Mata Uang Fungsional


Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang fungsional suatu entitas:
a. mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen
utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.
b. mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
Mata uang fungsional suatu entitas mencerminkan transaksi, kejadian dan kondisi
yang mendasari yang relevan. Sehingga, sekali ditentukan mata uang fungsional tidak
berubah kecuali ada perubahan pada transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasari
tersebut.

C. Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri


Entitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan tagihan dari atau
utang kepada suatu kegiatan usaha luar negeri. Suatu pos yang penyelesaiannya tidak
direncanakan ataupun mungkin tidak akan terjadi dimasa mendatang, pada hakekatnya
adalah bagian dari investasi neto entitas tersebut di dalam kegiatan usaha luar negeri, dan
diperlakukan sesuai dengan paragraf 30 dan 31. Pos-pos moneter ini mungkin mencakup
piutang atau utang jangka panjang. Pos-pos moneter ini tidak mencakup piutang dagang
atau utang dagang.

D. Pos Moneter dan Pos Non Moneter


1. Pos Moneter
Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau kewajiban
untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.
Contoh yang termasuk didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya harus dibayar
dalam kas, kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas, dan dividen kas
yang diakui sebagai kewajiban
Kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) jumlah variabel instrumen
ekuitas/ jumlah variabel dari aset yang nilai wajarnya harus diterima (atau diserahkan)
setara dengan suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan  pos
moneter.
2. Pos Non Moneter
Fitur utama dari dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk
menerima (atau kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap
atau dapat ditentukan.
 Uang muka
 goodwill
 Aset tak berwujud
 Aset tetap
 Kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan dengan penyerahan aset nonmoneter

E. Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam Mata Uang Fungsional


1. Pengakuan Awal

Suatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasikan atau
memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi-transaksi yang
timbul ketika suatu entitas:

a. membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu
mata uang asing.
b. meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau tagihan
didenominasikan dalam suatu mata uang asing; atau
c. memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan kewajiban yang
didenominasikan dalam suatu mata uang asing.

2. Penerapan Pengakuan Awal


Pencatatan : Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang
fungsional
Jumlah yang dihitung: Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot
antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi.

Tanggal transaksi tanggal memenuhi kriteria pengakuan

3. Penerapan pada Tanggal Pelaporan


a. Pos moneter mata uang asing harus dijabarkan menggunakan kurs penutup;
b. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam suatu mata uang asing
harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan
c. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang asing harus
dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.

4. Penerapan - Aset Tetap


Aset tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau biaya historis. Apakah jumlah
tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun berdasarkan nilai wajar, jika
jumlah nya ditentukan dalam mata uang asing maka kemudian dijabarkan kedalam
mata uang fungsional sesuai.

5. Pengakuan Selisih Nilai Tukar


Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada
penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter
tersebut dijabarkan pada pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan
keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada saat
terjadinya.
a. Selisih Nilai Tukar – Komprehensif
Jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam pendapatan
komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu
diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya, jika keuntungan atau
kerugian pos nonmoneter diakui dalam laba atau rugi, maka setiap komponen
keuntungan atau kerugian tersebut diakui dalam laba atau rugi.
b. Selisih Nilai Tukar – Investasi Neto
Selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk bagian dari
investasi neto entitas pelapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeri, diakui dalam
laba atau rugi dalam laporan keuangan tersendiri dari entitas pelapor (PSAK 4) atau
laporan keuangan individual dari kegiatan usaha luar negeri, yang mana yang tepat.
Dalam laporan keuangan yang memasukkan kegiatan usaha luar negeri dan
entitas pelapor (konsolidasi), selisih selisih kurs diakui awalnya dalam pendapatan
komprehensif lain dan direklasifikasi dari ekuitas ke laba atau rugi pada saat
pelepasan investasi neto sesuai dengan paragraf 46.

6. Perubahan Mata Uang Fungsional


Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional suatu entitas, entitas
menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara
prospektif sejak tanggal perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos
nonmoneter dianggap sebagai biaya historis entitas

F. Pengaruh Pajak atas Semua Selisih Nilai Tukar


Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai tukar
yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas (termasuk suatu
kegiatan usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang berbeda mungkin memiliki
pengaruh pajak. PSAK 46 diterapkan ke pengaruh pajak ini.

G. Kesimpulan
Valuta Asing memudahkan transaksi yang dilakukan antar dua pihak dengan
penggunaan mata uang yang tdiak sama untuk melakukan transaksi. Pengukuran dan
pengungkapan yang diterpakan dengan menggunakan valuta asing diatur dalam PSAK 10
ini. Ketika terdapat suatu perubahan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor
maupun dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang signifikan, fakta tersebut dan alasan
untuk perubahan dalam mata uang fungsional harus diungkapkan.
Pengaturan mengenai valuta asing ini juga terkait pada saat entitas menyajikan
laporan keuangannya dalam suatu mata uang yang berbeda dari mata uang fungsionalnya,
entitas harus menjelaskan bahwa laporan keuangan mereka tunduk pada SAK hanya jika
entitas mematuhi semua persyaratan dari setiap Pernyataan dan setiap Interpretasi dari
Pernyataan yang berlaku termasuk metode penjabaran.

Referensi
https://www.academia.edu/9075541/PSAK_10_PENGARUH_PERUBAHAN_NILAI_
TUKAR_VALUTA_ASING

Anda mungkin juga menyukai